ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN. Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar, Definisi Operasional dan Pengukuran. variabel- variabel yang digunakan dalam penelitian ini akan diukur dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi opersional ini mencakup pengertian yang digunakan

perluasan kesempatan kerja di pedesaan, meningkatkan devisa melalui ekspor dan menekan impor, serta menunjang pembangunan wilayah.

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup pengertian yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

TATA NIAGA SALAK PONDOH (Salacca edulis reinw) DI KECAMATAN PAGEDONGAN BANJARNEGARA ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. untuk menciptakan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan metode survey melalui pengamatan langsung di

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Metode

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

III. METODE PENELITIAN. Usaha perkebunan rakyat adalah usaha tanaman perkebunan yang

PENDAPATAN USAHATANI KACANG TANAH DI DESA TAGAWITI KECAMATAN ILE APE KABUPATEN LEMBATA

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu 4.2 Data dan Instrumentasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penentuan lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (purposive

BAB I PENDAHULUAN. mata pencaharian di bidang pertanian. Sektor pertanian pada setiap tahap

III. METODE PENELITIAN. Konsepdasardan definisioperasionalmerupakanistilahkhususdandefinisi yang

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

KAJIAN SISTEM PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN BERBAK KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR HILY SILVIA ED1B012004

III. METODE PENELITIAN. dan batasan operasional. Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian

ANALISIS USAHATANI JAGUNG HIBRIDA PADA AGROEKOSISTEM LAHAN TADAH HUJAN

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

III. METODE PENELITIAN. tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2004). Penelitian ini menggunakan

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tugusari Kecamatan Sumberjaya

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional ini mencakup pengertian yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1. Data Usahatani Jahe Emprit Dengan Satuan Rp/Ha/Musim Tanam. Petani Klaster

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional dipergunakan sebagai standar dan ukuran

I. PENDAHULUAN. Gambar 1 Proyeksi kebutuhan jagung nasional (Sumber : Deptan 2009, diolah)

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

Konsep dasar dan batasan operasional ini mencakup semua pengertian yang. digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KOPI DI DESA PIRIAN TAPIKO KECAMATAN TUTAR KAB.POLEWALI MANDAR. Rahmaniah HM.,SP, M.Si

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.

III. METODE PENELITIAN

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September 2013

Jurnal UNIERA Volume 2 Nomor 2; ISSN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI DAN PEMASARAN KEDELAI DI KECAMATAN KETAPANG KABUPATEN SAMPANG

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. merupakan metode yang digunakan dalam penelitian dengan cara pengamatan

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

II. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis

Ringkasan Eksekutif Analisis Efektivitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan Benih: Studi Kasus Tanaman Padi dan Jagung 1

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. elastisitas, konsep return to scale, konsep efisiensi penggunaan faktor produksi

Prospek Produksi Benih Sumber Jagung Komposit di Provinsi Sulawesi Utara

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAGUNG (Zea mays) DI KABUPATEN GROBOGAN (Studi Kasus di Kecamatan Geyer)

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data yang akan dianalisis sehubungan dengan tujuan

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

I. PENDAHULUAN. sektor-sektor yang berpotensi besar bagi kelangsungan perekonomian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. secara efektif dan efisien untuk tujuan memperoleh keuntungan yang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan data primer adalah di Desa Pasirlaja, Kecamatan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BPS. 2012

I. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI ALOKATIF PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI USAHATANI UBIKAYU

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Upaya yang dilakukan antara lain dengan meningkatkan

Analisis Pemasaran Kakao Pola Swadaya di Desa Talontam Kecamatan Benai Kabupaten Kuantan Singingi

IV METODE PENELITIAN. 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB IV. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

