ANGGI PRATIWI A

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada pada belahan bumi dengan iklim monsoon tropis yang sangat

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah

NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KORBAN BENCANA BANJIR DI DESA CEMANI KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP MITIGASI BENCANA KEKERINGAN DI KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DESA DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA LOROG KECAMATAN TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

RESPON MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA GADINGAN KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

HUBUNGAN KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI DENGAN PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII A B, DAN E DI SMP NEGERI 1 TULUNG DI KECAMATAN TULUNG KLATEN

PENGETAHUAN DAN KESIAPSIAGAAN GURU DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 6 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI DESA BERO KECAMATAN TRUCUK KABUPATEN KLATEN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN MASYARAKAT

PEMETAAN SEKOLAH SMA/SMK BERDASARKAN KERAWANAN BENCANA UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KEBENCANAAN SISWA DI KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

PENGETAHUAN GEOGRAFIS DAN KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DI KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI

PENGETAHUAN SISWA MTS MUHAMMADIYAH TAWANGSARI DALAM KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

PERAN PEMERINTAH DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN NUSUKAN KECAMATAN BANJARSARI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

2016 KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA KEBAKARAN PADA PERMUKIMAN PADAT PENDUDUK DI KECAMATAN BOJONGLOA KALER

BAB I PENDAHULUAN. dialami masyarakat yang terkena banjir namun juga dialami oleh. pemerintah. Mengatasi serta mengurangi kerugian-kerugian banjir

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadi defisit kelembaban tanah (Kharisma Nugroho dkk,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia berada di tiga lempeng tektonik dunia, yaitu: Lempeng Indo-

BENTUK PENDIDIKAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

PENGETAHUAN SISWA SMA MTA SURAKARTA KELAS X DAN KELAS XI TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPABUMI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DAN GEMPA BUMI DI SMP NEGERI 1 GATAK

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI DESA LANGENHARJO KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA TERHADAP BENCANA BANJIR DI SMA NEGERI 1 TAWANGSARI KABUPATEN SUKOHARJO

ARTIKEL PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA TERHADAP ANCAMAN BENCANA BANJIR

MITIGASI BENCANA ALAM I. Tujuan Pembelajaran

NASKAH PUBLIKASI PERANAN UNIT BANTUAN PERTOLONGAN PRAMUKA (UBALOKA) KWARTIR CABANG 11

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS X DI SMA BERBUDI KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN KEDUNG LUMBU KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA ARTIKEL PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DI KELURAHAN JOYOSURAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKARTA

KERENTANAN DAN KESIAPSIAGAAN DI DESA BAWAK KECAMATAN CAWAS KABUPATEN KLATEN TERHADAP BENCANA BANJIR NASKAH PUBLIKASI

IDENTIFIKASI KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR PADA SISWA SMP N 2 KARTASURA KABUPATEN SUKOHARJO.

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Geografi

HUBUNGAN ANTARA HASIL PEMBELAJARAN GEOGRAFI DENGAN MITIGASI TERHADAP BENCANA BANJIR SMP NEGERI 3 GROGOL, KECAMATAN GROGOL, KABUPATEN SUKOHARJO

KESIAPSIAGAAN SMP NEGERI 1 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO DALAM MENGHADAPI BENCANA ALAM NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. sebagai akibat akumulasi beberapa faktor yaitu: hujan, kondisi sungai, kondisi

TINGKAT KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR DI DUSUN NUSUPAN DESA KADOKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS X TERHADAP KESIAPSIAGAAN BENCANA GEMPA BUMI DI SMK TUNAS BANGSA KABUPATEN SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI ANCAMAN BENCANA KEBAKARAN DI KELURAHAN KAUMAN KECAMATAN PASAR KLIWON KOTA SURAKATA ARTIKEL PUBLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.. 10

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI DESA KRAGILAN KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GURU TERHADAP BENCANA GEMPABUMI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 PRAMBANAN TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi

BAB III METODE PENELITIAN. Pasung, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten. jadwal penelitian sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

BAB I PENDAHULUAN. strategis secara geografis dimana letaknya berada diantara Australia dan benua Asia

BAB I PENDAHULUAN. Bencana banjir merupakan limpahan air yang melebihi tinggi muka air

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. permukaan air laut dan memiliki luas wilayah 158,856 ha. Desa Muruh

STUDI PREFERENSI MIGRASI MASYARAKAT KOTA SEMARANG SEBAGAI AKIBAT PERUBAHAN IKLIM GLOBAL JANGKA MENENGAH TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 141 BT. Letak lintang yang berada di 6 LU 11 LS memberi pengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. permukaan bumi yang luasnya 510 juta km 2, oleh karena itu persediaan air di

MITIGASI BENCANA BENCANA :

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tata kehidupan dan penghidupan masyarakat (Sudibyakto, 2011).

