PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 08 TAHUN 2013 TENTANG IZIN MENDIRIKAN PERUSAHAAN PENGANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 6 TAHUN 2006 SERI : E NOMOR : 2

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : E

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PERATURAN DAERAH KOTA PONTIANAK NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG

BUPATI SUKABUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 13 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN CILACAP

PEMERINTAH KOTA SURABAYA PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 6 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN TEMPAT PELELANGAN IKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 6 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN GANGGUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : C

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM DALAM TRAYEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO,

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA SELATAN

RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 11 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLUNGKUNG,

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN TRAYEK

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN FASILITAS PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 15 TAHUN TAHUN 2010 TENTANG PERIZINAN DIBIDANG ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

- 1 - PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI BANGKA TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT NOMOR 22 TAHUN 2012 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT KHUSUS PARKIR DI KABUPATEN CILACAP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

WALIKOTA KENDARI PERATURAN DAERAH KOTA KENDARI NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEDIRI NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI NUNUKAN PROVINSI KALIMANTAN UTARA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DI KABUPATEN CILACAP

SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR 22 TAHUN 2012 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN MENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DI KABUPATEN CILACAP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENDAFTARAN PENDUDUK DAN PENCATATAN SIPIL

DALAM DAERAH KABUPATEN BERAU.

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN IZIN USAHA ANGKUTAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG IZIN USAHA PENGGILINGAN PADI, HULLER DAN PENYOSOHAN BERAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 67 TAHUN 2013 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG TAHUN 2011 S A L I N A N

BUPATI BUTON PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI TEMPAT PELELANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA BONTANG NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UNTUK UMUM

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN GRESIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 22 TAHUN 2011

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PARKIR DI KABUPATEN SIDOARJO

PEMERINTAH KABUPATEN SITUBONDO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK AIR TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEMBRANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG RETRIBUSI IZIN TRAYEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG TERMINAL BARANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

BUPATI PACITAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN,

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

WALIKOTA PALANGKA RAYA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBONG NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RETRIBUSI TERMINAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBONG,

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR

RAMBU LALU LINTAS JALAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA NOMOR 16 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 15 TAHUN 2005 TENTANG PENJUALAN, PEMILIKAN DAN PENGGUNAAN GERGAJI RANTAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH TENTANG IZIN USAHA ALAT ANGKUTAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH,

Dok. Informasi Hukum-JDIH Biro Hukum Setda Prop Jatim /2006 1

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURWOREJO, Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan ketertiban umum khususnya di bidang usaha angkutan di Daerah, maka pemerintah Daerah perlu mengatur Usaha Angkutan; b. bahwa dalam penyelenggaraan usaha angkutan di Daerah, masyarakat perlu mendapat jaminan perlindungan hukum dan persaingan usaha yang sehat melalui penerbitan Izin Usaha Angkutan; c. bahwa penerbitan Izin Usaha Angkutan di Kabupaten Purworejo sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Angkutan, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, tuntutan kebutuhan masyarakat dan perubahan peraturan perundangundangan yang berlaku, sehingga Peraturan Daerah tersebut perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan membentuk Peraturan Daerah yang baru; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Angkutan; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah; 1

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN PURWOREJO dan BUPATI PURWOREJO MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Purworejo. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Purworejo. 4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menangani urusan Perhubungan. 5. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat Kepala SKPD adalah Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Purworejo yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menangani urusan Perhubungan. 6. Badan Usaha adalah sekumpulan orang dan/ atau modal yang merupakan kesatuan, melakukan usaha di bidang tertentu yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) atau koperasi. 2

