BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan baik antarsesama. (Keraf, 1971:1), bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. bersifat produktif dan dinamis. Selain itu perkembangan bahasa juga dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahasa merupakan salah satu unsur kebudayaan suatu bangsa dan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ada di luar bahasa yang digunakan akal budi memahami hal-hal lain (KBBI,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Interferensi terjadi pada masyarakat tutur yang memiliki dua bahasa atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peranan penting bagi manusia. (Keraf, 1971:1) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. alat berkomunikasi antara anggota masyarakat yang berupa lambang bunyi yang

I. PENDAHULUAN. hubungan antarbahasa sehingga timbul penyerapan bahasa-bahasa asing ke dalam

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam menyampaikan ide, gagasan, atau perasaan kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dua bahasa atau lebih (multilingual), yaitu bahasa Indonesia (BI) sebagai bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pemakaian bahasa Indonesia mulai dari sekolah dasar (SD) sampai dengan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. gejala sosial, yang dinyatakan dalam istilah atau kata (Malo, 1985:46). Untuk

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya. Berkomunikasi merupakan cara manusia saling

BAB I PENDAHULUAN. daerah yang tersebar di seluruh pelosok tanah air. Akibatnya, banyak masyarakat

I. PENDAHULUAN. akan lumpuh tanpa bahasa, walaupun sebenarnya manusia juga dapat berkomunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap individu manusia tidak akan pernah luput dari berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. istilah. Berikut diuraikan penjelasan yang berkaitan dengan pendahuluan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dewasa ini mobilitas penduduk di berbagai wilayah Indonesia sering terjadi bahkan di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sikap bahasa merupakan sebagian dari sosiolinguistik yang mengkaji tentang bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari beraneka ragam suku yang masing-masing suku

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

IDENTIFIKASI KEDWIBAHASAAN SISWA: IMPLEMENTASI STUDI KEBAHASAAN DI SEKOLAH DASAR. Gio Mohamad Johan 1 ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Sumarsono (2009) mengemukakan bahwa bahasa sebagai alat manusia untuk. apabila manusia menggunakan bahasa. Tanpa bahasa, manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan suatu sistem komunikasi menggunakan simbol-simbol vokal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat yang digunakan manusia untuk berkomunikasi.

KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA BALI PADA MASYARAKAT ISLAM DI BANJAR CANDIKUNING II KECAMATAN BATURITI KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dengan bahasa, ketika

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki wilayah pemakaiannya sendiri. Demikian halnya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia terdiri dari bermacam-macam etnis dan setiap etnis

BAB I PENDAHULUAN. tradisi dan budaya yang sangat tinggi. Bahasa merupakan Sistem lambang bunyi

BAB I PENDAHULUAN. Sudah sewajarnya bahasa dimiliki oleh setiap manusia di dunia ini yang secara rutin

BAB 1 PENDAHULUAN. haruslah digunakan ragam bahasa baku atau ragam bahasa resmi. Tetapi

BAB I PENDAHULUAN. Badan dunia di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengurusi. masalah pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan, UNESCO,

I. PENDAHULUAN. berkomunikasi, dalam arti alat untuk menyampaikan pikiran, gagasan, konsep atau

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep merupakan abstraksi mengenai fenomena yang dirumuskan atas

BAB I PENDAHULUAN. Aktivitas komunikasi tidak lepas dari kehidupan manusia sehari-hari.

Gorontalo untuk berkomunikasi. Selain bahasa Gorontalo, Provinsi Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dipakai dalam interaksi antara dua orang atau lebih dan dapat

I. PENDAHULUAN. Manusia sebagai masyarakat sosial dituntut untuk berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain dalam kehidupan sehari-harinya. Untuk melakukan interaksi

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep dapat mendukung proses berjalannya suatu penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerolehan bahasa merupakan periode seorang individu memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. campuran, yaitu campuran antara bahasa Indonesia dan salah satu atau kedua

BAB I PENDAHULUAN. tersebut membuat orang lebih berpikir maju dan berwawasan tinggi. Pendidikan. majunya teknologi informasi dalam dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. beragam suku dan budaya. Suku-suku yang terdapat di provinsi Gorontalo antara lain suku

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman yang sangat kompleks. Masyarakat dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Melayu, Jawa, Pak-pak, Angkola, Nias dan Simalungun dan sebagainya. Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu daerah di Indonesia dan suku Simalungun menjadikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Semarang merupakan pusat pemerintahan dan pusat ekonomi. Semarang telah

BAB II LANDASAN TEORI. Biau. Kabupaten Buol. Adapun penelitian sejenis yang pernah diteliti antara lain:

BAB I PENDAHULUAN. antar-anggota masyarakat. Artis, pembawa acara, penonton, dan penelepon

