Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar

dokumen-dokumen yang mirip
Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 3, No. 3, Juli 2014, Hal

PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI DESA PLERET, KECAMATAN PLERET, KABUPATEN BANTUL

Unnes Physics Journal

Studi Lapisan Batuan Bawah Permukaan Kawasan Kampus Unsyiah Menggunakan Metoda Seismik Refraksi

Analisis Struktur Bawah Permukaan Dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Di Universitas Tadulako

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK ANALISA LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN PADA DAERAH BABARSARI, KABUPATEN SLEMAN, YOGYAKARTA

PENENTUAN TINGKAT KEKERASAN BATUAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DETERMINATION OF ROCKS DENSITY LEVEL USING SEISMIC REFRACTION METHOD

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

PENENTUAN KEDALAMAN BATUAN DASAR DI SEISMIK REFRAKSI

JURNAL SKRIPSI GEOFISIKA

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

Komputasi Geofisika 1: Pemodelan dan Prosesing Geofisika dengan Octave/Matlab

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: Vol 6 (3) : (Desember 2017) ISSN-e:

IDENTIFIKASI STRUKTUR BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KAMPUNG BARU BANJARBARU

Identifikasi Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Berdasarkan Analisis Gelombang Geser Di Kecamatan Palu Barat

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.4, Oktober 2006, hal

Refraksi Picking First Break

Interpretasi Tingkat Kekerasan dan Rippabillity Lapisan Batuan Bawah Permukaan Menggunakan Metode Seismik Refraksi Tomografi

Unnes Physics Journal

VARIASI METODE PENGOLAHAN DATA SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR BAWAH TANAH DI DAERAH X PULAU BANGKA PROVINSI BANGKA BELITUNG

Kata kunci : Seismik refraksi, metode ABC, metode plus-minus, frist break

IDENTIFIKASI BATUAN DASAR (BEDROCK) MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI LOKASI PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Disusun Oleh: AISYAH YOHANELLA M SKRIPSI. Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Sains

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Unnes Physics Journal

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Estimasi Porositas Batuan Menggunakan Gelombang Seismik Refraksi di Desa Lengkeka Kecamatan Lore Barat Kabupaten Poso

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

(Studi Kasus: GOR Universitas Hasanuddin)

Berkala Fisika ISSN : Vol.9, No.3, Juli 2006, hal

MENENTUKAN AKUIFER LAPISAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN GRIYO PUSPITO DAN BUMI TAMPAN LESTARI

Berkala Fisika ISSN : Vol 10., No.1, Januari 2007, hal 1-5

INTERPRETASI DATA PENAMPANG SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN AREA X CEKUNGAN JAWA TIMUR

Jurnal Fisika Unand Vol. 2, No. 2, April 2013 ISSN

PENENTUAN STRATIGRAFI 3 DIMENSI DI TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH PUTRI CEMPO SURAKARTA DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

POLA ALIRAN AIR BAWAH TANAH DI PERUMNAS GRIYA BINA WIDYA UNRI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI ELEKTRODA SCHLUMBERGER

A P B. i i R i i. A A P P p B B. Gambar 6.1konfigurasi Untuk Hagiwara

ANALISIS DATA SEISMIK REFRAKSI DENGAN METODE GENERALIZED-RECIPROCAL

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN: PENENTUAN LAPISAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE REFRAKSI MIKROTREMOR DI KAMPUS UNIVERSITAS TADULAKO

PENENTUAN BIDANG GELINCIR LONGSORAN BERDASARKAN KARAKTERISTIK FISIS BATUAN DENGAN SEISMIK BIAS DANGKAL DI DAERAH CILILIN, BANDUNG

Analisa Lapisan Keras (Bedrock) dengan Menggunakan Metode Seismik Refraksi

Wahyu Tristiyoherni Pembimbing Dr. Widya Utama, DEA

Perbandingan Metode Model Based Tomography dan Grid Based Tomography untuk Perbaikan Kecepatan Interval

PENENTUAN STRUKTUR BATUAN DAERAH RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK MIKROTREMOR DI DESA ENU KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

ESTIMASI KARAKTERISTIK ELASTISITAS BATUAN BAWAH PERMUKAAN MENGGUNAKAN GELOMBANG GESER (SHEAR-WAVE) Studi Kasus: Desa Salua Kecamatan Kulawi

