Jurnal Cakrawala Pendas, Volume I, No. 2 Juli 2015 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah di Kelas V SDN Randegan Wetan II yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri secara kolaboratif dan

Oleh: Katriani SD Negeri 3 Margomulyo Trenggalek

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Theresyam Kabanga Program Studi PGSD UKI Toraja ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA TULANG NAPIER DALAM PEMBELAJARAN OPERASI PERKALIAN BILANGAN CACAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Oleh: Sri Isminah SDN 2 Watulimo Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

BAB III METODE PENELITIAN. Wardhani, dkk. (2007 :14), Penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

BAB III METODE PENELITIAN. Gunungkuning Kecamatan Sindang Kabupaten Majalengka. Adapun alasan

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE PADA MATERI PERUBAHAN SIFAT BENDA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

Kemampuan yang harus dimiliki siswa adalah sebagai berikut :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN. Paseh 2 Kecamatan Paseh Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

Lia Agustin. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN TGT BERBANTUAN MEDIA MONOPOLI TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI PECAHAN KELAS 3 SD

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peranan penting dalam berbagai disiplin dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIID SMP N I SRANDAKAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Subjek Penelitian adalah siswa siswa kelas XI Agribisnis Produksi

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi tempat peneliti melaksanakan penelitian adalah SDN Orimalang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Kecamatan Tanjungkerta Kabupaten Sumedang. Lokasi penelitian tersebut dipilih

BAB I PENDAHULUAN. Tercapainya tujuan pendidikan di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran

PENGGUNAAN PERTANYAAN PRODUKTIF PADA LKS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 7E UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PROSES DAUR AIR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kemmis & Mc. Taggart (Basrowi, 2008: 26) memandang PTK sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan

KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA DALAM BENTUK PEMECAHAN MASALAH BAGI SISWA KELAS V SD NEGERI 1 PAGAR AIR ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari dan dapat memajukan daya pikir manusia.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI ENERGI PANAS

Alamat Korespondensi: Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta, , 2)

Shanty Della Setiasih¹, Regina Lichteria Panjaitan², Julia³. Program Studi PGSD Kelas UPI Kampus Sumedang Jl. Mayor Abdurahman No.

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menyiapkan Pendidik Yang Melek Hukum Terhadap Perlindungan Anak

PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB III METODE PENELITIAN. inggris disebut Clasroom Action Research (CAR).Penelitian ini terdiri dari empat

BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalaam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

BAB III METODE PENELITIAN

Setu Budiardjo a a Guru Matematika SMK Negeri 5 Semarang. Jl. Dr. Cipto 121 Semarang Telp. (024)

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tindakan kelas (PTK). PTK atau dalam bahasa inggris

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Gedongtataan Kabupaten Pesawaran pada semester genap dengan jumlah siswa

Pendekatan Inkuiri dalam Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP Kelas VII

PENERAPAN PEMBELAJARAN LAPS-HEURISTIK UNTUK MENINGKATKAN PENALARAN SISWA KELAS V PADA MATERI PECAHAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MEMPERBAIKI PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA DI KELAS XI MIA-5 SMA NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN T.A.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGENAL TEKNOLOGI PRODUKSI MELALUI METODE KARYAWISATA PADA SISWA KELAS IV SDN 3 BEJI KABUPATEN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas PGRI Yogyakarta (Ernawati)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM PEMBELAJARAN PENJUMLAHAN DAN PENGURANGAN BILANGAN BULAT DI KELAS IV SD NEGERI CIKUYA 01 1

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Penerapan Metode Smart Games untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bilangan Berpangkat Pada Siswa Kelas IX SMPN 1 Kalidawir.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PECAHAN DI KELAS IV SDN MAROMBUN UJUNG JAWI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan Metode Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN. Tindakan Kelas ( PTK ) atau classroom action reseaech, penelitian tindakan

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Prasyarat Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi PGSD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENERAPAN METODE PROBLEM SOLVING MODEL POLYA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIKA PADA MATERI PECAHAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP LUAS BANGUN DATAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD. Sutanti, Siti Istiyati, Djaelani

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

2013 PENERAPAN METODE KERJA KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA ANAK DIDIK

Pemanfaatan Index Card Match untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas V SDN 4 Barenglor dalam Pembelajaran IPS. Nela Rofisian.

