INTISARI BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

BAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat. Karya sastra itu dapat dinikmati dan dipahami oleh semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat dalam suatu karya sastra, karena hakekatnya sastra merupakan cermin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dalamnya terdapat pengilustrasian, pelukisan, atau penggambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran karya sastra di tengah-tengah masyarakat pembaca merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah ungkapan atau pikiran seseorang yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah sebuah proses, pada proses tersebut adanya perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pengalaman dan pengamatannya terhadap kehidupan. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. secara sadar dengan tujuan untuk menyampaikan ide, pesan, maksud,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia kaya dengan keberagaman, yang masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kebudayaan sangat erat. Oleh sebab itu, sebagian besar objek karya

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang dialaminya. Hal ini sesuai dengan pendapat E. Kosasih ( 2012: 2)

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian siswa. Selama ini pembelajaran sastra di sekolah-sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa dengan

I. PENDAHULUAN. Setiap manusia pasti pernah mengalami konflik di dalam hidupnya. Konflik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

TEKNIK BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI CERPEN (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa Kelas X SMA)

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam karya sastra terdapat nilai-nilai kehidupan masyarakat yang dituangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra tidak lahir dalam kekosongan budaya (Teew, 1991:

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan karya sastra banyak mengangkat kisah tentang kehidupan sosial,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah sebuah karya yang indah yang mempunyai banyak

II. LANDASAN TEORI. Salah bentuk karya sastra adalah novel. Novel merupakan bentuk karya sastra

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB I PENDAHULUAN. intrinsik merupakan unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri. Unsurunsur

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sastra adalah karya fiksi yang merupakan hasil kreasi berdasarkan luapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia tidak cukup dengan tumbuh dan berkembang akan tetapi. dilakukan dengan proses pendidikan. Manusia sebagai makhluk sosial

Oleh. Memen Durachman

BAB I PENDAHULUAN. kenyataan yang ada. Namun di sisi lain sastra merupakan karya cipta yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL DAN SOSIOLOGI SASTRA. Novel berasal dari bahasa Italia, yaitu novella yang secara harfiah berarti

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. dan refleksinya. Penyajiannya disusun secara menarik dan terstruktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN. Hari-hari di Rainnesthood..., Adhe Mila Herdiyanti, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. [Type text]

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi tujuan pembelajaran bahasa Indonesia yang tercantum dalam. budaya dan intelektual manusia Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah kesusastraan. Kata kesusastraan

I. PENDAHULUAN. Penyimpangan sosial di kalangan pelajar, terutama yang berada di jenjang

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra mempunyai dua manfaat atau fungsi sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang

BAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, fiksi berasal dari akar kata fingere (Latin) yang berarti berpurapura.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena

BAB I PENDAHULUAN. kata-kata yang indah, gaya bahasa, dan gaya bercerita yang menarik (Zainuddin, 1992:99).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, mengolah, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Optimis berarti selalu percaya diri dan berpandangan atau berpengharapan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan sebuah karya sastra yang bermanfaat bagi masyarakat.

ANALISIS STRUKTURALISME GENETIK DALAM NOVEL SINTREN KARYA DIANING WIDYA YUDHISTIRA

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan berbahasa yang baik. Bentuk bahasa dapat dibagi dua macam, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, Jabrohim, dkk. (2003:4) menjelaskan yaitu, Bahasa memang media

PENDAHULUAN. Dari masa ke masa banyak pujangga yang menghasilkan karya sastra. dengan berbagai bentuk dan gaya penulisan sebagai pengukuh segi

BAB I PENDAHULUAN. dan ketertarikan terhadap masalah manusia serta kehidupan sosialnya atau keinginannya

RESEPSI SISWA TERHADAP PUISI CINTAKU JAUH DI PULAU KARYA CHAIRIL ANWAR. Oleh Buyung Munaris Kahfie Nazaruddin

05. MEMBUAT CERITA KOMIK. KOMIK 04 MEMBUAT CERITA KOMIK / Hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan karya seni tulis yang diciptakan seorang pengarang sebagai

BAB 1. Pendahuluan. daripada karya fiksi (Wellek & Warren, 1995:3-4). Sastra memiliki fungsi sebagai

Transkripsi:

INTISARI Novel teenlit menjadi fenomena menarik dalam perkembangan dunia fiksi di Indonesia. Hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya novel-novel teenlit yang beredar di pasaran. Tidak sedikit pula novel teenlit yang mengalami cetak ulang lebih dari satu kali. Itulah sebabnya perkembangan sastra populer tidak pernah mengalami krisis keterpurukan dari masyarakat dan akan mendapat tempat di masyarakat. Minat baca siswa SMP terhadap novel populer jenis Teenlit masih rendah. Pada umumnya siswa kurang gemar membaca novel populer jenis Teenlit terutama siswa laki-laki. Remaja laki-laki lebih suka membaca majalah bola atau majalah otomotif dari pada membaca novel teenlit. Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis Teenlit pada umumnya karena ada tugas sekolah, terutama siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan cenderung menyukai novel teenlit karena iseng atau mengisi waktu luang mereka, bahkan sekedar mengikuti temannya. Tujuan membaca novel populer jenis teenlit, yaitu untuk mengisi waktu luang, untuk memperoleh hiburan, untuk menambah koleksi novel teenlit yang dimilikinya, dan karena ada tugas sekolah. Manfaat yang diperoleh setelah membaca novel teenlit, yaitu untuk pengembangan diri menjadi lebih pintar, lebih dewasa, lebih percaya diri, lebih mandiri, lebih berani, lebih bersemangat, lebih mudah berteman, dan menjadi lebih gaul. Seluruh remaja mengatakan bahwa novel populer itu bagus. Mereka lebih suka membaca novel teenlit dibanding novel sastra. Kata kunci: sastra populer, teenlit, dan resepsi pembaca BAB I PENDAHULUAN Dunia kesusastraan mengenal prosa sebagai salah satu genre di samping genregenre lainnya. Prosa dalam kesusastraan juga disebut fiksi. Sebagai karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kehidupannya. Sumardjo (1982:45-48) dan Nurgiyantoro (2002:16-22) membagi sastra menjadi dua jenis, yakni sastra literer dan sastra populer atau sastra serius dan hiburan. Sastra literer adalah sastra yang memiliki bobot literer dan berisi masalahmasalah serius dalam kehidupan manusia, seperti masalah kemanusiaan, politik, moral, agama, sufistik, filsafat, dan sebagainya. Selain itu, pada umumnya sastra literer memiliki fungsi sosial, yaitu memperkaya khasanah batin pembaca atau penikmatnya. Adapun sastra populer adalah sastra yang ringan bobot literernya, dan berisi masalah-masalah yang lebih mengedepankan hiburan belaka. Pada umumnya, sastra populer mengemukakan kenyataan semu, bahkan fantasi atau 1

2 cerita yang mengandung kadar emosi berlebihan. Selain itu, sastra populer juga mengetengahkan tema-tema percintaan yang sentimental, kekerasan, pembunuhan, dan cenderung mengarah pada pornografi (Nurgiyantoro, 2002:16-22). Awalnya, novel populer dianggap tidak penting dan tidak bermanfaat bagi perkembangan penulisan sastra, namun dalam perkembangannya novel populer mampu menunjukkan fungsi dan manfaatnya bagi perkembangan penulisan sastra. Kata populer yang identik dengan merakyat dianggap rendah, tidak indah, dan bahkan salah. Menurut Teeuw (1989:169-170), ada sejumlah alasan mengapa sastra hiburan tidak selayaknya dikesampingkan dari perbincangan sastra Indonesia modern. Novel hiburan merupakan bagian terbesar dari seluruh jumlah novel yang ada. Selain itu, Teeuw juga berpendapat bahwa asal usul dan perkembangan fiksi Indonesia modern hanya bisa dipahami dengan sebaikbaiknya apabila ditinjau dalam hubungannya dengan berbagai bentuk sastra hiburan, baik dari zaman kekuasaan Belanda maupun zaman revolusi dan sesudahnya. Bahkan dapat dikatakan novel hiburan merupakan satu satunya mata rantai periode sebelum tahun 1965 dengan sastra baru tahun 1970-an. Teenlit singkatan dari teenager literature (sastra remaja). teenlit adalah kisah seputar remaja, mengenai kisah percintaanya, romantisnya, kehidupannya, khayalannya, impiannya, dan lingkup remaja ini sendiri dari remaja SMP sampai mahasiswa. Novel populer jenis teenlit merupakan novel hiburan karena bentuk cerita yang ringan dan tidak menampilkan pemikiran yang berat, namun akan tetap digemari oleh remaja. Hal tersebut karena novel populer memberi kenikmatan yang mudah dipahami dan sederhana serta tidak memerlukan pemikiran yang mendalam (Sumardjo, 1982:24). Pengajaran sastra pada tingkat SMP telah mencapai tingkat apresiasi. Hal tersebut terbukti dalam buku pelajaran atau pun Lembar Kerja Siswa (LKS) disebutkan bahwa standar kompetensi pada bagian mendengarkan siswa dituntut untuk mengapresiasi pementasan drama seperti menanggapi unsur pementasan drama dan mengevaluasi pemeranan tokoh dalam pementasan drama, serta siswa dituntut untuk menulis drama satu babak dan mengidentifikasi unsur intrinsik dan