KESIAPSIAGAAN GURU SMAN 1 PRAMBANAN DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI. Agustian Deny Ardiansyah 1.

TINGKAT PENGETAHUAN MASYARAKAT TERHADAP BENCANA BANJIR, GEMPA BUMI, DAN TANAH LONGSOR DI KECAMATAN WONOGIRI

Bencana dan Pergeseran Paradigma Penanggulangan Bencana

NASKAH PUBLIKASI KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA BANJIR DIKELURAHAN GANDEKAN KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA

TINGKAT KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI DI SMP MUHAMMADIYAH 5 NGUPIT KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA KELAS VII DALAM MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR DI SMP NEGERI 12 KECAMATAN LAWEYAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Merapi. Ada 8 Desa yang termasuk ke dalam KRB III. Penelitian ini bertujuan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

KERENTANAN (VULNERABILITY)

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan

ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Geografi. Disusun Oleh: NIA PARAMITHA SARI A Kepada:

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan mereka, termasuk pengetahuan bencana longsor lahan.

ARTIKEL PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarana S-1 Pendidikan Geografi. Diajukan Oleh: TEGUH SUBROTO

TINGKAT KESIAPSIAGAAN DALAM MENGHADAPI BANJIR DITINJAU DARI TINGKAT SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA TELUKAN KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

TINGKAT PENGETAHUAN GURU DALAM MITIGASI DAN KESIAPSIAGAAN BENCANA BANJIR DI SMK MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA ARTIKEL PUBLIKASI

MITIGASI BENCANA TERHADAP BAHAYA LONGSOR (Studi kasus di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat)

BAB I PENDAHULUAN. negara ini baik bencana geologi (gempa bumi, tsunami, erupsi gunung api)

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.1

BAB I PENDAHULUAN. kabupaten Sukoharjo. Sukoharjo termasuk salah satu kabupaten yang sering

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

KESIAPSIAGAAN SISWA DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPABUMI DI SMP N 1 GANTIWARNO KECAMATAN GANTIWARNO KABUPATEN KLATEN ARTIKEL PUBLIKASI

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENGURANGI RESIKO BENCANA BANJIR DIKECAMATAN JEBRES SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN pulau besar dan kecil dan diantaranya tidak berpenghuni.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Banjir merupakan aliran air di permukaan tanah ( surface run-off) yang

BAB I PENDAHULUAN. Surakarta yang merupakan kota disalah satu Provinsi Jawa Tengah. Kota

BAB I PENDAHULUAN. 35 Bujur Timur dan 70` 36 70` 56 Lintang Selatan. Batas. Timur adalah Kabupaten Sukoharjo dan Kabupaten Karanganyar,

BAB I PENDAHULUAN. langsung maupun tidak langsung mengganggu kehidupan manusia. Dalam hal

BAB 1 PENDAHULUAN. bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Undang- bencana alam, bencana nonalam, dan bencana sosial.

Jurnal Geografi Media Infromasi Pengembangan Ilmu dan Profesi Kegeografian

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi geologi Indonesia yang merupakan pertemuan lempeng tektonik

BENTUK KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI BENCANA GEMPA BUMI TEKTONIK DI DESA DENGKENG KECAMATAN WEDI KABUPATEN KLATEN

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB III METODE PENELITIAN. Muhammadiyah 4 Surakarta dengan alamat Jalan Ahmad Yani. Tempurejo RT.05 RW.II, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari,

BAB III METODE PENELITIAN. : Kecamatan Astanaanyar dan Bojongloa Kidul

BAB I PENDAHULUAN. sehingga sistim pengairan air yang terdiri dari sungai dan anak sungai