BAB III METODE PENELITIAN

Kata kunci : Pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS), motivasi dan prestasi belajar

Peningkatan Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Dengan Menggunakan Metode Inkuiri. Zaiyasni PGSD FIP UNP Padang

Transkripsi:

PENERAPAN PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH MELALUI SOAL CERITA PECAHAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV SDN CIHERANG KECAMATAN PAMULIHAN KABUPATEN SUMEDANG Oleh: Aep Suryana Dosen Program Studi PGSD Universitas Majalengka ABSTRAK Berdasarkan data awal di kelas IV SDN Ciherang,pada umumnya siswa kesulitan menyelasaikan soal cerita pecahan. Proses belajar-mengajar yang dilakukan guru belum mencerminkan pembelajaran yang berorientasi pada keberhasilan proses pembelajaran. Dari permasalahan tersebut, maka diterapkan dengan pola: memahami masalah yang ada dalam soal cerita, merencanakan penyelesaian dalam soal cerita, menyelesaikan masalah sesuai dengan rencana, dan melakukan pengecekan kembali terhadap semua langkah yang dikerjakan dalam soal cerita. Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan desain penelitian mengacu ke Kemmis dan Taggart yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan terdiri dari lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, lembar wawancara, catatan lapangan dan tes yang diolah dengan menggunakan validasi data triangulasi, member cek, audit trail dan expertopinion. Penerapan pendekatan pemecahan masalah melalui soal cerita dapat meningkatnya hasil belajar siswa dengan rata-rata hasil tes individu dari data awal sebesar 56, siklus I sebesar 66, siklus II sebesar 73, dan siklus III sebesar 89. Kata Kunci:, soal cerita pecahan, hasil belajar Pendahuluan Matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang dewasa ini telah berkembang cukup pesat, baik secara materi maupun kegunaannya.oleh sebab itulah maka konsep-konsep dasar matematika harus dikuasai para siswa sejak dini yang pada akhirnya dapat terampil dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari SD untuk membekali para siswa memiliki kemampuan berpikir logis, analitis sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.kompetensi tersebut diperlukan agar para siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Proses pembelajaran matematika menitikberatkan pada kegiatan siswa dalam bentuk penyelidikan dan penemuan, penalaran dan komunikasiserta pemecahan masalah. Melalui proses pembelajaran tersebut maka siswa SD dapat memiliki kompetensi dasar matematika sesuai dengan tuntutan kurikulum dan tuntutan zaman. Begitu pentingnya konsep dasar matematika diajarkan di SD yang mempunyai banyak kegunaan, maka kegunaan tersebut dianggap bermanfaat apabila para siswa telah memiliki sejumlah kemampuan konsep dasar matematika yang salah satunya adalah memahami pecahan.sehingga pengenalan pembelajaran pecahan mulai diajarkan di kelas III semester 2. Begitu juga di kelas IV, terdapat Kompetensi Dasar bahwa 12