3 ekstrinsik teks drama. Selain itu, siswa juga dituntut untuk membaca dan memahami novel remaja (Wirajaya, 2008:VI-VII). Tingkat apresiasi tersebut adalah siswa mampu menikmati, menghayati, memahami, dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, menghasilkan pengetahuan, dan kemampuan berbahasa. Keterampilan menyimak perlu dimiliki siswa sejak dini. Selain kegunaannya untuk menambah ilmu pengetahuan, melalui pendengaran setiap siswa juga dapat meningkatkan daya pemahaman, keterampilan berpikir, konsentrasi, dan meningkatkan penguasaan berbahasa itu sendiri. Membaca sebuah novel, bagi sebagian besar pembaca ummunya hanya ingin menikmati cerita yang disuguhkan. Mereka hanya akan mendapatkan kesan secara umum dan samar tentang plot dan bagian cerita tertentu yang menarik. Namun, dalam kenyataannya siswa membaca karya sastra jika hanya ada tugas sekolah. Meskipun dalam kurikulum pendidikan, yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) disebutkan pernyataan bahwa siswa diwajibkan membaca buku sastra, tetapi hanya sedikit siswa yang berminat membaca karya sastra, terutama membaca sastra serius. Untuk menumbuhkan minat membaca siswa terhadap karya sastra tidak semudah yang dibayangkan. Sering seseorang terhambat tidak memiliki biaya untuk membeli bahan bacaan Dalam kenyataannya minat membaca siswa terhadap karya sastra hanya untuk memenuhi tugas semata-mata. Hanya sebagian siswa yang minat membaca karya sastra, dan pada umumnya siswa minat membaca karya sastra populer jenis teenlit, sedangkan minat membaca karya sastra jenis sastra serius jika ada tugas. Pembaca lebih senang membaca novel populer dari pada novel serius. Hal tersebut seperti yang dikatakan Jassin sebagai berikut: Di antara pembaca dan yang menyenangi karya sastra sekaligus juga menyenangi dan mencari karya populer, justru karena cara pengungkapannya lebih gamblang dan bahasanya yang selalu segar dan pikiran-pikiran yang lincah dan penuh daya gugah tenaga hidup. Dibandingkan dengan karya sastra yang serius karya populer lebih jelas menggambarkan latarbelakang masyarakat dan sejarah, sehingga kadangkadang lebih memuaskan bagi pembaca dari pada karya sastra

4 kontemporer yang makin kehilangan dimensi-dimensi tersebut. (Jassin, 1993:68) Menurut hipotesis, hal tersebut disebabkan novel teenlit cenderung menceritakan kisah kehidupan remaja sehari-hari. Masalah remaja seringkali menjadi topik utama dalam novel teenlit, terutama kisah tentang percintaan remaja. Faktor itulah yang menyebabkan kebanyakan remaja gemar membaca novel jenis teenlit. Mereka merasa kisah dalam novel tidak jauh berbeda dengan kisah kehidupan mereka. Selain itu, adakah motivasi yang melatarbelakangi kegemaran untuk membaca karya sastra khususnya jenis teenlit. Memang kisah yang diceritakan dalam novel jenis teenlit sangat menarik, namun adakah tujuan dan manfaat yang diperoleh bagi pembaca setelah membaca karya sastra, khususnya jenis teenlit, adakah pengaruh dan pelajaran yang mereka peroleh setelah membacanya. Dibanding penelitian karya sastra, penelitian terhadap pembaca karya sastra kenyataannya jauh lebih sedikit. Padahal pembaca adalah subjek yang menentukan keberlanjutan hidup karya sastra, karena fungsinya sebagai pemberi makna atau penentu kedudukan sebuah karya sastra. Oleh sebab itu, penulis menganggap penting untuk meneliti minat dan tanggapan pembaca siswa SMP terhadap karya sastra jenis novel teenlit, khususnya berkaitan dengan motif, tujuan, dan manfaat membaca novel teenlit. Adapun judul penelitian ini adalah Resepsi Pembaca di Kalangan Remaja SMP terhadap Novel Teenlit (Studi Kasus SMP Negeri 1 Bawen). BAB I PEMBAHASAN A. Minat membaca siswa SMP terhadap novel populer jenis teenlit. Minat siswa SMP membaca novel populer jenis Teenlit masih rendah, ketika ditanya pada umumnya siswa menjawab kurang gemar membaca terutama siswa laki-laki. Menurut siswa laki-laki membaca novel teenlit itu cenderung untuk anak perempuan, karena pada umumnya menceritakan kisah para remaja perempuan

