BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping

dokumen-dokumen yang mirip
Laboratorium 7 orang petugas, dan Instalasi Gizi 11 orang petugas. Setiap

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas

The Relations of Knowledge and The Adherence to Use PPE in Medical Service Employees in PKU Muhammadiyah Gamping Hospital.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, dengan desain

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

LAMPIRAN 1 LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

Kesimpulan: Terdapat hubungan yang signifkan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kepatuhan perawat dalam pelaksanaan SOP pemasangan urin.

BAB IV HASIL PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (Informed Consent)

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional pendekatan retrospektif. Studi cross sectional merupakan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. fraktur around hip yang menjalani perawatan rutin.

BAB 1 PENDAHULUAN. virus, bakteri, dan berbagai penyebab penyakit lainnya yang dapat

BAB III METODE PENELITIAN. secara observasional analitik dengan rancangan cross sectional untuk menilai

BAB V PEMBAHASAN. 45 tahun. Usia atau umur menurut suma mur (1993) tenaga kerja yang tidak. perhatian khusus dalam melakukan pekerjaannya.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan case control.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB I PENDAHULUAN. obat-obatan dan logistik lainnya. Dampak negatif dapat berupa kecelakaan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DENGAN PRAKTIK PERAWAT DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DIRUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT ISLAM KENDAL

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

Kata kunci : Rumah Sakit, Infeksi Nosokomial, Antiseptic Hand rub Kepustakaan : 55 (15 Jurnal+20 Buku+6 Skrispi & tesis+14 Website)

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian non-eksperimental dan bersifat deskriptif. Data diambil

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian

HUBUNGAN MUTU DAN FASILITAS PELAYANAN DI RUANG PERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN BPJS KELAS III DI RUMAHSAKIT PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Ruang Rawat Inap Kelas III

BAB VI HASIL PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kolaborasi dengan berbagai pihak. Hal ini membuat perawat berada pada

BAB III METODE PENELITIAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. B yang berkedudukan di jalan Prof. Dr. H. Aloei Saboe Nomor 91 RT 1 RW 4

BAB III METODE PENELITIAN. melalui pengujian hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN UPAYA PENCEGAHAN KESALAHAN PEMBERIAN OBAT DI RUANG TERATAI RSUD DR. SOEGIRI LAMONGAN

GAMBARAN PERILAKU PERAWAT DALAM PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan penelitian analitik obeservasional

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian kuantitatif. Menggunakan desain penelitian Metode

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melakukan penelitian dan pengambilan data di bangsal Marwah. Bangsal

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. inklusi penelitian. Subyek penelitian ini terdiri dari kelompok kasus dan

BAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data

PERSEPSI TERHADAP APD

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI PENGGUNAAN APD DI RUMAH SAKIT SYAFIRA

BAB I PENDAHULUAN. paripurna. Keseluruhan persyaratan tersebut harus direncanakan sesuai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan tingkat kreativitas pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif observasional. Penelitian dilakukan untuk melihat ketepatan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. defisiensi besi sebanyak 25 sebagai kasus dan 37 anak dengan Hb normal

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN UNIVERSAL PRECAUTION INTISARI. Devi Permatasari*

BAB III METODA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan asuhan keperawatan juga tidak disertai pendokumentasian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit swasta yang merupakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. perawat berada pada posisi yang ideal untuk memantau respon obat pada pasien,

PANDUAN IDENTIFIKASI PASIEN

TINJAUAN PENGGUNAAN SISTEM PENJAJARAN DRM DENGAN METODE SNF (STRAIGHT NUMERICAL FILLING) DI FILLING RUMAH SAKIT ISLAM MUHAMMADIYAH KENDAL

BAB III METODA PENELITIAN. 1. Ditinjau dari tujuan yang akan dihadapi yaitu mengetahui hubungan. hubungan antara variabel (Nursalam, 2003)

Yane Liswanti 1Program Studi DIII Analis KesehatanSTIKes BTH Tasikmalaya *Coresponding author : ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN. ketidaknyamanan yang berkepanjangan sampai dengan kematian. Tindakan

BAB I PENDAHULUAN. perawatan. Tindakan pemasangan infus akan berkualitas apabila dalam

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun

BAB III METODE PENELITIAN. (penelitian semu) dengan rancangan desain pretes-postes. dengan kelompok kontrol di RS PKU Muhammadiyah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian dan kecacatan secara terpadu dengan melibatkan berbagai multi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gamping, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. dimana milik Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian ini adalah kasus dan kontrol, 13

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. design dengan rancangan time series design, dimana dilakukan beberapa

BAB III KERANGKA PENELITIAN. membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

HASIL PENELITIAN 1. Analisis Univariat. a. Gambaran Kepuasan Pasien Jamkesmas Pada Pelayanan Keperawatan

Kata kunci: pengetahuan, sikap, kepatuhan, perawat, penggunaan APD.