7. Angkutan adalah setiap Kendaraan bermotor umum yang dipergunakan untuk angkutan orang atau barang. 8. Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. 9. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan bermotor roda 4 (Empat) atau lebih yang memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan untuk dipergunakan sebagai angkutan orang atau barang dengan dipungut bayaran. 10. Angkutan Penumpang Umum adalah setiap kendaraan bermotor umum yang dipergunakan untuk angkutan orang dengan dipungut bayaran. 11. Angkutan Barang Umum adalah setiap kendaraan bermotor umum yang dipergunakan untuk angkutan barang dengan dipungut bayaran. 12. Usaha Angkutan adalah bidang usaha dengan kegiatan usaha berupa jasa pemindahan orang atau barang dari suatu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan bermotor umum. 13. Izin Usaha Angkutan yang selanjutnya dapat disebut Izin adalah izin yang diberikan oleh Bupati untuk melakukan kegiatan usaha angkutan. 14. Kartu Izin Usaha Angkutan adalah kutipan dari Izin Usaha Angkutan yang wajib dibawa oleh pengemudi kendaraan angkutan umum sebagai bukti kepemilikan Izin. 15. Penyidikan tindak pidana di bidang Izin Usaha Angkutan yang selanjutnya dapat disebut Penyidikan adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang Izin Usaha Angkutan yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 16. Penyidik adalah Pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyidikan. 17. Penyidik Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PPNS adalah penyidik Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Pemerintah Daerah yang diberi wewenang khusus oleh undangundang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan Daerah. BAB II IZIN USAHA ANGKUTAN Pasal 2 (1) Setiap orang atau Badan Usaha yang melakukan kegiatan usaha angkutan wajib memiliki Izin Usaha Angkutan. (2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diberikan oleh Bupati. (3) Bupati dapat melimpahkan kewenangan pemberian Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kepada Kepala SKPD. 3

Pasal 3 (1) Pemegang Izin yang menambah jumlah armada, meremajakan armada atau armada diubah statusnya menjadi bukan kendaraan angkutan, harus mengajukan Izin baru. (2) Pemegang Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang tidak mengajukan Izin baru, dikenakan sanksi administrasi berupa pencabutan izin. BAB III PROSEDUR PERMOHONAN IZIN DAN PENERBITAN IZIN Pasal 4 (1) Permohonan Izin Usaha Angkutan disampaikan secara tertulis kepada Bupati melalui SKPD. (2) Tata cara permohonan Izin dan Penerbitan Izin, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 5 (1) Bupati memberikan Izin Usaha Angkutan setelah memperoleh pertimbangan tertulis dari SKPD. (2) Untuk memberikan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SKPD mengadakan penelitian mengenai : a. Izin Mendirikan Bangunan dengan fungsi bangunan sebagai Garasi Angkutan Umum; b. Izin Gangguan untuk mendirikan Usaha Angkutan; c. jumlah kendaraan dan persyaratan-persyaratan teknis kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan sebagai angkutan; d. faktor keseimbangan antara penawaran dan permintaan jasa angkutan bagi permohonan Izin untuk Angkutan Penumpang. Pasal 6 (1) Izin Usaha Angkutan diberikan atas nama perorangan atau Badan Usaha sebagai Pemegang Izin. (2) Setiap pemegang Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilarang mengalihkan kepemilikan Izin kepada pihak lain. (3) Pengalihan kepemilikan Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan Izin. 4

BAB IV PERSYARATAN PERMOHONAN IZIN Pasal 7 (1) Untuk mendapatkan Izin Usaha Angkutan, pemohon diharuskan memenuhi persyaratan sebagai berikut: a. persyaratan umum Pemohon adalah perorangan Warga Negara Indonesia, atau Badan Usaha yang didirikan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. persyaratan khusus: 1. Permohonan Izin untuk melakukan kegiatan usaha angkutan penumpang umum, harus dilampiri dengan: a) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b) akta otentik pendirian Badan Usaha yang mencantumkan bidang usaha angkutan penumpang umum bagi Pemohon berbentuk Badan Usaha; c) Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi pemohon perorangan; d) Izin Mendirikan Bangunan dengan fungsi bangunan sebagai garasi Kendaraan Bermotor Umum; e) Izin Gangguan untuk mendirikan usaha angkutan; f) surat pernyataan kesanggupan untuk memiliki atau menguasai paling sedikit 5 (Lima) buah kendaraan bermotor sebagai Angkutan Penumpang Umum; g) surat pernyataan tidak akan mempergunakan jalan umum untuk berpangkal. 2. Permohonan Izin untuk melakukan kegiatan usaha angkutan barang umum, harus dilampiri dengan: a) Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP); b) akta otentik pendirian Badan Usaha yang mencantumkan bidang usaha angkutan barang umum bagi Pemohon berbentuk Badan Usaha; c) Kartu Tanda Penduduk (KTP) bagi pemohon perorangan; d) Izin Mendirikan Bangunan dengan fungsi bangunan sebagai garasi Kendaraan Bermotor Umum; e) Izin Gangguan untuk mendirikan usaha angkutan; f) surat pernyataan tidak akan mempergunakan jalan umum untuk berpangkal. (2) Ketentuan persyaratan mengenai Izin Usaha Angkutan diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. 5

