ANALISIS EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH SOSIALISASI ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) TERHADAP EFEKTIFITAS ZoSS SEKOLAH DASAR DI PEKANBARU. Septian Surya Utama 1), Yosi Alwinda 2)

ANALISIS TERHADAP FASILITAS DAN KESELAMATAN PENGGUNA ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZOSS)

ABSTRAK. Kata kunci: keselamatan pengguna jalan, kecepatan pengemudi kendaraan, ZoSS

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PADANG ABSTRAK

Evaluasi Zona Selamat Sekolah di SD Sukasenang Jalan P.H.H. Mustofa Kota Bandung

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah)

BAB I ZONA SELAMAT SEKOLAH

ABSTRAK. Kata Kunci: Evaluasi, pola pergerakan, efektivitas, ZoSS. iii

ANALISIS TINGKAT KESELAMATAN PADA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI YOGYAKARTA. Jaya Yogyakarta. Atma Jaya Yogyakarta ABSTRAK

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA PEKANBARU 1

Efektivitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Sekolah Dasar (Studi Kasus di Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah)

PERSEPSI PENGGUNA FASILITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

EVALUASI PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH PADA BEBERAPA FUNGSI JALAN DI YOGYAKARTA

Angga Eka Perwira Putra, Martha Leni Siregar, Alan Marino Teknik Sipil, Teknik, Universitas Indonesia, Kampus UI Depok,16424, Indonesia

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI. 3.1 Konversi Satuan Mobil Penumpang

BAB III LANDASAN TEORI

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA ZONA SELAMAT SEKOLAH DI SURAKARTA (STUDI KASUS JALAN GAJAH MADA, JALAN MT HARYONO DAN JALAN HOS COKROAMINOTO

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH OUT A MEDIAN PERFORMANCE

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

ANALISA DAMPAK HAMBATAN SAMPING DAN U-TURN TERHADAP KECEPATAN KENDARAAN (STUDI KASUS DEPAN PASAR FLAMBOYAN JALAN GAJAH MADA KOTA PONTIANAK)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DERAJAT KEJENUHAN JALAN DUA ARAH DENGAN MAUPUN TANPA MEDIAN DI KOTA BOGOR. Syaiful 1, Budiman 2

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

DAMPAK PUSAT PERBELANJAAN SAKURA MART TERHADAP KINERJA RUAS JALAN TRANS SULAWESI DI KOTA AMURANG

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAN PADA WILAYAH ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA PADANG

Analisa Tinjauan Pemisah Arah Permanen Terhadap Arus Lalu Lintas Jalan Yos Sudarso - Rumbai

II. TINJAUAN PUSTAKA. berupa jalan aspal hotmix dengan panjang 1490 m. Dengan pangkal ruas

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR ANALISA EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DITINJAU DARI PENURUNAN KECEPATAN

STUDI ANALISIS KONTRIBUSI KEGIATAN DI KOMPLEKS TERPADU UKRIDA-PENABUR TERHADAP KAPASITAS RUAS JALAN TANJUNG DUREN RAYA DAN JALAN LETJEN S.

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

LAPORAN HASIL PENELITIAN DOSEN KAJIAN TINGKAT PELAYANAN JALAN PADA JALAN GAJAH MADA KABUPATEN JEMBER. Oleh : Ir. Noor Salim, M.Eng

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut. Pejalan kaki yang tertabrak kendaraan pada kecepatan 60 km/jam hampir

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS TIMUR PROVINSI RIAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan. Jalan secara umum adalah suatu lintasan yang menghubungkan lalu lintas

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN DAN MOBILITAS KENDARAAN PADA JALAN PERKOTAAN (STUDI KASUS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN)


PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

PENGARUH PARKIR BADAN JALAN TERHADAP KINERJA RUAS JALAN ( Studi Kasus Jalan Brigjen Katamso Tanjung Karang Pusat )

Gambar 5.1. Geometrik Tinjauan Titik I Lokasi Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertujuan untuk bepergian menuju arah kebalikan (Rohani, 2010).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN PELAYANAN FUNGSI JALAN KOTA BOGOR SELATAN (Studi Kasus Ruas Jalan Bogor Selatan Zona B)

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATAAN RUANG PARKIR BADAN JALAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA LALU LINTAS JURNAL TUGAS AKHIR

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

TINJAUAN KECEPATAN KENDARAAN PADA WILAYAH ZoSS DI JALAN LINTAS BARAT PROVINSI RIAU

ANALISIS KARAKTERISTIK DAN INDEKS TINGKAT LAYANAN JALAN PASIR PUTIH DI KOTA PEKANBARU DITINJAU DARI ARUS PERGERAKAN LALU LINTAS

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

KINERJA LALU LINTAS JALAN DIPONEGORO JALAN PASAR KEMBANG TERHADAP PEMBANGUNAN JEMBATAN FLY OVER PASAR KEMBANG SURABAYA

RINGKASAN SKRIPSI ANALISIS TINGKAT PELAYANAN JALAN SISINGAMANGARAJA (KOTA PALANGKA RAYA)

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

KARAKTERISTIK PENGGUNAAN ZONA SELAMAT SEKOLAH DI KOTA JEMBER (STUDI KASUS JALAN AHMAD YANI DAN JALAN BRAWIJAYA)

RENCANA PENERAPAN ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI KOTA KEDIRI, JAWA TIMUR SCHOOL SAFETY ZONE IMPLEMENTATION PLAN AT KEDIRI CITY, EAST JAVA

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dari hasil survei inventaris jalan didapat data-data ruas Jalan Pintu Satu Senayan. Panjang. ( m )