I. PENDAHULUAN. Bahasa sebagai perantara dan alat komunikasi masyarakat membuat pemakainya merasa terikat

BAB I PENDAHULUAN. mengandung nilai kesopanan, sehingga mudah dipahami oleh lawan bicara.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

BAB I PENDAHULUAN. dengan dua budaya, atau disebut juga dwibahasawan tentulah tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. interaksi sosial antara orang satu dengan yang lainnya. Dalam. komunikasi dibutuhkan alat komunikasi agar hubungan antarmanusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan untaian kata-kata yang diatur sedemikian rupa sehingga dapat

I. PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, karena bahasa

PENYEBAB INTERFERENSI GRAMATIS

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan sebagai sarana komunikasi. Adapun proses komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. penyampai pesan antara manusia satu dengan lainnya. Menurut Kridalaksana

INTERFERENSI BAHASA JAWA DALAM KARANGAN NARASI BERBAHASA INDONESIA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SAWIT BOYOLALI TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan sesamanya. Bahasa juga merupakan ekspresi kebudayaan,

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. dengan beberapa bangsa asing yang membawa bahasa dan kebudayaannya masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdiri atas berbagai macam suku. Salah satu suku di Indonesia

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM PEMBELAJARAN SAINS DI SD DOREMI EXCELLENT SCHOOL. oleh: Ni Made Yethi suneli

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang sangat dibutuhkan manusia dalam menyampaikan suatu maksud

BAB I PENDAHULUAN. manusia bermasyarakat. Bahasa berfungsi sebagai alat untuk berinteraksi atau alat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat untuk berinteraksi atau alat untuk berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, Bahasa adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. belakang sosiokultural seperti ras, suku bangsa, agama yang diwujudkan dalam

DAFTAR SINGKATAN DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Toba, Simalungun, Pakpak, Mandailing, dan Angkola. Masyarakat tersebut pada

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dilahirkan di dalam dunia sosial yang harus bergaul dengan

BAB I PENDAHULUAN. komunikator kepada komunikan. Pesan tersebut dapat berupa pikiran, ide,

BAB I PENDAHULUAN. lain. Penggunaan suatu kode tergantung pada partisipan, situasi, topik, dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di dunia. Bahasa terdiri atas bahasa lisan dan tulisan. Sebagai bagian dari

Oleh : Dwi Prihatin NIM K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi dan keotonomiannya sendiri, sedangkan kode-kode lain yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat manusia tidak lagi sebagai individu, tetapi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat sebagai salah satu tempat interaksi bahasa berlangsung,

BAB I PENDAHULUAN. untuk berinteraksi antar sesama. Kridalaksana (dalam Chaer, 2003: 32)

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Anak sekolah di taman kanak-kanak hingga mahasiswa di

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan menyampaikan maksud kepada lawan bicaranya. Bahasa terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dari kelompok bermain (0-4 tahun) dan Taman Kanak-kanak (4-6 tahun).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nani Astuti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan manusia, baik

BAB I PENDAHULUAN. bahasa dalam penggunaannya di tengah adanya bahasa baru dalam masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipergunakan sebagai alat untuk berinteraksi dalam menyampaikan pendapat terhadap masyarakat, baik berupa pesan lisan, maupun dalam bentuk lain. Manusia merupakan mahluk sosial, yang memiliki naluri untuk selalu hidup bersama yang menyebabkan perlu berkomunikasi dengan sesama dalam mengutarakan pendapat. Bahasa merupakan alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf,1971:1). Fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi atau alat interaksi yang dimiliki manusia. Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa pengantar di sekolah-sekolah, dalam surat-menyurat, sebagai bahasa negara, terutama dalam acara resmi seperti rapat, seminar, dan kongres. Akan tetapi, sebagian masyarakat Karo belum dapat berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dalam percakapan sehari-hari belum semua masyarakat menggunakan bahasa Indonesia karena latar belakang sosial budaya yang berbeda-beda. Bagi masyarakat Karo dalam berbicara harus memperhatikan situasi dan kondisi yaitu menggunakan bahasa Karo apabila lawan bicaranya orang Karo, menggunakan bahasa Indonesia apabila lawan bicaranya bukan suku Karo. Namun, dalam situasi seperti di sekolah, perkantoran, rapat, dan tempat lain semuanya masyarakat (suku Karo) menggunakan bahasa Indonesia. 11

