PENGARUH PEMBERIAN RINGER ASETAT MALAT DAN RINGER LAKTAT TERHADAP KADAR BASE EXCESS PASIEN OPERASI BEDAH SESAR DENGAN ANESTESI SPINAL

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi bedah sesar dengan status fisik ASA (American Society of Anesthesiologist)

DAFTAR PUSTAKA. dari :

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem kardiovaskular dalam keadaan optimal yaitu dapat menghasilkan aliran

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pemberian cairan diperlukan karena gangguan dalam keseimbangan cairan dan

PERBEDAAN PERUBAHAN KONSENTRASI NATRIUM PLASMA ANTARA PRELOAD 20CC/KGBB RINGER LAKTAT DIBANDINGKAN DENGAN PRELOAD 20CC/KGBB RINGER ASETAT MALAT

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PASCA ANESTESI SPINAL DENGAN PEMBERIAN PRELOAD DAN TANPA PEMBERIAN PRELOAD 20CC/KGBB RINGER ASETAT MALAT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan berdasarkan Ilmu Anestesi. Waktu pengumpulan data dilakukan setelah proposal disetujui sampai

PENGARUH DURASI TINDAKAN INTUBASI TERHADAP RATE PRESSURE PRODUCT (RPP) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini melingkupi bidang Anestesiologi. Penelitian ini dimulai sejak tanggal 28 Mei 2014 hingga 28 Juni 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi.

PERBANDINGAN PENGARUH LACTATE NATRICUS HIPERTONIK. DAN NaCl 0,9% TERHADAP KESEIMBANGAN HEMODINAMIK PADA PASIEN SECTIO CAESARIA

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN APACHE II SCORE DENGAN ANGKA KEMATIAN PASIEN DI ICU RSUP DR. KARIADI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

162 Vol. 3, No. 2, Juli-Desember 2011

PENGARUH PEMBERIAN RINGER LAKTAT TERHADAP PERUBAHAN KADAR STRONG ION DIFFERENCE (SID) SETELAH 24 JAM DI INTENSIVE CARE UNIT

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Bedah Digestif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang Ilmu Kedokteran khususnya Ilmu Penyakit Dalam. Semarang Jawa Tengah. Data diambil dari hasil rekam medik dan waktu

BAB I PENDAHULUAN. melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan syarat rahim

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR RET HE, FE, DAN TIBC PADA PENDERITA ANEMIA DEFISIENSI FE DENGAN ANEMIA KARENA PENYAKIT KRONIS

Keywords : Crystalloid solution, Stewart Acid base balance, caesarian section, regional anesthesia.

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2012

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan bedah pada pasien menunjukkan peningkatan seiring tumbuhnya

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.

PERBEDAAN KADAR GLUKOSA SERUM DAN PLASMA NATRIUM FLUORIDA DENGAN PENUNDAAN PEMERIKSAAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 3 METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis double blind randomized

HUBUNGAN OBESITAS TERHADAP PENINGKATAN INDEKS RASIO KARDIOTORAKS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP ANGKA KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA RUMAH SAKIT SUMBER KASIH CIREBON PERIODE JANUARI 2015 SEPTEMBER 2016

BAB IV METODE PENELITIAN. Bidang keilmuan penelitian ini adalah ilmu anestesiologi dan terapi intensif.

ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN OKSIGEN KALENG TERHADAP WAKTU ISTIRAHAT SETELAH BEROLAHRAGA

Oleh: Esti Widiasari S

SKRIPSI PENGARUH ELEVASI KAKI TERHADAP KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI

JUMLAH KEMATIAN PASIEN DI RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - DESEMBER 2014

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang keilmuan Obstetri dan Ginekologi.