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

STUDI KECEPATAN KENDARAAN PADA RUAS JALAN PERKOTAAN DI KOTA PADANG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

ANALISIS KEMACETAN DI JALAN AHMAD YANI KOTA PEKANBARU. Fitra Ramdhani 1) Husnah 2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT TENTANG ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS). Pasal 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP PENGURANGAN KEMACETAN DI JALAN TEUKU UMAR KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi darat memiliki fungsi sangat mendasar yaitu : 1. membantu pertumbuhan ekonomi nasional,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbaru (2008), Evaluasi adalah penilaian. pelayanan adalah kemampuan ruas jalan dan/atau persimpangan untuk

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI VOLUME, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN ABDULRACHMAN SALEH, BANDUNG

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR DAN RUKO LAWANG KABUPATEN MALANG

KAJIAN LAJUR KHUSUS SEPEDA MOTOR PADA JALAN JEND. AHMAD YANI PONTIANAK

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

PENGARUH PUSAT HIBURAN HERMES PLACE POLONIA TERHADAP KINERJA RUAS JALAN W. MONGONSIDI

Gambar 2.1 Rambu yield

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN PADA RUAS JALAN SAYATI KABUPATEN BANDUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

EVALUASI PENGARUH PASAR MRANGGEN TERHADAP LALU-LINTAS RUAS JALAN RAYA MRANGGEN

BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu Penelitian yaitu pada jam-jam sibuk sekitar jam 06:00 sampai jam

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

Transkripsi:

ANALISIS EFEKTIFITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH (ZoSS) DI SEKOLAH DASAR KOTA PEKANBARU 1 Yosi Alwinda, ST. MT, 2 Sri Wahyuni* 1 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau 2 Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Simpang Baru Panam, 28293 *e-mail: sriwahyuni.civil@gmail.com ABSTRACT Many schools in a large city located on the edge of the highway, with many vehicles are driving at high speed. In these circumstances it is very dangerous for school children. In response, the government implemented a program like Safety School Zone to anticipate the movement of school children who are spontaneous and unpredictable and trigger traffic accidents. The approach taken with analyze the effectiveness ZoSS, by the research at five public elementary school in Pekanbaru ZoSS already installed. The analysis was done by observing pedestrian behavior, the behavior of the introduction, the speed of a passing vehicle in ZoSS, the volume of vehicles, and the condition of complete facilities ZoSS then analyzed with reference to the guidelines issued by Safety School Zone General Directorate of Land Transportation Decree No. 3236/AJ403/DRJD/2006 and MKJI 1997. The results showed that the complete facilities ZoSS with vary in dimension, signs, and markings, some facilities are installed ZoSS different guidelines. The instantaneous speed, average speed and location of vehicles before ZoSS relatively lower speed, but larger than the maximum speed limit (20 km/h) which allowed the average speed in ZoSS for motorcycles is 32,19 km/h and light vehicles is 26,74 km/h, so it has not been effective. For the characteristics of pedestrian behavior on average 64,57% of the students had positive attitude and behavior of 78,78% introductory students have positive attitude, but it is not effective because there are not positive or do not behave in accordance with the guidelines ZoSS. For questionnaires on average 65,14% of respondents said mounting ZoSS less effective. For the level of service is still steady flow category (V/C <0,75), and below the threshold set MKJI 1997 (V/C <0,8). Keywords: effectiveness, ZoSS, behavioral characteristics, speed 1. PENDAHULUAN Fakta yang ada di kota-kota besar saat ini menunjukkan semakin hilangnya hak pejalan kaki, baik di trotoar maupun di badan jalan. Banyak pengemudi kendaraan enggan memberi hak jalan bagi para penyeberang sekalipun ia sudah berjalan di atas zebra cross. Menurut data Polresta Pekanbaru Unit Laka Lantas menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan terhadap pejalan kaki dari tahun 2010 hingga April 2012 menurun, namun ini masih dikategorikan cukup tinggi. Banyak sekolah di kota besar yang berlokasi di tepi jalan raya, dimana banyak kendaraan yang melaju dengan kecepatan tinggi. Dengan keadaan seperti ini maka akan sangat membahayakan bagi anak sekolah ketika akan menyeberang jalan. Menyikapi hal tersebut Departemen Perhubungan Pusat menerapkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Ini sesuai dengan SK