5 bahkan covernya cenderung kecewekan. Remaja laki-laki lebih suka bermain PS dari pada membaca novel teenlit. Adapun yang gemar membaca tapi membaca majalah bola atau malah otomotif. Adanya minat atau ketertarikan yang lebih dalam diri dapat berpengaruh pada tingginya kemampuan remaja dalam memahami karya sastra. Kemampuan pemahaman yang tinggi akan membantu remaja meningkatkan kemampuan menanggapi atau meresepsi suatu karya sastra. Sebesar 50% siswa kurang gemar membaca dan 37% siswa gemar membaca. Meskipun koleksi perpustakaan tergolong lengkap, namun siswa tidak suka berkunjung ke perpustakaan sekolah terutama siswa laki-laki, siswa laki-laki mengatakan bahwa pada umumnya siswa laki-laki tidak suka mengunjungi perpustakaan, sedangkan siswa perempuan yang suka mengunjungi perpustakaan hanya 10% saja dan 80% pada umumnya siswa tidak suka mengunjungi perpustakaaan. Siswa akan mengunjungi perpustakaan jika ada tugas dari guru yang mengharuskan siswa untuk pergi ke perpustakaan. Seluruh responden mengatakan pernah membaca karya sastra. Berdasarkan jenis karya sastra yang digemari, seluruh responden gemar membaca novel populer dibanding novel sastra. Jenis novel populer yang paling digemari adalah novel chicklit atau teenlit terutama remaja perempuan yang paling gemar. 50% responden perempuan menyukai novel chicklit atau teenlit, 26% responden perempuan gemar membaca novel misteri, 24% responden perempuan gemar membaca novel detektif. B. Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis teenlit. Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis teenlit pada umumnya dikarenakan ada tugas sekolah, terutama siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan cenderung menyukai novel teenlit karena iseng atau mengisi waktu luang mereka, bahkan sekedar mengikuti temannya. Remaja lebih menyukai cerita tentang masalah remaja, persahabatan, dan kisah percintaan remaja, karena masalah-masalah tersebut cenderung memiliki kemiripan dengan yang dialami saat ini. Selain itu, bahasa dalam novel teenlit lebih mudah dipahami karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari. Bahkan dengan membaca novel

6 teenlit remaja dapat mengetahui bahasa masa kini atau bahasa gaul zaman sekarang. Seluruh siswa SMP pernah membaca novel populer jenis teenlit, meskipun pada umumnya siswa membaca novel dikarenakan tugas sekolah. Ketika ditanya alasan siswa membaca novel teenlit, 12% siswa laki-laki membaca karena iseng atau mengisi waktu luang, 6 % siswa laki-laki membaca karena menikmati isi cerita, 28% siswa laki-laki membaca karena mengikuti teman, dan 54% siswa laki-laki membaca karena ada tugas sekolah, sedangkan alasan siswa perempuan membaca novel teenlit 50% karena iseng atau mengisi waktu luang, karena menikmati isi cerita 16%, karena mengikuti teman 14%, dan karena ada tugas sekolah 20%. Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis teenlit pada umumnya dikarenakan ada tugas sekolah, terutama siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan cenderung menyukai novel teenlit karena iseng atau mengisi waktu luang mereka, bahkan sekedar mengikuti temannya. C. Tujuan membaca novel populer jenis teenlit. Tujuan membaca novel populer jenis teenlit, yaitu untuk mengisi waktu luang, untuk memperoleh hiburan, untuk menambah koleksi novel teenlit yang dimilikinya, dan karena ada tugas sekolah. Remaja laki-laki cenderung tidak suka membaca novel teenlit. Mereka terpaksa membaca novel teenlit karena ada tugas sekolah yang mengharuskan siswa untuk membacanya. D. Manfaat yang diperoleh setelah membaca novel teenlit. Manfaat yang diperoleh setelah membaca novel teenlit, yaitu sebagai berikut: 1. Untuk Pengembangan Diri: Lebih Pintar Membaca novel teenlit dapat memberikan pengetahuan lebih luas. Novel teenlit dapat bermanfaat untuk membentuk pengembangan diri remaja menjadi lebih