Amat Ariyanto Pendidikan Ekonomi, FKIP Universitas Muhammadiyah Purworejo

KESIAPSIAGAAN MASYARAKAT DALAM MENGANTISIPASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN RAWAN BANJIR DESA PALUR KECAMATAN MOJOLABAN KABUPATEN SUKOHARJO

IDENTIFIKASI PEMAHAMAN SISWA TERHADAP MITIGASI NON STRUKTURAL BENCANA BANJIR KELAS VII DAN KELAS VIII DI SMP N23 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kewilayahan dalam konteks keruangan. yang dipelajari oleh ilmu tersebut. Obyek formal geografi mencakup

BAB I PENDAHULUAN. banyak dipengaruhi oleh faktor geologi terutama dengan adanya aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. dan 10 Kelurahan, dengan luas ha. Kabupaten Klaten merupakan BT dan LS LS.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Klaten merupakan bagian dariprovinsi Jawa Tengah, yang

TINGKAT KESIAPSIAGAAN GABUNGAN KELOMPOKTANI (GAPOKTAN) DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI DESA BULU KECAMATAN BULU KABUPATEN SUKOHARJO

Transkripsi:

KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 TAWANGSARI DI PUNDUNGREJO KABUPATEN SUKOHARJO PELAJARAN TAHUN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: ANGGI PRATIWI A610090064 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

PENDAHULUAN Pada musim kemarau sebagian wilayah di Indonesia mengalami kekeringan dan kesuliatan air. Dari jumlah tahun ke tahun wilayah yang mengalami bencana kekeringan terlihat semakin meningkat dan meluas. Kondisi seperti ini tidak hanya menyebabkan sulitnya mendapatkan air untuk irigasi, namun yang lebih penting juga menyebabkan sulitnya penduduk untuk mendapatkan air bersih terutama untuk kehidupan sehari-hari. Pengalaman memperlihatkan bahwa bencana kekeringan telah menimbulkan banyak kerugian-kerugian dan penderitaan yang cukup berat. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang dapat mengurangi resiko bencana, antara lain dengan melakukan kesiapsiagaan bencana. Penanggulangan bencana kekeringan agar tidak berdampak pada munculnya masalah sosial, maka perlu adanya pengetahuan.dengan harapan agar siswa mengerti dan memahami kondisi lingkungan serta dapat berbuat sesuatu untuk menyelamatkan diri dan lingkungan, sehingga dapat terhidar dari bencana kekeringan. Rendahnya respon dan kesiapan siswa dalam menanggulangi kekeringan semakin memperburuk dampak kekeringan. Kurangnya informasi tentang sebaran daerah rawan kekeringan yang masih terbatas serta kurangnya kepedulian siswa terhadap pentingnya informasi iklim merupakan beberapa permasalahan dalam menghadapi ancaman kekeringan. Maka pemahaman tentang bencana kekeringan mutlak diperlukan bagi siswa agar korban dan kerugiaan dapat diminimalisai. Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya guna (UU RI No.24 Tahun 2007). Sedangkan kesiapsiagaan menurut Carter (1991) adalah tindakan-tindakan yang memungkinkan pemerintahan, organisasi, masyarakat, komunitas, dan individu untuk mampu menanggapi suatu situasi bencana secara cepatdan tepat guna. Termasuk kedalam tindakan Kesiapsiagaan adalah Penyusun rencana penanggulangan bencana,pemeliharaan dan upaya personil. 1