Dirjen Perhubungan Darat Nomor 3236/AJ.403/DRDJ/2006, kemudian ditindak lanjuti dengan SK Dirjen Perhubungan Darat Nomor 1828/AJ.403/DRJD/2008 yang menyatakan zona selamat sekolah diberlakukan di seluruh Indonesia, termasuk di Riau khususnya di Pekanbaru. Program ZoSS sudah terlaksana sebelumnya di beberapa kota besar di Indonesia, di provinsi Riau juga sudah diterapkan ZoSS seperti di Kampar, Siak, dan di Pekanbaru seperti di 37 dan SDN 136 Payung Sekaki di Jl. Garuda Sakti, Komplek SDN 68 dan SDN 75 Sukajadi di Jl. Balam, 2 dan SDN 3 Senapelan di Jl. Kesehatan, Komplek SDN 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai di Jl. Taskurun, dan SDN 41 Labuh Baru di Jl. Durian. Permasalahannya adalah apakah Zona Selamat Sekolah yang terpasang di beberapa sekolah dasar di Pekanbaru sudah berjalan efektif yang dilihat dari kondisi kelengkapan fasilitas ZoSS baik rambu maupun marka, kinerja lalu lintas, dan perubahan perilaku pengguna jalan. 2. METODOLOGI PENELITIAN Pada penelitian ini teknis pelaksanaan dilakukan dengan melakukan survei lapangan. Untuk memperoleh data primer dilakukan survei kondisi fasilitas ZoSS, survei volume lalu lintas, survei kecepatan sesaat, survei karakteristik perilaku penyeberang jalan, survei karakteristik perilaku pengantar, dan penyebaran kuisioner wali murid. Lokasi penelitian dilakukan di lima sekolah dasar di Pekanbaru yang telah dipasangi Zona Selamat Sekolah, yaitu dapat dilihat pada tabel 1. Pelaksanaan survei dilaksanakan pada tanggal 28 Mei 15 Juni 2012, pada hari Senin, Selasa, Rabu, dan Kamis. Waktu survei yaitu 60 menit sebelum jam masuk sekolah hingga 60 menit sesudah jam masuk sekolah atau 60 menit sebelum jam pulang sekolah hingga 60 menit sesudah jam pulang sekolah, hingga jumlah sampel terpenuhi, yaitu pukul 06.00 WIB 08.00 WIB, 09:00 WIB 11:00 WIB, 12:00 WIB 14:00 WIB dan 16:00 WIB 18:00 WIB. Analisis dilakukan dengan mengamati perilaku penyeberang jalan khususnya anak sekolah, perilaku pengantar, kecepatan kendaraan yang melintas di ZoSS, volume kendaraan, dan kondisi kelengkapan fasilitas ZoSS kemudian dianalisis dengan merujuk pada pedoman Zona Selamat Sekolah yang diterbitkan oleh Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK 3236/AJ403/DRJD/2006 dan MKJI 1997. Tabel 1. Lokasi Sekolah yang Disurvei No. Nama Sekolah Lokasi 1 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jl. Garuda Sakti 2 68 dan SDN 75 Sukajadi Jl. Balam 3 2 dan SDN 3 Senapelan Jl. Kesehatan 4 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai Jl. Taskurun 5 SDN 41 Labuh Baru Jl. Durian Sumber: Data survei

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian dilakukan dengan memberikan gambaran dari kondisi kelengkapan fasilitas ZoSS yang telah terpasang, menganalisis volume lalu lintas dan kapasitas jalan serta tingkat pelayanan jalan, analisis kecepatan rata-rata kendaraan yang melintas di ruas jalan sekolah, analisis karakteristik perilaku penyeberang jalan, analisis karakteristik perilaku pengantar, dan analisis kuisioner wali murid. a. Analisis Kondisi Kelengkapan Fasilitas ZoSS 1) 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti Berdasarkan kategori status jalan di ruas ini adalah perkotaan dengan fungsi jalan kolektor sekunder dan tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD) dengan kecepatan rencana jalan adalah 30-40 km/jam, maka sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tipe ZoSS di sekolah ini dapat diketahui: 1. Tipe ZoSS 2UD-20 2. Lebar jalan 7 m 3. Panjang ZoSS 78 m (standar 75-105 m) 4. Panjang karpet merah 38 m (standar 10 m) 5. Batas kecepatan ZoSS 20 km/jam 6. Pemandu penyeberangan Ada (standar ada pemandu) 7. Kondisi rambu ZoSS yang terpasang di sekolah ini belum semuanya berpasangan, artinya rambu di kedua sisi kiri maupun kanan belum memiliki rambu yang sama. Rambu peringatan Banyak Anak-Anak hanya terdapat di satu sisi jalan saja. Kemudian beberapa rambu ZoSS terhalang oleh ranting pohon dan papan reklame. 8. Kondisi marka yang terpasang di sekolah ini seperti marka Tengok Kanan Kiri, marka Zig-zag dan marka Karpet Merah sudah tidak begitu jelas dan memudar. Gambar layout 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti dapat dilihat pada gambar 1. 2) 68 dan SDN 75 Sukajadi Jalan Balam Berdasarkan kategori status jalan di ruas ini adalah perkotaan dengan fungsi jalan kolektor sekunder dan tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD) dengan kecepatan rencana jalan adalah 30-40 km/jam, maka sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tipe ZoSS di sekolah ini dapat diketahui: 1. Tipe ZoSS 2UD-20 2. Lebar jalan 7 m 3. Panjang ZoSS 76 m (standar 75-105 m) 4. Panjang karpet merah 42 m (standar 10 m) 5. Batas kecepatan ZoSS 20 km/jam 6. Pemandu penyeberangan Tidak ada (standar ada pemandu) 7. Kondisi rambu ZoSS yang terpasang di sekolah ini semuanya berpasangan, artinya rambu di kedua sisi kiri maupun kanan sudah memiliki rambu yang sama. Rambu peringatan Penyeberangan Orang tidak terdapat di kedua sisi jalan. Kemudian sebagian besar rambu ZoSS terhalang oleh ranting pohon. 8. Kondisi marka yang terpasang di sekolah ini hampir semuanya masih dalam kondisi baik dan tidak memudar. Gambar layout 68 dan SDN 75 Sukajadi Jalan Balam dapat dilihat pada gambar 2. 3) 2 dan SDN 3 Senapelan Jalan Kesehatan Berdasarkan kategori status jalan di ruas ini adalah perkotaan dengan fungsi jalan lokal sekunder dan tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD)