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II. METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di klinik RSUD Gunung Jati Cirebon, dengan populasi

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam khususnya Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam kriteria penelitian atau masuk dalam drop out sehingga tersisa 105

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan desain penelitian deskriptif korelatif yaitu untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ejournal Keperawatan (ekp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

Lampiran 1. Data Penelitian. Karakteristik Responden Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April hingga bulan Juli tahun 2016 di RS PKU Muhammadiyah Gamping yang merupakan salah satu Rumah Sakit Umum milik yayasan Muhammadiyah a yang terletak di jl. Wates Km 5,5, Sleman, Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan rumah sakit pendidikan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping adalah rumah sakit pendidikan tipe c yang memiliki unit hemodialisis yang memiliki 25 mesin hemodialisis yang terdiri dari 22 mesin hemodialisis untuk umum, 2 mesin hemodialisis untuk positif hepatitis, dan 1 mesin hemodialisis untuk emergency case. Pada unit hemodialisis terdapat 10 perawat terdiri dari 5 orang perawat laki-laki dan 5 orang perawat perempuan yang sudah terlatih dan mempunyai sertifikat hemodialisis. Unit hemodialisis dipimpin oleh satu orang kepala perawat. Jam kerja unit hemodialisis dimulai pukul 07.00 hinga 19.00 WIB yang terbagi menjadi 2 shift yaitu shift pagi dan shift sore. 65

66 2. Deskripsi Subjek Penelitian Subyek penelitian ini adalah seluruh petugas unit hemodialisis yang bekerja di RS PKU Muhammadiyah Gamping (total sampling) yang memenuhi kriteria inklusi penelitian. Subyek penelitian sebanyak 10 perawat yang terdiri dari 5 orang perawat laki-laki dan perawat perempuan sebanyak 5 orang. Berdasarkan teori Robbins (2008) mengemukakan tidak ada perbedaan yang konsisten antara pria dan wanita dalam kemampuan memecahkan masalah, ketrampilan analisis, dorongan kompetitif, motivasi, sosiabilitas, atau kemampuan belajar (Putra dan Yuliarini, 2010).Kemudian dari 10 orang perawat, terdapat 9 orang dengan pendidikan terakhir D3 dan 1 orang dengan pendidikan terakhir S1. Data tersebut didapatkan dari survey secara langsung di RS PKU Muhammadiyah Gamping dengan karakteristik sebagai berikut: Tabel 5. Karakteristik perawat unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan jenis kelamin. No Jenis Kelamin Jumlah Persentase 1 Laki-laki 5 50% 2 Perempuan 5 50% Total 10 100% Tabel 6. Karakteristik perawat unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping berdasarkan tingkat pendidikan. No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase 1 D3 9 90% 2 S1 1 10% Total 10 100%

67 3. Deskripsi Data Penelitian a. Pengetahuan Penggunaan APD Dari data penelitian ini diperoleh dari 10 responden yang merupakan seluruh perawat unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping. Data pengetahuan penggunan APD yang diperoleh dari kuesioner yang berisi 15 pertanyaan mengenai APD secara umum. Dari hasil kuesioner didapatkan hasil sebagai beikut: Tabel 7. Hasil Kuesioner Pengetahuan Pengggunaan APD No. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X 55 % KURANG BAIK 0 0 2 56% X 74% CUKUP 2 20% 3 X 75% BAIK 8 80% Apabila digambarkan dalam diagram, maka diperoleh gambar diagram batang pengetahuan penggunaan APD perawat unit hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagai berikut:

68 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Kurang Cukup Baik Gambar 3. Diagram Pengetahuan Penggunaan APD Perawat Unit Hemodialisis. Dari tabel dan gambar tersebut diperoleh sebanyak 8 responden (80%) mempunyai pengetahuan baik, 2 responden (20%) mempunyai pengetahuan cukup, dan tidak ada responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik. Frekuensi pengetahuan terbanyak adalah kategori tinggi yaitu 80% dari total responden, sehingga dapat disimpulkan bahwa pengetahuan penggunaan APD pada perawat unit hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagian adalah baik. b. Kepatuhan Penggunaan APD Data kepatuhan penggunaan APD didapatkan dari observasi peneliti secara langsung selama perawat unit hemodialisis bertugas. Dari hasil observasi didapatkan data sebagai berikut:

69 Tabel 8. Hasil Observasi Kepatuhan Penggunaan APD No. Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase 1 X 74% TIDAK PATUH 2 20% 2 X 75% PATUH 8 80% Apabila digambarkan dalam diagram, maka diperoleh gambar diagram batang pengetahuan penggunaan APD perawat unit hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagai berikut: 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Tidak Patuh Patuh Gambar 4. Diagram Kepatuhan Penggunaan APD Perawat Unit Hemodialisis Dari tabel dan gambar tersebut diperoleh sebanyak 2 responden (20%) tidak patuh dan 8 responden (80%) patuh. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kepatuhan penggunan APD pada perawat RS PKU Muhammadiyah Gamping sebagian besar adalah patuh.

70 4. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD pada Perawat Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping Uji statistik diperlukan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sebelumnya penulis akan menggunakan chi-square untuk mengetahui adakah hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping. Namun karena nilai tingkat pengetahuan cukup pada petugas yang patuh adalah 0 (jumlah sel <5), maka dilakukan fisher s exact test. Dalam uji ini akan menguji hipotesis pertama bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada perawat unit hemodialisis di RS PKU Muhamamdiyah Gamping. Hipotesis pertama dapat diterima atau ditolak dengan cara membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dari uji statistik Fisher s Exact Test dengan 0,05. Apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih besar dari 0,05 (>0,05) maka hipotesis pertama ditolak dan apabila nilai signifikansi yang diperoleh lebih kecil dari 0,05 (<0,05) maka hipotesis pertama diterima. Selain menguji hipotesis pertama, penelitian ini juga menguji hipotesis kedua yaitu semakin tinggi pengetahuan perawat unit hemodialisis mengenai APD, maka semakin tinggi pula kepatuhan perawat terhadap penggunaan APD di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping, dengan cara melihat hasilnya pada tabel Fisher s Exact Test.

71 Berikut hasil uji statistik Fisher s Exact Test yang dioperoleh dari hasil penelitian: Tabel 9. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan APD Pengetahuan penggunaan Tingkat Pengetahuan APD terhadap kepatuhan Baik Cukup Total penggunaan APD N % N % N % Patuh 8 80 0 0% 8 80% % Tidak patuh 0 0% 2 20% 2 20% Total 8 80 % 2 20% 10 100% Signifikansi = 0,022 α = 0,05 Dari analisis tersebut didapatkan nilai signifikansi = 0,022 atau p= 0,022. Didapatkan p= 0,022 < 0,05, jika nilai signifikansi < 0,05 maka hipotesis pertama diterima yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD pada petugas unit hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Pada tabel tersebut, dapat diamati bahwa sebagian besar petugas dengan pengetahuan baik adalah patuh dan sebagian petugas dengan pengetahuan cukup adalah tidak patuh. Data yang penulis gunakan berdistribusi tidak normal, maka dari itu penulis menggunakan spearman corelation. Dari analisis tersebut didapatkan nilai signifikansi = 0,013 atau p= 0,013, didapatkan signifikansi 0,013 < 0,05. Jika signifikansi <0,05 maka hipotesis kedua diterima yaitu semakin tinggi pengetahuan petugas mengenai APD, maka semakin tinggi kepatuhan petugas terhadap penggunaan APD di unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping.

