PERBANDINGAN PERILAKU HARIAN BURUNG BAYAN JANTAN (Eclectus roratus Müller, 1776) BERDASAKAN KEBERADAAN PEJANTAN PESAING DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN

dokumen-dokumen yang mirip
PERBANDINGAN PERILAKU HARIAN JANTAN DAN BETINA BURUNG ELANG BONDOL (Haliastur indus Boddaert, 1783) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA

Jl. Gunung Batu No. 5 Po Box 165; Telp , ; Fax Bogor 2 Balai Penelitian Kehutanan Kupang

PERILAKU HARIAN SEPASANG BURUNG NURI TALAUD (EOS HISTRIO) DI KANDANG PENELITIAN BPK MANADO

III. METODE PENELITIAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di ruang penangkaran lovebird Jl. Pulau Senopati Desa

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama 18 hari (waktu efektif) pada bulan Maret 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

DAFTAR PUSTAKA. Alikodra HS Pengelolaan Satwaliar. Bogor: Yayasan Penerbit Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.

PERILAKU PENGASUHAN ANAK BURUNG BAYAN (Eclectus roratus) OLEH INDUKNYA DI PENANGKARAN. Wahyu Prihatini Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan

Tingkah Laku Reproduksi Merak Hijau (Pavo Muticus) pada Umur yang Berbeda di UD. Tawang Arum Kecamatan Gemarang, Kabupaten Madiun

065 PERILAKU SEKSUAL MONYET EKOR PANJANG (Mncncn fascic~lnris) Di BUM1 PERUMAHAN PRAMUKA CIBUBUR, JAKARTA LILA MULYATI

SKRIPSI. PERILAKU HARIAN BURUNG JALAK BALI (Leucopsar rothschildi) PERIODE BREEDING PADA RELUNG YANG BERBEDA DI BALI BIRD PARK, GIANYAR, BALI

Perilaku Burung Beo Alor di Penangkaran Oilsonbai, Nusa Tenggara Timur

PERILAKU HARIAN DAN KONSUMSI PAKAN BAYAN (Eclectus roratus) PADA MASA KAWIN, MENGERAM, DAN MEMELIHARA ANAK

MATERI DAN METODE. a b c Gambar 2. Jenis Lantai Kandang Kelinci a) Alas Kandang Bambu; b) Alas Kandang Sekam; c) Alas Kandang Kawat

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR LAMPIRAN... ix

ABSTRAK. Kata kunci : kuntul kecil, pulau serangan, aktivitas harian, habitat, Bali

POLA AKTIVITAS ORANGUTAN (Pongo abelii) DI KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER KETAMBE ACEH TENGGARA

TINJAUAN PUSTAKA. Subphylum : Vertebrata. : Galiformes

Bentuk Interaksi Kakatua Sumba (Cacatua sulphurea citrinocristata) di Habitatnya. Oleh : Oki Hidayat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Burung tekukur merupakan burung yang banyak ditemukan di kawasan yang

AKTIVITAS POLA MAKAN DAN PEMILIHAN PAKAN PADA LUTUNG KELABU BETINA

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini menemukan empat jenis burung madu marga Aethopyga di

HASIL DAN PEMBAHASAN

TEKNIK PEMELIHARAAN DAN PERILAKU HARIAN NURI BAYAN (Eclectus roratus Muller 1777) DI MBOF DAN ASTI, BOGOR AJRINI SHABRINA

III. BAHAN DAN METODE. antara bulan Januari Maret 2014 dengan pengambilan data antara pukul

KAJIAN KEBERADAAN TAPIR (Tapirus indicus) DI TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS BERDASARKAN JEBAKAN KAMERA. Surel :

Evaluasi Tatalaksana Pemeliharaan dan Tingkah Laku Sosial Macaca di Taman Marga Satwa Tandurusa Kecamatan Aertembaga Kota Bitung Sulawesi Utara