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

MENENTUKAN LITOLOGI DAN AKUIFER MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER DAN SCHLUMBERGER DI PERUMAHAN WADYA GRAHA I PEKANBARU

ALHAZEN Journal of Physics ISSN Volume 2, Nomor 1, Issue 1, Juli 2015

Analisis Kecepatan Gelombang Seismik Bawah Permukaan Di Daerah Yang Terkena Dampak Gempa Bumi 4 Juni 2000 (Studi Kasus: Kampus Universitas Bengkulu)

PEMETAAN TINGKAT KEKERASAN BATUAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI. Budi Setiawan NPM:

Analisis Pre-Stack Time Migration (PSTM) Pada Data Seismik 2D Dengan menggunakan Metode Kirchoff Pada Lapangan ITS Cekungan Jawa Barat Utara

IV. METODE PENELITIAN

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

IDENTIFIKASI LAPISAN RAWAN LONGSOR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI STUDI KASUS: KAMPUS LAPANGAN LIPI KARANGSAMBUNG

Jurnal Fisika Unand Vol. 1, No. 1, Oktober 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENGIDENTIFIKASIAN DAERAH SESAR MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI DI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER SKRIPSI. Oleh:

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

VOL 1, NO 1 (2017): JURNAL ILMIAH MAHASISWA TEKNIK KEBUMIAN

Rustan Efendi 1, Hartito Panggoe 1, Sandra 1 1 Program Studi Fisika Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Unnes Physics Journal

Jalan Barong Tongkok No. 4 Kampus Gunung Kelua Samarinda, Kalimantan Timur *Corresponding Author :

PENGUKURAN MODULUS ELASTISITAS DINAMIS BATUAN DENGAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Sehah dan Hartono. Keywords: groundwater aquifer, village of Kedungwuluh, geoelectric of resistivity method, Wenner configuration.

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

PENENTUAN LAPISAN PEMBAWA AIR DENGAN METODE TAHANAN JENIS DI DAERAH ATAS TEBING LEBONG ATAS BENGKULU

INTERPRETASI DATA METODE EKSPLORASI GEOFISIKA : SEISMIK DOWNHOLE

PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENENTUAN KEDALAMAN AKUIFER BEBAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Identifikasi Akuifer Dangkal dan Akuifer Dalam dengan Metode Geolistrik (Kasus: Di Kecamatan Masaran)

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

BAB I PENDAHULUAN. banyak dieksplorasi adalah sumber daya alam di darat, baik itu emas, batu bara,

INVESTIGASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFLEKSI DI DESA KEMIRI KECAMATAN PANTI KABUPATEN JEMBER

, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-10

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PROPOSAL KERJA PRAKTIK PENGOLAHAN DATA SEISMIK 2D MARINE DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE PROMAX 2003

Identifikasi Zona Rekahan di Bendungan Sutami Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

EKSPERIMEN RIPPLE TANK. Kusnanto Mukti W M Jurusan Fisika, Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : Aplikasi, Seismik Refraksi, Intercept Time

BAB III METODE PENELITIAN. Metode geofisika yang digunakan adalah metode seimik. Metode ini

BAB II TEORI DASAR (2.1) sin. Gambar 2.1 Prinsip Huygen. Gambar 2.2 Prinsip Snellius yang menggambarkan suatu yang merambat dari medium 1 ke medium 2

MENENTUKAN KEDALAMAN BEDROCK MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI (Studi Kasus di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember) SKRIPSI.

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

BAB III METODE PENELITIAN. Objek yang dikaji adalah Formasi Gumai, khususnya interval Intra GUF a sebagai

APLIKASI METODE SEISMIK REFRAKSI UNTUK MENDETEKSI POTENSI LONGSOR DI DESA DELIKSARI KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

Analysis of shear wave velocity to a depth of 30 m (Vs30) intalise Village using Refraction Mikrotremor method

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

APLIKASI INVERSI-AVO UNTUK INTERPRETASI SEISMIK DIBAWAH KETEBALAN TUNING THICKNEES STUDI KASUS LAPANGAN HD

ANALISIS INDEPENDENT INVERSION GELOMBANG PP DAN PS DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI POST-STACK UNTUK MENDAPATKAN NILAI Vp/Vs

