BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TEORI DASAR. Gambar 2.1. Komponen dan diagram rangkaian PLTS. Gambar 2.2. Instalasi PLTS berdaya kecil [2]

Penyusun: Tim Laboratorium Energi

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 3 STUDI IMPLEMENTASI PENGENDALIAN TEGANGAN PENCATU BATERAI PADA SIMULASI PLTB

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR }IALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK. i ii iii iv v ix xi xii 1 1 1

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Perancangan Sistem Pembangkit Listrik Sepeda Hybrid Berbasis Tenaga Pedal dan Tenaga Surya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 L atar Belakang Masalah

STUDI TERHADAP UNJUK KERJA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA 1,9 KW DI UNIVERSITAS UDAYANA BUKIT JIMBARAN

BAB 2 TEORI DASAR Jaringan Listrik Mikro

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN PANEL SURYA

BAB III METODE PENELITIAN

UNJUK KERJA PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK TENAGA MATAHARI PADA JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Itmi Hidayat Kurniawan 1*, Latiful Hayat 2 1,2

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Listrik Negara (PLN) merupakan penyuplai listrik di Indonesia

PERANCANGAN STAND ALONE PV SYSTEM DENGAN MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) MENGGUNAKAN METODE MODIFIED HILL CLIMBING

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dan perancangan serta penyelesaian penulisan laporan tugas akhir

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik adalah energi yang mudah dikonversikan ke dalam bentuk

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PERANCANGAN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA (PLTS) SEBAGAI CATU DAYA PADA BTS MAKROSEL TELKOMSEL

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS KARAKTERISTIK ELECTRICAL MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA SKALA LABORATORIUM

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboraturium Daya dan Alat Mesin Pertanian (Lab

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

DASAR TEORI. Kata kunci: grid connection, hybrid, sistem photovoltaic, gardu induk. I. PENDAHULUAN

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. 1.2 Penelitian Terkait

ENERGI TERBARUKAN DENGAN MEMANFAATKAN SINAR MATAHARI UNTUK PENYIRAMAN KEBUN SALAK. Subandi 1, Slamet Hani 2

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah TEKNIKA ISSN: STUDI PENGARUH PENGGUNAAN BATERAI PADA KARAKTERISTIK PEMBANGKITAN DAYA SOLAR CELL 50 WP

RAB ENERGI TERBARUKAN (SMA/SMK)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini memanfaatkan energi cahaya matahari untuk menggerakan

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

BAB III PERANCANGAN MINI REFRIGERATOR THERMOELEKTRIK TENAGA SURYA. Pada perancangan ini akan di buat pendingin mini yang menggunakan sel

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

BAB 3 PENGUJIAN DAN HASIL PENGUKURAN

Perancangan Controlling and Monitoring Penerangan Jalan Umum (PJU) Energi Panel Surya Berbasis Fuzzy Logic Dan Jaringan Internet

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik sangat di butuhkan pada zaman modern ini, karena saat ini kebutuhan manusia akan teknologi

BAB III METODE PENELITIAN. pembebanan pada sistem tenaga listrik tiga fasa. Percobaan pembebanan ini

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

PANEL SURYA dan APLIKASINYA

NASKAH PUBLIKASI DESAIN SISTEM PARALEL ENERGI LISTRIK ANTARA SEL SURYA DAN PLN UNTUK KEBUTUHAN PENERANGAN RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI KOMPARASI MPPT ANTARA SOLAR CONTROLLER MPPT M10-20A DENGAN MPPT TIPE INCREMENTAL CONDUCTANCE SEBAGAI CHARGER CONTROLLER LAPORAN TUGAS AKHIR

LAMPIRAN. dan paralel, kapasitas setiap panel 100 Wp. Harga untuk setiap 15 kwp

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB III METODE PENGOLAHAN DATA

ANALISIS KINERJA PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN PADA MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi konverter elektronika daya telah banyak digunakan pada. kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dc dc konverter.

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEL SURYA UNTUK KONSUMEN RUMAH TANGGA DENGAN BEBAN DC SECARA PARALEL TERHADAP LISTRIK PLN

DESAIN SISTEM HIBRID PHOTOVOLTAIC-BATERAI MENGGUNAKAN BI-DIRECTIONAL SWITCH UNTUK CATU DAYA KELISTRIKAN RUMAH TANGGA 900VA, 220 VOLT, 50 HZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini energi listrik adalah kebutuhan utama bagi semua orang di dunia.