dengan kecepatan rencana jalan adalah 30-40 km/jam, maka sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tipe ZoSS di sekolah ini dapat diketahui: 1. Tipe ZoSS 2UD-20 2. Lebar jalan 6 m 3. Panjang ZoSS 58 m (standar 75-105 m) 4. Panjang karpet merah 40 m (standar 10 m) 5. Batas kecepatan ZoSS 20 km/jam 6. Pemandu penyeberangan Ada (standar ada pemandu) 7. Kondisi rambu yang terpasang di sekolah ini semuanya berpasangan, artinya rambu di kedua sisi kiri maupun kanan sudah memiliki rambu yang sama. Rambu peringatan Penyeberangan Orang tidak terdapat di kedua sisi jalan. Kemudian sebagian besar rambu ZoSS terhalang oleh ranting pohon. 8. Kondisi marka yang terpasang seperti marka Tengok Kanan Kiri dan Karpet Merah sudah tidak begitu jelas dan memudar. Gambar layout 2 dan SDN 3 Senapelan Jalan Kesehatan dapat dilihat pada gambar 3. 4) 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai Jalan Taskurun Berdasarkan kategori status jalan di ruas ini adalah perkotaan dengan fungsi jalan lokal sekunder dan tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD) dengan kecepatan rencana jalan adalah 30-40 km/jam, maka sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tipe ZoSS di sekolah ini dapat diketahui: 1. Tipe ZoSS 2UD-20 2. Lebar jalan 5 m 3. Panjang ZoSS 95 m (standar 75-105 m) 4. Panjang karpet merah 54 m (standar 10 m) 5. Batas kecepatan ZoSS 20 km/jam 6. Pemandu penyeberangan Tidak ada (standar ada pemandu) 7. Kondisi rambu yang terpasang di sekolah ini semuanya berpasangan, artinya rambu di kedua sisi kiri maupun kanan sudah memiliki rambu yang sama. Rambu peringatan Penyeberangan Orang tidak terdapat di kedua sisi jalan. 8. Kondisi marka yang terpasang seperti marka Tengok Kanan Kiri dan Karpet Merah sudah tidak begitu jelas dan memudar. Gambar layout 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai Jalan Taskurun dapat dilihat pada gambar 4. 5) SDN 41 Labuh Baru Jalan Durian Berdasarkan kategori status jalan di ruas ini adalah perkotaan dengan fungsi jalan kolektor sekunder dan tipe jalan adalah 2 lajur 2 arah tak terbagi (2/2UD) dengan kecepatan rencana jalan adalah 30-40 km/jam, maka sesuai Peraturan Dirjen Perhubungan Darat No. SK 3236/AJ 403/DRJD/2006 tipe ZoSS di sekolah ini dapat diketahui: 1. Tipe ZoSS 2UD-20 2. Lebar jalan 6 m 3. Panjang ZoSS 76 m (standar 75-105 m) 4. Panjang karpet merah 50 m (standar 10 m) 5. Batas kecepatan ZoSS 20 km/jam 6. Pemandu penyeberangan Ada (standar ada pemandu) 7. Kondisi rambu yang terpasang di sekolah ini tidak semuanya berpasangan, artinya rambu di kedua sisi kiri maupun kanan belum memiliki rambu yang sama. Rambu peringatan Banyak Anak-Anak hanya terdapat disatu sisi jalan dan rambu peringatan Penyeberangan Jalan tidak terdapat di kedua sisi

jalan. Beberapa rambu juga terhalang ranting pohon. 8. Kondisi marka yang terpasang seperti marka Tengok Kanan Kiri dan Karpet Merah sudah tidak begitu jelas dan memudar. Gambar layout SDN 41 Labuh Baru Jalan Durian dapat dilihat pada gambar 5. Gambar 3. ZoSS di 2 dan SDN 3 Jl. Kesehatan (Sumber: Data hasil survei) Gambar 1. ZoSS di 37 dan SDN 136 Jl. Garuda Sakti (Sumber: Data hasil survei) Gambar 4. ZoSS di 77 dan SDN 143 Jl. Taskurun (Sumber: Data hasil survei) Gambar 2. ZoSS di 68 dan SDN 75 Jl. Balam (Sumber: Data hasil survei)

Gambar 5. ZoSS di SDN 41 Jl. Durian (Sumber: Data hasil survei) b. Analisis Volume Lalu Lintas dan Kapasitas Jalan Data volume lalu lintas yang diperoleh dari hasil survei kemudian dikalikan dengan faktor emp (ekivalensi mobil penumpang). Faktor emp untuk kendaraan ringan (LV) 1,0 ; kendaraan berat (HV) 1,2 dan untuk sepeda motor (MC) 0,25. Sebagai contoh perhitungan, dilampirkan volume lalu lintas pukul 06.00-07.00 yaitu untuk 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti: Volume lalu lintas LV Arus total dua arah LV x faktor emp LV 478 x 1 478,0 smp/jam Volume lalu lintas HV Arus total dua arah HV x faktor emp HV 88 x 1,2 105,6 smp/jam Volume lalu lintas MC Arus total dua arah MC x faktor emp MC 1037 x 0,25 259,3 smp/jam Volume lalu lintas yang digunakan untuk analisis data selanjutnya adalah volume lalu lintas yang mempunyai volume paling tinggi dibandingkan dengan volume lalu lintas yang terjadi pada waktu-waktu lain, yaitu sebesar 1565,9 smp/jam. Hasil volume lalu lintas di lima sekolah dapat dilihat dari grafik pada gambar 6 berikut ini: Volume Lalu Lintas (smp/jam) 1600,0 1400,0 1200,0 1000,0 800,0 600,0 400,0 200,0 0,0 842,8 451,3 294,5 287,8 514,0 1167,4 554,3 821,0 559,7 1253,9 1193,9 310,1 648,0 399,3 1228,9 Grafik Volume Lalu Lintas 1306,3 454,2 809,0 504,8 1024,9 1406,4 565,7 642,4 557,0 1169,3 1324,1 1082,0 1320,4 1206,3 513,2 739,6 509,7 721,7 515,3 1565,9 699,0 591,0 1028,8 Waktu (jam) Garuda Sakti Balam Kesehatan Taskurun Durian Gambar 6. Grafik Volume Lalu Lintas (Sumber: Hasil perhitungan)