INVESTIGASI SUB-PERMUKAAN TANAH UNTUK PERENCANAAN JALAN MENGGUNAKAN SURVAI PEMBIASAN SEISMIK

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Transkripsi:

ISSN:2089 0133 Indonesian Journal of Applied Physics (2013) Vol.3 No.1 halaman 29 April 2013 Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Jatikuwung Karanganyar Nakif Nurcandra, Darsono, Sorja Koesuma Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret, Surakarta nakief@gmail.com Received 08-01-2013, Revised 04-02-2013, Accepted 11-02-2013, Published 25-04-2013 ABSTRACT It has been done a research about the determination of rock hardness level by using refraction seismic method in Jatikuwung Karanganyar. The research is done by using Seismograph PASI 16S24-P with the path length of 48 meters, distance between geophone 2 meters, 5 shots in each spread and there are four surveys part totally. The processing data is done by using SeisImager software with Plotrefa and Pickwin95 program.we use intercept time method for data processing. The determination of rock hardness use Gardner s relationship formula. Based on interpretation, there are three layers lithology structure with P wave propagation velocity of 200-1800 m/s and its density of 1.17 1.93 gr/cc. Based on velocity analysis we determine the velocity of first layer is 200-700 m/s, second layer 700-1500 m/s, and third layer 1500-1800 m/s. The subsurface hardness lithology consists of top soil, sands and unsaturated pebble (1.17 1.59 gr/cc) with the depth 2 4 meters in the first layer, saturated sands, saturated pebble, and alluvium (1.59 1.93 gr/cc) with the depth 9.5 11.5 meters in the second layer, and clay and sands (1.93 2.02 gr/cc) with the depth of 5.5 6 meters in the third layer. The rock hardness is located at the depth betwen 12 20 meters. Keywords: refraction seismic, intercept time, velocity, Gardner's relationship, density. ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai penentuan tingkat kekerasan batuan dengan menggunakan metode seismik refraksi di Jatikuwung, Karanganyar. Penelitian dilakukan dengan menggunakan alat Seismograph PASI 16S24-P dengan panjang lintasan 48 meter, jarak antar geophone 2 meter, dan menggunakan 5 shot dalam 1 bentangan serta terdapat 4 lintasan survai. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software SeisImager dengan program Pickwin95 dan Plotrefa. Metode pengolahan data dengan intercept time. Penentuan kekerasan batuan menggunakan rumus empiris Gardner's relationship. Hasil interpretasinya didapatkan struktur litologi tiga lapis dengan kecepatan rambat gelombang P adalah 200-1800 m/s dan densitasnya 1,17 1,93 gr/cc. Pengelompokan lapisan berdasarkan kecepatan rambat gelombang P adalah lapisan pertama 200-700 m/s, lapisan kedua 700-1500 m/s, dan lapisan ketiga 1500-1800 m/s. Litologi batuan bawah permukaan terdiri dari top soil, pasir dan kerikil tak jenuh (1,17 1,59 gr/cc) dengan ketebalan 2 4 meter pada lapisan pertama, pasir jenuh, kerikil jenuh dan alluvium (1,59 1,93 gr/cc) dengan ketebalan 9,5 11,5 meter pada lapisan kedua, dan lempung dan pasir (1,93 2,02 gr/cc) dengan ketebalan 6 meter pada lapisan ketiga. Batuan keras terdapat pada kedalaman 12 meter hingga kedalaman 20 meter. Kata kunci: seismik refraksi, intercept time, kecepatan, Gardner's relationship, kekerasan batuan.