P R O P O S A L. Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), LPG Generator System

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wida Lidiawati, 2014

RANCANG BANGUN SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA MENGGUNAKAN MODUL SURYA 50 WP SEBAGAI ENERGI CADANGAN PADA RUMAH TINGGAL

II. TINJAUAN PUSTAKA. alternatif seperti matahari, angin, mikro/minihidro dan biomassa dengan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

BAB III PERANCANGAN ALAT

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

ENERGI SURYA DAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA. TUGAS ke 5. Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Managemen Energi dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. juga praktis karena mampu mencukupi kebutuhan energi untuk skala kecil

NASKAH PUBLIKASI PENGGUNAAN PANEL SURYA (SOLAR CELL) SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK ALTERNATIF UNTUK POMPA AKUARIUM DAN PEMBERI MAKAN OTOMATIS

Diajukan untuk memenuh salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada Departemen Teknik Elektro OLEH :

NASKAH PUBLIKASI EVALUASI PENGGUNAAN SEL SURYA DAN INTENSITAS CAHAYA MATAHARI PADA AREA GEDUNG K.H. MAS MANSYUR SURAKARTA

UNIT II INSTALASI PENERANGAN RUANG PENTAS SATU FASE

PERENCANAAN PERKAMPUNGAN SURYA (SOLAR RURAL) 20 kwp SISTEM SENTRALISASI DI KABUPATEN BENGKALIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DAFTAR ISI. ABSTRAK... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not defined. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL...

PEMBERDAYAAN ENERGI MATAHARI SEBAGAI ENERGI LISTRIK LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditunjukkan pada Gambar 2.1. Sedangkan, arus dan kurva karakteristik sel. surya ditunjukkan pada Gambar 2.2.

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

BAB I PENDAHULUAN. manusia.dari kebutuhan yang sifatnya mendasar seperti untuk kebutuhan rumah

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

1. Menyiapkan perlengkapan pemasangan instalasi kelistrikan PLTS tipeterpusat (komunal) on-grid

Perencanaan Pembangkit Listrik Tenaga Surya Secara Mandiri Untuk Rumah Tinggal

PERSIAPAN UAS SEMESTER 1 KURIKULUM 2013 KELAS 6 TEMA 4 1. Perhatikan gambar! 7. Perhatikan gambar!

BAB I PENDAHULUAN. I.I Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Sistem Pembangkit Listrik Alternative Menggunakan Panel Surya Untuk Penyiraman Kebun Salak Di Musim Kemarau

KARTU SOAL BENTUK PILIHAN GANDA

BAB III PERANCANGAN SISTEM

ABSTRAK. Kata-kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan

PENGGUNAAN TENAGA MATAHARI (SOLAR CELL) SEBAGAI SUMBER DAYA ALAT KOMPUTASI LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM MONITORING BEBAN DAN INDIKATOR GANGGUAN PADA RUMAH MANDIRI BERBASIS MIKROKONTROLLER

ANALISIS UPAYA PENURUNAN BIAYA PEMAKAIAN ENERGI LISTRIK PADA LAMPU PENERANGAN

Disusun oleh Muh. Wiji Aryanto Nasri ( ) Ryan Rezkyandi Saputra ( ) Hardina Hasyim ( ) Jusmawati ( ) Aryo Arjasa

INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP DAYA KELUARAN PANEL SEL SURYA

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari teknologi yang terus berkembang [1]. seperti halnya teknologi mobil

1. Pendahuluan. Prosiding SNaPP2014 Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN EISSN

BAB I PENDAHULUAN. untuk pembangkitan energi listrik. Upaya-upaya eksplorasi untuk. mengatasi krisis energi listrik yang sedang melanda negara kita.