BAB III METODE PENELITIAN

GAMBARAN KADAR MALONDIALDEHID (MDA) SERUM PADA LANSIA JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR FIBRINOGEN PLASMA PADA PEROKOK AKTIF RINGAN DAN BERAT DENGAN NON PEROKOK

PENGARUH INDUKSI KETAMIN DOSIS 2 MG/KgBB DAN. DEKSAMETASON DOSIS 0,2 MG/KgBB INTRAVENA TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS WISTAR

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pindah ke ruang perawatan atau langsung dirawat di ruang intensif. Fase

PERBEDAAN PERUBAHAN TEKANAN DARAH ARTERI RERATA ANTARA PENGGUNAAN DIAZEPAM DAN MIDAZOLAM SEBAGAI PREMEDIKASI ANESTESI

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di instalasi rekam medik RSUP dr. Kariadi Semarang,

BAB 1 PENDAHULUAN. penyesuaian dari keperawatan, khususnya keperawatan perioperatif. Perawat

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar sarjana strata-1 kedokteran umum

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI... ABSTRAK... ABSTRACK... v KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

ARTIKEL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN INDEKS HIGIENE ORAL DAN ph PLAK KELOMPOK PEMAKAI DAN BUKAN PEMAKAI PESAWAT ORTODONTI CEKAT LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK PERBANDINGAN KADAR KREATININ SERUM PADA PRIA DEWASA MUDA INSTRUKTUR FITNES DENGAN PRIA DEWASA MUDA YANG TIDAK MENJALANI PROGRAM FITNES

Kata Kunci: Umur, Jenis Kelamin, IMT, Kadar Asam Urat

ABSTRAK GAMBARAN KADAR ASAM URAT SERUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DARAH PASIEN DENGAN JENIS STROKE DI RUANG RAWAT INTENSIF RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA INSTALASI RAWAT JALAN DAN INSTALASI RAWAT DARURAT DI POLI BEDAH RSUP DR.

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. multiorgan, ini disebut septic shock. Sepsis merupakan SIRS (Systemic. tempat infeksi, maka ini disebut dengan sepsis berat.

PERBANDINGAN KEPUASAN ANTARA PASIEN ASKES DAN PASIEN JAMKESMAS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP DR.KARIADI SEMARANG

ELEVASI KAKI EFEKTIF MENJAGA KESTABILAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN DENGAN SPINAL ANESTESI

PERBANDINGAN KELENGKAPAN PENGISIAN REKAM MEDIS ANTARA DOKTER UMUM DAN DOKTER SPESIALIS JURNAL PENELITIAN MEDIA MEDIKA MUDA

Universitas Sumatera Utara-RSUP-HAM Medan

BAB IV METODE PENELITIAN

FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph

PERBEDAAN PENGARUH ANTARA RINGERFUNDIN DAN RINGER

Kesetimbangan asam basa tubuh

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN NILAI TEKANAN DARAH ANTARA ANESTESI SPINAL BUPIVAKAIN 0,5% DAN LIDOKAIN 5% PADA PASIEN TRANSURETHRAL

HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KEJADIAN HERNIA INGUINALIS DI POLI BEDAH RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGORO SRAGEN

Interpretasi Hasil Analisa Gas Darah dan Peranannya Dalam Penilaian Pasien- Pasien Kritis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Disiplin ilmu yang terkait pada penelitian ini adalah ilmu kedokteran

PERBANDINGAN PERUBAHAN SATURASI OKSIGEN TERHADAP PEMBERIAN BUPIVACAINE DAN BUPIVACAINE-FENTANYL PADA ANESTESI SPINAL PASIEN SECTIO CAESARIA SKRIPSI

PERBEDAAN DERAJAT KEASAMAN URIN PADA PENDERITA PEMBESARAN PROSTAT JINAK DENGAN BAKTERIURIA RENDAH DAN TINGGI SKRIPSI

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA INDEKS MASSA TUBUH DENGAN KADAR GLUKOSA DARAH PUASA DI PUSKESMAS JAGASATRU CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. pembedahan yang sering dilakukan adalah sectio caesaria. Sectio caesaria

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB IV METODE PENELITIAN. Ginjal-Hipertensi, dan sub bagian Tropik Infeksi. RSUP Dr.Kariadi, Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Dr.