PENGAMATAN AKTIVITAS HARIAN DAN WAKTU AKTIF KATAK POHON BERGARIS (Polypedates leucomystax)

IV. METODE PENELITIAN

POLA PENGGUNAAN WAKTU OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

POLA PENGGUNAAN RUANG OLEH ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii, LESSON 1827) DI TAMAN MARGA SAWTA RAGUNAN RIZKI KURNIA TOHIR E

Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu Vol. 4(3): , Agustus PERILAKU BURUNG MURAI BATU (Copsychus malabaricus) SIAP PRODUKSI

PERILAKU HARIAN ANAK GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumateranus) DI PUSAT KONSERVASI GAJAH TAMAN NASIONAL WAY KAMBAS LAMPUNG

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian

I. PENDAHULUAN. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan di bidang peternakan yang semakin luas,

PERILAKU ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DAN TAMAN SAFARI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Seluruh jenis rangkong (Bucerotidae) di Indonesia merupakan satwa yang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Data Suhu Lingkungan Kandang pada Saat Pengambilan Data Tingkah Laku Suhu (ºC) Minggu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Januari 27 Februari 2015 bekerja sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku Harian Owa Jawa (Hylobtes Moloch Audebert, 1798) Di Pusat Penyelamatan Dan Rehabilitasi Owa Jawa (Javan Gibbon Center), Bodogol, Sukabumi

Burung Kakaktua. Kakatua

MORFOMETRI BURUNG DIURNAL DI KAWASAN HUTAN LINDUNG DESA SEKENDAL KECAMATAN AIR BESAR KABUPATEN LANDAK KALIMANTAN BARAT

Veterinaria Vol 6, No. 1, Pebruari Studi Perilaku Pasangan Jalak Bali (Leucopsar rothschildi) pada Kandang Breeding di Kebun Binatang Surabaya

MODE LOKOMOSI PADA ORANGUTAN KALIMANTAN (Pongo pygmaeus Linn.) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, JAKARTA MUSHLIHATUN BAROYA

MATERI DAN METODE. Materi

KEANEKARAGAMAN JENIS POHON DAN BURUNG DIBEBERAPA AREAL HUTAN KOTA MALANG SEBAGAI SUMBER BELAJAR BIOLOGI SKRIPSI

JENIS-JENIS KADAL (LACERTILIA) DI KAWASAN KAMPUS UNIVERSITAS ANDALAS LIMAU MANIH PADANG SKRIPSI SARJANA BIOLOGI OLEH HERLINA B.P.

Perilaku Harian Tarsius dalam Kandang di Patunuang, Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung Maryatul Qiptiyah et al.,

TEKNIK PENANGKARAN DAN AKTIVITAS HARIAN MAMBRUK VICTORIA (Goura Victoria Fraser, 1844) DI MEGA BIRD AND ORCHID FARM BOGOR, JAWA BARAT

HASIL. Penggunaan Kamera IR-CCTV pada Pengamatan Perilaku Walet Rumahan. Nesting room di dalam rumah walet

LAPORAN PENGAMATAN AKTIVITAS HARIAN DAN WAKTU AKTIF BUNGLON (Bronchochela sp.) Oleh :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Hubungan antara Pengetahuan Siswa Tentang Konsep Ekologi dengan Ecological Footprint Berdasarkan Gender (Studi Korelasional di SMA Jakarta)

PERILAKU ANAK ORANGUTAN (Pongo pygmaeus pygmaeus) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER, TAMAN MARGASATWA RAGUNAN DAN TAMAN SAFARI INDONESIA

3. METODE PENELITIAN. Penelitian tentang ukuran kelompok simpai telah dilakukan di hutan Desa Cugung

CIRI - CIRI FISIK TELUR TETAS ITIK MANDALUNG DAN RASIO JANTAN DENGAN BETINA YANG DIHASILKAN ABSTRACT ABSTAAK

ANALISIS KEPUASAN PENGUNJUNG ATAS KESEJAHTERAAN SATWA DI KEBUN BINATANG SKRIPSI

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS TERNAK JALAK SUREN

PERILAKU HARIAN PECUK HITAM (Phalacrocorax sulcirostis) SAAT MUSIM BERBIAK DI SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT, JAKARTA