BAB V JANGKA WAKTU BERLAKUNYA IZIN Pasal 8 (1) Izin Usaha Angkutan berlaku untuk jangka waktu 5 (Lima) tahun. (2) Guna pemantauan, pengawasan serta pembinaan terhadap Usaha Angkutan, maka Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) wajib di daftar ulang setiap 1 (Satu) tahun sekali. BAB VI KARTU IZIN USAHA ANGKUTAN Pasal 9 (1) Guna pemantauan, pengawasan serta pembinaan terhadap Usaha Angkutan, maka terhadap setiap kendaraan angkutan dari Usaha Angkutan yang telah memiliki Izin, diterbitkan Kartu Izin Usaha Angkutan. (2) Kartu Izin Usaha Angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berlaku untuk jangka waktu 1 (Satu) tahun. (3) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara penerbitan Kartu Izin Usaha Angkutan, diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. Pasal 10 Kartu izin usaha angkutan harus selalu berada pada kendaraan yang bersangkutan dan sebagai bukti kepemilikan Izin serta alat pengawasan di jalan. BAB VII LAPORAN Pasal 11 (1) Pemegang Izin harus membuat dan menyampaikan laporan tertulis secara periodik setiap tahun atas kegiatan usahanya kepada Bupati melalui SKPD. 6

(2) Penyampaian laporan tersebut dalam ayat (1), dapat disertai saran/ usul mengenai peningkatan tertib dan keamanan lalu lintas. (3) Pemegang Izin yang tidak membuat dan menyampaikan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat dikenakan sanksi administratif berupa pencabutan izin setelah didahului dengan peringatan tertulis. (4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3), diatur lebih lanjut dalam Peraturan Bupati. BAB VIII PENYIDIKAN Pasal 12 (1) Penyidik Kepolisian Negara Republik Indonesia dan/ atau PPNS tertentu berwenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (2) PPNS tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah PPNS yang mempunyai kewenangan untuk melakukan penyidikan tindak pidana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud Pada ayat (1) berwenang untuk: a. melakukan pemeriksaan atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan Kendaraan Bermotor Umum yang pembuktiannya memerlukan keahlian dan peralatan khusus; b. melakukan pemeriksaan atas pelanggaran perizinan angkutan orang dan/atau barang dengan Kendaraan Bermotor Umum; c. melakukan pemeriksaan atas pelanggaran muatan dan/atau dimensi Kendaraan Bermotor dengan alat penimbangan yang dipasang secara tidak tetap; d. melarang atau menunda pengoperasian Kendaraan Bermotor Umum yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan; e. meminta keterangan dari Pengemudi, pemilik Kendaraan Bermotor Umum, atau Usaha Angkutan atas pelanggaran persyaratan teknis dan laik jalan, pengujian Kendaraan Bermotor, dan perizinan;dan/atau f. melakukan penyitaan surat tanda lulus uji dan/atau Kartu Izin Usaha Angkutan atas pelanggaran sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c dengan membuat dan menandatangani berita acara pemeriksaan. 7