RIWAYAT HIDUP PENELITI. : Jl. Budi Pembangunan II no : 14, Medan Nama Ayah : H. dr. Ramlis B. Alimin, SpMK Nama Ibu : Hj. Hartati

PERBEDAAN HEMODINAMIK PRE DAN POST OPERASI ANTARA ANESTESI UMUM DAN ANESTESI REGIONAL PADA PASIEN SEKSIO SESAREA DENGAN PRE-EKLAMPSIA BERAT

Kebutuhan cairan rumatan tidak hanya

BAB 4 METODE PENELITIAN. Manajemen ICU, dan ICU RSUP dr. Kariadi Semarang. Penelitian dimulai bulan

HUBUNGAN ANTARA KADAR HBA1C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN JUMLAH VOLUME DRAINASE WATER SEALED DRAINAGE DENGAN KEJADIAN UDEMA PULMONUM RE- EKSPANSI PADA PASIEN EFUSI PLEURA MASIF

BEBERAPA FAKTOR RISIKO PENYAKIT GINJAL KRONIK DI RSUD W.Z. YOHANNES KUPANG PERIODE LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN USIA TERHADAP DERAJAT DIFERENSIASI KANKER PAYUDARA PADA WANITA LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN KADAR CARCINOEMBRYONIC ANTIGEN (CEA) DAN ALBUMIN SERUM DENGAN LOKASI KANKER KOLOREKTAL LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik-observasional dengan desain

Kata kunci: diabetes melitus, diabetic kidney disease, end stage renal disease

GAMBARAN FUNGSI KOGNITIF PADA LANSIA DI UNIT REHABILITASI SOSIAL PUCANG GADING SEMARANG JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

HUBUNGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DAN 2 PADA OBESITAS TERHADAP KOMPLIKASI ORGAN TARGET DI RSUP DR KARIADI SEMARANG

PERBEDAAN KADAR ASAM URAT PADA PENDERITA HIPERTENSI DENGAN DIABETES MELITUS TIPE 2 DAN TANPA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR

TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL SEBELUM BEDAH SESAR DI RS PENDIDIKAN DAN RS NON PENDIDIKAN LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang SMF Kardiologi dan Kedokteran

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan meliputi Anestesiologi dan Terapi Intensif.

PERBEDAAN ANTARA JUMLAH LEUKOSIT DARAH PADA PASIEN APENDISITIS AKUT DENGAN APENDISITIS PERFORASI DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Transkripsi:

PENGARUH PEMBERIAN RINGER ASETAT MALAT DAN RINGER LAKTAT TERHADAP KADAR BASE EXCESS PASIEN OPERASI BEDAH SESAR DENGAN ANESTESI SPINAL JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum AGUNG KURNIAWAN PRIYONO 22010110130161 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2014

PENGARUH PEMBERIAN RINGER ASETAT MALAT DAN RINGER LAKTAT TERHADAP KADAR BASE EXCESS PASIEN OPERASI BEDAH SESAR DENGAN ANESTESI SPINAL Agung Kurniawan Priyono 1, Danu Soesilowati 2, Meita Hendrianingtyas 3 ABSTRAK Latar Belakang : Pemberian cairan ringer laktat sering dikaitkan dengan kejadian asidosis. Keadaan asidosis dapat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah yang akan memperburuk keadaan hipotensi. Kejadian asidosis dapat dicegah melalui pemberian cairan yang sesuai dengan konsentrasi plasma tubuh. Ringer asetat malat memiliki kandungan asetat dan malat untuk mencegah asidosis. Keadaan asam basa dapat dilihat melalui pemeriksaan sederhana BGA yang dapat dilihat dari kadar base excess. Tujuan : Meneliti perbedaan perubahan kadar base excess antara preload 20cc/kgBB ringer laktat dengan preload 20cc/kgBB ringer asetat malat. Metode : Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif analitik dengan metode belah lintang. Sampel diambil secara purposive sampling dan didapatkan data catatan medis 15 orang dengan ringer laktat sebagai cairan preload dan data catatan medis 15 orang dengan ringer asetat malat sebagai cairan preload dan menjalani operasi bedah sesar dengan anestesi spinal pada bulan September Oktober 2013. Digunakan uji T - tidak berpasangan untuk analisis statistik. Hasil : Perbedaan perubahan kadar base excess sebelum dan sesudah pemberian preload kelompok yang menggunakan ringer laktat 1,50 1,577. Perbedaan perubahan kadar base excess sebelum dan sesudah pemberian preload kelompok yang menggunakan ringer asetat malat 1,28 1,688 dengan nilai kemaknaan (p>0,05). Kesimpulan : Perbedaan perubahan kadar base excess pada pemberian ringer laktat dan ringer asetat malat sebagai cairan preload tidak memiliki kemaknaan yang bermakna secara statistik. Kata kunci: base excess, ringer laktat, ringer asetat malat 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 2 Staf Pengajar Bagian Ilmu Anestesi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang 3 Staf Pengajar Bagian Ilmu Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang

THE DIFFERENCE IN BASE EXCESS OF RINGER LACTATE AND COMPARISON WITH RINGER ACETATE MALATE IN SECTIO CAESAREAN PATIENTS WITH SPINAL ANESTHESIA ABSTRACT Background : Administration of ringer lactate is often associated with the incidence of acidosis. Acidosis can cause vasodilation of blood vessels which further causing hypotension. Incidence of acidosis can be prevented through administration of appropriate fluid that has same concentration as plasma. Ringer acetate malate contain acetate and malate anion to prevent acidosis. State of acidbase can be seen through a simple examination of the BGA which can be seen in the levels of base excess. Aim. Examine the differences in the levels of base excess between administrated 20cc/kgBB Ringer lactate as preload and 20cc/kgBB Ringer acetate malate as preload. Methods : This research used a descriptive analytic design with cross sectional method. Samples were taken by purposive sampling and the data obtained by the medical records of 15 people with ringer lactate as a preload and medical records of 15 people with ringer acetate malate as a preload in cesarean section surgery with spinal anesthesia in September-October 2013. Unpaired T- test is used for statistical analysis. Results : Differences in the level of base excess value before and after preload groups using Ringer lactate 1.50 ± 1.577. Difference in the level of base excess values before and after preload groups using ringer acetate malate 1.28 ± 1.688 with a significance value (p> 0.05). Conclusion : Differences in the levels of base excess between administrated ringer lactate and ringer acetate malate as fluid preload does not have a statistically significance difference. Key Words: base excess, ringer lactate, ringer acetate malate.

PENDAHULUAN Pemberian ringet laktat sebagai cairan resusitasi pada pasien bedah sesar, sering dikaitkan dengan kejadian asidosis. 1,2 Keadaan asidosis akan menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah. 3,4 Keadaan vasodilatasi ini akan mengakibatkan kejadian dilusional hipotensi. 5,6 Penelitian yang melibatkan 25 pasien dengan operasi bedah sesar dengan status fisik ASA (American Society of Anesthesiologist) 1 2 dan menggunakan teknik anestesi regional di RSUP Dokter Kariadi dan pemeriksaan analisa gas darah (Blood Gas Analysis / BGA) pre-operatif dan postoperatif pada tahun 2006 selama bulan Februari Mei 2006, sebanyak 76% (19 kasus) mengalami asidosis, sedangkan 24% (6 kasus) sisanya mengalami alkalosis. 7 Kejadian asidosis dapat dicegah dengan memberikan cairan yang sesuai dengan konsentrasi plasma tubuh. Ringer asetat malat memiliki kelebihan dibanding dengan ringer laktat dari kadar natrium, kalium, dan magnesium yang hampir sama dengan kadar dalam plasma manusia, sedangkan konsentrasi klorida memiliki kadar yang sedikit lebih tinggi dalam rangka mencapai osmolaritas fisiologis. 8,9 Ringer asetat malat memiliki kandungan anion asetat dan malat yang berfungsi sebagai prekursor bikarbonat, dimana bikarbonat merupakan komponen penting dalam penentuan kadar asam basa. 8 Kondisi asam basa dapat dilihat melalui pemeriksaan sederhana BGA yang dapat dilihat dari base excess. Uraian di atas menjadi dasar berkembangnya suatu pemikiran apakah ada perbedaan perubahan kadar base excess pada pemberian resusitasi cairan ringer laktat 20cc/kgbb dan ringer asetat malat pada pasien operasi bedah sesar yang dilakukan anestesi spinal. METODE Rancangan penelitian ini berupa penelitian observasional analitik retrospektif dengan menggunakan metode desain cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di RSUP dr. Kariadi Semarang pada bulan Mei sampai Juni 2014. Pengambilan sampel data menggunakan metode consecutive sampling.