Langkah selanjutnya adalah perhitungan kapasitas jalan dengan menggunakan Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Berdasarkan karakteristik ruas jalan pada Jl. Garuda Sakti diketahui nilai dari masing-masing koefisien perhitungan kapasitas jalan, yaitu : Co 2900 smp/jam, FCw 1, FCsp 1, FCsf 0,82, FCcs 0,94 Dengan kondisi di atas, maka perhitungan kapasitas jalan (menggunakan MKJI) dijabarkan sebagai berikut : C Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs 2900 x 1 x 1 x 0,82 x 0,94 2235,32 smp/jam Langkah selanjutnya adalah menghitung rasio volume per kapasitas (V/C) dan tingkat pelayanan (LoS) ruas jalan Garuda Sakti, sebagai berikut : DS V 1565,9 smp/jam C 2235,32 smp/jam 0,7 Maka berdasarkan perhitungan rasio (V/C) 0,7, tingkat pelayanan (level of service) dari jalan Garuda Sakti masuk ke dalam kategori C (0,45-0,74). Hasil analisis volume lalu lintas kendaraan untuk lima sekolah dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 2. Hasil Analisis Volume Lalu Lintas Volume No Sekolah Kendaraan(V) (smp/jam) 1 2 37 & SDN 136 Payung Sekaki 68 & SDN 75 Sukajadi Kapasitas Jalan(C) (smp/jam) V/C Tingkat pelayanan 1565,9 2235,32 0,7 C (0,45-0,74) 721,7 2426,14 0,3 B (0,2-0,45) 3 2 & SDN 3 Senapelan 821 2181,89 0,38 B (0,2-0,45) 4 77 & SDN 143 Marpoyan Damai 591 1251,78 0,47 C (0,45-0,74) 5 SDN 41 Labuh Baru 1253,9 1944,73 0,64 C (0,45-0,74) Sumber: Data survei c. Analisis Kecepatan Sesaat (Spot Speed) Kendaraan Perhitungan waktu tempuh kendaraan dilakukan pada daerah ruas jalan sebelum ZoSS dan di lokasi ZoSS dengan metode yang sama. Hal ini dilakukan untuk membandingkan dan mengetahui efektifitas kecepatan sesaat kendaraan pada saat sebelum memasuki ZoSS dan pada saat berada di lokasi ZoSS. Data yang didapat melalui survei kecepatan sesaat yaitu dalam 100 meter/detik, kemudian di konversikan menjadi km/jam. Kecepatan sesaat rata-rata kendaraan dihitung dari jumlah kecepatan kendaraan di ruas jalan yang ditinjau dibagi jumlah kendaraan yang dijadikan sampel. Sebagai contoh, dilampirkan hasil perhitungan untuk 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti pada tabel 3. Kemudian berdasarkan data dari tabel 3, maka kecepatan rata-rata kendaraan dapat dihitung dengan cara sebagai berikut : Untuk sepeda motor : Kecepatan rata-rata (km/jam) jumlah total kecepatan di lokasi ZoSS jumlah waktu pengamatan 44,0 + 33,51 + 33,54 + 30,43 4 35,37 km/jam

Untuk kendaraan ringan : Kecepatan rata-rata (km/jam) jumlah total kecepatan di lokasi ZoSS jumlah waktu pengamatan 37,04 + 27,53 + 26,99 + 28,10 4 29,92 km/jam Kemudian dihitung persentase untuk kendaraan sepeda motor maupun kendaraan ringan yang menurunkan kecepatan dan mematuhi batas kecepatan maksimum di ZoSS (20 km/jam) dengan cara seperti dibawah ini: Untuk sepeda motor : Persentase kendaraan yang menurunkan kecepatan jumlah total sepeda motor jumlah total sampel sepeda motor x100% 118 120 98,33 % Persentase kendaraan yang memenuhi batas kec.maksimal jumlah total sepeda motor jumlah total sampel sepeda motor x100% 3 120 2,5 % Untuk kendaraan ringan : Persentase kendaraan yang menurunkan kecepatan jumlah total kendaraan jumlah total sampel kend. ringan 117 120 97,5 % Persentase kendaraan yang memenuhi batas kec.maksimal jumlah total kendaraan jumlah total sampel kend. ringan 10 120 8,33 % Rekapitulasi perhitungan untuk lima sekolah dasar dapat dilihat pada tabel 4. d. Analisis Karakteristik Perilaku Penyeberang Jalan Survei karakteristik penyeberang jalan dilakukan untuk mengetahui jumlah dan persentase siswa sebagai penyeberang jalan dengan melakukan prosedur yang benar yaitu, dengan prosedur baku 4T (tunggu sejenak, tengok kanan, tengok kiri, dan tengok kanan lagi), menyeberang dengan berjalan, menyeberang menggunakan fasilitas zebra cross, dan tingkat kemandirian siswa. Sebagai contoh, dilampirkan hasil perhitungan untuk 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti pada tabel 5. Tabel 3. Rekapitulasi kecepatan sesaat rata-rata kendaraan Jalan Garuda Sakti Kecepatan rata-rata (km/jam) Waktu Sepeda motor Kendaraan ringan (jam) Sebelum Zoss Lokasi Zoss Sebelum Zoss Lokasi Zoss 06.00-08.00 51,90 44,00 41,42 37,04 09.00-11.00 40,17 33,51 34,68 27,53 12.00-14.00 40,40 33,54 33,33 26,99 16.00-18.00 45,56 30,43 39,37 28,10 Sumber : Hasil Perhitungan

Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Kecepatan Sesaat Kendaraan Sekolah 37 & SDN 136 Payung Sekaki 68 & SDN 75 Sukajadi 2 dan SDN 3 Senapelan 77 & SDN 143 Marpoyan Damai Kecepatan rata-rata di ZoSS (km/jam) Sepeda motor Kendaraan Ringan Persentase kendaraan yang menurunkan kecepatan (%) Sepeda motor Kendaraan Ringan Pesentase Kendaraan yang mematuhi batas kecepatan maksimum (20 km/jam) (%) Sepeda motor Kendaraan Ringan 35,37 29,92 98,33% 97,50% 2,50% 8,33% 35,17 25,44 83,33% 96,67% 0,83% 23,33% 25,03 21,95 94,44% 92,22% 16,67% 40,00% 33,39 27,67 89,17% 86,67% 1,67% 5,83% SDN 41 32,01 28,74 100,00% 97,50% 5,00% 4,17% Labuh Baru Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 5. Rekapitulasi hasil survei perilaku penyeberang jalan 37 dan SDN 136 Jalan Garuda Sakti No. Jam Survei Prosedur baku Cara Fasilitas yang Status Jumlah menyeberang Menyeberang Digunakan Penyeberang Sampel (siswa) Cara Non Zebra Non Tdk Lari Jalan Mandiri 4T 4T Cross Fasilitas Mandiri 1 06.00-08.00 100 29 71 17 83 86 14 69 31 2 09.00-11.00 65 54 11 10 55 61 4 41 24 3 12.00-14.00 150 121 29 11 139 142 8 86 64 4 16.00-18.00 50 12 38 1 49 48 2 28 22 Total 365 216 149 39 326 337 28 224 141 Sumber: Hasil Perhitungan Untuk perhitungan persentase dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Persentase baku cara 4T jumlah total siswa yang melakukan prosedur 4T jumlah total sampel siswa 216 59,18 % Persentase menyeberang berjalan jumlah total siswa yang menyeberang bejalan 326 89,32 % jumlah total sampel siswa

Persentase memakai fasilitas zebra cross jumlah total siswa yang memakai zebra cross jumlah total sampel siswa 337 92,33 % Persentase status penyeberang (mandiri) jumlah total siswa yang mandiri jumlah total sampel siswa 224 61,37 % Hasil rekapitulasi persentase analisis perilaku penyeberang jalan di lima sekolah dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Rekapitulasi persentase hasil analisis perilaku penyeberang jalan Prosedur baku Cara Fasilitas yang Status Jumlah menyeberang No. Sekolah Sampel (siswa) Menyeberang Digunakan Penyeberang Cara 4T Non 4T Lari Jalan Zebra Cross Non Fasilitas Mandiri Tdk Mandiri 1 37 & SDN 136 Payung Sekaki 365 59,18% 40,82% 10,68% 89,32% 92,33% 7,67% 61,37% 38,63% 2 3 4 68 & SDN 75 Sukajadi SDN 2 dan SDN 3 Senapelan 77 & SDN 143 Marpoyan Damai 170 68,82% 31,18% 40,00% 60,00% 42,94% 57,06% 52,94% 47,06% 205 33,66% 66,34% 18,05% 81,95% 61,95% 38,05% 34,15% 65,85% 185 77,30% 22,70% 32,43% 67,57% 63,24% 36,76% 69,73% 30,27% SDN 41 Labuh 5 155 64,52% 35,48% 16,13% 83,87% 56,13% 43,87% 70,32% 29,68% Baru Sumber: Hasil perhitungan e. Analisis Karakteristik Perilaku Pengantar Selain menganalisis perilaku siswa sebagai penyeberang, juga diperlukan untuk menganalisis perilaku pengantar, yaitu arah kedatangan pengantar, lokasi berhenti pengantar dan juga naik dan turun siswa dari kendaraan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah ZoSS di sekolah tersebut sudah efektif berdasarkan perilaku pengantar anak sekolah. Sebagai contoh, dilampirkan hasil perhitungan untuk 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Jalan Garuda Sakti pada tabel 7. Untuk perhitungan persentase dapat dihitung dengan cara sebagai berikut: Persentase kedatangan pengantar dari arah seberang sekolah jumlah total pengantar dari seberang jumlah total sampel pengantar 238 65,21 %

Tabel 7. Rekapitulasi hasil survei perilaku pengantar 37 dan SDN 136 Jalan Garuda Sakti Naik / Turun anak Arah Kedatangan Lokasi Berhenti dari Kendaraan (orang) (orang) No. Jam Survei (orang) Jumlah sampel (orang) di seberang di depan pada tempatnya sembarang sisi kiri 1 06.00-08.00 100 51 49 89 11 95 5 2 09.00-11.00 65 49 16 61 4 65 0 3 12.00-14.00 150 108 42 145 5 149 1 4 16.00-18.00 50 30 20 48 2 50 0 Total 365 238 127 343 22 359 6 Sumber: Hasil Perhitungan sisi kanan Persentase kedatangan pengantar dari arah depan sekolah jumlah total pengantar dari depan jumlah total sampel pengantar 127 34,79 % Persentase pengantar berhenti pada tempatnya jumlah total pengantar berhenti pada tempatnya jumlah total sampel pengantar 343 93,97 % Persentase pengantar berhenti sembarang tempat jumlah total pengantar berhenti sembarangan jumlah total sampel pengantar 22 6,03 % Persentase pengantar menurunkan anak dari sisi kiri jumlah total pengantar menurunkan dari sisi kiri jumlah total sampel pengantar 359 98,36 % Persentase pengantar menurunkan anak dari sisi kanan jumlah total pengantar menurunkan dari sisi kanan jumlah total sampel pengantar 6 1,64 % Hasil rekapitulasi persentase analisis perilaku pengantar di lima sekolah dapat dilihat pada tabel 8 berikut:

Tabel 8. Rekapitulasi persentase hasil analisis perilaku pengantar No. 1 2 3 4 Sekolah 37 & SDN 136 Payung Sekaki 68 & SDN 75 Sukajadi SDN 2 dan SDN 3 Senapelan 77 & SDN 143 Marpoyan Damai Jumlah Sampel (orang) Arah Kedatangan di seberang di depan Lokasi Berhenti pada tempatnya sembarang Naik / Turun anak dari Kendaraan sisi sisi kiri kanan 365 65,21% 34,79% 93,97% 6,03% 98,36% 1,64% 170 14,71% 67,65% 61,76% 20,59% 81,18% 1,18% 205 17,56% 82,44% 68,29% 31,71% 81,95% 18,05% 185 6,49% 93,51% 84,86% 15,14% 99,46% 0,54% 5 SDN 41 Labuh Baru 155 34,84% 65,16% 69,03% 30,97% 99,35% 0,65% Sumber: Hasil perhitungan f. Analisis Kuisioner Wali Murid Efektifitas terhadap adanya ZoSS di sekolah 90,00% 3,33% 0,00% 6,67% Sangat efektif Tidak efektif Kurang efektif Dan lain-lain Gambar 7. Diagram Efektifitas Adanya ZoSS di Sekolah 37 dan SDN 136 Payung Sekaki Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan grafik pada gambar 7 dapat dilihat efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar menyatakan kurang efektif dengan persentase sebesar 90%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari seluruh responden menyatakan efektifitas dari ZoSS yang telah terpasang belum efektif, alasan yang dikemukakan untuk mendukung jawaban adalah kurangnya kepatuhan pengemudi terhadap rambu dan marka yang terpasang dan kurangnya sosialisasi ZoSS. Efektifitas terhadap adanya ZoSS di sekolah 62,50% 10,00% 12,50% Sangat efektif Tidak efektif 15,00% Kurang efektif Dan lain-lain Gambar 8. Diagram Efektifitas Adanya ZoSS di Sekolah 68 dan SDN 75 Sukajadi Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan grafik pada gambar 8 dapat dilihat efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar menyatakan kurang efektif dengan persentase sebesar 62,5%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari seluruh responden menyatakan efektifitas dari ZoSS yang telah terpasang belum

efektif, alasan yang dikemukakan untuk mendukung jawaban adalah kurangnya kepatuhan pengemudi terhadap rambu dan marka yang terpasang dan kurangnya sosialisasi ZoSS. Efektifitas terhadap adanya ZoSS di sekolah 6,32% 23,16% Sangat efektif Tidak efektif persentase sebesar 54,44%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari seluruh responden menyatakan efektifitas dari ZoSS yang telah terpasang belum efektif, alasan yang dikemukakan untuk mendukung jawaban adalah kurangnya kepatuhan pengemudi terhadap rambu dan marka yang terpasang dan kurangnya sosialisasi ZoSS. Efektifitas terhadap adanya ZoSS di sekolah Kurang efektif 15,79% 54,74% Dan lain-lain 0,00% 9,33% Gambar 9. Diagram Efektifitas Adanya ZoSS di Sekolah 2 dan SDN 3 Senapelan 26,67% Sangat efektif Tidak efektif Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan grafik pada gambar 9 dapat dilihat efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar menyatakan kurang efektif dengan persentase sebesar 54,74%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari seluruh responden menyatakan efektifitas dari ZoSS yang telah terpasang belum efektif, alasan yang dikemukakan untuk mendukung jawaban adalah kurangnya kepatuhan pengemudi terhadap rambu dan marka yang terpasang dan kurangnya sosialisasi ZoSS. Efektifitas terhadap adanya ZoSS di sekolah 0,00% 54,44% 20,00% Sangat efektif Tidak efektif Kurang efektif 25,56% Dan lain-lain Gambar 10. Diagram Efektifitas Adanya ZoSS di Sekolah 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan grafik pada gambar 10 dapat dilihat efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar menyatakan kurang efektif dengan 64,00% Kurang efektif Dan lain-lain Gambar 11. Diagram Efektifitas Adanya ZoSS di Sekolah SDN 41 Labuh Baru Sumber: Hasil Perhitungan Berdasarkan grafik pada gambar 11 dapat dilihat efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar menyatakan kurang efektif dengan persentase sebesar 64%. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar dari seluruh responden menyatakan efektifitas dari ZoSS yang telah terpasang belum efektif, alasan yang dikemukakan untuk mendukung jawaban adalah kurangnya kepatuhan pengemudi terhadap rambu dan marka yang terpasang dan kurangnya sosialisasi ZoSS.m 4. KESIMPULAN Hasil penelitian tugas akhir dengan judul Analisis Efektifitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Sekolah Dasar Kota Pekanbaru didapat beberapa kesimpulan antara lain: 1. Berdasarkan hasil analisis kondisi kelengkapan fasilitas ZoSS di lima sekolah yang diteliti diketahui bahwa kondisi ZoSS bervariasi dalam dimensi, rambu, dan marka.

