I. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tarigan dan Wiryanta (2003), tanaman cabai dapat diklasifikasikan

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Hama penghisap daun Aphis craccivora

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Imago Bemisia tabaci.

TINJAUAN PUSTAKA Serangga predator Bioekologi Menochilus sexmaculatus

Kutu Kebul Bemisia tabaci Gennadius (Hemiptera: Aleyrodidae) Penyebar Penyakit Virus Mosaik Kuning pada Tanaman Terung

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Budidaya Kacang Panjang. Klasifikasi tanaman kacang panjang menurut Anto, 2013 sebagai berikut:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu komoditi hortikultura yang

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

Famili Solanaceae. Rommy A Laksono

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

Pengenalan Penyakit yang Menyerang Pada Tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi Begomovirus Kisaran Inang Begomovirus

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia mentimun memiliki berbagai nama daerah seperti timun (Jawa),

BAB I PENDAHULUAN. Semua ilmu pengetahuan sesungguhnya bersumber dari Al Qur an, karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Rawit (Capsicum frutescensl.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak ada petualang dunia, tanaman cabai (Capsicum sp) tidak akan dikenal oleh. sebagai salah satu daerah dari benua Asia.

TINJAUAN PUSTAKA Taksonomi dan Botani Cabai

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Seperti yang dijelaskan Sudaryanto dan Swastika (2007), bahwa

KEMENTERIAN PERTANIAN ISBN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi dan Deskripsi Tanaman Cabai Merah (Capsicum annuum L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

TINJAUAN PUSTAKA Morfologi Tanaman Cabai

BEGINILAH BEGOMOVIRUS, PENYAKIT BARU PADA TEMBAKAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun morfologi tanaman tembakau adalah: Tanaman tembakau mempunyai akar tunggang terdapat pula akar-akar serabut

TINJAUAN PUSTAKA Tomato infectious chlorosis virus (TICV)

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENYAKIT PENYAKIT YANG SERING MENYERANG CABAI MERAH (Capsicum annuum L.)

Hama Kedelai dan Kacang Hijau

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

I. PENDAHULUAN. Cabai adalah tanaman perdu dari famili terong-terongan ( Solanaceae) yang

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Jumlah Infestasi terhadap Populasi B. tabaci pada Umur Kedelai yang Berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

TINJAUAN PUSTAKA. (brassicaceae) olek karena itu sifat morfologis tanamannya hampir sama, terutama

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1889, di Yunani (Hirano et al., 2007). B. tabaci juga mampu membentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat merupakan salah satu tanaman hortikultura yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

Penyakit Layu Bakteri pada Kentang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

I. PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang banyak

1. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan tanaman asli daratan Cina dan telah dibudidayakan sejak 2500

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

Daun pertama gandum, berongga dan berbentuk silinder, diselaputi plumula yang terdiri dari dua sampai tiga helai daun. Daun tanaman gandum

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

ALEYRODIDAE) PADA TANAMAN TOMAT

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

TINJAUAN PUSTAKA. Chilo Sachhariphagus Boj. (Lepidoptera: Crambidae)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. dua yaitu cabai besar (Capsicum annuum L.) dan cabai rawit (Capsicum

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 : Pengamatan mikroskopis S. rolfsii Sumber :

Gambar 1. Telur R. linearis Sumber: Foto langsung

II. TINJAUAN PUSTAKA Morfologi dan Biologi Kutu Perisai Aulacaspis tegalensis

TUGAS LINGKUNGAN BISNIS

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), adapun sistematika dari hama ini adalah

PENDAHULUAN. krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan bahan baku

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut pengamatan para ahli, kedelai (Gycines max L. Merril) merupakan tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. miring. Sycanus betina meletakkan tiga kelompok telur selama masa hidupnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk dalam genus Oryza, yang terbagi menjadi 25 spesies dan semuanya

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan memiliki batang berbentuk segi empat. Batang dan daunnya berwarna hijau

PENDAHULUAN. Kubis bunga merupakan salah satu komoditi sayuran yang banyak dikonsumsi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) banyak ditanam di daerah beriklim panas

BAB I PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman yang. termasuk dalam family Cucurbitaceae (tanaman labu-labuan),

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kumbang Koksi (Epilachna admirabilis)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUN PUSTAKA. penghasil pisang yang terkenal diantaranya Brasil, Filipina, Panama,

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Purwono dan Hartono (2012), kacang hijau termasuk dalam keluarga. tumbuhan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Jagung merupakan tanaman berumah satu, bunga jantan terbentuk pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Asal dan kandungan gizi Tanaman Melon. menemukan benua Amerika pada tahun 1492 adalah seorang yang berjasa dalam