siswa harus dapat Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pecahan (Depdiknas, 26: 31). Mengingat pentingnya pembelajaran soal cerita pecahan diajarkan di SD, maka peneliti mengadakan tes awal dengan memberikan soal sebanyak 2 soal cerita, maka diperoleh data dari jumlah seluruhnya 3 siswa hanya 1 orang atau 33% yang telah mencapai KKM dan 2 orang atau 767% belum, dengan rata-rata kelas baru mencapai 56. Berdasarkan permasalahan tersebut di atas, maka dikembangkan salah satu pendekatan pembelajaran yaitu. Pemecahan masalahmerupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa langkah yang saling berkaitan. Karena menurut Gagne (Roni, 24: 15), Pemecahan masalah adalah suatu proses agar siswa menemukan panduan dari aturan yang sebelumnya sudah dipelajari, untuk diterapkan dalam pemecahan masalah Rumusan Masalah Berdasarkan masalah, maka rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perencanaan penerapan pecahan? 2. Bagaimanakah pelaksanaan penerapan pecahan? 3. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa terhadap soal cerita dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah di kelas IV SDN Ciherang pada pembelajaran pecahan? Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan sebagai berikut: 1. Mengetahui perencanaan penerapan pecahan. 2. Mengetahui pelaksanaan penerapan pecahan. 3. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa terhadap soal cerita dengan penerapan pendekatan pemecahan masalah di kelas IV SDN Ciherang pada pembelajaran pecahan. Kajian Pustaka Pembelajaran soal cerita di SD tidak asing lagi dikalangan guru dan siswa. Akan tetapi dalam KTSP soal cerita identik namanya menjadi pemecahan masalah. Hal ini didasarkan pada salah satu tujuan mata pelajaran matematika yang terdapat dalam KTSP 26, agar siswa memiliki kemampuan: Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 26: 13). Hakikat soal cerita mempunyai dampak yang besar dalam mengembangkan kosep dan keterampilan pemecahan masalah.apabila siswa bekerja dalam soal cerita, maka siswa tersebut sedang bertugas untuk mencapai tujuan mengerjakan pemecahan masalah. Menurut Hudojo (Aisyah 27:3) bahwa: Pemecahan masalah pada dasarnya adalah proses yang ditempuh oleh seseorang untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya sampai masalah itu tidak lagi menjadi masalah baginya. 13

Menurut Aisyah (27:5) pemecahan masalah mempunyai karakteristik, yakni: a. Memiliki lebih dari satu cara penyelesaian. b. Memiliki lebih dari satu jawaban. c. Melibatkan logika, penalaran, dan uji coba. d. Sesuai dengan situasi nyata dan minat siswa. Menurut Maulana (26) ada jenisjenis antara lain: a. Masalah translasi, merupakan masalah kehidupan sehari-hari yang untuk menyelesaikan perlu translasi dari bentuk verbal kepada model matematika. b. Masalah aplikasi, ketika menghadapi masalah aplikasi, kepadanya diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mencari solusi dengan menggunakan bermacam-macam keterampilan dan prosedur matematik. c. Masalah proses, masalah proses menuntut kita untuk menyusun langkah-langkah, menyusun pola, dan melakukan pendekatan khusus dalam menyelesaikan masalah. d. Masalah teka-teki, bertujuan untuk mengasah otak, tetapi juga untuk rekreasi, kesenangan, serta dapat dijadikan sebagai alat yang bermanfaat untuk mencapai tujuan afektif dalam pembelajaran matematika. Suatu model yang dijadikan dasar untuk proses pemecahan masalah tersebut adalah model empat-tahap yang diusulkan oleh Polya(Suherman, 21:84), yaitu: a. Memahami masalah b. Membuat rencana untuk menyelesaikannya c. Melaksanakan rencana yang dibuat pada langkah kedua d. Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh. Secara garis besar langkah-langkah mengacu kepada model empattahap pemecahan masalah yang diusulkan oleh Polya (Aisyah, 27) adalah sebagai berikut. 1) Memahami masalah Aisyah (27:2) berpendapat bahwa dalam memahami masalah ajukan pertanyaan-pertanyaan berikut. a) Apakah yang diketahui dari soal? b) Apakah yang ditanyakan soal? c) Apakah saja informasi yang diperlukan? d) Bagaimana akan menyelesaikan soal? 2) Membuat rencana untuk menyelesaikan masalah Pendekatan pemecahan masalah tidak akan berhasil tanpa perencanaan yang baik. Dalam perencanaan pemecahan masalah, siswa diarahkan untuk dapat mengidentifikasi pendekatan pemecahan masalah yang sesuai untuk menyelesaikan masalah. Dalam mengidentifikasi pendekatan pemecahan masalahini, hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah apakah pendekatan tersebut berkaitan dengan permasalahan yang akan dipecahkan. 3) Melaksanakan penyelesaian soal Jika siswa telah memahami permasalahan dengan baik dan sudah menentukan pendekatan pemecahannya, langkah selanjutnya adalah melaksanakan penyelesaian soal sesuai dengan yang telah direncanakan. Kemampuan siswa memahami substansi materi dan keterampilan siswa melakukan perhitungan-perhitungan matematika akan sangat membantu siswa untuk melaksanakan tahap ini. 4) Memeriksa ulang jawaban yang diperoleh Langkah memeriksa ulang jawaban yang diperoleh merupakan langkah terakhir dari pendekatan pemecahan 14