(4) Kewenangan PPNS sebagaimana dimaksud pada ayat (3), dilaksanakan di Terminal atau di jalan. (5). Dalam hal kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dilaksanakan di jalan, PPNS wajib berkoordinasi dengan dan harus didampingi oleh Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia. BAB IX KETENTUAN PIDANA Pasal 13 (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), diancam pidana kurungan paling lama 3 (Tiga) bulan dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta Rupiah). (2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah pelanggaran. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 14 Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini: a. Izin Usaha Angkutan yang telah diterbitkan sebelum diundangkannya Peraturan Daerah ini dinyatakan tetap berlaku sampai dengan masa berlakunya berakhir; b. Izin Usaha Angkutan yang telah berakhir masa berlakunya sebagaimana dimaksud pada huruf a, apabila Usaha Angkutan yang bersangkutan tetap akan melanjutkan usahanya wajib mengajukan permohonan izin baru sesuai ketentuan dalam Peraturan Daerah ini. c. Usaha Angkutan yang ada di Kabupaten Purworejo yang belum mempunyai Izin Usaha Angkutan, wajib mengajukan permohonan Izin Usaha Angkutan paling lambat 1 (Satu) tahun sejak tanggal diundangkannya Peraturan Daerah ini. 8

BAB XI KETENTUAN PENUTUP Pasal 15 Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku, Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Angkutan (Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo Tahun 2003 Nomor 3), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 16 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Purworejo. Diundangkan di Purworejo pada tanggal 27 Februari 2014 Ditetapkan di Purworejo pada tanggal 27 Februari 2014 BUPATI PURWOREJO, TTD MAHSUN ZAIN SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN PURWOREJO, TTD TRI HANDOYO LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2014 NOMOR 2 SERI E NOMOR 2 9

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR : 2 TAHUN 2014 TENTANG IZIN USAHA ANGKUTAN I. PENJELASAN UMUM Sebagai salah satu komponen sistem perhubungan nasional pada hakekatnya angkutan umum menyangkut hajat hidup orang banyak karena digunakan untuk seluruh masyarakat. Dalam kedudukan dan peranan yang demikian sudah selayaknya apabila Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya memberikan pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap usaha Angkutan Umum sehingga dapat diselenggarakan secara tertib, berhasil guna dan berdaya guna. Dalam upaya pengaturan, pengendalian dan pengawasan terhadap Usaha Angkutan Umum, maka Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk menerbitkan Izin Usaha Angkutan yang diberikan kepada usaha Angkutan Umum di Daerah yang memenuhi syarat sesuai ketentuan yang berlaku. Penerbitan Izin Usaha Angkutan di Kabupaten Purworejo telah diatur dengan Peraturan Daerah Kabupaten Purworejo Nomor 3 Tahun 2003 tentang Izin Usaha Angkutan, namun sejalan dengan perkembangan keadaan dan semakin meningkatnya tuntutan pelayanan kepada masyarakat serta dengan terjadinya perubahan peraturan perundang-undangan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan, maka Peraturan Daerah tersebut sudah tidak sesuai lagi sehingga perlu ditinjau kembali dan disesuaikan dengan membentuk Peraturan Daerah yang Baru. Berdasarkan pertimbangan dan dasar pemikiran sebagaimana tersebut di atas, maka Pemerintah Daerah memandang perlu untuk membentuk Peraturan Daerah tentang Izin Usaha Angkutan. 10

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 ayat (1) ayat (2) ayat (3) Pelimpahan kewenangan pemberian izin didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas pelayanan. Pelimpahan kewenangan pemberian Izin ditetapkan dengan Keputusan Bupati. Pasal 3 Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 ayat (1) Cukup jelas ayat (2) Perusahaan angkutan yang telah diberikan Izin, selama beroperasi sering mengalami perubahan - perubahan yang mendasar baik yang menyangkut kuantitas/ kualitas maupun tingkat pelayanannya. Untuk itu dalam rangka pemantauan, evaluasi, dan pembinaan, setiap kurun waktu 1 (Satu) tahun perlu diadakan daftar ulang. Pasal 9 Pasal 10 Pasal 11 Pasal 12 ayat (1) ayat (2) Cukup jelas ayat (3) huruf a huruf b 11

huruf c Yang dimaksud dengan alat penimbangan yang dipasang secara tidak tetap adalah alat penimbangan kendaraan bermotor yang dapat dipindah-pindahkan. huruf d huruf e huruf f ayat (4) ayat (5) Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 12