Maka dengan itu peneliti ingin meneliti dengan judul KESIAPSIAGAAN SISWA KELAS VII A DAN B DALAM MENGHADAPI BENCANA KEKERINGAN DI SMP NEGERI 3 PUNDUNGREJO TAWANGSARI DI KABUPATEN SUKOHARJO. METODE PENELITIAN Penelitian ini bertempat di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo. Yang secara astronomis terletak dikoordinat 7 42 58 LS dan 110 47 13 BT. Kecamatan Tawangsari terletak di dataran tinggi, dengan ketinggian 118m diatas permukaan air laut. Dengan luas wilayah 39,86 km². Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswadi SMP NEGERI 3 PUNDUNGREJO TAWANGSARI DI KABUPATEN SUKOHARJO. Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Variabel Bebas dan Variabel Terikat. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah 1) Metode Kuesioner; 2) Metode Observasi; 3) Metode Wawancara; dan 4) Metode Dokumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis Tingkat Pengetahuan Analisis tingkat pengetahuan siswa mengunakan analisis persentase. dengan penghitungan dan hasil analisis dari pengetahuan siswa mengenai bencana kekeringan sebagai berikut: Fx P N x 100% 353 P x 100% 1000 P = 35,3% Hasil analisisnya penafsiran terhadap persentase yang telah diolah menunjukkan bahwa pengetahuan siswa akan bencana kekeringan di Kecamatan Tawangsari masuk dalam tingkat baik. 2

Tabel IV.17.Tingkat Pengetahuan Siswa No Kelas Tingkat Jumlah 1 76%- 100% Baik 31% 2 56%-75% Cukup 8% 3 40%-55% Kurang 5% 4 0%-39% Tidak baik 0% 44% Sumber: hasil penelitian 2013 Berdasarkan data diatas diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden tentang bencana kekeringan di SMP NEGERI 3 TAWANGSARI yang memiliki tingkat pengetahuan masuk dalam tingkat baik sebanyak 31%, 8% masuk dalam tingkat cukup dan 5% masuk dalam tingkat kurang. Tabel IV.18. Hasil Pengetahuan Responden No Pertanyaan Ya Tidak Total 1 P1 31% 13% 440% 2 P2 31% 13% 440% 3 P3 35% 9% 440% 4 P4 35% 9% 440% 5 P5 39% 5% 440% 6 P6 39% 5% 440% 7 P7 38% 6% 440% 8 P8 39% 5% 440% 9 P9 36% 8% 440% 10 P10 30% 14% 440% Total 353 87 4400 Sumber: hasil penelitian Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan kesiapsiagaan dilaksanakan untuk menghadapi terjadiny bencana kekeringan adalah 31% sedang 13% menyatakan salah Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan kesiapsiagaan adalah kegiatan untuk mengantisipasi bencana melalui pengorganisasian adalah 31% sedang 13% menyatakan salah 3

Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan kekeringan adalah tidak ada atau berkurangnya hujan bisa pada waktu yang cukup lama adalah 35% sedang 9% menyatakan salah Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan kekeringan dibedakan menjadi dua yaitu kekeringan alamiah dan kekeringan akibat ulah manusia adalah 35% sedang 9% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan kekeringan alamiah adalah kekeringan yang terjadi karena alam bukan karena ulah manusia adalah 39% sedang 5% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang pertanyaan lahan kosong atau lahan gundul dapat mengurangi persediaan air adalah 39% sedang 5% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang penyaluran air bersih adalah upaya tanggap darurat saat terjadi bencana kekeringan adalah 38% sedang 6% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang membangun bendungan dan tampungan air adalah tindakan kesiapsiagaan terhadap bencana kekeringan adalah 39% sedang 5% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang sistem peringatan bencana adalah pengumuman akan terjadinya bencana adalah 36% sedang 8% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar tentang salah satu cara mengatasi kesulitan air adalah dengan menyisihkan uang sebagai tabungan, obat-obatan adalah 30% sedang 14% menyatakan salah. Analisis Indeks Kesiapsiagaan Siswa Analisis indeks dalam penelitian ini diguanakan untuk mengetahui tingkat kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana kekeringan, dimana setelah dilakukan penyebaran 44 angket dengan beberapa pertanyaan mengenai kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan oleh peneliti kepada siswa sebagaimana dijadikan responden oleh peneliti. 4