masalah matematika.langkah ini penting dilakukan untuk mengecek apakah hasil yang diperoleh sudah sesuai dengan ketentuan dan tidak terjadi kontradiksi dengan yang ditanya. Prosedur Prosedur penelitian ini menggunakan rancangan PTK. Hal ini didasarkan pada Kasbolah (1999: 22), bahwa salah satu karakteristik PTK berangkat dari permasalahan praktik faktual.permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru.rancangan PTK yang digunakan adalah model spiralyang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc Taggart (Aqib, 26: 31) yang terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). Adapun alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi, lembar wawancara, catatan lapangan, LKS, dan tes hasil belajar. Hasil Temua-temuan selama 3 siklus adalah sebagai berikut. 1. Siklus I a. Perencanaan pembelajaran mencapai kategori cukup. b. Kurang optimalnya guru dalam mengawasi kegiatan kelompok, membimbing kelompok dalam melaksanakan tahapan pemecahan masalah, memicu keterlibatan siswa, dan berkeliling kesetiap kelompok. 2. a. Perencanaanpembelajaran mencapai kategori baik. b. Guru kurang memberikan memotivasi siswa dan kurang mengembangkan kemampuan bernalar. 3. I a. Perencanaan pembelajaran mencapai kategori sangat baik. b. Guru kurang peka terhadap kesalahan siswa. Adapun hasil peningkatan dapat dilihat dalam diagram-diagram di bawah ini. 75 1 63 5 1 5 1 5 5 52 8 73 7 93 1 96 85 7 1 62 Diagram 1 Aktivitas Siswa 84 Diagram 2 Perencanaan Pembelajaran Soal Cerita Diagram 3 Kinerja Guru Diagram 4 Penilaian Proses 15

1 67 5 1 8 6 4 2 56 73 66 91 83 89 I Siklus I Diagram 5 Peningkatan Hasil Kelompok I Siklus I Data Awal Diagram 6 Peningkatan Hasil Individu Berdasarkan diagram, maka penerapan pendekatan pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas siswa dan kinerja guru, baik secara proses maupun hasil dalam materi soal cerita pecahan di kelas IV SDN Ciherang. Kesimpulan 1. Perencanaan: a. Mempersiapkan RPP. b. Mempersiapkan lembar soal. c. Mempersiapkan pengelolaan kelas. d. Menyiapkan format kinerja guru dan aktivitas siswa. e. Instrumen pengumpul data. f. Menyiapkan hasil pencapaian. g. Menyiapkan aspek-aspek penilaian. 2. Pelaksanaan: a. Aktivitas siswa: 1) Aspek kerjasama rata-rata 92%. 2) Aspek keaktifan rata-rata 94%. 3) Aspek tanggung jawab, ratarata 93%. 4) Memahami masalah. 5) Merencanakan penyelesaian masalah. 6) Pelaksanaan rencana penyelesaian sesuai dengan rencana. 7) Mengecek jawabandengan masalah yang ditanyakan. b. Kinerja guru: Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusif, menjelaskan tujuan yang dicapai, membangkitkan motivasi, memberikan pertanyaan yang menarik perhatian siswa, menciptakan kerjasama siswa, menjelaskan yang mudah dipahami, menjelaskan dengan menarik dan membangkitkan semangat siswa, memberikan kesempatan kepada siswa untuk berdiskusi, memberikan contoh yang dimengerti oleh siswa, memberikan kesempatan kepada siswa mengeluarkan pendapat,memeriksa pekerjaan siswa,memberikan evaluasi, memberikan balikan terhadap pekerjaan siswa, memberikan tindak lanjut,dan menutup pelajaran. 3. Hasil: a. Aktivitas siswa siklus I sebesar 63%, siklus II sebesar 75%, dan siklus III sebesar 93%. b. Penilaian proses siswa siklus I sebesar 62%, siklus II sebesar 7%, dan siklus III sebesar 84%. c. Perencanaan pembelajaran siklus I sebesar 73%, siklus II sebesar 8%, dan siklus III sebesar 1%. d. Peningkatan kinerja guru dari data awal sebesar 52%, siklus I sebesar 16