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 30 PENDAHULUAN Di daerah perkotaan yang sudah padat penduduknya, dimana keterbatasan lahan kosong di perkotaan sekarang ini semakin menyempit. Untuk menanggulangi keterbatasan lahan di perkotaan, pembangunan dilakukan ke arah vertikal dengan kata lain pembuatan gedung bertingkat untuk memenuhi permintaan/kebutuhan yang terjadi di daerah perkotaan. Dalam pembangunan gedung bertingkat maka diperlukan pondasi yang kuat dan kokoh agar efek dari bencana dapat diminimalisir. Mengingat fungsi pondasi yang sangat penting sehingga diperlukan pengujian tingkat kekerasan batuan untuk mendapatkan daya dukung terhadap bangunan yang ada diatasnya. Adapun teknologi yang digunakan untuk mengetahui tingkat kekerasan batuan di dalam bumi yaitu dengan menggunakan metode geofisika. Metode ini merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengukur ketebalan dan daya dukung yang diinginkan berdasarkan pada gelombang primer yang merambat dalam profil berlapis yang sering dikenal dengan metode seismik refraksi [1]. Metode seismik refraksi merupakan teknik umum yang digunakan dalam survai geofisika untuk menentukan kedalaman batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock), sesar, dan kekerasan batuan. Berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa besarnya cepat rambat gelombang P (longitudinal) dalam lapisan batuan dipengaruhi oleh elastisitas dan densitas batuan, sehingga dengan mengetahui cepat rambat gelombang P pada lapisan batuan maka akan diketahui tingkat kekerasan lapisan atau densitas batuan tersebut [2-5]. Metode yang digunakan ini merupakan salah satu metode non destructive yang efektif dan efisien karena memerlukan tenaga yang sedikit, biaya yang lebih murah dan waktu yang relatif singkat. Pada prinsipnya metode ini memanfaatkan perambatan gelombang seismik yang merambat ke dalam bumi. Gelombang seismik merupakan gelombang elastik dan perambatannya bergantung pada sifat elastisitas batuan. Ketika gelombang seismik yang menjalar menemui bidang batas antar lapisan, sebagian gelombang ini ada yang direfleksikan (dipantulkan) dan ada juga yang direfraksikan (dibiaskan) kemudian gejala fisisnya diamati dengan menangkap gelombang tersebut melalui geophone [6]. Hal tersebut akan diketahui nilai kecepatan dan kedalaman lapisan berdasarkan penghitungan waktu tempuh gelombang antara sumber getaran (source) dan penerima (geophone). Waktu yang diperlukan oleh gelombang seismik untuk merambat pada lapisan batuan bergantung pada besar kecepatan yang dimiliki oleh medium yang dilaluinya. Pada survai seismik refraksi hukum dasar yang digunakan yaitu dasar pemantulan dan pembiasan diantaranya: hukum Snellius, azas Fermat, dan hukum Huygens. Menurut hukum Snellius menjelaskan hubungan antara sinus sudut datang dan sudut bias terhadap kecepatan gelombang dalam medium. Azas Fermat yang menyatakan dalam penjalaran gelombang dari satu titik ke titik selanjutnya yang melewati suatu medium tertentu akan mencari suatu lintasan dengan waktu tempuh yang paling sedikit. Sedangkan untuk hukum Huygens menyatakan bahwa suatu gelombang yang melewati suatu titik akan membuat titik tersebut menjadi sumber gelombang baru dan akan begitu seterusnya [7,8]. Survai seismik refraksi ini dilakukan dengan studi kasus di Desa Jatikuwung, Kecamatan Godangrejo, Kabupaten Karanganyar. Tempat tersebut merupakan lokasi yang akan dilakukan pembangunan gedung bertingkat sehingga perlu dilakukan survai geologi untuk mengetahui daya dukung tanah tempat berdirinya bangunan tersebut. Survai ini digunakan untuk mengetahui kecepatan rambat dan densitas batuan tersebut.

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 31 METODE Penelitian ini dilaksanakan di Desa Jatikuwung, Gondangrejo, Karanganyar. Titik koordinat survai terletak 7 o 31 142 LS dan 110 o 50 7 BT yang berada pada formasi geologi batuan gunungapi Merapi. Berikut merupakan peta lokasi survai seismik refraksi yang dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini: Jatikuwung U Gambar 1. (color online) Peta lokasi survai seismik refraksi skala 1:100.000 [9]. Data Jatikuwung terdiri dari 4 lintasan dengan panjang bentangan 48 meter dan jarak antar geophone 2 meter. Gambar 2 menunjukkan posisi lintasan seismik refraksi di Desa Jatikuwung: Lintasan A-B Lintasan C-D U Lintasan G-H Lintasan E-F Gambar 2. (color online) Posisi lintasan survai seismik refraksi di Jatikuwung.