72 B. Pembahasan 1. Pengetahuan Penggunaan APD Pengetahuan adalah hasil dari perilaku manusia yang terjadi setelah penginderaan dari objek tertentu (Notoadmojo, 2007). Pada dasarnya manusia selalu mencari kebenaran untuk suatu pengetahuan yang baru dan pengetahuan inilah yang mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa dari 10 responden terdapat 8 orang (80%) mempunyai pengetahuan baik, 2 orang (20%) mempunyai pengetahuan cukup, dan tidak terdapat responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden yaitu petugas unit hemodialisis RS PKU Muhammadiyah Gamping mempunyai pengetahuan mengenai penggunaan APD yang baik. Tingkat pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut Notoatmodjo (2007), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Latar belakang pendidikan terakhir seseorang dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan karena pendidikan akan mempengaruhi proses belajar seseorang. Semakin tinggi pendidikan maka akan semakin mudah seseorang tersebut dalam menerima sebuah informasi. Semakin banyak informasi yang diterima, maka semakin banyak pula pengetahuan yang didapat. Namun perlu ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berati mutlak berpengetahuan rendah. Berdasarkan latar

73 belakang pendidikan terakhir responden adalah S1 sebanyak 1 orang, dan D3 sebanyak 9 orang. Hal ini sejalan dengan penelitian Ningsih, dkk (2013) dimana nilai p value < α (0,05) tablel (0,002 < 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan tingkat pengetahuan dan motivasi dengan perilaku pencegahan tentang infeksi nosokomial oleh perawat. Penelitian lain juga menyebutkan ada hubungan signifikan antara pengetahuan, motivasi, dan supervisi dengan kinerja perawat pelaksana dalam pencegahan infeksi nosokomial di Instalasi Rawat Inap RSUD Haji Makassar dimana hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan (p=0,000), motivasi (p=0,000), dan supervisi (p=0,000) (Abdullah, 2012). 2. Kepatuhan Penggunaan APD Kepatuhan adalah suatu perilaku dalam menepati suatu anjuran terhadap kebiasaan sehari-harinya dan dinilai dengan score penelitian suatu kepatuhan dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,dimana pendidikan merupakan suatu dasar utama dalam keberhasilan pencegahan atau pengobatan (Tjokroprawiro, 2002). Dari data hasil observasi dari 10 responden didapatkan 8 (80%) perawat patuh dan 2 (2%) perawat tidak patuh dalam menggunakan APD pada saat bertugas. Berdasarkan survey yang dilakukan peneliti pada unit hemodialisis terdapat beberapa alasan perawat unit hemodialisis tidak menggunakan APD ketika bekerja dikarenakan tidak tersedianya APD pada unit hemodialisis dan tidak ada indikasi penggunaan alat pelindung diri saat mereka bekerja juga karena kurangnya perhatian terhadap kebijakan penggunaan APD dari pihak

74 rumah sakit. Seperti penggunaan APD berupa masker yang hanya dipakai ketika perawat sedang sakit agar tidak menularkan kepada pasien, alasan lain perawat yang tidak memakai masker karena merasa tidak nyaman saat berbicara dengan pasien apabila memakai masker saat bertugas. Penggunaan apron untuk mencegah percikan darah dari pasien tidak digunakan karena tidak tersedianya apron dari pihak rumah sakit, namun perawat tahu pentingnya penggunaan apron sendiri untuk bertugas. Ketidaktersediaan APD berupa topi, googles, gaun/apron merupakan alasan para perawat unit hemodialisis tidak menggunakan salah satu APD tersebut. Dari pihak unit hemodialisis sudah mengajukan namun belum disediakan oleh pihak rumah sakit. Begitulah kira-kira alasan perawat unit hemodialisis yang telah peneliti amati. Kebijakan yang mengatur petugas medis untuk menggunakan APD harus menyatakan secara jelas bahwa APD sangat dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk melindungi dirinya dan wajib dipatuhi, tidak hanya kebijakan namun ketersediaan APD pun harus dilengkapi untuk mendukung kepatuhan penggunaan APD yang baik pada perawat unit hemodialisis. Kebijakan rumah sakit yang ada tentang APD secara tertulis berupa buku panduan menggunakan APD namun masih belum spesifik. Pihak rumah sakit juga perlu mempertimbangkan beberapa hal dalam membuat kebijakan tentang APD diantaranya kesesuaian, standar, kenyamanan, sosialisasi dan evaluasi. Pihak rumah sakit juga perlu menyediakan APD yang sesuai dengan jenis risiko bahaya yang ada di lingkungan kerja untuk melindungi perawat dari risiko kecelakaan dan