7%, siklus II sebesar 85%, dan siklus III sebesar 96%. e. Rata-rata hasil kelompok siklus I sebesar 67, siklus II sebesar 83, dan siklus III sebesar 91. f. Rata-rata hasil individu mulai data awal 56, siklus I sebesar 66, siklus II sebesar 73, dan siklus III sebesar 89. g. KKM data awal 33%, siklus I sebesar 67%, siklus II sebesar 9%, dan siklus III sebesar 1%. Daftar Pustaka Aisyah. (27). Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Depdiknas. Depdikbud.(1996). Strategi Pembelajaran Matematika. Jakarta: Depdikbud. Depdiknas.(23). Bimbingan dan Penyuluhan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas.(26). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas.(211). Pembelajaran Matematika di SD untuk Program BERMUTU. Jakarta: Depdiknas. Gie (1999) Filsafat Matematika. Yogyakarta: Pusat Belajar Ilmu Berguna. Hawa, S. (27).Pendidikan Matematika di SD. Jakarta: Depdiknas. Heruman. (27). Model Pembelajaran Matematika di SD. Bandung: Rosdakarya. Hollands, R. (1995) Kamus Matematika. Jakarta: Erlanga. Hudoyo. (1995) Kamus Matematika. Jakarta: Erlanga. Kasbolah, K. (1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdikbud. Karim.(1997). Pendidikan Matematika. Jakarta: Depdikbud. Karso, (25).Pendidikan Matematika I. Jakarta: Pusat Pendidikan UT. Maulana.(26). Konsep Dasar Matematika. Sumedang: UPI. MKPBM.(21).Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: JICA-UPI. Moleong.L.J. (24). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya. Panen, P., dkk. (23). Belajar dan Pembelajaran 1.Jakarta: UT. Pitajeng.(26). Pembelajaran Matematika yang Menyenangkan. Jakarta: Depdiknas. Purwoko.(27). Pendidikan Matematika di SD Unit 3. Jakarta: Depdiknas Raharjo, M. (29). Pembelajaran Soal Cerita di SD. Yogyakarta: P4TK Matematika. Roni.(24). Kemampuan Memecahkan Masalah dalam Pembelajaran Pendidikan Dasar. Bandung: Jurnal Pendidikan Dasar UPI. Rosida. (24). Belajar Matematika Untuk Kelas IV. Bandung: PT SPK. Ruseffendi.(1992), Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Universitas Terbuka. Sanjaya, W. (26).Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses 17

Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group. Simanullang.(29). Pemecahan Masalah Matematika. Jakarta: Depdiknas. Wiriaatmadja, R. (25).Metode Penelitian Tindakan Kelasuntuk Meningkatkan Kinerja Guru dan Dosen.Bandung: UPI dan Rosdakarya. Soedjadi, (1994).Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Jakarta: Dikti Somakim. (26). Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Depdiknas. Subarinah, (26).Inovasi Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Depdiknas. Suherman, ddk.(21). Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: UPI. Sutawidjaja, dkk.(1993). Pendidikan Matematika 3. Jakarta: Depdikbud. Wibawa, B. (23). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas. 18