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 32 Peralatan utama yang digunakan dalam survai dapat dilihat pada Gambar 3 yang terdiri dari Seismograph PASI 16S24-P, geophone cable, trigger cable, power supply 12 Volt, palu dan landasan, geophone 24 buah, dan untuk peralatan lainnya antara lain meteran, Handy Talk, Global Positioning System (GPS), software SeisImager (Processing Data), sarung tangan, payung, peta geologi, peta topografi, flasdisk, dan log book. ( a ) ( b ) ( c ) ( d ) ( e ) ( f ) Gambar 3. (color online) Peralatan utama seismik refraksi yang terdiri dari: (a) Seismograph, (b) Kabel geophone, (c) Kabel triger, (d) Power supply, (e) Palu dan landasan, (f) Geophone. Akuisisi data seismik refraksi dilakukan dengan menggunakan model bentang segaris (in line). Pengolahan data seismik refraksi menggunakan software SeisImager dengan program Pickwin95 dan Plotrefa. Metode pengolahan dengan intercept time. Untuk mendapatkan nilai kecepatan terlebih dahulu dilakukan proses editing geometri kemudian ditampilkan dalam penampang seismik. Dari data penampang seismik ini sebelumnya difilter terlebih dahulu menggunakan Low Pas Filter (LP Filter) sebesar 0-250 Hz untuk menampilkan data yang jelas dan mengurangi noise. Setelah itu, data dipicking pada gelombang pertamanya (fistbreak) sehingga akan didapatkan nilai waktu tiba (time break) dan ditampilkan dalam kurva waktu tempuh (travel time), kemudian diinterpretasikan. Interpretasi Seismik Refraksi Pada interpretasi data seismik refraksi, untuk mendapatkan tingkat kekerasan batuan dengan menggunakan hubungan antara densitas dan kecepatan perambatan gelombang diperlihatkan pada Persamaan (1) yang dikenal sebagai hukum Gardner [10] ρ = αv 1/4 (1) Dimana : ρ = densitas dalam gr/cm 3 α = konstanta yang besarnya 0,31 V = kecepatan dalam m/s Metode pengolahan yang digunakan dengan metode intercept time. Pada perhitungan yang digunakan dengan menghitung waktu pertama kali gelombang yang berasal dari sumber seismik diterima oleh setiap receiver. Dengan mengetahui jarak setiap receiver dengan sumber seismik dan waktu penjalaran gelombang yang pertama kali sampai receiver kemudian dibuat grafik hubungan antara jarak dengan waktu. Untuk mengetahui kedalaman lapisan pertama dituliskan dengan persamaan sebagai berikut [6] : z 1 T V T V 1 i 1 i 1 2 1 2cos 2 2 1 V1 2 V2 V1 2cos sin V 2 atau z T V V i (2)

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 33 HASIL DAN PEMBAHASAN Berikut ini merupakan hasil interpretasi seismik refraksi di Jatikuwung: A B 0.5 0.8 1.5 1 11 21 31 41 51 ( a ) 1.49 1.39 1.28 1.18 1.07 0. 0. 0.75 0.64 0.54 (km/s) C D 0.4 0.8 1.8 1 11 21 31 41 51 ( b ) 1.82 1.67 1.51 1.35 1.19 1.03 0.88 0.72 0.56 0.40 (km/s) E F G 0.2 1.84 0.4 H 1.66 0.7 1.48 1.31 0.8 1.13 0.95 0.78 1.8 0.60 1.7 0.42 0.25 1 11 21 31 41 51 (km/s)) 1 11 21 31 41 51 ( c ) ( d ) 1.67 1.54 1.40 1.26 1.12 0.98 0.84 0.70 0.56 0.42 (km/s)) Gambar 4. (color online) Nilai kecepatan dan ketebalan lapisan batuan (a) Lintasan A-B, (b) Lintasan C-D, (c) Lintasan E-F, dan (d) Lintasan G-H. Analisis Interpretasi Seismik Refraksi Lintasan pertama (Gambar 4a) dilakukan pengukuran dengan panjang lintasan 48 meter dengan jarak antar geophone 2 meter. Hasil interpretasinya menunjukkan bahwa terdapat tiga lapisan dalam pengukuran ini. Untuk nilai kecepatan batuan yang didapatkan dari 500 m/s hingga 1500 m/s dengan kedalaman sampai 20 meter. Untuk lapisan pertama dengan nilai kecepatan (v 1 ) = 500 m/s dengan ketebalan lapisan 3-4 meter, lapisan kedua dengan nilai kecepatan (v 2 ) = 800 m/s dengan ketebalan lapisan 9,5 10 meter, dan untuk lapisan