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kentang(Solanum tuberosum L) merupakan tanaman umbi-umbian dan

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang


Transkripsi:

I. TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Cabai 1.1.1 Klasifikasi dan Morfologi Menurut Tarigan dan Wiryanta (2003), tanaman cabai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Sub kelas Ordo Famili Genus : Plantae : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Sympetalae : Tubiflorae (Solanales) : Solanaceae : Capsicum Species : Capsicum annuum L. Tanaman cabai atau lombok termasuk ke dalam famili Solanaceae. Tanaman lain yang masih sekerabat dengan cabai antara lain kentang (Solanum tuberosum L.), terung (Solanum melongena L.), leunca (Solanum nigrum L.), takokak (Solanum torvum), dan tomat (Lycopersicon esculentum) (Tarigan dan Wiryanta, 2003). Pada tanaman cabai dikenal 3 tipe percabangan sebagai berikut:

1. Tipe tegak, misalnya pada cabai LC sedang dan MC-4. 2. Tipe menyebar, misalnya pada varietas jatilaba dan tit super. 3. Tipe kompak, misalnya pada cabai rawit. Bunga pada tanaman cabai terdapat pada ruas daun. Jumlahnya bervariasi antara 1-8 bunga tiap ruas, tergantung spesiesnya. a. C. annuum (cabai besar) mempunyai 1 bunga per ruas. b. C. frutescens (cabai rawit) mempunyai 1-3 bunga per ruas. c. C. pubescent (cabai gendot) mempunyai 1-5 bunga per ruas. d. C. baccatum (cabai ubatuba) mempunyai 1-5 bunga per ruas. e. C. chinense mempunyai 2-5 bunga per ruas (Permadi dan Kusandriani, 2004). Tanaman cabai memiliki batang yang dapat dibedakan menjadi 2 macam yaitu batang utama dan percabangan (batang sekunder). Batang utama berwarna coklat hijau dengan panjang antara 20-28 cm. Percabangan berwarna hijau dengan panjang antara 5-7 cm (Nawangsih, 2003). Daun tanaman ini terdiri dari alas tangkai, tulang dan helaian daun. Panjang tangkai daun antara 2-5 cm, berwarna hijau. Helaian daun bagian bawah berwarna hijau terang, sedangkan permukaan atasnya berwarna hijau tua. Daun mencapai panjang 10-15 cm, lebar 4-5 cm. Bagian ujung dan pangkal daun meruncing dengan tepi rata (Nawangsih, 2003). 1.1.2 Syarat Tumbuh

Cabai dapat dengan mudah ditanam, baik di dataran rendah maupun dataran tinggi. Syarat agar tanaman cabai tumbuh baik adalah tanah berhumus (subur), gembur, dan ph tanahnya antara 5-6. Cabai dikembangbiakkan dengan biji yang diambil dari buah tua atau yang berwarna merah. Biji tersebut disemaikan terlebih dahulu (Sunarjono, 2006). Temperatur yang sesuai untuk pertumbuhannya antara 16-23 o C. Temperatur malam di bawah 16 o C dan temperatur siang di atas 23 o C menghambat pembungaan (Ashari, 2006). 1.1.3 Kandungan Buah Cabai Tanaman cabai merah adalah tanaman perdu dengan rasa buah pedas yang disebabkan oleh kandungan capsaicin. Cabai mengandung kurang lebih 1,5% (biasanya antara 0,1-1%) rasa pedas (Lukmana, 2004). Tabel 2. Kandungan gizi buah cabai setiap 100 gram. Kandungan Cabai Merah Cabai Hijau Air (%) 90,00 93,30 Energi (kal) 32,00 23,00 Protein (g) 0,50 0,70 Lemak (g) 0,30 0,20 Karbohidrat (g) 7,80 5,40 Serat (g) 1,60 1,50 Abu (g) 0,50 0,40 Kalsium (mg) 29,00 12,00 Fosfor (mg) 45,00 18,00 Besi (mg) 0,50 0,40 Vitamin A (IU) 470,0 260,0 Vitamin C (mg) 18,00 84,00 Tiamin (mg) 0,05 0,05 Riboflavin (mg) 0,06 0,03 Niasin (mg) 0,90 0,50 Asam askorbat (mg) 18,00 84,00 Sumber: Ashari (2006). 1.1.4 Varietas Cabai