ANALISIS KEUNTUNGAN DAN PEMASARAN USAHATANI JAGUNG HIBRIDA DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Eka Miftakhul Jannah, Abdul Wahab, Amrizal Nazar ABSTRAK Lampung Selatan merupakan salah satu sentra produksi jagung di Propinsi Lampung, tetapi rata-rata produktivitasnya masih relatif rendah. Salah satu upaya yang cukup prospektif dalam peningkatan produktivitas jagung yaitu dengan menggunakan benih jagung hibrida.. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan usahatani dan saluran pemasaran jagung hibrida di Kabupaten Lampung Selatan.Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lampung Selatan, yang merupakan daerah produsen jagung terbesar. Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara kepada petani dengan menggunakan kuisioner. Responden dalam penelitian ini adalah petani jagung hibrida sebanyak 44 petani, yang dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling). Jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang dikumpulkan dari bulan Februari Juli 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keuntungan usahatani atas biaya tunai dan atas biaya total masing-masing sebesar Rp. 6.294.723,53 dan Rp. 5.464.071,15. Nisbahpenerimaanpetaniterhadapbiayatunaisebesar 2,33. Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1.000 biaya tunai yang dikeluarkan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 2.330. Nisbahpenerimaanterhadapbiaya tunai lebih besar dari satu (R/C >1), menunjukkan bahwa penerimaan yang diterima oleh petani lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan.rasio profit marjin pada saluran pemasaran ini adalah 0,00. Hal ini berarti saluran pemasaran lebih efisien dari pada saluran pemasaran yang pertama, karena petani langsung menjual jagung ke pabrik pakan akibatnya share yang diterima petani sebesar 100 persen. Hal ini berarti keuntungan yang diterima petani lebih besar dari saluran pemasaran pertama. Kata Kunci: Keuntungan, usahatani, jagung, pemasaran. PENDAHULUAN Pengembangan jagung yang dicanangkan pemerintah dalam rangka peningkatan produktivitasnya dilakukan dengan dua cara yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Salah satu upaya intensifikasi ini bisa dilakukan dengan menekankan pada peningkatan kualitas produk melalui perbaikan teknik budidaya dengan menggunakan benih hibrida. (Tjionger s, 2001). Produksi jagung Lampung mencapai 1.339.074 ton dengan luas areal panen seluas 368.325 ha atau sekitar 10,18 persen dari luas areal panen jagung nasional. Produktivitas jagung Propinsi Lampung juga masih rendah apabila dibandingkan 172

dengan produktivitas jagung nasional yaitu hanya mencapai 3,64 ton/ha sehingga masih memiliki potensi untuk ditingkatkan (Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung, 2006) Rendahnya produktivitas komoditas jagung secara tidak langsung berkorelasi dengan rendahnya pendapatan petani. Selain produksi yang rendah, rendahnya harga jagung dan cenderung tidak stabil yang diakibatkan oleh mutu, kualitas hasil yang kurang memenuhi standar dan daya saing yang masih rendah, semakin mempersulit keadaan petani. Rendahnya mutu, kualitas dan daya saing tersebut dikarenakan masih banyaknya petani yang menggunakan benih lokal dalam usahataninya. Sehingga diperlukan suatu perubahan pola usahatani khususnya dalam hal penggunaan benih varietas hibrida, dan adanya suatu penetrasi pasar yang lebih luas guna menaikkan daya saing komoditas jagung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis besarnya keuntungan usaha tani petani jagung beserta pemasarannya. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode survey dan wawancara kepada petani dengan menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) yang telah dipersiapkan. Responden dalam penelitian ini terdiri dari petani jagung yang menggunakan benih jagung hibrida di Kabupaten Lampung Selatan. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode acak sederhana (simple random sampling), dengan pertimbangan bahwa responden di daerah penelitian terdapat keseragaman (homogenitas) pada masing-masing lahan baik dari segi penggunaan input yang meliputi lahan, peralatan, pupuk, tenaga kerja, maupun output yang dihasilkannya. PenentuanjumlahsampelrespondenmenggunakanrumusSugiarto, Siagian, Sunarto, danoetomo (2003), yaitu: NZ 2 S 2 n = Nd 2 + Z 2 S 2 dimana : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi Z = Tingkat kepercayaan (90% = 1,64) 173

