SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

dokumen-dokumen yang mirip
KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

APLIKASI TRANSFORMASI WATERSHED UNTUK SEGMENTASI CITRA DENGAN SPATIAL FILTER SEBAGAI PEMROSES AWAL

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

PERANCANGAN MEDIA PEMBELAJARAN REGION BASED-SEGMENTATION PADA MATA KULIAH COMPUTER VISION BERBASIS WEB MULTIMEDIA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Teori Citra Digital

PERANGKAT LUNAK SEGMENTASI CITRA DENGAN METODE WATERSHED

Pertemuan 2 Representasi Citra

MENGANALISA PERBANDINGAN DETEKSI TEPI ANTARA METODE SOBEL DAN METODE ROBET

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Program Aplikasi Komputer Pengenalan Angka Dengan Pose Jari Tangan Sebagai Media Pembelajaran Interaktif Anak Usia Dini

Oleh Yuli Wijayanti. Dosen Pembimbing : 1. Bilqis Amaliah, S.Kom, M.Kom 2. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Com.Sc

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

DETEKSI LOKASI TITIK API PADA KEBAKARAN HUTAN MENGGUNAKAN COLOUR IMAGE PROSESSING

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

BAB II LANDASAN TEORI

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

Morphological Image Processing

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

BAB 2 LANDASAN TEORI

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

Deteksi Penyakit Tulang Osteopenia dan Osteoporosis Menggunakan Metode Threshold Otsu

BAB III METODE PENELITIAN

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PENGEMBANGAN ALGORITMA PENGUBAHAN UKURAN CITRA BERBASISKAN ANALISIS GRADIEN DENGAN PENDEKATAN POLINOMIAL

Identifikasi Bakteri pada Citra Dahak Penderita Tubercolusis (TBC) Menggunakan Metode Watershed

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

Rancang Bangun Sistem Pengujian Distorsi Menggunakan Concentric Circle Method Pada Kaca Spion Kendaraan Bermotor Kategori L3 Berbasis Edge Detection

PENDETEKSIAN TALI PUSAT PADA JANIN DENGAN METODE CONTOUR TRACING

BAB II LANDASAN TEORI

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

oleh: M BAHARUDIN GHANIY NRP

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

SEGMENTASI WARNA CITRA DENGAN DETEKSI WARNA HSV UNTUK MENDETEKSI OBJEK

Muhammad Zidny Naf an, M.Kom. Gasal 2015/2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

DETEKSI GERAK BANYAK OBJEK MENGGUNAKAN BACKGROUND SUBSTRACTION DAN DETEKSI TEPI SOBEL

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

Pengembangan Algoritma Pengubahan Ukuran Citra Berbasiskan Analisis Gradien dengan Pendekatan Polinomial

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi Edge Detection Pada Citra Grayscale dengan Metode Operator Prewitt dan Operator Sobel

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

BAB III METODE PENELITIAN. ada beberapa cara yang telah dilakukan, antara lain : akan digunakan untuk melakukan pengolahan citra.

DEKOMPOSISI NILAI SINGULAR DAN DISCRETE FOURIER TRANSFORM UNTUK NOISE FILTERING PADA CITRA DIGITAL

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

PENGARUH PEMAKAIAN EDGE DETECTION PADA SISTEM PENGENALAN HURUF KAPITAL TULISAN TANGAN

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

IMPLEMENTASI SEGMENTASI CITRA DAN ALGORITMA LEARNING VECTOR QUANTIZATION (LVQ) DALAM PENGENALAN BENTUK BOTOL

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

SYSTEM IDENTIFIKASI GANGGUAN STROKE ISKEMIK MENGGUNAKAN METODE OTSU DAN FUZZY C-MEAN (FCM)

BAB III METODE PENELITIAN

DETEKSI KEBAKARAN BERBASIS WEBCAM SECARA REALTIME DENGAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Fitur Matriks Populasi Piksel Untuk Membedakan Frame-frame Dalam Deteksi Gerakan

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

3.2.1 Flowchart Secara Umum

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

ALGORITMA SOBEL UNTUK DETEKSI KARAKTER PADA PLAT NOMOR KENDARAAN BERMOTOR

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Metode Hough Transform Pada Citra Skeletonisasi Dengan Menggunakan MATLAB 7.6. Intan Nur Lestari