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

KARAKTERISTIK FISIK SARANG BURUNG MALEO (Macrocephalon maleo) DI SUAKA MARGASATWA PINJAN-TANJUNG MATOP, SULAWESI TENGAH

METODE PENELTIAN. Penelitian tentang keberadaan populasi kokah (Presbytis siamensis) dilaksanakan

Aktivitas Harian Orangutan Sumatera (Pongo Abelii) Di Taman Safari Indonesia, Cisarua, Bogor

KARAKTERISTIK DAN PERILAKU LOVEBIRD JANTAN SERTA BETINA SPESIES Agapornis fischeri VARIAN HIJAU STANDAR

Gambar 2. Induk Babi Bunting yang Segera Akan Beranak

HUBUNGAN ANTARA KESUNGGUHAN (CONSCIENTIOUSNESS) DENGAN HASIL BELAJAR BIOLOGI: STUDI KORELASIONAL TERHADAP SISWA KELAS X MIPA DI SMA NEGERI 38 JAKARTA

TINGKAH LAKU MAKAN ELANG LAUT PERUT PUTIH (Haliaeetus leucogaster) DI PUSAT PENYELAMATAN SATWA TASIK OKI SULAWESI UTARA

Deskripsi Tingkah Laku Owa Jawa (Hylobates moloch Audebert) di Taman Margasatwa Ragunan

PERILAKU MAKAN GORILA (Gorilla gorilla gorilla ) DI PUSAT PRIMATA SCHMUTZER TAMAN MARGASATWA RAGUNAN JAKARTA SAHRONI

Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) di Bali Safari and Marine Park, Gianyar

6/7/2013. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Lampung Jl. Soemantri Brojonegoro No. 1 Bandar Lampung

POLA PERTUMBUHAN DAN KORELASI UKURAN-UKURAN TUBUH DOMBA LOKAL KOTA PADANG SUMATERA BARAT PADA JENIS KELAMIN YANG BERBEDA

IJEEM: Indonesian Journal of Environmental Education and Management, Volume 1 Nomor 1 Januari 2016

Tugas Portofolio Pelestarian Hewan Langka. Burung Jalak Bali

Performa Produksi Puyuh Petelur (Coturnix-coturnix Japonica) Hasil Persilangan..Wulan Azhar

PENGELOLAAN ORANGUTAN SUMATERA (Pongo abelii) SECARA EX-SITU, DI KEBUN BINATANG MEDAN DAN TAMAN HEWAN PEMATANG SIANTAR

ABSTRAK PERBEDAAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU SISWA-SISWI SMA NEGERI X DENGAN SMA SWASTA X KOTA BANDUNG TERHADAP INFFEKSI MENULAR SEKSUAL

KEANEKARAGAMAN EKTOPARASIT PADA BIAWAK (Varanus salvator, Ziegleri 1999) DIKOTA PEKANBARU, RIAU. Elva Maharany¹, Radith Mahatma², Titrawani²

PERBANDINGAN DUA METODE PENDUGAAN PRODUKSI SUSU SAPI PERAH BERDASARKAN CATATAN SEBULAN SEKALI

UKURAN KELOMPOK MONYET EKOR PANJANG (Macaca fascicularis) DI HUTAN DESA CUGUNG KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG GUNUNG RAJABASA LAMPUNG SELATAN

SEBARAN POPULASI DAN POTENSI KERBAU MOA DI PULAU MOA KABUPATEN MALUKU BARAT DAYA

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

ANALISIS KEBUTUHAN NUTRIEN DAN KECEFUVAAN PAKAN BAJING KELAPA (Callosciurus notatus) DI PENANGKARAN - - RANGGA BANDANAJI

BAB III METODE PENELITIAN

MATERI DAN METODE PENELITIAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ASPEK KEHl DUPAM DAN BlQLOGI REPRODUKSI

PERILAKU HARIAN SIAMANG (Symphalangus syndactylus) di BALI ZOO PARK, DESA BATUAN, GIANYAR, BALI