Bangsa Indonesia terdiri atas bermacam-macam etnis dan setiap etnis mempunyai bahasa daerah masing-masing. Setiap etnis dalam percakapan seharihari tidak selalu menggunakan bahasa Indonesia. Demikian juga masyarakat Karo cenderung menggunakan bahasa Karo dalam tuturan sapaan selalu menggunakan bahasa Karo. Bahasa Karo merupakan bahasa daerah yang sering dipakai oleh masyarakat Karo yaitu menggunakan dua bahasa, bahasa Indonesia dan bahasa Karo. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang juga didampingi 1.128 suku bangsa dan memiliki lebih kurang 746 bahasa daerah (http://www. Bahasa- Nusantara. Blogspot.com/2011). Salah satunya suku Karo yang menggunakan bahasa Karo. Biasanya suku Karo menggunakan bahasa ibu sebagai alat komunikasi sehari-hari yaitu bahasa Karo, baik itu di rumah maupun di luar rumah. Berdasarkan hasil penelitian, masyarakat Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru, telah mengalami bilingualisme, di mana masyarakat Karo Desa Pasar X dapat menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Karo dan bahasa Indonesia. Faktor penyebab terjadinya bilingualisme pada masyarakat Karo Kecamatan Kutalimbaru adalah; 1. Kemajuan teknologi yang pesat mempengaruhi segala aspek kehidupan masyarakat, termasuk bahasa. 2. Terjadinya perkawinan campuran antar suku yang berbeda. 3. Perpindahan penduduk dari daerah lain ke daerah Pasar X. 4. Pengaruh pendidikan 12

5. Kontak bahasa, bahasa satu dengan bahasa lain. Jika seseorang menggunakan dua bahasa dalam pergaulan, maka disebut berdwibahasa atau bilingual. Bilingualiseme adalah kebiasaan menggunakan dua bahasa dalam berinteraksi dengan orang lain (Nababan, 1998:2). Bilingualisme sudah banyak dibicarakan antara lain bilingualisme pada masyarakat Toba, bilingualisme pada masyarakat Cina, bilingualisme pada masyarakat Jawa, dan lain-lain. Masyarakat Karo adalah masyarakat bilingual yang mempergunakan bahasa Indonesia dan bahasa Karo. Bilingualisme pada masyarakat Karo di Kecamatan Kutalimbaru belum pernah dibicarakan karena dianggap sama seperti daerah lainnya yang menggunakan dua bahasa atau lebih. Bahasa yang digunakan penduduk setempat adalah bahasa Karo dan bahasa Indonesia. Berdasarkan pendapat Umar (1993:9) faktor penyebab terjadinya bilingualisme adalah: 1. Perpindahan penduduk 2. Rasa nasionalisme 3. Perkawinan campuran 4. Pendidikan 1. Perpindahan penduduk Awalnya Kecamatan Kutalimbaru dihuni oleh masyarakat Karo dan hanya menggunakan bahasa Karo sebagai alat komunikasi, kemudian seiring berjalannya waktu masyarakat penutur lain datang berdomisili ke Kecamatan Kutalimbaru yaitu Batak Toba, Jawa, Nias, Melayu, dan lain-lain. Kedwibahasaan terjadi ketika etnis pendatang berkomunikasi dengan penduduk setempat, lalu etnis 13

pendatang mempelajari bahasa setempat agar komunikasi semakin lancar terhadap masyarakat Desa Pasar X, maka pendatang dengan penduduk lain dapat menjalin komunikasi lebih lancar dengan masyarakat Desa Pasar X. 2. Rasa nasionalisme Dengan beragamnya etnis yang terdapat di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru maka mereka memerlukan satu bahasa persatuan yang diketahui oleh semua etnis yang berada di Desa Pasar X yaitu bahasa Indonesia. Pada mulanya masyarakat di Desa Pasar X hanya memiliki satu bahasa yaitu bahasa Karo. Akan tetapi, mereka juga memerlukan bahasa lain seperti bahasa Indonesia untuk memperlancar komunikasi antara etnis lain yang berdomisili ke Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru. 3. Perkawinan campuran Masyarakat penutur bahasa Karo yang kawin campur dengan etnis Batak Toba, etnis Jawa dengan etnis Karo, etnis Karo dengan etnis Nias, etnis Melayu dengan etnis Karo. Dari perkawinan campuran tersebut untuk memperlancar proses komunikasi dalam keluarga maka bahasa yang mereka gunakan adalah bahasa Indonesia dalam keluarga. 4. Pendidikan Di sekolah meskipun guru dan murid menggunakan bahasa Indonesia, mereka belum fasih seperti menggunakan bahasa Karo, sehingga mereka terkadang menggunakan bahasa Karo pada saat proses belajar-mengajar berlangsung. Dalam hal ini bahasa Indonesia yang dapat digunakan dalam proses 14