S 2 = Varian sampel (5%) d = Derajat penyimpangan (5%) Setelah melakukan survei awal, diketahui jumlah petani jagung di Desa Sukadamai sebanyak 240 orang petani, sehingga jumlah responden yang didapat menurut rumus di atas sebanyak 44 orang petani. Analisis Keuntungan Usahatani Ubi Kayu Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui tingkat pendapatan petani ubi kayu. Pendapatan diperoleh dengan menghitung selisih antara penerimaan yang diterima dari hasil usaha dengan biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu tahun, dirumuskan : Y. Py X i. Pxi BTT... (3) Keterangan : π = Pendapatan (Rp) Y = Produksi (Kg) Py = Hargahasilproduksi (Rp/Kg) ΣXi = Jumlahfaktorproduksike i ( i = 1,2,3,.n) Px = Hargaproduksike i (Rp) BTT = Biayatetap total (Rp) Untukmengetahuiapakahusahataniubikayumenguntungkanatautidakbagipetani, makadigunakananalisisimbanganpenerimaandanbiaya yang dirumuskan : R / C PT... BT (4) Keterangan : R/C = Nisbah antara penerimaan dengan biaya PT = Penerimaan total BT = Biaya total yang dikeluarkan oleh petani Jika R/C > 1, maka usahatani ubi kayu yang diusahakan mengalami keuntungan. Jika R/C < 1, maka usahatani ubi kayu yang diusahakan mengalami kerugian. 174

HASIL DAN PEMBAHASAN Keuntungan adalah penerimaan yang diperoleh petani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi, baik berupa biaya tunai maupun biaya yang diperhitungkan.hasil panen jagung yang dijual petani sesuai dengan harga yang berlaku dipasaran saat itu (tentunya dengan mempertimbangkan kualitas jagung) merupakan penerimaan yang diperoleh petani. Penerimaan petani dalam usahatani jagung hibrida dengan luasan 1 hektar sebesar Rp. 11.030.599,27 dengan produksi rata-rata per hektar sebesar 6.510,34 kg. Penerimaan tersebut diperoleh dari hasil produksi dengan harga jual jagung yaitu Rp. 1694,32 per kg. Biaya-biaya yang digunakan dalam usahatani jagung hibrida dibagi atas biaya tunai dan biaya yang tak diperhitungkan. Biaya tunai sebesar Rp.4.735.875,74 dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp.830.652,48; sehingga total biaya yang dikeluarkan sebesar Rp. 5.566.528,42. Tabel 1. Analisis keuntungan usahatani jagung hibrida per hektar di Kab. Lampung Selatan o Uraian S atuan Ju mlah Ha rga (Rp) Nilai (Rp) Penerimaan K 6.51 1.6 11.03 Produksi g 0,34 94,32 0.599,27 BiayaProduksi I. BiayaTunai K 20,9 35. 742.8 Benih g 9 386,36 32,15 K 359, 1.3 492.5 Pupuk Urea g 20 71,14 18,41 K 205, 1.7 356.0 PupukTSP g 93 28,81 13,75 K 112, 6.8 768.0 PupukKCl g 05 54,55 20,66 Insektisida 1 00 ml 2,08 31. 157,89 64.79 6,12 Herbisida L 1,95 71. 138.7 175

TK LuarKeluarga t 282,89 20,26 KP H 49,2 9 Pajak 1,00 SewaLahan BiayaTransportasi Total BiayaTunai 1,00 20. 000,00 25. 000,00 750.000,00 434.680,34 963.2 94,32 25.00 0,00 750.0 00,00 434.6 80,34 4.735. 875,74 II. Biayadiperhitungkan TK Keluarga PenyusutanAlat Bunga Modal Total Biayadiperhitungkan KP H 12,8 7 20. 000,00 151.005,28 0,0 821 257.3 09,09 151.0 05,28 422.3 38,11 830.6 52,48 III. Total Biaya 5.566. 528,42 Keuntungan I. Keuntungan Atas Biaya Tunai II. Keuntungan Atas Biaya Total 6.294. 723,53 5.464. 071,15 R/C Ratio I. R/C Ratio Atas Biaya Tunai 2,33 II. R/C Ratio Atas Biaya Total 1,98 Pada Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa keuntungan usahatani atas biaya tunai dan atas biaya total masing-masing sebesar Rp.6.294.723,53 dan Rp. 5.464.071,15. Nisbahpenerimaanpetaniterhadapbiayatunaisebesar 2,33. Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1.000 biaya tunai yang dikeluarkan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 2.330. Nisbahpenerimaanterhadapbiaya tunai lebih besar dari satu (R/C >1), menunjukkan bahwa penerimaan yang diterima oleh petani lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Hal ini berarti petani masih memperoleh keuntungan atas usahatani yang diusahakan. Pemasaran Pemasaran jagung merupakan proses pertukaran yang mencakup serangkaian kegiatan untuk menyampaikan komoditas jagung dari petani jagung ke konsumen akhir (pabrik pakan ternak). Saluran pemasaran merupakan lembaga pemasaran atau 176