Tingkah Laku Harian Gajah Sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) di Bali Safari and Marine Park, Gianyar

PERILAKU HARIAN BURUNG SALMON-CRESTED COCKATOO (Cacatua moluccensis) DI PENANGKARAN ECO GREEN PARK KOTA BATU PROPINSI JAWA TIMUR

Aktivitas Harian Bekantan (Nasalis larvatus) di Cagar Alam Muara Kaman Sedulang, Kalimantan Timur

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENANGKARAN BURUNG PARKIT (Melopsittacus undulatus)

Analisis Penggunaan Ruang dan Waktu Rusa Sambar Rusa unicolor di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta. Disiapkan Oleh:

PREFERENS1 DAN TINGIM LAKU MAKAN ANOA (Brtbalils sp) DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN, JAKARTA

TINGKAH LAKU HARIAN KUSKUS BERUANG (Ailurops ursinus) DI CAGAR ALAM TANGKOKO BATU ANGUS

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK AIR DAUN STROBERI (Fragaria vesca L.) TERHADAP PERILAKU SEKSUAL MENCIT SWISS WEBSTER JANTAN

Transkripsi:

BIOMA 11 (1), 2015 Biologi UNJ Press ISSN : 0126-3552 PERBANDINGAN PERILAKU HARIAN BURUNG BAYAN JANTAN (Eclectus roratus Müller, 1776) BERDASAKAN KEBERADAAN PEJANTAN PESAING DI TAMAN MARGASATWA RAGUNAN The Comparison of Daily Behavior of Male Eclectus Parrot (Eclectus roratus Müller, 1776) based on the existence of Male Competitor at Ragunan Zoo Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Jl. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta Timur. 13220. Indonesia. Email: desmudzation@gmail.com Tanggal publikasi online: ANDES SACHRAN DESMUDZAT, PASKAL SUKANDAR &ADE SURYANDA ABSTRACT Eclectus is one of many birds in Indonesia. The condition at captive may vary to the bird s natural habitat. The objective of this research was to find out the comparison of daily behavior between two males Eclectus parrot at Ragunan Zoological park. Each males has different condition. The first male has a competitior in its cage, and the second male hasn t. This research conducted January 2015 until March 2015. The behavior were ingestive, movement, motionless, and sexual. The descriptive method was used in this study. The focal animal sampling was used as a technique for recording those behavior. U Mann Whitney statistical test (p< 0,05) showed there are significant differences in the frequency of motionless and sexual behavior between male with competitor and male with no competitor. However, there is no significant diffrences in ingestive and movement behavior (p< 0,05). Keywords : Eclectus parrot, behavior, competitor, Ragunan PENDAHULUAN Burung bayan (Eclectus roratus) merupakan satu dari sekian banyak burung yang dilindungi di Indonesia. Burung ini termasuk dalam bangsa Psittasiformes atau paruh bengkok. Burung bayan memiliki sifat sex-dimorfisme, yakni memiliki perbedaan warna bulu antara jantan dan betina. Keadaan di taman margasatwa jelas berbeda dengan keadaan di habitat aslinya. Keadaan fisiologi dan fisik dari suatu lingkungan dapat mempengaruhi perilaku burung (Bradshaw dan Engebretson, 2013). Dalam satu kandang idealnya hanya terdapat sepasang burung bayan, yakni jantan dan betina. Namun pada kondisi tertentu, ada kalanya dalam satu kandang dapat terdapat lebih dari dua ekor burung bayan. 73