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 34 ketiga didapatkan nilai kecepatan (v 3 ) = 1500 m/s dengan ketebalan lapisan 6 meter. Hasil ini menunjukkan nilai kecepatan dan ketebalan lapisan berbeda-beda sesuai jenis litologinya. Pada lintasan kedua (Gambar 4b) dilakukan pengukuran dengan lintasan memotong lintasan A-B dan lintasan G-H dengan panjang lintasan 48 meter. Titik potong ini, berada pada posisi geophone pertama (1 meter). Dari hasil interpretasi yang didapatkan bahwa struktur litologinya terdapat 3 lapis. Untuk lapisan pertama didapatkan nilai kecepatan (v 1 ) = 400 m/s dengan ketebalan lapisan 3 meter dan untuk lapisan kedua didapatkan nilai kecepatan (v 2 ) = 800 m/s dengan ketebalan lapisan 10,5 meter. Sedangkan untuk lapisan yang ketiga mempunyai nilai kecepatan (v 3 ) = 1800 m/s dengan ketebalan 6 meter. Dari hasil titik potong lintasan tersebut menunjukkan nilai yang serupa (Gambar 4a dan 4d) baik untuk nilai kecepatan maupun ketebalan lapisan. Pada pengukuran di lintasan ketiga (Gambar 4c) dengan panjang lintasan 48 meter. Lintasan ini memotong lintasan A-B dan C-D dengan posisi titik potong pada geophone 17 (37 meter lintasan E-F). Dari hasil interpretasi yang didapatkan bahwa lapisan pertama didapatkan nilai kecepatan (v 1 ) = 200 m/s dengan ketebalan 2-3,5 meter dan untuk nilai kecepatan lapisan kedua dengan kecepatan (v 2 ) = 700 m/s dengan ketebalan 10,5 meter. Sedangkan untuk lapisan ketiga didapatkan nilai kecepatan (v 3 ) = 1800 m/s dengan ketebalan 6 meter. Untuk nilai kecepatan dan ketebalan diperpotongan lintasan tersebut didapatkan hasil yang serupa (Gambar 4a dan 4b). Lintasan keempat (Gambar 4d) dilakukan pengukuran dengan panjang lintasan 48 meter. Lintasan ini digunakan untuk mengkorelasikan hasil dari lintasan pertama (lintasan A-B). Hasil yang didapatkan untuk lapisan pertama dengan kecepatan (v 1 ) = 400 m/s dengan ketebalan 2-3 meter dan untuk lapisan kedua didapatkan nilai kecepatan (v 2 ) = 800 m/s dengan ketebalan 10,5-11,25 meter. Sedangkan untuk lapisan ketiga didapatkan kecepatan (v 3 ) = 1700 m/s dengan ketebalan lapisan 6 meter. Hasil tersebut jika dikorelasikan dengan hasil lintasan pertama juga mempunyai nilai kecepatan dan ketebalan lapisan yang serupa (Gambar 4a dan 4d). Hasil Analisis dan Perhitungan Densitas Secara umum dari hasil interpretasi seismik refraksi diatas diketahui bahwa lintasan A-B, C- D, E-F, dan G-H memiliki struktur litologi tiga lapis. Tabel 1. Tingkat kekerasan litologi batuan hasil seismik refraksi di Jatikuwung. Ketebalan Vp (m/s) ρ (gr/cc) Jenis Batuan 2 4 200 700 1,17-1,59 top soil, pasir dan kerikil tak jenuh 9,5 11,5 700 1500 1,59-1,93 pasir jenuh, kerikil jenuh dan alluvium 6 1500 1800 1,93-2,02 lempung dan pasir Didasarkan pada literatur kecepatan untuk lapisan pertama mempunyai nilai kecepatan sebesar 200 700 m/s dengan kedalaman lapisan 0 4 meter yang menunjukkan lapisan pertama merupakan lapisan lapuk yang berupa top soil, pasir dan kerikil tak jenuh. Untuk lapisan kedua mempunyai nilai kecepatan sebesar 700 1500 m/s dengan kedalaman lapisan 2 13,5 meter yang menunjukkan lapisan kedua merupakan pasir jenuh, kerikil jenuh dan alluvium. Lapisan ketiga mempunyai nilai kecepatan sebesar 1500 1800 m/s dengan kedalaman lapisan 12-20 meter yang menunjukkan bahwa lapisan ketiga merupakan