Sampel penelitian diambil dari data rekam medik (RM) pasien operasi bedah sesar yang dirawat di RSUP Dr.Kariadi Semarang pada periode September Oktober 2013 dan memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi tersebut antara lain pada RM pasien berusia 19 sampai 35 tahun, menjalani operasi bedah sesar dengan anestesi spinal, memiliki status fisik ASA I dan ASA II. Selain itu juga terdapat data yang lengkap mengenai usia, tinggi badan dan berat badan untuk melakukan pengukuran Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar base excess sebelum dan sesudah pemberian preload ringer laktat atau ringer asetat malat. Sampel dieksklusikan bila pada rekam medik tidak terdapat data tersebut. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pemberian ringer laktat atau ringer asetat malat dari pasien operasi bedah sesar. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kadar base excess pasien operasi bedah sesar yang diukur 30 menit sebelum pemberian preload cairan dan 30 menit setelah pemberian preload cairan. Analisa penelitian ini menggunakan uji t-tidak berpasangan yang apabila tidak memenuhi syarat dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney. 10 HASIL Karakteristik dan Distribusi Sampel Hasil penelitian terhadap data rekam medik pasien operasi bedah sesar di RSUP DR. Kariadi. Karakteristik data yang terkumpul dari 30 responden pada penelitian ini, sebanyak 11 (36,6%) responden ringer laktat dengan status ASA I. Sebanyak 4 (13,3%) responden ringer laktat dengan status ASA II. Sebanyak 10 (33,3%) responden Ringer Asetat Malat dengan status ASA I. Sebanyak 5 (16,6%) responden Ringer Asetat Malat dengan status ASA II. Usia responden pada penelitian ini memiliki rerata usia 24,40 tahun dengan nilai tengah 25 tahun dan berada pada kisaran usia 21 tahun sampai 27 tahun. Body mass index (BMI) responden pada penelitian ini memiliki rerata 21,89 dengan nilai tengah 22,1 dan berada pada kisaran antara 20,10 hingga 23,20. Tekanan darah sistolik responden pada penelitian ini memiliki rerata 121,47 dengan nilai tengah 122,5 dan berada pada kisaran antara 100 hingga 137. Tekanan darah diastolik responden pada penelitian ini memiliki rerata 79,73 dengan nilai tengah 80 dan berada pada kisaran

antara 71 hingga 88. Heart rate responden pada penelitian ini memiliki rerata 83,77 dengan nilai tengah 85 dan berada pada kisaran antara 74 hingga 86. Respiration rate responden pada penelitian ini memiliki rerata 17,9 dengan nilai tengah 18 dan berada pada kisaran antara 15 hingga 20. Karakteristik sampel dapat dilihat pada tabel 1. Variabel Umur (tahun) BMI (kg/m 2 ) Tekanan darah sistolik (mmhg) Tekanan darah diastolik (mmhg) Heart rate (x/menit) Respiration Rate (x/menit) : uji t - tidak berpasangan Infus Ringer laktat (Mean ± SD) Ringer asetat malat (Mean ± SD) p 23.93 ± 1.710 24.87 ± 1.642 0.138 21.68 ± 1.004 22.10 ± 0.72 0.200 121.27 ± 9.513 121.67 ± 8.805 0.906 79,80 ± 4.913 79.67 ± 4.716 0.940 83.87 ± 4.549 83.67 ± 4.53 0.905 17.93 ± 1.280 17.87 ± 18 0.893 Perbedaan perubahan kadar base excess pasien dengan ringer laktat dan ringer asetat malat. Hubungan kedua variabel tersebut diuji signifikansinya secara statistik dengan uji t-tidak berpasangan, variabel memenuhi syarat uji didapatkan nilai signifikansi p=0,713. Karena nilai p>0.05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara perbedaan perubahan kadar base excess pada

