BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
adaptif) dan productive dispositotion (sikap produktif). Dari pernyataan diatas, Pembelajaran Matematika harus menekankan pada pemahaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-undang Sisdiknas Pasal 4 ayat 4 menyatakan bahwa Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuanita, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang dalam hidup membutuhkan pendidikan, karena kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

I. PENDAHULUAN. taraf hidup manusia. Sebagaimana disebutkan dalam Undang-undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat terangkat harkat dan derajadnya. pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. hal tersebut, pembangunan nasional dalam bidang pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan. Pemerintah pun berperan aktif

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah [ sic! sic!

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berkualitas yang mana menjadi subjek pencipta,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan

agar menjadi manusia yang beriman, cakap, aktif, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta

1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. era globalisasi sesuai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pengalaman belajar yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, mungkin sejak lahir sampai akhir hayat.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan datang sangat tergantung pada kualitas manusia yang dikembangkan pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Masrini, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dianggap belum mampu bersaing dengan dunia luar. hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. 1. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia Indonesia, yaitu manusia yang mampu berfikir tinggi dan kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. baru agar pendidikan di Indonesia bisa berkembang dan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

berbahasa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi secara lisan maupun tulisan

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk membekali peserta didik agar menjadi warga negara yang baik

BAB I PENDAHULUAN. rendah dimana nilai siswa 50 sementara nilai yang diharapkan adalah 60 ke atas.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang mutlak dibutuhkan oleh seluruh

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan.peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan mempunyai peran penting pada kehidupan saat ini, apabila

BAB I PENDAHULUAN. dengan lingkungan dan tidak dapat berfungsi maksimal dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pendidikan nasional yang ingin dicapai telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. baik agar dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. membantu penyelesaian masalah pembangunan yang ada. Upaya yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu proses pengembangan individu dan kepribadian seseorang yang

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pasal 1 ayat (1): Pendidikan adalah usaha sadar dan. akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. memberikan hak cuti kepada guru yang akan melaksanakan kegiatan penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya fenomena globalisasi, pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi diera globalisasi dewasa

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu cara yang tepat dalam usaha membentuk sumber daya manusia yang lebih berkualitas serta mendukung terciptanya tujuan pembangunan nasional. Sebab dengan adanya pendidikan, manusia mendapatkan pengetahuan, keterampilan, serta nilai-nilai sikap, sehingga manusia dapat berfikir lebih kritis dan lebih rasional dalam menghadapi segala permasalahan. Pendidikan diharapkan sesuai dengan pasal 3 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan bertujuan untuk mengembangkan potensi pada siswa agar menjadi manusia yang beriman, cakap, aktif, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sanjaya, 2011: 65). Tujuan pendidikan nasional tersebut dijadikan dasar dan acuan untuk menentukan seluruh aspek pembelajaran pada setiap mata pelajaran. Mencapai tujuan dalam pendidikan diperlukan proses sehingga input yang ada dapat menghasilkan output yang diinginkan. Proses yang dimaksud adalah proses pembelajaran. Sekolah Dasar (SD) merupakan salah satu lembaga pendidikan formal dasar yang dilaksanakan untuk membina, membimbing, melatih dan memberi fasilitas bagi siswa untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Dalam melaksanakan tujuan tersebut perlu diselenggarakan program pendidikan yang sinkron antara program pendidikan dengan output yang dibutuhkan. Dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran matematika, keberhasilan dapat diukur dengan bagaimana proses penguasaan materi itu terjadi, bukan hanya sejauh mana siswa menguasai pelajaran. Tujuan pembelajaran matematika akan