7 pintar. Semakin banyak novel yang dibaca, semakin meningkat kemampuan membaca, yaitu semakin mengerti isi bacaan dengan mudah. Remaja akan menjadi pembaca aktif yang mampu memaknai unsur-unsur dalam novel teenlit, baik unsur intrinsik (tema, amanat, tokoh, penokohan, alur, latar, sudut pandang) maupun unsur ekstrinsik (psikologi, filsafat, religi, sosiologi, biografi), dan dapat memberikan penilaian terhadap novel teenlit. 2. Untuk pengembangan diri: lebih dewasa Pemikiran dalam novel teenlit dapat memberikan efek atau pengaruh bagi pembaca. Penyelesaian konflik dalam novel teenlit dapat membentuk karakter yang lebih dewasa. Novel teenlit dapat bermanfaat untuk membentuk pengembangan diri remaja menjadi lebih dewasa. Penmpilan tokoh yang lebih dewasa dapat memberi contoh yang baik bagi remaja, karena remaja merupakan pribadi yang berada dalam posisi peralihan dari kanak-kanak menuju dewasa. 3. Untuk pengembangan diri: lebih percaya diri Kisah masa kinian yang melekat dalam novel teenlit dapat memberikan informasi perkembangan zaman sekarang. Oleh karena itu, dengan membaca novel teenlit pembaca dapat mengetahui perkembangan saat ini, sehingga lebih percaya diri dalam menjalani pergaulan zaman sekarang. 4. Untuk pengembangan diri: lebih mandiri Kisah remaja yang manja dan gaul dalam novel teenlit dapat memberikan contoh salah satu sifat remaja masa kini. Penampilan tokoh yang mandiri dapat memberikan contoh yang baik bagi pembaca, terutama bagi remaja yang merupakan pribadi dalam posisi peralihan dari kanak-kanak menjadi dewasa. 5. Untuk pengembangan diri: lebih berani Novel teenlit meberikan pengetahuan yang luas terutama kebahasaan, sehingga remaja perempuan merasa berani menungkapkan sesuatu dan lebih berani berbicara. Hanya remaja perempuan yang merasa ada manfaat untuk mengembangkan diri menjadi lebih berani setelah membaca novel teenlit.

8 6. Untuk pengembangan diri: lebih bersemangat Remaja merasa terpengaruh lebih bersemangat setelah membaca novel teenlit. Mereka merasa bersemangat untuk membaca novel-novel teenlit yang lain karena kisah yang menarik dan merupakan gambaran dari kehidupan remaja saat ini. 7. Untuk pengembangan diri: lebih berteman Remaja merasa ada pengaruh mudah berteman atau mudah bergaul setelah membaca novel teenlit. 8. Untuk pengembangan diri: lebih gaul Kisah kemasa kinian yang melekat dalam novel teenlit dapat memberitahukan tentang pergaulan zaman sekarang terutama bahasa gaul saat ini. Bahasa seharihari yang digunakan dalam novel teenlit yang mudah dimengerti oleh pembaca awam membuat remaja tertarik untuk membaca. Pergaulan yang ditampilkan dalam novel teenlit dapat memberi manfaat mempengaruhi remaja menjadi lebih gaul. E. Tanggapan pembaca terhadap novel teenlit Sebagian besar pembaca novel teenlit adalah remaja terutama remaja perempuan. Hal tersebut terbukti yang gemar membaca novel teenlit adalah remaja perempuan, sedangkan remaja laki-laki lebih suka membaca komik atau majalah otomotif. Kisah yang ringan dan mudah dimengerti membuat novel teenlit lebih diminati oleh kaum remaja. Cover dan judul yang menarik, best seller atau sedang booming menjadi alasan remaja memilih novel teenlit dari pada novel sastra.. Dari beberapa tema yang ditampilkan dalam novel teenlit, sebagian besar remaja lebih menyukai tema persahabatan dan percintaan remaja.. Sebagian besar remaja merasa ada kesan setelah membaca novel teenlit tergantung dari isi cerita dan ending-nya. Maksudnya, jika cerita yang ditampilkan itu bagus dan berkahir bahagia (Happy Ending), maka pembaca merasa senang, tapi jika ceritanya jelek dan berakhir tidak bahagia (Sad Ending), maka pembaca akan merasa jengkel atau tidak senang. Saat membaca novel teenlit, ada beberapa siswa yang mengidolakan tokoh dalam cerita tersebut. Ada beberapa alasan pembaca remaja mengidolakan tokoh dalam cerita novel teenlit, yaitu karena tokoh yang ditampilkan menarik dan cantik atau tampan, cerdas, baik hati, dan