pasien dengan preload ringer laktat dan dengan preload ringer asetat malat. Pada Tabel 2 menunjukan perbedaan perubahan kadar base excess sampel. Tabel 2. Perbedaan perubahan kadar base excess. Perbedaan kadar base excess Infus Mean SD Ringer Laktat 1,50 1,577 Ringer Asetat Malat 1,28 1,688 p 0,713 : uji t - tidak berpasangan PEMBAHASAN Base excess pada cairan infus didefinisikan sebagai jumlah bikarbonat (HCO3 - ) mmol/l yang diperlukan untuk mengembalikan kondisi suatu ph larutan menjadi ph normal darah (7,35-7,45) pada kondisi tekanan parsial karbon dioksida yang normal (pco2 = 40mmHg). 11 Bikarbonat merupakan zat yang berfungsi untuk mengkoreksi keadaan asidosis. Hati memegang peranan sebagai organ utama metabolisme prekursor bikarbonat. Zat yang bersifat prekursor bikarbonat diantaranya adalah asetat, laktat, malat dan sitrat. Laktat, asetat dan malat potensial sebagai prekursor yang baik karena menghasilkan bikarbonat yang cukup. Satu mol laktat akan diubah menjadi satu mol bikarbonat, satu mol asetat akan diubah menjadi satu mol bikarbonat, sedangkan satu mol malat akan diubah menjadi dua mol bikarbonat. Asetat dinilai sebagai prekursor yang lebih baik daripada laktat karena asetat selain di metabolisme di hati juga di metabolisme di seluruh sel tubuh, sedangkan laktat membutuhkan hepar sebagai organ utama. 11 Penelitian sebelumnya menunjukkan perbedaan bermakna (p<0,05) kadar base excess pada percobaan binatang (calves) yang diberi cairan ringer laktat dan ringer asetat dan telah di induksi asidosis metabolik. 12 Penelitian sebelumnya juga menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar base excess pasien yang diberi

ringer asetat malat dan pasien yang diberi ringer laktat dengan nilai kemaknaan p<0,0001 pada 2 jam dan 6 jam setelah pemberian cairan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya subjek yang digunakan adalah pasien septik onkologik. 13 Penelitian lain menunjukkan perbedaan bermakna pada kadar base excess pasien dengan nilai kemaknaan p<0,0001 akan tetapi subjek penelitian berbeda dengan penelitian ini karena subjek penelitian adalah pasien fase akut perdarahan subaraknoid. 14 Kehamilan menyumbang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keseimbangan asam basa. Satu diantara faktor yang berpengaruh adalah plasenta sebagai penghasil laktat. Produksi laktat secara fisiologis dihasilkan oleh otot rangka, akan tetapi pada masa kehamilan, plasenta menyumbang peranan dalam produksi laktat endogen. 15,16 Sebanyak 1400 mmol asam laktat diproduksi dalam satu hari, tubuh memerlukan bikarbonat dalam jumlah yang sama untuk mencegah keadaan asidosis. 17 Tubuh memiliki sistem untuk mencegah keadaan asidosis maupun alkalosis, sistem tersebut diantaranya Sistem penyangga (buffer). Pusat pernafasan dan ginjal. Sistem buffer bekerja dalam waktu sepersekian detik, sistem pernafasan bekerja dalam hitungan menit hingga jam, sedangkan ginjal bekerja dalam hitungan jam hingga hari. 18 Responden pada penelitian ini tidak didapatkan catatan tentang gangguan paru paru maupun gangguan ginjal. Respiration rate dari responden masih dalam batas normal, sedangkan fungsi ginjal tidak didapatkan catatan yang mendetail. SIMPULAN Berdasarkan analisa dari hasil dan pembahasan penelitian, didapatkan perbedaan yang tidak bermakna secara statistik (p=0,713) pada selisih base excess antara kelompok yang diberikan ringer laktat dan kelompok yang diberikan ringer asetat