Penentuan Tingkat Kekerasan...Halaman 35 lempung dan pasir. Berdasarkan dari peta geologi menunjukkan bahwa daerah penelitian tersebut berada pada formasi batuan gunung api. Dari hasil perhitungan densitas batuan yang dilakukan dengan menggunakan perumusan empiris dari hubungan Gardner pada Persamaan (1), maka diperoleh densitasnya mulai dari 1,17 gr/cc hingga 2,02 gr/cc. Litologi batuan bawah permukaan untuk lapisan pertama terdiri dari top soil, pasir dan kerikil tak jenuh (1,17 1,59 g/cc) dengan ketebalan 2-4 meter, lapisan kedua terdiri dari pasir jenuh, kerikil jenuh dan alluvium (1,59 1,93 gr/cc) dengan ketebalan 9,5 11,5 meter, dan lapisan ketiga terdiri dari lempung dan pasir (1,93 2,02 gr/cc) dengan ketebalan 6 meter. Untuk kedalaman lapisan batuan keras berada pada kedalaman 12 meter hingga 20 meter. KESIMPULAN Berdasarkan hasil pengolahan dan interpretasi dapat diambil kesimpulan bahwa nilai kecepatan litologi batuan pada interpretasi seismik refraksi di Jatikuwung adalah 200-1800 m/s dan densitasnya 1,17 2,02 gr/cc. Pengelompokkan lapisan berdasarkan nilai kecepatannya terdiri atas lapisan pertama dengan kecepatan sebesar 200-700 m/s, lapisan kedua dengan kecepatan sebesar 700-1500 m/s, dan lapisan ketiga dengan kecepatan sebesar 1500-1800 m/s. Jika dikelompokkan berdasarkan jenis litologi batuan bawah permukaan untuk lapisan pertama terdiri dari top soil, pasir dan kerikil tak jenuh (1,17 1,59 gr/cc) dengan ketebalan 2-4 meter, lapisan kedua terdiri dari pasir jenuh, kerikil jenuh dan alluvium (1,59 1,93 gr/cc) dengan ketebalan 9,5 11,5 meter, dan lapisan ketiga terdiri dari lempung dan pasir (1,93 2,02 gr/cc) dengan ketebalan 6 meter. Hasil tingkat kekerasan batuan (density) yang didapatkan semakin bertambah kedalamannya maka batuan tersebut semakin kompak. Untuk batuan keras terdapat pada kedalaman 12 meter hingga kedalaman 20 meter. DAFTAR PUSTAKA 1 Atmaja. 2008. Investigasi Sub-Permukaan Tanah Untuk Perencanaan Jalan Menggunakan Survai Pembiasan Seismik. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2 Nurdiyanto, B. 2011. Penentuan Tingkat Kekerasan Batuan Menggunakan Metode Seismik Refraksi. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, Vol. 12 No. 3, pp. 211 220. 3 Refrizon. 2009. Visualisasi Struktur Bawah Permukaan dengan Metode Hagiwara. Jurnal Gradien, pp. 30 33. 4 Lubis, A.M. 2005. Analisis Kecepatan Gelombang Seismik Bawah Permukaan Di Daerah Yang Terkena Dampak Gempa Bumi 4 Juni 2000 (Studi Kasus: Kampus Universitas Bengkulu). Jurnal Gradien, Vol. 1 No. 2, pp. 69 73. 5 Priyantari, N. 2009. Penentuan Kedalaman Bedrock Menggunakan Metode Seismik Refraksi di Desa Kemuning Lor Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember. Jurnal ILMU DASAR, Vol. 10 No. 1, pp. 6 12. 6 Sismanto. 1999. Eksplorasi dengan Menggunakan Seismik Refraksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 7 Geldard, L. P., Sheriff, R. E., and Telford, W. M. 1995. Applied Geophysics, New York, Cambridge University Press, London. 8 Susilawati. 2004. Seismik refraksi (dasar teori dan akuisisi data), USU Digital Library. 9 Toha, B. 1992. Peta Geologi Lembar Surakarta Giritontro, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. 10 Gardner, G.H.F., Gardner, L.W., and Gregory, A.R. 1974. Formation Velocity and Density-the Diagnostic Basics for Stratigraphic Traps. Jurnal Geophysics, Vol. 39, pp. 770 780.