belajar-mengajar. Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua (B2) bagi guru dan murid. Berdasarkan hal tersebut masyarakat Karo juga termasuk bilingual atau dwibahasa karena mereka mampu menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Karo sebagai bahasa pertama (B1) dan bahasa Indonesia sebagai bahasa kedua (B2). Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan (1988:2) yang mengatakan kedwibahasaan atau bilingualisme adalah pemakaian dua bahasa dalam berinteraksi. Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik meneliti lebih jauh tentang bilingualisme pada masyarakat Karo Desa Pasar X Kecamatan Kutalimbaru, dengan alasan ingin mengetahui seluk beluk masyarakat bilingual dalam bahasa Karo, dan memperdalam pengetahuan tentang bahasa Karo. Masyarakat Karo merupakan masyarakat yang memiliki tuturan yang cukup luas. Mereka menggunakan bahasa pertama yaitu bahasa Karo dalam situasi kekeluargaan. Dalam situasi resmi atau bila berbicara dengan lawan yang berbeda menggunakan bahasa kedua yaitu bahasa Indonesia Pada umumnya sekolah-sekolah di Kecamatan Kutalimbaru Desa Pasar X sudah menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar. Akan tetapi, sekolah yang jauh dari perkotaan masih menggunakan bahasa Karo dalam peroses belajar-mengajar pada kelas satu sampai kelas tiga Sekolah Dasar. Robert 1964 (dalam Chaer, 1995:114) mengatakan bahwa bilingalisme adalah kemampuan menggunakan dua bahasa oleh seseorang dengan sama baik 15

atau hampir sama, yang secara teknis mengacu pada pengetahuan dua buah bahasa bagaimana pun tingkatnya. Haugen 1961 (dalam Chaer, 1995:114) tahu akan dua bahasa atau lebih disebut bilingual dan seorang bilingual tidak perlu secara aktif menggunakan kedua bahasa. Pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bilingualisme adalah kemampuan seorang penutur asli dari bahasa Karo dapat memahami bahasa Indonesia (B2). Bagi masyarakat Karo tidak gampang untuk memahami bahasa Indonesia (B2) tanpa penutur bahasa Karo didampingi oleh penutur bahasa lain. Kedwibahasaan masa kanak-kanak atau chil bilingualism, secara defenisi, mencakup pemerolehan dua bahasa. Pemerolehan suksetif adalah perpindahan keluarga ke daerah, maka hal itu mempunyai hubungan erat dengan masa sulit beradaptasi atau penyesuaian diri dalam kehidupan sang anak dan jelas sekali bahwa hal ini juga mencakup belajar bahasa tersebut. Berbeda dengan bilingualisme atau kedwibahasaan masa remaja (adolescent bilingualism) adalah suatu istilah yang dipakai mengacu kepada orang-orang yang menjadi dwibahasawan setelah masa pubertas, sedangkan kedwibahasaan masa dewasa (adult bilingualism) dipakai bagi orang-orang yang menjadi dwibahasaan setelah usia mereka belasan tahun. Harding dan Riley, 1986 (dalam Tarigan, 1988 : 6). Berdasarkan kenyataan yang telah diuraikan di atas sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian di Desa Pasar X Kecamatan Kutalimbaru dengan judul Bilingualisme pada Masyarakat Karo Desa Pasar X Kecamatan Kutalimbaru. 16

1.2 Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan proses terjadinya bilingualisme pada masyarakat Karo Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang? 2. Kapan seorang bilingual menggunakan bahasa Karo (B1) dan bahasa Indonesia (B2) secara bergantian di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru? 1.3 Batasan Masalah 1 Penelitian hanya membahas faktor-faktor bilingualisme dari faktor perkawinan campuran, perpindahan penduduk, rasa nasionalisme, dan pendidikan. 2. Penggunaan bahasa (B1) dan bahasa (B2) yang tergantung pada lawan bicara, dan situasi sosial pembicaraan, dan topik pembicaraan lawan bicara mencakup perbedaan etnis. Pembicaraan mencakup situasi resmi (formal) dan situasi tidak resmi (non formal). 1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Setiap kegiatan yang dilakukan baik pribadi maupun kelompok mempunyai tujuan yang hendak dicapai. Begitu juga dengan penulis dalam penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut: 17

1. Mendeskripsikan faktor-faktor penyebab bilingualisme atau kedwibahasaan pada masyarakat Karo di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. 2. Mendeskripsikan kapan seorang bilingual pada masyarakat Karo menggunakan bahasa Karo (B1) dan bahasa Indonesia (B2) di Desa Pasar X, Kecamatan Kutalimbaru, Kabupaten Deli Serdang. 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.4.2.1 Manfaat Teoretis 1. Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan perluasan pengetahuan kepada peneliti, kepada pembaca, dan menambah sumber bacaan. 2. Memperkaya ilmu pengetahuan pembaca tentang bilingualisme pada masyarakat Karo Kecamatan Kutalimbaru, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan ilmu sosial, khususnya ilmu sosiolinguistik dan diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada yang memerlukannya. 1.4.2.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dan sebagai bahan informasi bagi masyarakat sebagai bahan perbandingan dalam 18

bilingualisme pada bahasa daerah lain misalnya, bahasa Jawa, bahasa Simalungun. 2. Memberikan masukan tentang bilingualisme pada masyarakat. 19