Di Ragunan, terdapat dua kandang yang berisi burung bayan. Kandang pertama berisi tiga ekor bayan, yakni sepasang burung bayan (jantan dan betina) dan satu jantan tak berpasangan, sedangkan pada kandang kedua berisi sepasang burung bayan (jantan dan betina). Dalam satu kandang, burung bayan yang tidak memiliki pasangan berpotensi untuk menjadi pesaing jantan yang sudah berpasangan. Adanya keberadaan pesaing (kompetitor) merupakan suatu permasalahan yang dapat memicu terjadinya kompetisi dan dapat berpengaruh terhadap perilaku satwa, karena itu pemantauan perilaku di kandang tersebut penting dilakukan. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tanggal 4 Januari - 30 Maret 2015 selama 20 hari mulai dari pukul 08.00 sampai pukul 16.00 di Kandang Unggas Baru Taman Margasatwa Ragunan Jakarta, Indonesia. Bahan dan Alat Penelitian Bahan yang diamati adalah dua individu burung bayan jantan yang masing-masing telah berpasangan. Burung bayan jantan A memiliki pesaing, sedangkan burung bayan B tidak memiliki pesaing Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, binokuler Nikon perbesaran 8 x 40, stopwatch, tabel data pengamatan, dan kamera digital Fujifilm Finepix S2950 C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif survei. Teknik pengambilan data menggunakan Focal Animal Sampling, yaitu pengamatan tingkah laku yang dilakukan pada individu-individu tertentu yang dijadikan fokus pengamatan pada waktu yang sudah ditentukan dan dicatat secara rinci semua gerakan yang terjadi (Martin dan Bateson, 1988). Perilaku yang diamati adalah perilaku ingestif, bergerak, diam, dan seksual. Analisis Data x 100% Keterangan : P = Persentase Perilaku X = Frekuensi satu perilaku yang diamati dalam pengamatan Y = Frekuensi seluruh perilaku yang diamati Uji hipotesis menggunakan uji non parametric U-Mann Whitney dengan aplikasi SPSS versi 16. Perhitungan persentase aktivitas individu pada setiap perilaku selanjutnya dihitung dengan rumus Martin and batesson (1988). HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Ingestif Perilaku Ingestif meliputi aktivitas makan, minum, dan defekasi. Burung bayan Amemiliki total frekuensi yang paling banyak. Meskipun demikian, persentase makan burung B lebih tinggi. Hal disebabkan karena burung bayan B sangat jarang terlihat melakukan aktivitas 74

Tabel 1. Hasil perhitungan uji hipotesis uji U-Mann Whitney Perilaku Harian na NB P α Keputusan Ingestif 10 10 0.52 0.05 Terima H0 Bergerak 10 10 0.94 0.05 Terima H0 Diam 10 10 0.006 0.05 Tolak H0 Seksual 10 10 0.002 0.05 Tolak H0 ingestif selain makan (minum dan defekasi), sehingga persentase makan B menjadi tinggi. Berdasarkan hasil perhitungan uji U-Mann Whitney (p > 0.05 ; terima H0) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku ingestif antara jantan di kandang yang terdapat jantan pesaing dengan kandang yang tidak terdapat kandang pesaing. Meskipun burung bayan A memiliki pesaing, namun hal ini tidak berpengaruh terhadap aktivtas ingestif. Pada saat makan, burung bayan A selalu menyerang burung pesaing, sehingga kebutuhan makan bayan A tetap terpenuhi, sama halnya dengan bayan B yang tidak memiliki pesaing. Perilaku Bergerak Perilaku bergerak meliputi aktivitas terbang, menggelantung, berjalan, bersuara, besihkan paruh, agonistic dan membersihkan diri. Burung bayan merupakan burung yang aktif bergerak. Aktivitas bergerak ini biasanya dipengaruhi oleh keadaan di sekitarnya. Aktivitas bergerak burung bayan di penangkaran banyak dipengaruhi oleh kedatangan petugas untuk Tabel 2. Perbandingan Perilaku Perilaku harian burung bayan A dan B Perilaku Bayan Jantan A Bayan Jantan B Jantan X Y % X Y % INGESTIF Makan 205 229 89.52% 163 170 95.88% Minum 11 229 4.80% 1 170 0.59% Defekasi 13 229 5.68% 6 170 3.53% BERGERAK Terbang 744 4489 16.57% 557 4667 11.93% Gelantung 422 4489 9.40% 512 4667 10.97% Jalan 932 4489 20.76% 494 4667 10.58% Suara 1270 4489 28.29% 2321 4667 49.73% Bersihkan Paruh 459 4489 10.22% 316 4667 6.77% Agonistik 55 4489 1.23% 2 4667 0.04% Garuk 607 4489 13.52% 465 4667 9.96% DIAM Bertengger 880 915 96.17% 567 655 86.56% Berjemur 29 915 3.17% 11 655 1.68% Istirahat 6 915 0.66% 77 655 11.76% SEKSUAL Mendekati 90 224 40.18% 42 58 72.41% Menelisik 58 224 25.89% 0 58 0.00% cumbu 68 224 30.36% 16 58 27.59% Kopulasi 8 224 3.57% 0 58 0.00% 75