a. Skor total hasil angket Setelah dilakukan penyebaran angket kepada siswa kelas VII kelas A dan B di SMP Negeri 3 Tawangsari Di Pundungrejo Kabupaten Sukoharjo didapatkan hasil indeks 61,09 yang berarti dalam katagori hampir siap didapatkan dari perhitungan nilai indeks kesiapsiagaan menggunakan rumus : Indeks : X Total real nilai kesiapsiagaan sisw 230 Total skor maksimum parameter 2668 Nilai indeks = = 8,62 b. Tingkat kesiapsiagaan berdasarkan indeks Berdasarkan hasil perhitungan nilai indeks kesiapsiagaan siswa yang telah dilakukan di SMP Negeri 3 Tawangsari Di Pundungrejo Kabupaten Sukoharjo terhadap bencana kekeringan didapatkan nilai akhir 8,62 dan kemudian dari data tersebut dapat di katagorikan kesiapsiagaan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari Di Pundungrejo Kabupaten Sukoharjo dalam menghadapi bencana kekeringan dalam katagori belum siap. Tabel 4.12 Nilai Indeks Kesiapsiagaan No Nilai indeks Kategori 1 80-100 Sangat siap 2 65-79 Siap 3 55-64 Hampir siap 4 40-54 Kurang siap 5 0-39 Belum siap Sumber : LIPI UNESCO ISDR 2006 5

Tabel IV.18. Hasil Kesiapsiagaan Responden No Pertanyaan Ya Tidak Total 1 P1 27% 17% 440% 2 P2 34% 10% 440% 3 P3 26% 18% 440% 4 P4 25% 19% 440% 5 P5 15% 29% 440% 6 P6 9% 35% 440% 7 P7 20% 24% 440% 8 P8 33% 11% 440% 9 P9 17% 27% 440% 10 P10 24% 20% 440% Total 230 210 4400 Sumber: hasil penelitian Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda mempunyai tandon air atau bak air untuk menghadapi terjdinya bencana kekeringan adalah 27% sedang 17% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda punya cadangan bahan makanan dan minum untuk menghadapi kekeringan di rumah adalah 34% sedang 10% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda punya kendaraan yang dapat digunakan untuk mengangkat air bila terjadi kekeringan adalah 26% sedang 18% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang adakah anda mempunyai persediaan obat-obatan adalah 25% sedang menyatakan salah 19%. Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda menyimpan nomor telepon penting yang dapat dihubungi saat kondisi darurat adalah 15% sedang 29% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda pernah ikut serta dalam penyuluhan penanganan bencana kekeringan adalah 9% sedang 35% menyatakan salah. 6

Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda mempunyai tabungan atau simpanan uang yang dapat digunakan dalam masa kekeringan adalah 20% sedang 24% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang adakah sumber mata air yang lain yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan saat kekeringan terjadi adalah 33% sedang 11% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang apakah anda pernah ikut bergotong royong membantu pembangunan bendungan, waduk, tandon air adalah 17% sedang 27% menyatakan salah. Responden yang menyatakan benar adalah tentang menurut anda apakah anda sudah siap dalam menghadapi kemungkinan terjadinya kekeringan adalah 24% sedang 20% menyatakan salah. Pembahasan 1. Bencana Kekeringan di Kecamatan Tawangsari Bencana kekeringan menurut (Puslibang SDA:2003) merupakan suatu kejadian alam yang sangat berpengaruh terhadap ketersediaan cadangan air dalam tanah, baik yang diperlukan untuk kepentingan pertanian maupun untuk kebutuhan manusia. Seperti halnya bencana kekeringan di Kecamatan Tawangsari Kabupaten Sukoharjo pada bulan September-Desember 2008. Ditinjau dari faktor geografisnya beberapa desa di Kecamatan Tawangsari kesulitan untuk mendapatkan air pada musim kemarau karena berkurangnya atau tidak adanya air dipermukaan tanah. Berdasarkan dari hasil penelitian penyebab kekeringan di Kecamatan Tawangsari tidak hanya dipengaruhi dari faktor meteorologi tetapi ada faktor geografis yang menyebabkan beberapa desa di kecamatan ini kesulitan mendapatkan air. 7