2 tercapai jika siswa belajar secara aktif, atau dapat juga dengan student center yang menyenangkan, dan bermakna. Dalam pembelajaran matematika, seorang guru yang mengajar di dalam kelas memiliki suatu harapan. Harapan setiap guru dalam mengajarkan mata pelajaran matematika yaitu siswa dapat menguasai keterampilanketerampilan matematika dengan baik dan benar. Dengan adanya penguasaan tersebut, maka pembelajaran akan lebih bermakna dan membawa hasil nyata bagi siswa. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), seorang guru dituntut memiliki kompetensi yang profesional, inovatif, kreatif, dan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran, khusunya pelaksanaan proses pembelajaran di dalam kelas. Selain itu guru juga dituntut mampu berlaku sebagai seorang fasilitator, yang dapat menguasai berbagai perkembangan ilmu dan teknologi agar dapat menyiapkan bekal bagi peserta didik dalam menghadapi segala tantangan di era globalisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat ditempuh menggunakan pendekatan pembelajaran yang inovatif dan membuat belajar semakin bermakna. Pendekatan pembelajaran yang digunakan harus sesuai karakteristik siswa agar tercipta minat yang tinggi terhadap pelajaran matematika. Guru dikatakan berhasil dalam mengajar jika ada peningkatan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari aktivitas proses belajar. Begitu pentingnya proses belajar, sehingga apabila ingin berhasil dalam pembelajaran, salah satu caranya ialah dengan mengefektifkan proses belajar dengan baik, agar hasil yang tercapai sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas III SD Negeri 2 Karangsari pada hari Jumat, 30 Oktober 2015, diketahui banyak siswa yang masih mengalami kesulitan belajar, terutama pada pemahaman konsep, gagasan serta penguasan terhadap keterampilan-keterampilan mata pelajaran matematika. Dalam kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, siswa kelas III kurang antusias, kurang aktif, dan banyak yang bermain sendiri dikarenakan kurang tepatnya penggunaan pendekatan

3 pembelajaran. Guru dalam memberikan materi matematika menggunakan model ceramah, langsung pada rumus, serta latihan soal pada peserta didik. Hal itulah yang menyebabkan pembelajaran matematika di kelas III kurang bermakna dan terkesan bahwa matematika merupakan pelajaran yang sulit dan membosankan. Diketahui bahwa kegiatan belajar mengajar matematika kelas III di SD Negeri 2 Karangsari belum maksimal seperti apa yang diharapkan. Data terakhir berdasarkan hasil tes ulangan harian matematika kelas III, dari jumlah 30 yang terdiri dari 19 siswa perempuan, dan 11 siswa laki-laki. Diperoleh data 17 siswa yang belum tuntas mencapai KKM 60 dari sekolah. Hal ini disebabakan karena kurangnya antusias dan keaktifan siswa terhadap mata pelajaran matematika, dan matematika masih dianggap sebagai mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Di sinilah tugas seorang guru dituntut untuk mampu membangkitkan antusias belajar siswa dalam pelajaran matematika. Peran seorang guru ditunjuk untuk ikut serta mewujudkan pembelajaran yang menyenangkan tanpa mengabaikan tujuan kognitif yang harus dicapai secara efisien. Peneliti berharap nantinya nilai rata-rata tes hasil belajar siswa dapat meningkat dengan standar dari peneliti mencapai nilai 75 dan kualitas proses belajarnya pun meningkat. Data tersebut menunjukkan adanya kesenjangan antara pembelajaran yang diharapkan sesuai dengan Kurikulum KTSP dengan proses pembelajaran yang terjadi sesungguhnya di sekolah. Pada pelaksanaan proses pembelajaran di SD Negeri 2 Karangsari menjadi kurang optimal dikarenakan kurang tepatnya pemilihan model pendekatan pembelajaran, kurang optimal model pendekatan pembelajaran tersebut jelas mengindikasikan adanya permasalahan dalam kegiatan pembelajaran matematika yang perlu untuk dicarikan solusinya. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat diperlukan, pendekatan pembelajaran merupakan suatu komponen yang ikut serta menentukan keberhasilan proses pendidikan. Pendekatan pembelajaran yang digunakan guru harus disesuaikan dengan karakteristik siswa dan materi yang akan dipelajari. Sebab tidak semua pendekatan pembelajaran dapat diterapkan pada materi pelajaran yang