memberi makan, membersihkan kandang, ataupun gangguan lain (Ringa, 2000). Ganguan lain yang terjadi di sekitar kandang antara lain keberadaan pengunjung yang ramai ataupun aktivitas petugas di sekitar lingkungan kandang. Berdasarkan hasil perhitungan uji U-Mann Whitney (p > 0.05 ; terima H0 ) dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan perilaku bergerak antara burung bayan jantan di kandang yang terdapat jantan pesaing dengan kandang yang tidak terdapat kandang pesaing. Tiidak adanya beda ini disebabkan karena gangguan yang dialami kedua burung tersebut sama, yakni keberadaan pengunjung. Perilaku Diam Berdasarkan hasil perhitungan uji U- Mann Whitney (p < 0.05 ; tolak H0 ) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku diam antara jantan di kandang yang terdapat jantan pesaing dengan jantan di kandang yang tidak terdapat kandang pesaing. Adanya pesaing tampaknya memberi pengaruh terhadap perilaku burung bayan A. Keberadaan bayan pesaing di kandang 1 tampaknya membuat burung bayan A merasa tidak nyaman. Kondisi yang tidak nyaman ini akan membuat burung sulit untuk melakukan aktivitas tidur (Leuscher, 2006). Burung bayan A tampak selalu waspada mengamati kondisi sekitar, terutama mengawasi burung bayan pesaing yang selalu berusaha mendekati bayan betina. D. Perilaku Seksual Berdasarkan hasil perhitungan uji U- Mann Whitney (p < 0.05 ; tolak H0 ) dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku seksual antara jantan di kandang yang terdapat jantan pesaing dengan jantan di kandang yang tidak terdapat kandang pesaing Keberadaan burung bayan jantan pesaing dapat mempengaruhi dorongan jantan yang berpasangan untuk berperilaku seksual, terutama berkopulasi. Keberadaan jantan pesaing di kandang 1 telah menimbulkan kompetisi untuk memperebutkan betina. Dalam keadaan berkompetisi, burung jantan akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan tingkat kopulasi (Birkhead,1987). Pada burung bayan B di tidak tidak dalam kondisi berkompetisi, sehingga tingkat kopulasi tidak tinggi. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat perbedaan frekuensi yang signifikan pada perilaku makan burung bayan jantan berdasakan keberadaan pejantan pesaing 2. Tidak terdapat perbedaan frekuensi yang signifikan pada perilaku bergerak burung bayan jantan berdasakan keberadaan pejantan pesaing 3. Terdapat perbedaan frekuensi yang signifikan pada perilaku diam pada burung bayan jantan berdasakan keberadaan pejantan pesaing 4. Terdapat perbedaan frekuensi yang signifikan pada perilaku seksual burung bayan jantan berdasakan keberadaan pejantan pesaing. DAFTAR PUSTAKA Alikodra, H.S. 1990. Pengelolaan Satwa Liar Jilid 1. Kerjasama Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pendidikan Ilmu. IPB Press. Bogor Birkhead, T. R. 1987. Copulation Behavior in Birds. 101 : 101-138 Bradshaw, G.A. and Monica Engebretson. 2013. Parrot Breeding And Keeping: The Impact of Capture And Captivity. Animal and Society Institute. United State of America: 58 hlm. 76