serangkaian lembaga pemasaran yang digunakan dengan menyelenggarakan kegiatan pemasaran yaitu transportasi dan handling (penanganan). Kegiatan penanganan meliputi bongkar muat, penjemuran, dan pengemasan. Dalam pergerakan komoditas jagung dari petani produsen ke konsumen akhir terdapat pedagang-pedagang perantara diantaranya pedagang pengumpul yang hanya membeli jagung dari petani produsen. Hasil pembelian jagung dari petani dikumpulkan dan selanjutnya dijual kembali ke pabrik penampung hasil, selanjutnya dari pabrik penampungan jagung tersebut dijual ke pabrik pakan ternak. Selain sistem pemasaran di atas, terdapat juga sebagian kecil petani yang menjual hasil jagungnya ke pabrik penampungan, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh keuntungan yang semakin tinggi, dimana harga yang berlaku di pabrik penampungan biasanya lebih tinggi daripada harga di pedagang pengumpul. Hal ini dapat dimaklumi karena proses handling jagung juga memerlukan biaya sehingga sebagian selisih harga dialokasikan untuk kegiatan handling. Saluran pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan dapat dilihat pada Gambar 3. Pedagang pengumpul Petani jagung Pabrik pakan ternak Pabrik/gudang penampungan Gambar 1. Saluran pemasaran jagung di Kabupaten Lampung Selatan Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa saluran pemasaran yang terjadi di Kabupaten Lampung Selatan pada umumnya terbagi atas dua model, yaitu : 1. Petani Pedagang pengumpul Pabrik pakan 2. Petani Pabrik penampungan Pabrik pakan Berdasarkan gambar tersebut, ternyata semakin pendek rantai saluran pemasaran akan menguntungkan petani. Hal ini karena perbedaan harga yang relatif besar, dimana harga yang diterima petani apabila menjual jagungnya di pedagang pengumpul sebesar Rp 1.694,32/kg dan apabila dijual ke pabrik atau gudang penampungan sebesar Rp 1.987/kg. Kabupaten Lampung Selatan secara umum memiliki harga jagung yang relatif tinggi daripada kabupaten atau daerah lain. Hal ini dikarenakan Kabupaten Lampung Selatan memiliki letak yang relatif dekat dengan 177

pabrik pakan ternak dan terdapat gudang penampungan hasil seperti PT. Charoen Phokpan Indonesia (PT. CPI), PT. Japfa Comfeed, dll. yang membeli jagung dari pedagang-pedagang pengumpul atau dari petani langsung, sehingga biaya-biaya yang digunakan untuk proses handling khususnya bongkar muat dan transportasi lebih sedikit, karena jaraknya yang relatif dekat sehingga secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap harga jagung. Marjin Pemasaran Salah satu indikator yang digunakan dalam menentukan efisiensi suatu sistem pemasaran adalah marjin pemasaran. Marjin pemasaran mempunyai peranan penting dalam menentukan besar kecilnya pendapatan petani produsen dari penjualan hasil panennya. Hal ini dikarenakan marjin pemasaran berpengaruh secara langsung terhadap pembentukan harga yang terjadi di tingkat petani produsen. Marjin pemasaran merupakan selisih antara harga beli di tingkat lembaga pemasaran dengan harga jualnya. Tabel 2. Analisis marjin pemasaran jagung hibrida pada saluranpemasaran I di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008 No Uraian Harga (Rp/Kg) Share (%) 1 Hargajualpetani 1.695 85,30 2 Hargajual PP 1.987 100,00 Biaya-biaya : 160 8,05 - Pemipilan 50 2,52 - Transportasi 40 2,01 - Pengemasan 45 2,26 - Bongkarmuat 25 1,26 Marjinpemasaran 292 14,70 Profit marjin 132 3 Hargabelipabrikpakan 1.987 100,00 RPM 1,83 178