Transkripsi:

16 BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Model jaringan listrik mikro arus searah dirancang menggunakan dua pembangkit energi terbarukan, yaitu PLTS dan PLTB bertegangan 12V dengan daya masing-masing 100W. Pada jaringan ini, masing-masing pembangkit menyimpan energinya ke baterai untuk dikirim ke jaringan listrik mikro arus searah. Beban yang akan dilayani adalah ABB, maka tegangan keluaran dari jaringan diubah menjadi tegangan ABB satu fasa menggunakan sebuah invertor dan sebuah transformator isolasi untuk mengamankan pengukuran (Gambar 3.1). Gambar 3.1. Rancangan model jaringan listrik mikro arus searah 3.1. Perancangan PLTS PLTS dirancang untuk memasok daya secara kontinyu sebesar 100 W selama 6 jam ke jaringan listrik arus searah bertegangan 12V. Hal ini dapat dicapai bila jumlah arus pengisian dari sel surya ke baterai sama besar dengan arus yang mengalir ke beban. Deskripsi ini dijadikan dasar untuk menentukan jumlah dan spesifikasi sel surya serta baterai. PLTS terdiri dari panel sel surya, rangkaian pengisi baterai dan baterai (Gambar 3.1). Modul sel surya yang digunakan mempunyai efisiensi konversi sel PV berkisar 16 18% dan faktor isi sel sebesar 0,77 dengan spesifikasi teknis lainnya pada tabel 3.1. 16

17 Tabel 3.1 Data spesifikasi sel surya Daya Maksimum (Ppp) 20Wp Tegangan Maksimum (Vpp) 18V Tegangan Nominal (Vnom) 12V Tegangan Rangkaian Terbuka (Voc) 21,24V Arus Maksimum (Ipp) 1.11A Arus Hubung singkat (Isc) 1.22A Tegangan keluaran PLTS diinginkan sebesar 12 V, sehingga jumlah modul sel surya yang dihubungkan secara seri adalah: V INV J s (2.2) VMF = 12/18 = 0.689 = 1 modul Tegangan nominal modul sel surya yang diperoleh dari persamaan (2.3) adalah: V = 1 x 18 = 18 V Besar arus yang dibutuhkan beban dalam 1 jam I= (100Wh : 12 V) x 1,1 = 9,17 Ah Catatan : 1,1 digunakan karena effisiensi baterai mencapai 90 % Apabila digunakan dalam 6 jam, maka perlu baterai dengan kapasitas : I = 9,17 x 6 = 55,02 Ah Jika mengggunakan baterai dengan kapasitas 45Ah, maka jumlah baterai: N = 55 Ah/45 Ah = 2 buah Jadi arus pengisian yang diperlukan 2 buah baterai dengan kapasitas 45Ah sebesar: 2 x 45Ah = 90Ah Dari data diketahui arus puncak yang dihasilkan satu modul PV sebesar 1,11A per jam. Jika matahari bersinar selama 6 jam (08.00-14.00) per hari, maka arus pengisian baterai per hari per modul: I = 1,11A x 6 h = 6,66Ah Jadi jumlah modul yang dihubungkan paralel, dapat dihitung menggunakan persamaan (2.5): = 90Ah/6,66A = 13,5 modul ~ 14 modul PV Sehingga daya modul sel surya terpasang dihitung kembali menggunakan persamaan (2.6), sebesar:

18 P = 12V x 1,11A x 14 modul = 186,5 W Jadi modul PV yang diperlukan sebanyak 14 buah yang dihubungkan secara paralel dengan kemampuan daya puncak masing-masing 20 Wp. Dengan menggunakan baterai 12V, 45 Ah sebanyak 2 buah, maka didapat kemampuan energi baterai sebesar: W = I x V x t = 45Ah x 2 x 12V x 1 jam = 1080 Wh Jika digunakan untuk beban 100W, maka lama waktu pemakaian beban: t = Wbaterai : Pbeban = 1080 Wh : 100 W= 10,8 jam Jadi agar PLTS mampu mencatu 2 buah baterai berkapasitas 45Ah dalam waktu 6 jam per hari, guna memasok beban sebesar 100W dalam waktu 10,8 jam. maka diperlukan 14 modul PV dengan kapasitas daya 20W. Rancangan di atas direalisasikan menggunakan sebuah baterai 12V, 45Ah dan modul sel surya 12V, 4 x 20W. Jika PLTS memperoleh cahaya matahari selama 6 jam (08.00-14.00) per hari, dengan arus pengisian 1,11A per jam per modul, maka diperoleh arus pengisian total sebesar: Arus pengisian baterai Lama Pengisian baterai = Irt x t (waktu) x jumlah modul = 1,11A x 6 h x 4 modul = 26,64 Ah/day = 45 Ah : 26,64 Ah = 1,7 hari ~ 2 hari Maka baterai 12V akan terisi penuh sebesar 45Ah dalam waktu 2 hari. Kemampuan nominal energi PLTS sebesar: Wnom = I x V x t = 45Ah x 12V x 1 jam = 540 Wh Bila besar beban adalah 100W, maka lama waktu pemakaian PLTS adalah: t = Wbaterai : Pbeban = 540 Wh : 100 W = 5,4 h