9 gigih memperjuangkan sesuatu yang diinginkan serta penampilan yang tidak ketinggalan zaman atau gaul dan lain-lain. Seluruh remaja mengatakan bahwa novel populer itu bagus. Mereka lebih suka membaca novel teenlit dibanding novel sastra. Mereka mengatakan bahwa novel populer mempunyai kisah yang sama dengan kehidupan remaja zaman sekarang, kisahnya menarik sama dengan yang sedang dialami oleh remaja masa kini, kisahnya lebih mudah dipahami dari pada novel serius. BAB I PENUTUP A. Simpulan Dari penelitian yang dilakukan penulis terhadap pembaca remaja di kalangan SMP di SMPN 1 Bawen mengenai resepsi pembaca terhadap novel teenlit dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, minat membaca siswa SMP terhadap novel populer jenis teenlit masih rendah. Pada umumnya siswa kurang gemar membaca novel populer jenis teenlit terutama siswa laki-laki. Remaja laki-laki lebih suka membaca majalah bola atau malah otomotif dari pada membaca novel teenli. Kedua, Motivasi siswa SMP membaca novel populer jenis teenlit pada umumnya dikarenakan ada tugas sekolah, terutama siswa laki-laki, sedangkan siswa perempuan cenderung menyukai novel teenlit karena iseng atau mengisi waktu luang mereka, bahkan sekedar mengikuti temannya. Remaja lebih menyukai cerita tentang masalah remaja, persahabatan, dan kisah percintaan remaja, karena masalah-masalah tersebut cenderung memiliki kemiripan dengan yang dialami saat ini. Selain itu, bahasa dalam novel teenlit lebih mudah dipahami karena bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari. Bahkan dengan membaca novel teenlit remaja dapat mengetahui bahasa masa kini atau bahasa gaul zaman sekarang. Ketiga, Tujuan membaca novel populer jenis teenlit, yaitu untuk mengisi waktu luang, untuk memperoleh hiburan, untuk menambah koleksi novel teenlit yang dimilikinya, dan karena ada tugas sekolah. Remaja laki-laki cenderung tidak

10 suka membaca novel teenlit. Mereka terpaksa membaca novel teenlit karena ada tugas sekolah yang mengharuskan siswa untuk membacanya. Keempat, Manfaat yang diperoleh setelah membaca novel teenlit, yaitu untuk pengembangan diri menjadi lebih pintar, lebih dewasa, lebih percaya diri, lebih mandiri, lebih berani, lebih bersemangat, lebih mudah berteman, dan menjadi lebih gaul. Seluruh remaja mengatakan bahwa novel populer itu bagus. Mereka lebih suka membaca novel teenlit dibanding novel sastra. Kelima, Tanggapan pembaca terhadap novel teenlit. Seluruh remaja mengatakan bahwa novel populer itu bagus. Mereka lebih suka membaca novel teenlit dibanding novel sastra. Mereka mengatakan bahwa novel populer mempunyai kisah yang sama dengan kehidupan remaja zaman sekarang, kisahnya menarik sama dengan yang sedang dialami oleh remaja masa kini, kisahnya lebih mudah dipahami dari pada novel serius.