Pada Tabel 2 di atas terlihat bahwa pada saluran pemasaran I, petani menjual hasil panennya ke pedagang pengumpul sebesar Rp 1.695/kg. Petani tidak mengeluarkan biaya pemasaran karena pedagang pengumpul langsung mendatangi petani di ladang atau di rumah petani, sehingga pedagang pengumpul yang menanggung semua biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang dikeluarkan pedagang pengumpul sebesar Rp 160/kg dan memperoleh marjin pemasaran sebesar Rp 292/kg dengan rasio profit marjin sebesar 1,83. Hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan oleh pedagang pengumpul I akan mendatangkan keuntungan sebesar Rp 1,83. Pada saluran pemasaran II, petani jagung langsung menjual jagung hasil panennya ke pabrik penampung (pabrik pakan), sehingga petani mengeluarkan biaya pemasaran. Biaya pemasaran yang dikeluarkan petani meliputi biaya pemipilan, biaya transportasi, biaya pengemasan, dan biaya bongkar muat seperti tampak pada tabel berikut. Tabel 3. Analisis marjin pemasaran jagung hibrida pada saluran pemasaran II di Kabupaten Lampung Selatan tahun 2008 No Uraian Harga (Rp/kg) 1 Harga jual petani 1.987 Biaya-biaya : 160 - Pemipilan 50 - Transportasi 40 - Pengemasan 45 - Bongkar muat 25 Marjin pemasaran 0 Share (%) 100,00 8,05 2,52 2,01 2,26 1,26 2 Hargabelipabrikpakan 1.987 100,00 RPM 0,00 Pada Tabel 3 dapat dijelaskan bahwa rasio profit marjin pada saluran pemasaran ini adalah 0,00. Hal ini berarti saluran pemasaran lebih efisien dari pada saluran pemasaran yang pertama, karena petani langsung menjual jagung ke pabrik pakan 179

akibatnya share yang diterima petani sebesar 100 persen. Hal ini berarti keuntungan yang diterima petani lebih besar dari saluran pemasaran pertama. KESIMPULAN 1. Keuntungan usahatani atas biaya tunai dan atas biaya total masing-masing sebesar Rp. 6.294.723,53 dan Rp. 5.464.071,15. Nisbahpenerimaanpetaniterhadapbiayatunaisebesar 2,33. Hal ini berarti bahwa setiap Rp. 1.000 biaya tunai yang dikeluarkan dapat menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 2.330. Nisbahpenerimaanterhadapbiaya tunai lebih besar dari satu (R/C >1), menunjukkan bahwa penerimaan yang diterima oleh petani lebih besar daripada biaya yang dikeluarkan. Hal ini berarti petani masih memperoleh keuntungan atas usahatani yang diusahakan. 2. Rasio profit marjin pada saluran pemasaran ini adalah 0,00. Hal ini berarti saluran pemasaran lebih efisien dari pada saluran pemasaran yang pertama, karena petani langsung menjual jagung ke pabrik pakan akibatnya share yang diterima petani sebesar 100 persen. Hal ini berarti keuntungan yang diterima petani lebih besar dari saluran pemasaran pertama. 180

DAFTAR PUSTAKA.Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2006. Lampung dalam Angka. BPS Propinsi Lampung. Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. 2007. Lampung dalamangka.kerjasama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dan Badan Pusat Statistik Propinsi Lampung. Gittinger.J.P. 1993.AnalisisProyek-ProyekPertanian; Edisi II.DiterjemahkanOleh P. Sutomodan K. Magin.Universitas Indonesia Press.Jakarta. 579 halaman. Sugiarto, D. Siagian, L.S. Sunarto, dan D.S. Oetomo. 2003. Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 181