malat. Kesimpulan yang dapat diambil ringer laktat dan ringer asetat malat keduanya dapat dipakai sebagai cairan preload operasi bedah sesar. SARAN Pemilihan jenis cairan secara tepat diperlukan untuk mencegah kejadian yang tidak di inginkan. Pasien dengan kondisi asam basa yang lebih sensitif memerlukan koreksi yang tepat melalui pemberian cairan yang sesuai. Untuk penelitian yang selanjutnya dapat dilakukan pada pasien dengan status fisik ASA III IV dengan kondisi asam basa yang perlu dikoreksi secara cepat. Data yang diambil juga lebih mendetail seperti fungsi ginjal, fungsi paru, kadar asam laktat dan kadar anion prekursor bikarbonat. Pengambilan BGA untuk mengetahui nilai base excess diharapkan tidak hanya dilakukan 30 menit sebelum dan 30 menit setelah pemberian preload, akan tetapi setelah pemberian preload dapat diperpanjang menjadi interval waktu setelahnya. UCAPAN TERIMA KASIH Peneliti mengucapkan terima kasih kepada dr. Danu Soesilowati, Sp.An KIC dan dr. Meita Hendrianingtyas, Sp.PK M.Si, Med yang telah memberikan saran-saran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah. Kepada dr. Ratno Samodro, Sp.An yang pada saat menjalani pendidikan spesiali membantu peneliti. Peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Yulia Wahyu Villyastuti, Sp.An selaku penguji dan dr. Taufik Eko Nugroho, Sp.An, M.Si, Med selaku ketua penguji, serta pihak-pihak lain yang telah membantu hingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Brandis K. Acid base physiology [Internet] 2008 [Cited 2013 Des 1] didapat dari : http://www.anaesthesiamcq.com/acidbasebook/ab11_1.php 2. Toohill J, Soong B, Flenady V. Interventions for ketosis during labour. Cochrane Database of Systematic Reviews 2008, Issue 3. Art. No.: CD004230. DOI: 10.1002/14651858.CD004230.pub2. 3. Brandis K. Acid base physiology [Internet] 2008 [Cited 2014 Feb 26] didapat dari : http://www.anaesthesiamcq.com/acidbasebook/ab4_4.php 4. Brandis K. Acid base physiology [Internet] 2008 [Cited 2014 Feb 26] didapat dari : http://www.anaesthesiamcq.com/acidbasebook/ab5_4.php 5. Syamsuhidayat R. Buku Ajar Ilmu Bedah (Ed. 3); EGC; Jakarta; 2010. p. 316-7 6. Soenarjo, Jatmiko HD, editors. Anestesiologi (Ed. 2); Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif Fakultas Kedokteran UNDIP / RSUP Dr. Kariadi; Semarang; 2013. p. 282-3 7. Muchlis M, Satoto H. Pengaruh Pemberian Cairan Ringer Laktat Dibandingkan Nacl 0,9% Terhadap Keseimbangan Asam-Basa Pada Pasien Sectio Caesaria Dengan Anestesi Regional. Semarang. Jurnal Anestesiologi Indonesia 2012 Mar ;4(1). p.17-27 8. Hartanto RV. Perbedaan perubahan konsentrasi natrium plasma antara preload 20 cc/kgbb ringer laktat dibandingkan dengan preload 20 cc/kgbb ringer asetat malat [karya tulis ilmiah]. Semarang: Universitas Diponegoro; 2012. 9. Braun B. Safe and efficient fluid management [internet]. 2010 [cited 2014 Feb 13]. Available from: http://www.bbraun.co.id/cps/rde/xchg/cw-bbraunidid/hs.xsl/products.html?id=00020742240000000693&prid=prid0000309 7.php

10. Dahlan MS. Besar sampel dan cara pengambilan sampel: menggunakan rumus besar sampel secara benar. Edisi ke-3. Jakarta: salemba medika; 2010. 11. Zander R. Fluid Management. Berlin (Ed 2): Bibliomed; 2006. p. 18-31 12. Nakagawa M, Suzuki K. Comparison of the alkalizing effects of bicarbonate precursors in calves with experimentally induced metabolic acidosis. Japanese 2009: J. Vet. Med. Sci. 71(6): 807 9 13. Galas f, Hajjar L. Effects of Ringer s lactate or Ringerfundin resuscitation on the acid base status and serum electrolytes in septic oncologic patients. Sao Paulo : Critical Care 2009, 13(Suppl 1): p.447 14. Lehmann L, Bendel S. Randomized, double-blind trial of the effect of fluid composition on electrolyte, acid-base, and fluid homeostasis in patients early after subarachnoid hemorrhage. Neurocrit Care. 2013 Feb;18(1): p. 5-12 15. Juel C. Lactate-proton cotransport in skeletal muscle. Physiol Rev 1997 Apr; 77(2). p. 321-58. 16. Juel C. Muscle ph regulation: role of training. Acta Physiol Scand 1998 Mar; 162(3). p. 359-66 17. Luft, Friedrich c. Lactic Acidosis Update for Critical Care Clinicians. Berlin 2001 : J Am Soc Nephrol 12: S15 S19 18. Guyton, AC & Hall, JE. Pengaturan Keseimbangan Asam-Basa. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Ed.9). EGC. Jakarta. 1997.