75 penyakit akibat kerja. APD yang disediakan harus memenuhi standar yang telah ditetapkan dan nyaman digunakan oleh perawat sehingga tidak mengganggu proses pekerjaan. Penyediaan APD juga harus disosialisasikan salah satunya dengan mengadakan pelatihan khusus tentang APD. Pihak rumah sakit juga harus terus mengevaluasi kebijakan APD yang telah diterapkan secara berkala. Selain faktor yang sudah dijelaskan di atas, ternyata pendidikan pun berperan terhadap kepatuhan seseorang, pendidikan merupakan salah satu faktor pada karakteristik perawat yang akan mempengaruhi perilaku. Pendidikan juga akan mempengaruhi perawat dalam upaya mencegah penyakit dan meningkatkan kemampuan memelihara kesehatan sehingga menjadi faktor yang mendukung perawat patuh menggunakan APD. Patuh menggunakan APD berarti perawat berupaya memelihara kesehatannya dan melindungi diri dari bahaya keselamatan dan kesehatan kerja. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Humau (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pendidikan tenaga kerja dengan kepatuhan menggunakan APD. Penelitian yang dilakuka oleh Jannah (2009) juga menyatakan hal yang sama tentang kuat hubungan pendidikan dengan kepatuhan menggunakan APD yang rendah. Pendidikan memang tidak berpengaruh langsung dengan kepatuhan menggunakan APD tetapi hanya mempengaruhi pola pikir perawat. Cara berpikir perawat yang dimaksud adalah perawat dapat memahami bahaya yang ada di tempat kerja dan cara mengatasinya misalnya dengan menggunakan APD. Hasil

76 penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi bagi rumah sakit untuk merekrut perawat yang memiliki pendidikan yaitu S1 dan D3 keperawatan karena akan lebih mudah diarahkan untuk patuh menggunakan APD, karena memiliki dasar pengetahuan tentang APD. 3. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Penggunaan Alat Pelindung Diri pada Perawat Unit Hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari uji fisher s exact diperoleh nilai signifikansi 0,022 yang berarti nilai tersebut lebih kecil dari 0,05. Ini berarti terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri pada perawat unit hemodialisis di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang baik mengnenai alat pelindung diri. Setelah seseorang memiliki pengetahuan, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahuinya dalam bentuk sikap. Proses selanjutnya diharapkan seseorang tersebut akan melaksanakan dan mempraktikkan sesuatu yang disebut dengan perilaku (Notoatmodjo, 2010). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asti (2012) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri dengan signifikansi 0,000. Pengetahuan memegang pemeran penting dalam mempengaruhi seseorang untuk mengadopsi apa manfaat penggunaan alat pelindung diri bagi diri sendiri dan orang lain. Pada penelitian yang dilakukan oleh Anawati dkk

77 (2013) juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri dengan nilai signifikansi 0,008. Hal ini juga sejalan dengan penelitian Lulu (2013) hasil analisis membuktikan ada korelasi yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang kesehatan keselamatan kerja dengan kepatuhan penggunaan alat pelindung diri yaitu p = 0,026. Namun pengetahuan responden yang baik belum tentu menyebabkan individu tersebut patuh, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Putra (2012) yang menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan kepatuhan penggunaan APD dengan Signifikansi 0,465. Hal ini disebabkan karena terdapat faktor lain selain pengetahuan yang dapat mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD. C. Keterbatasan Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pembatasan masalah agar permasalahan menjadi fokus dan tidak melebar luas, namun demikian dalam penulisan karya tulis ilmiah tentu saja terdapat kekurangan dan keterbatasan penelitian. Keterbatasn yang dialami peneliti selama melakukan penelitian ini yaitu pengambilan data yang belum dilakukan secara menyeluruh untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam dari responden. Data yang diambil hanya berdasarkan jawaban kuesioner sehingga faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pengetahuan tidak dapat diungkap secara menyeluruh. Selain itu pada pengambilan data kepatuhan dengan observasi secara langsung juga ada kemungkinan pada saat observasi responden sedang

78 melepas APD yang digunakan atau bisa juga pada saat obserevasi petugas sengaja memakai APD karena mengetahui kalau akan dilakukan observasi kepatuhan. Sulitnya mendapatkan informasi dari dokter yang bertugas dikarenakan keterbatasan waktu dan padatnya jadwal di rumah sakit.