PENGENALAN POLA PLAT NOMOR KENDARAAN BERBASIS CHAIN CODE

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

Aplikasi Pengolahan Citra Dalam Pengenalan Pola Huruf Ngalagena Menggunakan MATLAB

IMPLEMENTASI PENTERJEMAH KODE ISYARAT TANGAN MENGGUNAKAN ANALISIS DETEKSI TEPI PADA ARM 11 OK6410B

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

PENGKONVERSIAN IMAGE MENJADI TEKS UNTUK IDENTIFIKASI PLAT NOMOR KENDARAAN. Sudimanto

Oleh: Riza Prasetya Wicaksana

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR

PROSIDING. Konferensi Nasional Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

PERBANDINGAN METODE PREWIT DAN ROBERTS UNTUK KEAKURATAN MENDETEKSI TEPI PADA SEBUAH GAMBAR DENGAN MENGGUNAKAN VB.6

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

BAB 3 PERUMUSAN OBJEK RANCANGAN. Berikut adalah analisis masalah dan kebutuhan dalam perancangan aplikasi

IMPLEMENTASI PERHITUNGAN KECEPATAN OBJEK BERGERAK BERBASIS WEBCAM DAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Identifikasi Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Remote Sensing (Penginderaan Jauh)

SEGMENTASI BINTIK MATAHARI MENGGUNAKAN METODE WATERSHED

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

Transkripsi:

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 ) Pramuda Akariusta Cahyan, Muhammad Aswin, Ir., MT., Ali Mustofa, ST., MT. Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya Email: akariusta@gmail.com Abstrak - Segmentasi pada citra digital adalah sebuah proses untuk memisahkan sebuah obyek dari background atau latar, sehingga obyek tersebut dapat diproses untuk keperluan yang lain. Seiring dengan berkembangnya teknologi pada aplikasi yang memproses citra digital maka proses segmentasi menjadi semakin diperlukan. Hasil dari segmentasi juga harus semakin akurat karena jika hasil segmentasi tidak akurat, maka akan mempengaruhi hasil proses selanjutnya. Secara umum proses segmentasi terbagi menjadi tiga bagian yaitu berdasarkan klasifikasi, berdasarkan tepi dan berdasarkan daerah. Pada tugas akhir ini digunakan metode segmentasi yang menghasilkan segmentasi obyek berdasar daerah obyek tersebut dengan menggunakan algoritma watershed. Penggunaaan segmentasi watershed ini dapat menghasilkan suatu hasil yang dapat memisahkan obyek sekalipun tepi antar obyek bersambungan. Tetapi pada penggunaan algoritma watershed terdapat kelemahan yaitu terjadi segmentasi yang berlebihan. Untuk mengatasi hal tersebut, dibutuhkan pre processing dengan menggunakan lowpass filter untuk mengurangi kelebihan segmentasi. Kata kunci Segmentasi, Watershed, Lowpass Filter, Citra Digital. I. PENDAHULUAN Di dalam era modern seperti saat ini penggunaan komputer merupakan hal yang umum dan bahkan dapat dikatakan menjadi kebutuhan vital bagi kehidupan manusia. Hal tersebut wajar terjadi karena keunggulan komputer yang dapat sangat diandalkan untuk membantu memudahkan pekerjaan manusia yang bermacam-macam jenisnya. Informasi merupakan sebuah kebutuhan bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari. Semakin hari kebutuhan manusia akan informasi terus meningkat. Salah satu sumber informasi terdapat di dalam citra, sehingga pemrosesan citra atau Image Processing adalah suatu jenis teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai pemrosesan. Pada pemrosesan citra, citra yang kita peroleh akan kita proses sedemikian rupa sehingga citra tersebut akan lebih mudah kita proses sesuai keinginan kita. Pemrosesan citra atau Image Processing adalah suatu jenis teknologi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah mengenai pemrosesan. Pada pemrosesan citra, citra yang kita peroleh akan kita proses sedemikian rupa sehingga citra tersebut akan lebih mudah kita proses sesuai keinginan kita. Salah satu cara untuk segmentasi citra adalah dengan menggunakan Watershed. Watershed merupakan metode segmentasi yang cukup akurat untuk mendapatkan daerah yang merupakan objek yang di segmentasi. Tetapi terdapat kelemahan dari metode segmentasi watershed yaitu adanya segmentasi yang berlebihan (over segmentation) sehingga objek yang didapat lebih banyak dari objek yang diharapkan. Untuk mengatasi hal ini, diperlukan proses awal sebelum melakukan segmentasi yaitu menggunakan metode low pass filter, sehingga hasil segmentasi tidak menunjukkan hasil yang terlalu berlebihan. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Citra Digital Citra digital adalah suatu matriks yang terdiri dari baris dan kolom dimana setiap pasang indeks bari dan kolom menyatakan suatu titik pada citra. Nilai dari setiap matriks menyatakan nilai kecerahan titik tersebut. Titik-titik tersebut dinamakan sebagai elemen citra atau piksel. Citra digital dapat didefinisikan sebagai fungsi dua variabel, f(x,y), dimana x dan y adalah koordinat spasial dan nilai f(x,y) adalah intensitas citra pada koordinat tersebut (T Suyono dkk, 2009). B. Grayscale Citra grayscale, yaitu citra yang nilai pixel-nya merepresentasikan derajat keabuan atau intensitas warna putih. Nilai intensitas paling rendah merepresentasikan warna hitam dan nilai intensitas paling tinggi merepresentasikan warna putih. Pada umumnya citra grayscale memiliki kedalaman pixel 8 bit ( 256 derajat keabuan ), 1