Burnie, David. 2012. Birds of The World. Dorling Kindersley. London: 352 hlm. Clements, Kenny. 2007. The Encyclopedia of Birds. International masters Publishing. New York: 107 hlm. Drickamer, Leel. 2002. Animal Behaviour. Mc Graw- Hill Higler Education. New York : 632 hlm. Leuscher, Andrew. 2006. Manual of Parrot Behaviour. Willey- Blackwell Publishing Ltd. Oxford: 352 hlm. Marshall, Rob and Ian Ward. 2004. A Guide to Eclectus Parrot as Pet and Aviary Bird. ABK Publications. South Tweed Heads: 160 hlm. Martin Steve, 2002. Understanding Parrot Behavior. Natural Enconters Inc. Lake Wales. Martin, P and P. Bateson. 1988. Measuring Behavior an Introduction Guide. 2nd Edition. cambridge Unversity Press. Sydney Milller, Erica A. 2000. Minimum Standards For Wildlife Rehabilitation. National Wildlife Rehabilitator Association. St Cloud : 77 hlm Panggur, Maria Rosdalima. 2008. Karakteristik Gundukan Bertelur dan Perilaku Bertelur Burung Gosong Kaki Merah (Megapodius reinwardt) di Pulau Rinca, Taman Nasional Komodo. Skripsi. Institut Pertanian Bogor. Bogor: 94 -hlm. Prahara,Widyabrata. 2000. Sukses Memelihara Burung cetakan Ketiga. Penebar Swadaya. Depok : 91 hlm Ragunan Zoological Park. 2014. -Sejarah Taman Margasatwa -Ragunan: 1hlm.http:// ragunanzoo.jakar ta.go.id/ragunan/index.php? option=com_content&view= article&id=167&itemid=63 -&lang=id, 22 April 2014 pk.14.35 WIB. Ringa, Florentina. 2000. Pola Aktivitas Harian, Perilaku Makan dan Perilaku Kawin Burung Bayan (Eclectus roratus cornelia) Di Stasiun Penangkaran Satwa Liar Oil Sonbai Kupang Barat. Sjahfirdi, Luthfiralda dkk. 2009. -Perilaku Makan dan Preferensi Pakan Orang Utan (Pongopygmaeus (Linnaeus 1760)) Muda di Penangkaran. Seminar Nasional MIPAnet- Bridging MIPA and Society: 1 hlm. Sukmantoro W., M. Irham, W. -Novarino, F. Hasudungan, N. Kemp & M. Muchtar. -2007. Daftar Burung Indonesia no. 2.Bogor: Indonesian Ornithologists. Bogor: 169 hlm. Susanto, Pudyo Drs. 2000. -Pengantar Ekologi Hewan. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta : 272 hlm. Suhara, 2010. Ilmu Kelakuan Hewan (Animal Behaviour). Modul. Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UPI. Bandung: 8 hlm. Suratmo, F. G. 1979. Prinsip Dasar Tingkah Laku Satwa Liar. Penerbit Institut Pertanian Bogor. Bogor -Bonaparte) di Penangkaran -Hambala, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 4(7): -357. Takadjandji, Mariana; Edy Sutrisno dan R. Garsetiasih. 2001. Petunjuk Teknis Penangkaran 77

Burung Bayan Sumba (Eclectus roratus cornelia). Balai Penelitian Kehutanan Kupang. Kupang: -26 hlm. Wallace, G. J. and H. D. Mahan. -1975. An Introduction to -Ornithology. -3rdEd. Macmillan Publishing co., Inc. New York : 354 hlm. 78