BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 20 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
BUPATI DEMAK PROVVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 40 TAHUN 2015

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 52 Tahun : 2014

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 60 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 19 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 21 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

MEMUTUSKAN: Menetapkan : KEPUTUSAN BUPATI TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAHAN DARI BUPATI KEPADA CAMAT.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 11 Tahun 2015 Seri E Nomor 7 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

KESATU : Dihapus. 2. Ketentuan Diktum Kedua diubah, sehingga Diktum Kedua berbunyi sebagai berikut:

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DI KABUPATEN JEMBRANA

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 14

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 85 TAHUN 2016 TENTANG RINCIAN TUGAS KECAMATAN KABUPATEN WONOSOBO

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 66 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN BONDOWOSO

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 2 TAHUN 2009 T E N T A N G

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 10 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2012 NOMOR 11 SERI E

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 5 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

BUPATI TANGGAMUS PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN PASAR DESA DI LINGKUNGAN KABUPATEN BANDUNG BARAT

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI SRAGEN PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 85 TAHUN 2011

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN KEPADA CAMAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2014 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BERITA DAERAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN KABUPATEN PASURUAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 7.1 TAHUN 2018 TENTANG TAHAPAN PEMBERIAN IZIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 23 TAHUN 2017

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2016 NOMOR 14 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 98 TAHUN 2014 TENTANG PERIZINAN UNTUK USAHA MIKRO DAN KECIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SINJAI BUPATI SINJAI,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 26 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 13

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 64 TAHUN TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU PADA BADAN PENANAMAN MODAL KOTA BATU

BUPATI BINTAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG IZIN USAHA MIKRO DAN KECIL DI KABUPATEN BINTAN

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 32 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 44 TAHUN 2011 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PENGELOLAAN DAN PENANDATANGANAN PERIZINAN

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN USAHA PARIWISATA DI KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 91 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 4 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI SLEMAN PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG PELAYANAN PERIZINAN PADA PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG URAIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KECAMATAN DI KABUPATEN BIMA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 6 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI PANDEGLANG KEPADA CAMAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI CILACAP PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 87 TAHUN 2014 TENTANG PENETAPAN STANDAR PELAYANAN ADMINISTRASI TERPADU KECAMATAN DI KABUPATEN CILACAP

WALIKOTA SURAKARTA PROVINSI JAWA TENGAH. PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 10 "A TAI-lUri c2.017 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 38 TAHUN 2010 TENTANG PENJABARAN TUGAS KECAMATAN DI KABUPATEN BANYUMAS

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 80 TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA KELURAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 71 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DAN KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUMAS

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 33 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI MAGELANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH NOMOR TAHUN 2015 TENTANG ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN ANGGARAN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TASIKMALAYA

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 28 TAHUN 2012 T E N T A N G

BUPATI TANAH LAUT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

Transkripsi:

BERITA DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 20 PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 Peraturan Menteri Dalam Negeri 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pendelegasian Sebagian Wewenang Bupati kepada Camat di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magelang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 42); 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); -1-

3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008, Nomor 40, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4826); 4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan; 5. Peraturan Daerah Kabupaten Magelang Nomor 32 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2008 Nomor 32); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Magelang. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Magelang. 4. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai Perangkat Daerah. 5. Camat adalah Camat di wilayah Kabupaten Magelang. 6. Izin adalah dokumen yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah berdasarkan peraturan daerah atau peraturan lainnya yang merupakan bukti legalitas, menyatakan sah atau diperbolehkannya seseorang atau badan usaha untuk melakukan usaha atau kegiatan tertentu. 7. Non perizinan adalah segala bentuk kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Satuan Kerja Perangkat Daerah Teknis yang selanjutnya disingkat SKPD Teknis adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah yang mengelola perizinan dan non perizinan tertentu di lingkungan pemerintah daerah. -2-

9. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup yang selanjutnya disingkat SPPL adalah pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak dari usaha dan/atau kegiatan di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL-UPL. 10. Izin Mendirikan/merubah/merobohkan Bangunan yang selanjutnya disingkat IMB adalah izin untuk mendirikan/mengubah/merobohkan bangunan. 11. Izin Gangguan adalah pemberian izin tempat usaha/kegiatan kepada orang pribadi atau badan di lokasi tertentu yang dapat menimbulkan bahaya, kerugian, dan gangguan, tidak termasuk tempat usaha/kegiatan yang telah ditentukan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. 12. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 13. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. 14. Izin usaha mikro dan kecil yang selanjutnya disingkat dengan IUMK adalah tanda legalitas kepada seseorang atau pelaku usaha/kegiatan tertentu dalam bentuk izin usaha mikro dan kecil dalam bentuk satu lembar. Pasal 2 (1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah: a. memberikan landasan hukum bagi camat dalam melaksanakan wewenang yang didelegasikan oleh Bupati; dan b. memberikan landasan hukum dalam pembinaan, pengawasan dan pelaporan pelaksanaan wewenang Bupati yang didelegasikan kepada camat. (2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini adalah: a. memudahkan dan memperlancar pelayanan kepada masyarakat; dan b. meningkatnya kinerja penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan. -3-

BAB II TUGAS DAN WEWENANG CAMAT Pasal 3 (1) Camat menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi: a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; d. mengoordinasikan pemeliharaan sarana dan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan; f. membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan/atau kelurahan; dan g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa atau kelurahan. (2) Selain tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Camat melaksanakan wewenang pemerintahan yang didelegasikan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah yang meliputi aspek: a. perizinan; dan b.non perizinan. (3) Pelaksanaan wewenang Camat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup penyelenggaraan urusan pemerintahan pada lingkup kecamatan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 4 (1) Ruang lingkup aspek perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a meliputi: a.penerbitan IMB dengan kriteria bangunan: 1. hanya diperuntukkan untuk fungsi hunian (rumah tinggal) tunggal; 2. tidak bertingkat; 3. luas bangunan sampai dengan 100 m 2 (seratus meter persegi); 4. bukan merupakan bangunan rumah tinggal dalam komplek perumahan yang dikembangkan oleh developer/pengembang; dan -4-

5. bukan merupakan bangunan rumah tinggal di kavlingan maupun komplek kavlingan; b.penerbitan Izin Gangguan untuk penerbitan IUMK; dan c. penerbitan IUMK. (2) Ruang lingkup aspek non perizinan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b meliputi: a.rekomendasi, meliputi lain: 1. permohonan legalitas Organisasi Kemasyarakatan dan Lembaga Swadaya Masyarakat, yang bergerak dibidang sosial dan berlokasi di wilayah kecamatan setempat; 2. permohonan bantuan bidang sosial, pendidikan, keagamaan, kepemudaan, pembangunan dan lain-lain untuk penduduk kecamatan setempat; dan 3. rekomendasi lainnya atas perintah Bupati dan bukan tugas umum pemerintahan. b.koordinasi, meliputi: 1. perencanaan dan pelaksanaan program/kegiatan pembangunan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pihak lain di wilayah kecamatan setempat; dan 2. koordinasi lainnya atas perintah Bupati/atasan dan bukan tugas umum pemerintahan. c. pembinaan, meliputi: 1. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan; 2. kepemudaan dan olah raga; 3. kesenian dan budaya daerah; 4. pelaku usaha mikro dan kecil; dan 5. pembinaan lainnya atas perintah Bupati dan bukan tugas umum pemerintahan. d.pengawasan, meliputi: 1. pelaksanaan program/kegiatan pembangunan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan pihak lain; 2. pelaku usaha mikro dan kecil; 3. pelaksanaan pengadaan barang dan jasa di desa; 4. pemanfaatan dan pengamanan fasilitas pelayanan umum dan aset daerah; dan 5. pengawasan lainnya atas perintah Bupati dan bukan tugas umum pemerintahan. e. fasilitasi, meliputi : 1. pelaksanaan program/kegiatan SKPD; 2. perekaman Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan penerbitan Kartu Keluarga (KK); 3. evaluasi penyusunan Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa; -5-