tetapi ada juga citra grayscale yang kedalaman pixel-nya bukan 8 bit, misalnya 16 bit untuk penggunaan yang memerlukan ketelitian tinggi. C. Segmentasi Citra Segmentasi citra adalah pemisahan objek yang satu dengan objek yang lain dalam suatu citra atau antara objek dengan latar yang terdapat dalam sebuah citra. Dengan proses segmentasi tersebut, masing-masing objek pada citra dapat diambil secara individu sehingga dapat digunakan sebagi input bagi proses lain. Ada 2 macam segmentasi, yaitu full segmentation dan partial segmentation. Full segmentation adalah pemisahan suatu object secara individu dari background dan diberi ID (label) pada tiap-tiap segmen. Partial segmentation adalah pemisahan sejumlah data dari background dimana data yang disimpan hanya data yang dipisahkan saja untuk mempercepat proses selanjutnya. memenuhi kondisi (c) disebut sebagai garis Watershed (Gonzalez, 2002; Pratt, 2007). Ide dasar untuk cara kerja segmentasi ini adalah diasumsikan terdapat sebuah lubang yang dibuat pada minimum regional dan kemudian seluruh topography dialiri air yang berasal dari lubang tersebut dengan kecepatan konstan. Ketika air yang naik dari dua catchment basin hendak bergabung, maka dibangun sebuah dam untuk mencegah penggabungan tersebut. Aliran air akan mencapai tingkat yang diinginkan dan berhenti mengalir ketika hanya bagian atas dari dam yang terlihat. Tepi dam yang terlihat inilah yang disebut dengan garis Watershed. Dan garis Watershed inilah yang merupakan hasil dari segmentasi, dengan anggapan bahwa garis Watershed tersebut merupakan tepi dari obyek yang hendak disegmentasi Gambar 2. Konsep Dasar Morphological Watershed Gambar 1. Proses Analisis Segmentasi Citra Sumber. http://pengertian-definisi.blogspot.com D. Watershed Morphological Watershed adalah salah satu pendekatan untuk segmentasi. Konsep dari Morphological Watershed adalah menggambarkan sebuah gambar dalam bentuk 3 dimensi. Prinsip dari Morphological Watershed adalah mencari garis watershed ( batas air ) yaitu garis dimana titik-titiknya merupakan titik tertinggi dari penggambaran sebuah gambar ke dalam bentuk 3 dimensi yaitu posisi x dan y. Posisi x dan y merupakan bidang dasar dan tingkat warna pixel, yang dalam hal ini adalah gray level merupakan ketinggian dengan anggapan nilai yang makin mendekati warna putih mempunyai ketinggian yang semakin tinggi. Dengan anggapan bentuk topografi tersebut, maka didapat tiga macam titik yaitu : (a) titik yang merupakan minimum regional (b) titik yang merupakan tempat dimana jika setetes air dijatuhkan, maka air tersebut akan jatuh hingga ke sebuah posisi minimum tertentu (c) titik yang merupakan tempat dimana jika air dijatuhkan, maka air tersebut mempunyai kemungkinan untuk jatuh ke salah satu posisi minimum (tidak pasti jatuh ke sebuah titik minimum, tetapi dapat jatuh ke titik minimum tertentu atau titik minimum yang lain). Untuk sebuah minimum regional tertentu, sekumpulan titik yang memenuhi kondisi (b) disebut sebagai catchment basin, sedangkan sekumpulan titik yang E. Pembentukan Dam Dam atau watershed line adalah hal yang paling penting dalam morphological watershed. Pembuatan dam didasarkan pada gambar binary, yang merupakan anggota Z 2. Cara termudah untuk membuat dam adalah dengan menggunakan morphological dilation. Pada Gambar 2.8 disebutkan ada 2 daerah (daerah dengan nilai minimum) yang akan di segmentasi pada kondisi pengisian air n-1 (gambar paling atas). Kemudian gambar selanjutnya menunjukan kondisi pada saat pengisian air n. Pada saat ini 2 daerah tersebut menjadi 1 daerah. Pada kondisi seperti ini, dam harus dibuat untuk mencegah 2 daerah tersebut menyatu. Gambar paling bawah menunjukan proses pengisian air secara perlahan dengan melakukan morphological dilation. Pada pengisian atau morphological dilation pertama masih belum terjadi penyatuan 2 daerah (ditunjukan pada Gambar 3 paling bawah dengan warna abu-abu muda). Kemudian pada morphological dilation selanjutnya (warna abu-abu tua) terjadi penyatuan 2 daerah, maka titik di mana 2 daerah tersebut menyatu dibangun sebuah dam, yang ditandai dengan kotak yang berisi tanda silang. Proses ini dilakukan berulang hingga proses pengisian air n= maks+1. 2