a. Pengetahuan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari di Pundungrejo 5% 8% 31% baik cukup kurang Tingkat pengetahuan masyarakat diketahui berdasarkan penyebaran angket sebanyak 44 angket yang dibagikan ke pada 44 responden dan diperoleh hasil total jawaban benar respoden sebanyak 35,5% sedang jawaban salah sebanyak 8,5%, maka sebagian besar responden menjawab benar maka dapat diketahui bahwa pengetahuan responden dapat di kategorikan tingkat kurang. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan responden tentang bencana kekeringan yang termasuk kategori baik sebesar 31%. Tingkat pengetahuan responden yang masuk dalam kategori cukup sebesar 8%. Responden yang masuk dalam kategori kurang sebesar 5%. Responden yang masuk dalam kategori tidak baik sebesar 0%. Berdasarkan uji analisis penentuan prosentase variabel pengetahuan masyarakat mengenai bencana kekeringan, diperoleh total nilai seluruh sampel sebesar 353, kemudian dibagi dengan nilai total keseluruhan nilai 1000, dan dikali 100% diperoleh nilai prosentase sebesar 35,5% yang berarti menunjukkan bahwa pengetahuan siswa mengenai bencana kekeringan termasuk dalam tingkat kurang karena memiliki nilai sebesar 35,3%. 8

b. Kesiapsiagaan Siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari di Pundungrejo 40 35 30 25 20 15 prosentase 10 5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Tingkat pengetahuan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari Tingkat pengetahuan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari.mengenai bencana kekeringan termasuk dalam tingkat kurang karena memiliki nilai sebesar 35,5%. Hasil penelitian menunjukan bahwa pengetahuan siswa tentang bencana kekeringan di SMP Negeri 3 Tawangsari yang termasuk kategori baik sebesar 31%. Tingkat pengetahuan siswa yang masuk dalam kategori cukup sebesar 8%. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sebesar 5%. Siswa yang masuk dalam kategori tidak baik sebesar 0%. 2. Kesiapsiagaan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari Kesiapsiagaan siswa di SMP Negeri 3 Tawangsari secara keseluruhan dapat dikatagorikan dalm tingkat belum siap hal ini disimpulkan berdasarkan perhitungan indeks kesiapsiagaan dari LIPI-UNESCO ISDR (2006). Dengan tingkat Kesiapsiagaan siswa mempunyai nilai rata-rata 8,62 dari total nilai 230 dan masuk dalam katagori belum siap. 9

Saran Berdasarkan hasil penelitian yang berkaitan pengaruh hasil pendidikan IPS kompetensi dasar geografi terhadap pengetahuan mitigasi bencana gempabumi di SMP Negeri 3 Tawangsari Kabupaten Sukoharjo tahun pelajaran 2013/2014 maka penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Saran bagi Murid Setiap murid memerlukan adanya pendidikan dan pelatihan agar memahami tentang kesiapsiagaan dan dapat meningkatkan kesiapsiagaan murid terhadap bencana kekeringan, untuk itu setiap murid seharusnya mengikuti penyuluhan atau pelatihan tentang mitigasi bencana. Murid dapat melakukan upaya untuk mengurangi resiko bencana. 2. Saran bagi Sekolah Sekolah SMP Negeri 3 Tawangsari diharapkan agar mampu meningkatkan kesiapsiagaan sekolah dengan cara mengadakan penyuluhan, seminar, dan pelatihan tentang kebencanaan kekeringan dan juga mengadakan program-program khusus. 3. Saran bagi Peneliti berikutnya Peneliti selanjutnya jika ingin melakukan penelitian tentang kesiapsiagaan siswa terhadap bencana kekeringan dapat dijadikan referensi. Diharapkan penelitian berikutnya lebih mengkaji lagi selain variabel pengetahuan karena masih ada faktor lain yang mempengaruhi kesiapsiagan. 10

DAFTAR PUSTAKA Chulaifah. 2009. Pemberdayaan Partisipasi Sosial Masyarakat Dalam Penanggulangan Bencana Alam Kekeringan. Yogyakarta: Citra Media Unada, Astu. 2011. PASTI ( Preparedness Assesment Tools for Indonesia ) Perangkat Diagnosa Kesiapsiagaan Masyarakat Terhadap Bahaya Kekeringan. Jakarta : UNESCO Office Alwi, Hasan dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Poewadarminta, W.J.S, 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PN Balai Pustaka Sudjana, Nana, 2003. Teknik Regresi dan Korelasi Bagi Peneliti. Bandung : Tarsito Sukandar, Rumidi. 2002. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Noor, Djauhari. 2006. Geologi Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. S.Suriasumantri, Jujun. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.1998 http://www.tawangsari.sukoharjokab.go.id (di akses pada tanggal 16 nov 2013) 11