Beberapa fasilitas ZoSS yang terpasang berbeda dengan pedoman yang disarankan, seperti rambu dan marka yang terpasang tidak terawat dengan beberapa rambu tertutup ranting pohon maupun papan reklame dan warna cat marka yang sudah mulai pudar. Hal ini dapat mengakibatkan berkurangnya efektifitas dari ZoSS. 2. Berdasarkan hasil analisis data volume lalu lintas di lima sekolah yang diteliti dapat disimpulkan volume lalu lintas lebih kecil dari kapasitas dengan nilai rasio V/C0,7 untuk komplek sekolah 1, 0,3 untuk komplek sekolah 2, 0,38 untuk komplek sekolah 3, 0,47 untuk komplek sekolah 4 dan 0,64 untuk komplek sekolah 5, artinya dengan nilai tersebut masih dikategorikan tingkat pelayanan jalan dengan arus stabil dan masih di bawah ambang batas kinerja yang ditetapkan MKJI 1997 (V/C < 0,8). 3. Berdasarkan analisis data kecepatan sesaat kendaraan (spot speed) di lima sekolah yang diteliti, kecepatan rata-rata kendaraan sebelum memasuki ZoSS dan di lokasi ZoSS relatif mengalami penurunan kecepatan, yaitu sebelum memasuki ZoSS sebesar 40,39 km/jam untuk sepeda motor dan 33,85 km/jam untuk kendaraan ringan sedangkan kecepatan rata-rata di lokasi ZoSS sebesar 32,19 km/jam untuk sepeda motor dan 26,74 km/jam untuk kendaraan ringan, namun nilai kecepatan rata-rata tersebut masih lebih besar dari batas kecepatan maksimum yang diizinkan (20km/jam) di lokasi ZoSS, artinya masih belum sesuai dengan pedoman ZoSS. Sehingga dapat disimpulkan untuk karakteristik dari segi kecepatan kendaraan dikatakan belum efektif. 4. Berdasarkan analisis data karakteristik perilaku penyeberang dan pengantar: a. Analisis perilaku penyeberang jalan di lima sekolah yang diteliti diketahui bahwa siswa yang sudah berperilaku positif atau sesuai pedoman ZoSS dengan rata-rata persentase untuk prosedur baku menyeberang metode 4T yaitu sebesar 60,70%, cara menyeberang dengan berjalan sebesar 76,54%, menggunakan fasilitas zebra cross sebesar 63,32% dan menyeberang dengan status mandiri sebesar 57,70%. Namun masih dikatakan belum efektif karena masih ada yang belum berperilaku positif atau sesuai dengan pedoman ZoSS. b. Analisis perilaku pengantar di lima sekolah yang diteliti diketahui bahwa pengantar yang sudah berperilaku positif atau sesuai pedoman ZoSS dengan rata-rata persentase untuk arah kedatangan pengantar dari depan sekolah yaitu sebesar 68,71%, lokasi berhenti pada tempatnya sebesar 75,58% dan menurunkan/menaikkan siswa dari sisi kiri (bukan sisi badan jalan) sebesar 92,06%. Namun masih dikatakan belum efektif karena masih ada yang belum berperilaku positif atau sesuai dengan pedoman ZoSS. 5. Dari penyebaran lembar kuisioner diketahui untuk lokasi penelitian pertama ( 37 dan SDN 136 Payung Sekaki) efektifitas adanya ZoSS di sekolah menurut pengantar sebesar 90% menyatakan kurang efektif, lokasi kedua ( 68 dan SDN 75 Sukajadi) sebesar 62,5% menyatakan kurang efektif, lokasi

ketiga ( 2 dan SDN 3 Senapelan) sebesar 54,74% menyatakan kurang efektif, lokasi keempat ( 77 dan SDN 143 Marpoyan Damai) sebesar 54,44% menyatakan kurang efektif, dan lokasi kelima (SDN 41 Labuh Baru) sebesar 64% menyatakan kurang efektif. Sehingga dapat disimpulkan berdasarkan kuisioner yang disebar, ZoSS yang telah terpasang di lima sekolah yang diteliti masih dianggap belum efektif. 5. SARAN 1. Fasilitas ZoSS yang telah terpasang sebaiknya ada perawatan dalam jangka waktu tertentu, sehingga rambu atau marka yang ada dapat lebih meningkatkan efektifitas ZoSS di lokasi survei. 2. Adanya sosialisasi dari pihak sekolah atau bekerja sama dengan instansi yang lebih berwenang seperti Departemen Perhubungan kepada siswa maupun wali murid dan guru mengenai fasilitas ZoSS yang ada di sekolah sehingga dapat meningkatkan pemahaman pengguna jalan terhadap keberadaan ZoSS yang terpasang. 3. Sebaiknya ada peraturan yang memberlakukan pemberian sanksi bagi pengemudi kendaraan yang melakukan pelanggaran pada rambu dan marka di ZoSS. 4. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya sekolah yang diteliti juga membandingkan bagaimana kondisi sekolah sebelum ada ZoSS dengan sesudah dipasangnya ZoSS. DAFTAR PUSTAKA Departemen Pekerjaan Umum. 1980. Manual Kapasitas Jalan Indonesia. Jakarta: Dirjen Bina Marga. Departemen Perhubungan. 2009. Penyusunan Evaluasi Kinerja ZoSS dan Review Desain. Jakarta: Dirjen Perhubungan Darat. Miro, Fidel. 2006. Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Peraturan Direktur Jenderal Dinas Perhubungan Darat. 2006. Uji Coba Penerapan ZoSS di 11 (sebelas) Kota di Pulau Jawa. Jakarta. Permana, Sandi. 2011. Evaluasi Efektifitas Zona Selamat Sekolah (ZoSS) di Yogyakarta.http://simpus.uii.ac.id/se archadv/?n000676&i100&bsk, diakses pada13 Februari 2012, pkl 22.02 WIB. Rachmadani, Chintya. 2011. Analisis Kebutuhan Zona Selamat Sekolah (ZoSS) (Studi Kasus Sekolah Dasar Negeri di Kota Pekanbaru). Skripsi Program Sarjana Teknik Sipil. Pekanbaru: Universitas Riau. Rusgiyarto, F., Widjajanti, E., & Kusmaryono, I. 2010. Evaluasi Kinerja Operasional Zona Selamat Sekolah. Semarang: Simposium XIII FSTPT. Suweda, I Wayan. 2009. Pentingnya Pengembangan Zona Selamat Sekolah Demi Keselamatan Bersama di Jalan Raya. http://ojs.unud.ac.id/index.php/jits/a rticle/donwload/3516/2548/pdf, diakses pada 30 Januari 2012, pkl. 16.38 WIB. Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Warpani, S. 1990. Merencanakan Sistem Transportasi. Bandung: ITB.