4 akan disampaikan pada peserta didik. Pendekatan pembelajaran sebaiknya disertakan dengan media pembelajaran agar proses pembelajaran yang dilakukan lebih antusias, bermakna dan optimal. Berdasarkan situasi di kelas III SD Negeri 2 Karangsari, peneliti menawarkan sebuah pendekatan pembelajaran yaitu Pendekatan Induktif secara garis besar pendekatan induktif mendorong siswa untuk mempelajari contoh-contoh khusus informasi dan konsep di lingkungan yang sesuai dengan materi pelajaran kemudian dibuat generalisai dan ditarik kesimpulan lebih unum dari hasil penelitian konsep-konsep yang sudah ada di lingkungan sekitar. Dengan begitu pelajaran matematika bukan hanya mempelajari rumus yang sudah ada, tetapi juga memahami konsep. Menurut Yamin (2012: 78) pendekatan induktif mendorong siswa untuk belajar atau berusaha keras mensisntesiskan, mengumumkan, atau menyimpulkan prinsip dasar dari pelajaran tersebut melalui pemberian berbagai kasus, fakta, contoh atau sebab yang menccerminkan suatu konsep atau prinsip. Berdasarkan penjelasan di atas, kita dapat mengetahui hal-hal yang ditekankan dalam pendekatan induktif. Dengan pendektan induktif ini seorang guru bisa melihat dan meneliti keaktifan siswa dalam menjawab kasus, fakta, dan contoh yang diberikan guru sesuai dengan materi mata pelajaran yang akan dipelajari. Siswa belajar menghubungkan contoh-contoh yang diberikan guru dan menarik kesimpulan dari contoh atau konsep-konsep tersebut. Pendekatan induktif dapat mengembangkan cara berfikir kritis dan rasional siswa khusunya dalam pemahaman konsep matematika. Pelaksanaan pendekatan induktif dipadukan dengan media konkret. Media konkret merupakan media visual non proyeksi yang biasa disebut dengan media nyata atau benda realita. Menurut Asyhar (2011 : 54) benda nyata atau benda konkret adalah benda yang dapat dilihat, didengar atau dialami oleh peserta didik sehingga memberikan pengalaman langsung kepada mereka. Benda tersebut tidak harus

5 dihadirkan di ruang kelas ketika proses pembelajaran berlangsung, tetapi siswa dapat melihat langsung ke lokasi obyek. Sebagai contoh, untuk mempelajari keanekaragaman hayati, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem dan organ tanaman, siswa bisa mengamatinya langsung di lokasi atau habitatnya, misalnya melalui kunjungan atau studi lapangan. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan meneliti tentang pendekatan induktif dengan media konkret yang diharapkan dapat meningkat proses pembelajaran Matematika melalui penelitian tindakan kelas kolaboratif dengan judul Penerapan Pendekatan Induktif Dengan Media Konkret Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Persegi dan Persegi Panjang Pada Siswa Kelas III SD Negeri 2 Karangsari Tahun Ajaran 2015/2016. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang ada, maka perumusan masalah dapat ditulis sebagai berikut: 1. Bagaimana langkah langkah pendekatan induktif dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016? 2. Apakah penerapan pendekatan induktif dengan media model konkret dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016? 3. Apa kendala dan solusi penerapan pendekatan induktif dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016?

6 C. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran matematika kelas III SD Negeri 2 Karangsari Kecamatan Kebumen, sedangkan tujuan khusus penelitian ini adalah untuk: 1. Mendeskripsikan langkah-langkah penerapan pendekatan induktif dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016. 2. Meningkatkan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang melalui pendekatan induktif dengan media konkret pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016. 3. Menemukan kendala dan solusi yang dihadapi pada penerapan pendekatan induktif dengan media konkret dalam peningkatan pembelajaran matematika tentang persegi dan persegi panjang pada siswa kelas III SD Negeri 2 Karangsari tahun ajaran 2015/2016. D. Manfaat Penelitian Dalam penelitian yang akan dilaksanakan kali ini memiliki dua manfaat penelitian yang ingin dicapai. Manfaat tersebut meliputi manfaat teoretis dan manfaat praktis. 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya: a. Mendapatkan pengetahuan atau teori baru tentang pembelajaran matematika melalui pendekatan induktif dengan media konkret. b. Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan mata pelajaran matematika SD pendekatan induktif dengan media konkret.

7 c. Sebagai acuan dan bahan pertimbangan bagi penelitian sejenis serta wawasan keilmuan dalam bidang pendidikan. 2. Manfaat Praktis Berikut perincian manfaat praktis yang dapat diperoleh dari penelitian ini. a. Bagi Siswa. Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kegiatan belajar secara lebih nyata, dan tidak hanya terfokus pada rumus yang sudah ada sehingga dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar matematika. b. Bagi peneliti Penelitian tentang penerapan pendekatan induktif dengan media konkret ini memberikan manfaat bagi peneliti diantaranya: 1) dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti dalam meningkatkan pembelajaran matematika. 2) dijadikan sebagai bahan acuan untuk penelitian lebih lanjut. c. Bagi Guru. Dengan dilaksanakan penelitian ini mendorong para guru untuk menerapkan dan mengembangkan pendekatan induktif dengan media konret di kelas dan memudahkan guru untuk menarik minat serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran matematika di kelas. d. Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang banyak dalam rangka memperbaiki pembelajaran di dalam kelas dan untuk pengembangan sumber daya manusia (SDM) agar lebih berkualitas dan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.