Banyak pilihan varietas apabila hendak membudidayakan tanaman cabai. Berikut beberapa varietas cabai, yaitu: 1. Varietas Tit Super Lv merupakan varietas cabai yang cocok ditanam sepanjang tahun pada musim hujan. 2. Varietas Maraton merupakan varietas cabai yang tahan terhadap penyakit layu antraknosa dan bercak daun bakteri, baik ditanam pada musim hujan. 3. Varietas Tanjung Moderat merupakan varietas cabai yang resisten terhadap penyakit virus kuning (Badan Litbang Pertanian, 2011). 1.2 Virus Gemini 1.2.1 Klasifikasi dan Morfologi Menurut Akin (2006), virus gemini dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Famili : Geminiviridae Genus : Begomovirus Virus gemini termasuk dalam kelompok virus tanaman dengan genom berukuran 2,6-2,8 kb berupa utas tunggal DNA yang melingkar, dan terselubung dalam virion ikosahedra kembar (geminate). Kelompok virus gemini dibedakan dalam tiga subgrup, yaitu: 1. Subgrup pertama memiliki genom yang monopartit, menginfeksi tanamantanaman monikotiledon dan ditularkan oleh vektor wereng daun 2. Subgrup kedua memiliki genom yang monopartit dan juga ditularkan oleh vektor wereng daun, tetapi menginfeksi tanaman-tanaman dikotiledon 3. Subgrup ketiga memiliki anggota yang paling banyak dan beragam, dengan genom bipartit, menginfeksi tanaman-tanaman dikotiledon dan ditularkan oleh vektor kutu kebul (Rusli et al., 1999).

1.2.2 Tanaman Inang Virus gemini memiliki vektor kutu kebul yang mempunyai daerah persebaran yang luas terutama di daerah-daerah tropik dan subtropik tempat kutu kebul berkembang dengan baik. Virus gemini dapat menyerang tanaman tomat, cabai, kacang-kacangan, labu, tebu, singkong, tembakau dan jagung. 1.2.3 Gejala Kerusakan Pada tanaman yang terserang virus akan terjadi penurunan fotosintesis yang menunjukkan gejala mosaik atau menguning (yellowing) merupakan akibat dari menurunnya efisiensi kloroplas. Pada daun yang terinfeksi virus akan terjadi perubahan bentuk, ukuran, dan penggumpalan kloroplas, serta penumpukan pati (Akin, 2006). Variasi gejala yang mungkin timbul pada cabai adalah sebagai berikut: 1. Tipe gejala 1 Gejala penyakit tipe ini diawali dengan pucuk mengkerut dan cekung, berwarna mosaik hijau pucat. Gejala lanjut menampakkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun mengkerut dan menebal, berwarna mosaik hijau pucat disertai tonjolan berwarna hijau tua. 2. Tipe gejala 2 a. Gejala diawali dengan mosaik kuning pada pucuk dan daun muda. b. Gejala kuning lanjut pada hampir seluruh daun menjadi bulai. 3. Tipe gejala 3 a. Gejala awal pada urat daun pucuk atau daun muda berwarna pucat atau kuning sehingga nampak seperti jala.

b. Gejala melanjut menjadi belang kuning cerah, sedangkan bentuk daun tidak banyak berubah. 4. Tipe gejala 4 a. Gejala awal daun muda atau pucuk cekung dan mengkerut dengan warna mosaik ringan. b. Gejala lanjut dengan seluruh daun berwarna kuning cerah, bentuk daun berkerut dan cekung dengan ukuran lebih kecil, dan pertumbuhan terhambat (Kumoro, 2003). 1.2.4 Penyebaran Virus Gemini Virus gemini ditularkan oleh vektor yaitu vektor kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.). Kutu kebul menularkan virus gemini secara persisten. Menurut Akin (2006), virus yang ditularkan secara persisten mempunyai sifat yaitu: 1. Mempunyai waktu makan akuisisi yang relatif lebih lama. 2. Setelah mendapatkan virus, vektor dapat menularkan virus sedikitnya satu minggu, bahkan dapat menularkan virus selama hidup vektor. 3. Vektor dapat menularkan virus setelah berganti kulit dan melalui anaknya. 1.3 Kutu Kebul (Bemisia tabaci Genn.) 1.3.1 Klasifikasi