Kemudian C[max+1] adalah gabungan dari semua catcment basin: (4) Gambar 3. Pembuatan Dam F. Algoritma Watershed Buat M1,M2,M3,..., MR menjadi kumpulan koordinat titik dalam daerah dengan nilai minimum dari sebuah gambar g(x,y). Gambar pada umumnya sudah merupakan gambar yang telah diproses dengan pre-processing terlebih dahulu. Kemudian buat C(Mi) menjadi kumpulan koordinat pada daerah pengisian yang memiliki hubungan dengan daerah minimum Mi (dianggap daerah pengisian dan daerah minimum membentuk komponen yang saling tersambung ). Notasi min dan max digunakan untuk menandai nilai minimum dan nilai maksimum dari g(x,y). Kemudian buat T[n] menjadi kumpulan koordinat (s,t) di mana g(s,t) < n, sehingga dapat didefinisikan: T[n]={(s,t) f(x,y)<n} (1) Secara geometri, T[n] adalah kumpulan koordinat dari g(x,y) yang berada di bawah daerah g(x,y) = n. Topografi tersebut kemudian diisi dengan penambahan integermulai dari n = min hingga n = max. Pada setiap penambahan n, algoritma perlu mengetahui jumlah titik yang berada di bawah "kedalaman" n. Pada umumnya, daerah yang berada di bawah g(x,y) = n diberi warna hitam atau nilai 0 dan yang berada di atasnya diberi warna putih atau nilai 1. Kemudian buat Cn(Mi) menjadi kumpulan koordinat titik pada daerah pengisian yang berhubungan dengan daerah minimum Mi yang diisi pada tahap n. Cn(Mi) dapat dilihat sebagai gambar binary bila menggunakan persamaan: (2) C[n-1] adalah subjet dari C[n] dan C[n] adalah subjet dari T[n] maka C[n-1] adalah subjet dari T[n]. Dari sini didapatkan bahwa tiap komponen yang terhubung dari C[n-1] memiliki 1 komponen yang terhubung dari T[n]. Diasumsikan Q adalah kumpulan komponen yang terhubung dalam T[n], maka untuk tiap komponen yang terhubung q Q [n], terdapat ada 3 kemungkinan: a. adalah kosong b. mempunyai 1 komponen yang terhubung dari C[n-1] c. mengandung lebih dari 1 komponen yang terhubung dari C[n-1] Jika kondisi c terjadi maka pengisian akan menyebabkan air di catcment basin yang berbeda menjadi bergabung, maka perlu dibangun dam atau watershed line dengan tebal satu pixel G. Sobel Edge Detection Sobel edge detection merupakan metode edge detection yang termasuk dalam Gradient edge detection. Piksel dari sebuah citra yang akan dilakukan pendeteksian batas ( edge ) akan menjadi sebuah edge jika piksel tersebut melewati batas ( threshold ) tertentu. Sehingga apabila threshold telah ditetapkan maka nilai dari setiap piksel dapat ditentukan tersebut merupakan batas atau bukan. Pendeteksi batas dari sebuah gambar dilakukan dengan melakukan operasi matrik sobel terhadap citra yang akan dilakuan pendeteksian citra. Matrik sobel merupakan matrik berukuran 3x3 dengan koefisen yang telah ditentukan. Gambar 4. Model Matrik Sobel H. Lowpass Filter low pass filter adalah proses filter yang mengambil citra dengan gradiasi intensitas yang halus dan perbedaan intensitas yang tinggi akan dikurangi atau dibuang. Ciri-ciri dari fungsi low-pass filter dan contoh low pass filter dengan fungsi filter rata-rata adalah sebagai berikut: Dengan kata lain Cn(Mi) = 1 terletak pada lokasi (x,y) jika (x,y) C (Mi) dan (x,y) T[n], selain itu maka nilai Cn(Mi) = 0. Dari sini dapat dikatakan bahwa C[n] merupakan gabungan aliran di catchment basin pada tahap n: (3) Gambar 5. Model Matrik Lowpass Filter 3