4. Surat Keterangan Pindah Penduduk di dalam wilayah Kabupaten; 5. legalisasi pengantar pendirian kelompok usaha, koperasi dan badan hukum lainnya; 6. legalisasi proposal yang diajukan masyarakat meliputi proposal bantuan sosial dan pendidikan, proposal bantuan keagamaan, proposal bantuan pembangunan, proposal bantuan kepemudaan dan keolahragaan, proposal bantuan modal usaha; dan 7. fasilitasi lainnya atas perintah Bupati dan bukan tugas umum pemerintahan. f. penetapan, meliputi: a. pembentukan tim, panitia, kelompok kerja (pokja) tingkat kecamatan; dan b. penetapan lainnya atas perintah Bupati dan bukan tugas umum pemerintahan. g. penyelenggaraan, meliputi: a. pengambilan sumpah dan pelantikan antar waktu Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD); b. pemberian cuti bagi Kepala Desa selain untuk keperluan ke luar negeri; c. pendataan dan penertiban pelaku usaha mikro dan kecil; d. pemungutan retribusi IMB untuk bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a; e. pemungutan retribusi izin gangguan untuk usaha kecil; dan f. pemberian Tanda Bukti Pendaftaran SPPL untuk jenis usaha sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Bupati ini. (3) Jenis usaha yang memenuhi kriteria pemberian Tanda Bukti Pendaftaran SPPL didelegasikan kepada camat tetapi belum tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf f ditetapkan oleh Kepala Badan Lingkungan Hidup. BAB V PENYELENGGARAAN WEWENANG Pasal 5 (1) Bupati menetapkan kecamatan yang menyelenggarakan wewenang yang didelegasikan oleh Bupati sebagai Penyelenggara Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan. (2) Penetapan kecamatan sebagai Penyelenggara Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan Keputusan Bupati. -6-

Pasal 6 Penyelenggaraan perizinan dan non perizinan yang didelegasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 7 Dalam menyelenggarakan wewenang yang didelegasikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, Camat wajib memperhatikan: a. kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah; b. keserasian dan kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan dan pembangunan; c. standar, norma dan prosedur penyelenggaraan urusan pemerintahan; dan d. kemampuan keuangan, personil dan peralatan yang dibutuhkan. Pasal 8 (1) Camat bertanggung jawab atas penyelenggaraan wewenang yang didelegasikan oleh Bupati. (2) Pertanggungjawaban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh Camat kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah dengan tembusan kepada SKPD Teknis terkait. Pasal 9 Bupati dapat melakukan penarikan wewenang yang didelegasikan kepada Camat baik sebagian maupun seluruhnya dalam hal: a. wewenang yang didelegasikan tidak dapat dilaksanakan; b. terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan wewenang; atau c. terjadi perubahan kebijakan Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah. BAB VI PELAKSANAAN DAN PEMBIAYAAN Pasal 10 Pedelegasian sebagian wewenang Bupati kepada Camat disertai dengan pembiayaan, personil, dokumen dan sarana prasarana pendukung. Pasal 11 (1) Penerbitan IMB dikenakan retribusi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. -7-

(2) Penerbitan Izin Gangguan untuk usaha mikro diberikan keringanan retribusi sebesar 100 % (seratus persen) dari besaran retribusi yang harus dibayarkan. (3) Penerbitan Izin Gangguan untuk usaha kecil dikenakan retribusi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Penerbitan IUMK tidak dikenakan biaya. Pasal 12 (1) Penerimaan retribusi IMB dan retribusi izin gangguan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 dicatat sebagai penerimaan kecamatan dan wajib disetor ke Kas Daerah. (2) Pemungutan dan penyetoran retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksan akaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB VII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 13 (1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan atas penyelenggaraan wewenang yang didelegasikan kepada Camat. (2) SKPD Teknis melakukan pengendalian atas penyelenggaraan wewenang yang didelegasikan kepada Camat sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya masing-masing. (3) SKPD Teknis yang membidangi sebagian wewenang yang didelegasikan kepada Camat wajib memberikan bimbingan teknis dan petunjuk teknis terhadap penyelenggaraan wewenang yang didelegasikan kepada Camat. Pasal 14 Pengawasan atas pelaksanaan penyelenggaraan wewenang yang didelegasikan kepada Camat dilaksanakan oleh SKPD teknis yang secara fungsional membidangi tugas pengawasan. Pasal 15 Dalam rangka pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 13 dan Pasal 14 dapat dibentuk Tim Monitoring dan Evaluasi dengan Keputusan Bupati. -8-

BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 16 Perizinan yang diterbitkan sebelum ditetapkannya Peraturan Bupati ini tetap berlaku sampai dengan berakhirnya masa berlaku izin. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 17 Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Keputusan Bupati Magelang Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pelimpahan Sebagian Kewenangan Bupati Kepada Camat Kabupaten Magelang (Berita Daerah Kabupaten Magelang Tahun 2003 Nomor 7 Seri B Nomor 2) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 18 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah KabupatenMagelang. Ditetapkan di Kota Mungkid pada tanggal 9 Juni 2015 BUPATI MAGELANG, ttd ZAENAL ARIFIN Diundangkan dalam Berita Daerah Kabupaten Mgaelang Tahun 2015 Nomor 20 pada tanggal 9 Juni 2015 Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN MAGELANG, ttd AGUNG TRIJAYA -9-

LAMPIRAN PERATURAN BUPATI MAGELANG NOMOR 20 TAHUN 2015 TENTANG PENDELEGASIAN SEBAGIAN WEWENANG BUPATI KEPADA CAMAT DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG JENIS USAHA DAN KEGIATAN YANG WAJIB DILENGKAPI SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL) DI DAERAH YANG DIDELEGASIKAN KEPADA CAMAT I. Bidang Usaha Pertanian/Perkebunan NO JENIS USAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BESARAN 1. Penggilingan Padi/penyosohan kg/jam Produksi < 300 gabah (huller) 2. Pemilinanan tembakau 3. Penjualan obat, pupuk dan alat-alat pertanian 4. Penjualan bibit/benih tanaman Semua besaran II. Bidang Usaha Peternakan NO JENIS USAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BESARAN KETERANGAN 1 2 3 4 5 1. Budidaya Ayam Ras ekor/siklus 500 Populasi produksi/siklus Pedaging 15.000 2. Budidaya Ayam Ras ekor 500 Populasi Induk Petelur 10.000 3. Tempat Pemotongan Ayam ekor < 500 Kapasitas III. Bidang Usaha Industri NO KODE KBLI JUDUL - DESKRIPSI SATUAN SKALA/BESARAN 1 2 3 4 5 1. 36101 Industri Furniture dari Kayu Investasi Semua besaran 2. 36102 Industri Furniture dari Rotan dan atau Bambu Investasi Semua besaran * Skala besaran pada daftar jenis rencana usaha dan/atau kegiatan di bidang perindustrian yang wajib SPPL berdasarkan pada Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2008 tentang Tata Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dengan nilai investasi: a. Usaha mikro, skala/besaran : 0 50 juta (mikro) b. Usaha Kecil, skala/besaran : 50 juta-500 juta (kecil) -10-

IV. Bidang Usaha/Jasa NO JENIS USAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BESARAN 1. a. Koperasi simpan pinjam b. Salon (potong rambut) c. Pendirian CV. (kontraktor) d. Pendirian UD. (pertukangan) e. Pendirian PT. (swasta) f. Persewaan dan penjualan VCD g. usaha/kegiatan sejenis lainnya 2 a. Toko kelontong b. Toko bahan bangunan Semua besaran V. Bidang Pariwisata dan Kebudayaan NO JENIS USAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BESARAN KETERANGA N 1 2 3 4 5 1 JASA PERJALANAN WISATA a. Biro Perjalanan Wisata semua besaran b. Agen Perjalanan Wisata semua besaran 2 PENYELENGGARAAN KEGIATAN HIBURAN DAN REKREASI a. Jasa Impresariat semua besaran b. Penyelenggaraan Pertemuan, semua besaran Perjalanan c. Insentif, Konferensi dan Pameran d. Jasa Konsultan Pariwisata semua besaran e. Jasa Pramuwisata semua besaran 3 WISATA TIRTA Wisata Sungai, Danau dan Waduk a. Wisata Arung Jeram semua besaran b. WIsata Dayung semua besaran VI. Bidang Usaha Kesehatan NO JENIS USAHA/KEGIATAN SATUAN SKALA/BESARAN 1 2 3 4 1 a. Pendirian apotik, toko obat Semua besaran b. Penjualan alat-alat kesehatan (medika) c. usaha/kegiatan sejenis lainnya 2 a. Praktek dokter umum b. Praktek dokter gigi c. Praktek dokter spesialis d. Praktek bidan -11- BUPATI MAGELANG, ttd ZAENAL ARIFIN