Menurut Hidayat et al., (2006), kutu kebul (Bemisia tabaci Genn.) dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kelas Ordo : Insekta : Hemiptera Famili : Aleyrodidae Genus : Bemisia Spesies : Bemisia tabaci Genn. Kutu kebul merupakan hama yang sangat polifag menyerang berbagai jenis tanaman, antara lain tanaman hias, sayuran, buah-buahan maupun tumbuhan liar atau gulma. Hama ini tersebar sangat luas di seluruh dunia, baik di daerah tropis atau subtropis. Di Afrika, India, dan Amerika Selatan dikenal sebagai vektor penyakit pada kapas (Suharto, 2007). 1.3.2 Morfologi Telur Bemisia tabaci Genn. berbentuk elips dengan panjang sekitar 0,2-0,3 mm. Telur dimasukkan ke dalam jaringan tanaman. Telur biasanya diletakkan di permukaan bawah daun. Stadia telur tergantung pada keadaan lingkungan, terutama suhu. Pada suhu dari 26-32 o C masa inkubasi berlangsung selama 4-6 hari, sedangkan pada suhu 18-22 o C meningkat menjadi 10-16 hari. Serangga betina lebih menyukai daun yang telah terinfeksi virus mosaik kuning sebagai tempat untuk meletakkan telurnya daripada daun sehat. Rata-rata banyaknya telur yang diletakkan pada daun yang terserang virus adalah 77 butir, sedangkan pada daun sehat hanya 14 butir (Suharto, 2007).

Bemisia tabaci memiliki tiga instar nimfa yang perkembangannya secara keseluruhan berlangsung selama 12-15 hari. Panjang tubuh nimfa berkisar antara 0,2-0,4 mm. Pupa B. tabaci berbentuk bulat panjang dengan torak agak melebar dan cembung serta ruas abdomen terlihat jelas (Anonim, 2011a). Serangga dewasa panjangnya lebih kurang 1-1,5 mm dan sayapnya tertutup tipis dengan tepung, seperti lilin. Ukuran tubuh jantannya lebih kecil daripada yang betina. Warna tubuhnya keputihan sampai kekuningan, tertutup dengan bahan seperti tepung dan bersayap putih. Imago B. tabaci yang baru menjadi dewasa akan mengembangkan sayapnya selama 8-15 menit dan kemudian tubuh serangga mulai tertutupi tepung lilin (Suharto, 2007). Lama hidup imago bervariasi tergantung pada keadaan lingkungan dan faktorfaktor lain. Lama hidup imago B. tabaci di Indonesia berkisar enam hari, lama hidup serangga jantan umumnya lebih pendek dibandingkan dengan serangga betina yaitu 9-17 hari, sedangkan serangga betina mencapai 37-74 hari (Suharto, 2007).

Gambar 1. Siklus hidup Bemisia tabaci Sumber: Anonim (2011). 1.3.3 Tanaman Inang Tanaman inang dari Bemisia tabaci Genn. antara lain keluarga Malvaceae (rosela, kenaf, kapas), Papilionaceae (kacang tanah, buncis, kapri), Solanaceae (cabai, tembakau, dan tomat), Convolvulaceae (ubi jalar), Cucurbitaceae (labu siam, mentimun), Euphorbiaceae (singkong), Compositae (bunga matahari, wedusan bandotan, Eupatorium odoratum), Cruciferae (kubis), Myrtaceae (jambu biji), Pedaliaceae (wijen), Verbenacea (jarong), dan lain-lain (Semangun, 2007). 1.3.4 Gejala Kerusakan Gejala serangan Bemisia tabaci Genn. berupa bercak nekrotik dan klorosis pada daun, yang disebabkan oleh rusaknya sel-sel dan jaringan daun akibat serangan nimfa dan serangga dewasa. Dalam keadaan populasi tinggi, serangan kutu kebul

dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Embun madu yang dikeluarkannya dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam, menyerang pada berbagai stadia tanaman. Kerusakan yang diakibatkannya adalah: 1. Kerusakan secara langsung akibat dari cairan sel daun dihisap oleh hama, daun menjadi klorosis dan gugur, tanaman menjadi kerdil sehingga mengurangi pertumbuhan dan hasil. 2. Kerusakan secara tidak langsung, embun madu yang dikeluarkan oleh hama dapat menimbulkan serangan jamur jelaga yang berwarna hitam dapat mengurangi laju proses fotosintesis (Setiawati et al., 2008). 1.3.5 Virus yang Ditularkan Sebagai vektor, kutu kebul dapat menularkan sekitar tujuh kelompok virus yaitu Closterovirus, Geminivirus, Carlavirus, Potyvirus, Nepovirus, Luteovirus dan virus DNA yang berbentuk batang (Markham, 1994 dalam Fitriasari, 2010). Di antara kelompok virus tersebut yang paling banyak ditularkan adalah Closterovirus (Famili Closteroviridae, Genus Crinivirus) dan Geminivirus (Famili Geminiviridae, Genus Begomovirus) (Muniyappa dan Reddy, 1983 dalam Fitriasari, 2010).