III. PERANCANGAN A. Blok diagram sistem Pada segmentasi citra digital terdiri dari beberapa langkah yang dapat digambarkan menjadi blok diagram dengan model seperti pada gambar Gambar 3. Diagram Blok Sistem Secara Keseluruhan Fungsi masing-masing bagian dalam diagram blok ini adalah sebagai berikut: 1. Citra fotografi digunakan sebagai input sistem. 2. Melakukan image processing pada citra fotografi, yaitu proses awal dan proses segmentasi. 3. Citra fotografi yang telah melewati proses pengolahan citra pada sistem akan menghasilkan suatu citra fotografi yang telah tersegmentasi untuk selajutnya dapat dilakukan proses yang lain sesuai dengan kebutuhan B. Perancangan Perangkat Lunak Pada bagian perancangan ini perangkat lunak yang akan dibuat mengguanakan bahasa pemrogaman MATLAB software R2012b dan sistem yang digunakan untuk membangun perangkat lunak ini dirancang dengan spesifikasi mampu melakukan hal - hal sebagai berikut: 1. Mengakses data citra yang tersimpan didalam harddisk komputer. 2. Melakukan proses filtering dengan metode lowpass filter pada citra digital sebagai proses awal atau pre - processing 3. Melakukan proses edge detection pada citra secara otomatis. 4. Melakukan proses segmentasi pada citra digital. Sedangkan untuk detail desain aplikasi secara umum akan ditunjukkan pada gambar C. Cara Kerja Aplikasi Aplikasi segmentasi citra digital dengan menggunakan algoritma watershed dan lowpass filter sebagai proses awal memiliki cara kerja yang dimulai dari pengambilan citra kemudian melalui pre-processing lowpass filter dan sobel edge detection. Citra yang telah melalui pre-processing dilanjutkan proses segmentasi menggunakan watershed. Citra yang telah disegmentasi diperiksa dengan menggunakan mata manusia untuk diperiksa kualitas citranya. Gambar 4. Detail Desain Aplikasi D. Hasil dan Pembahasan Tabel 1. Hasil Penilaian Citra Segmentasi No Size ( PIXEL) Gbr 1 Gbr 2 1 256 x 256 1,3 1,3 2 256 x 256 2,3 3 3 256 x 256 2,2 2.3 4 256 x 256 3,8 3,8 5 512 x 512 1,6 2,2 6 512 x 512 1,7 2 7 512 x 512 1 1 8 512 x 512 1,3 2,3 9 680 x 480 3,7 4,5 10 680 x 480 1,7 3,5 11 680 x 480 1 1 12 680 x 480 1,3 2 Dari hasil pengujian yang dilakukan pada citra yang telah melalui proses segmentasi, Citra tersebut diperiksa dengan bantuan mata manusia untuk menentukan hasil yang terbaik. Nilai yang digunakan adalah: 1= buruk, 2= sedikit terlihat pola, 3= lumayan terlihat pola, 4= pola terlihat baik dan 5=sempurna. Nilai yang terdapat pada tabel adalah nilai rata-rata dari semua nilai. Pada citra uji terdapat beberapa sample uji yang mendapat penilaian buruk dikarenakan hasil segmentasi tidak memperlihatkan pola yang dikehendaki, dan ada citra uji yang mendapatn nilai mendekati sempurna karena memperlihatkan pola yang sesuai dengan contoh citra sample. Tidak sempurnanya hasil citra uji 4