19 Jadi dengan menggunakan modul sel surya 12V, 4 x 20W PLTS mampu mencatu sebuah baterai berkapasitas 45Ah dalam waktu 2 hari, guna memasok beban sebesar 100W dalam waktu 5,4 jam. 3.2. Perancangan PLTB PLTB terdiri dari simulator angin, generator tiga fasa, penyearah terkendali tiga fasa, rangkaian pengisi baterai, dan baterai (Tabel 3.2). Tabel 3.2. Komponen Simulator PLTB No Komponen Spesifikasi Jumlah 1 Motor DC 220V, 12A 1 2 Generator sinkron3 fasa D: 127V, 6A Y: 220V, 3,5A Magn: 220V, 1,4A 3 Penyearah 3 fasa 3 dioda dan 3 SCR 1 Gelombang penuh 220V, 12A setengah terkendali 4 Baterai 12V, 45Ah 1 5 Charger 12V, 5A 1 6 Beban resistif 100W 1 PLTB dirancang untuk menghasilkan arus pengisian baterai yang konstan (1A) dengan cara menjaga tegangan AS konstan 12V, sehingga lama waktu pengisian baterai PLTB: Kemampuan energi PLTB: t = 45Ah/1A = 45 jam = 2 hari W = 45Ah x 12V x 1jam = 540Wh Lama waktu pemakaian daya oleh beban 100W: T = 540Wh/100W = 5,4 jam 1 3.3. Perancangan Model Jaringan Listrik Mikro Arus Searah Model Jaringan listrik mikro dirancang menggunakan rel arus searah dengan tegangan 12 V. Jaringan ini terdiri dari dua pembangkit energi terbarukan, PLTS dan PLTB (Gambar 3.1) yang masing-masing akan memasok daya sebesar 100W. Jaringan listrik mikro ini dirancang untuk melayani beban ABB satu fasa, oleh karena itu tegangan pada jaringan harus diubah menjadi tegangan ABB menggunakan invertor satu fasa. Tegangan ABB ini diamankan menggunakan

20 transformator yang mengisolasi atau memisahkan secara listrik antara tegangan yang dihasilkan invertor dengan beban. Komponen yang diperlukan jaringan listrik mikro arus searah tampak pada Tabel 3.3. Tabel 3.3. Komponen model jaringan listrik mikro arus searah No Komponen Spesifikasi Jumlah 1 PLTS 12V; 100W 1 2 PLTB 12V; 100W 1 3 Invertor satu fasa 12V/220V, 1000W 1 4 Transformator isolasi 220V/220V, 500W 1 satu fasa 5 Beban resistif 220V, 100W 2 Keterangan Tabel 3.3 dan Tabel 4.1: 1. Modul sel surya terdiri dari 4 buah sel surya 12V,20Wp yang dihubungkan secara paralel dan dengan kondisi baru. 2. Baterai PLTS spesifikasinya sama dengan baterai PLTB, yaitu baterai basah 12V, 45Ah merk GS dengan kondisi baru. 3. Invertor satu fasa yang digunakan merupakan invertor dengan daya terkecil yang ada di pasaran, yaitu 1000W, 12V/220V dengan kondisi baru 4. Transformator isolasi satu fasa yang digunakan mempunyai rasio satu dengan daya 500W dan dengan kondisi baru. 5. Beban resistif berupa 10 buah lampu pijar 20W/220V dengan kondisi baru. 6. Luxmeter digital memiliki skala pengukuran 0-100.000 Lux 7. Battery Tester mengecek kondisi baterai dengan 3 kriteria, yaitu: kondisi penuh (putih), normal (hijau), kurang (kuning). 8. Virtual Instrumentation (kondisi baru) merupakan alat ukur digital yang memerlukan bantuan Personal Computer (PC) untuk menampilkan 9 jenis hasil pengukuran., yaitu: 3 buah Voltmeter, 3 buah Ampermeter, Wattmeter satu fasa, Wattmeter 3 fasa, cos p meter dan frekwensimeter.