dikarenakan metode yang digunakan menggunakan parameter umum dan sifat citra yang relatif satu dengan yang lainnya, selain sifat relatif citra dan parameter segmentasi juga terdapatnya noise pada citra yang membuat hasil segmentasi menjadi tidak sempurna. Tabel 2. Hasil Pengujian Tingkat Segmentasi No Citra Asli 512 x 512 No Nama File Size ( PIXEL) Mata ket 1 1lpf3 256 x 256 Tidak T 2 2lpf3 256 x 256 Ya B 3 3lpf3 256 x 256 Tidak T 4 4lpf3 256 x 256 Ya B 5 5lpf3 512 x 512 Ya B 6 6lpf3 512 x 512 Ya B 7 7lpf3 512 x 512 Tidak T 8 8lpf3 512 x 512 Ya B 9 9lpf3 680 x 480 Ya B 10 10lpf3 680 x 480 Ya B 11 11lpf3 680 x 480 Tidak T 12 12lpf3 680 x 480 Ya B No Nama File Size ( PIXEL) Mata ket 13 1nlpf3 256 x 256 Tidak T 14 2nlpf3 256 x 256 Ya B 15 3nlpf3 256 x 256 Tidak T 16 4nlpf3 256 x 256 Ya B 17 5nlpf3 512 x 512 Tidak T 17 6nlpf3 512 x 512 Tidak T 19 7nlpf3 512 x 512 Tidak T 20 8nlpf3 512 x 512 Tidak T 21 9nlpf3 680 x 480 Ya B 22 10nlpf3 680 x 480 Tidak T 23 11nlpf3 680 x 480 Tidak T 24 12nlpf3 680 x 480 Tidak T Dari hasil pengujian pada citra nomor satu sampai dua belas dengan dua metode yang disajikan tabel 2 terlihat pada bagian tabel nlpf ( non lowpass filter ) banyak citra uji yang gagal memperlihatkan pola segmentasi karena hasil yang berlebihan. Sedangkan pada pada bagian lpf ( lowpass filter ) menunjukan hasil yang lebih baik. 1 LPF 2 Non LPF Gambar 5. Perubahan Citra Secara Kasat Mata 5

No Citra Asli 680 x 480 B. Saran Skripsi ini dapat dikembangkan dengan memperbanyak detail variasi nilai dalam pre processing dan berbagai nilai dari watershed itu sendiri. Karena dalam pengembangannya dapat membantu dalam metode segmentasi. DAFTAR PUSTAKA 1 LPF [1] Munir, Rinaldi. 2006. Pengolaan Citra Digital. Bandung: Informatika. [2] Putra, Darma. 2010. Pengolahan Citra Digital. Yogyakarta: Andi [3] Gonzalez, Rafael C., Woods, R.E., 2002. Digital Image Processing. New Jersey : Prentice-Hall, Inc., Upper Saddle River. 2 Non LPF [4] Hayes, Monson H. (1999). Digital Signal Processing. McGraw-Hill, New York [5] Maher A. Sid-Ahmed., 1995. Image Procesing. McGraw-Hill, New York Gambar 6. Perubahan Citra Secara Kasat Mata [6] McAndrew, Alasdair An Introduction to Digital Image Processing With MatLab, School of Computer Science and Mathematics, Victoria University Of Technology, 2004. IV. Penutup A. Kesimpulan Berdasarkan hasil perancangan, implementasi, pengujian dan analisis sistem maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Citra input merupakan citra grayscale. Kemudian dilakukan proses lowpass filter untuk mengurangi noise pada citra. Selanjutnya dilakukan proses edge detection pada citra untuk membantu pembentukan pola. Setelah proses edge detection dilakukan proses segmentasi watershed ke citra untuk mendapatkan citra yang tersegmentasi. 2. Untuk menguji teori watershed yang menghasilkan segmentasi secara berlebihan, maka pengujian dilakukan tanpa menggunakan lowpass filter. Hasil pengujian tanpa menggunakan lowpass filter menghasilkan citra yang hampir tidak terbentuk pola dari citra asli atau segmentasi yang sangat berlebihan. 3. Citra segmentasi dari metode watershed dapat diminimalisir dengan menggunakan lowpass filter, karena adanya noise dalam citra dapat dikurangi sehingga hasil segmentasi watershed menggunakan lowpass filter lebih baik.. 6