ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangangin Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap) ABSTRAK

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI GULA SEMUT (Studi Kasus pada Perajin Gula Semut di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS BIAYA, PENERIMAAN, PENDAPATAN DAN R/C PADA AGROINDUSTRI GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Sidamulih Kecamatan Pamarican Kabupaten Ciamis)

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

ANALISIS TITIK IMPAS PADA USAHATANI PADI ORGANIK (Suatu Kasus di Desa Sukanagara Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (SuatuKasus di Desa Sukamulya Kecamatan Purwadadi Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Kecamatan Langensari Kota Banjar) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. pertimbangan Desa yang memiliki unit usaha industri Gula Kelapa. Kecamatan

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS USAHATANI JAGUNG (Zea Mays L) (Suatu kasus di Desa Pancawangi Kecamatan Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS USAHA DAN NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEMPE (Suatu Kasus di Kelurahan Banjar Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

KONTRIBUSI PENDAPATAN AGROINDUSTRI GULA KELAPA TERHADAP PENDAPATAN TOTAL KELUARGA PERAJIN

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Buniseuri Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

PENINGKATAN PENDAPATAN PERAJIN GULA MELALUI AGROINDUSTRI GULA SEMUT DI KABUPATEN TASIKMALAYA

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin di Desa Cikembulan Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar) Abstrak

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KUBIS PUTIH (Brassica oleracea) (Studi Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

ANALISIS AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus Pada Seorang Perajin Tempe di Desa Sindanghayu Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

ANALISIS RENTABILITAS DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Bantar Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Perajin Tempe di Desa Pananjung Kecamatan Pangandaran Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS PERBEDAAN BIAYA, PENDAPATAN DAN RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE ANTARA PENGGUNAAN MODAL SENDIRI DENGAN MODAL PINJAMAN

ANALISIS PEMASARAN BENIH PADI SAWAH (Oryza sativa L.) VARIETAS CIHERANG (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

IV. METODE PENELITIAN

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

METODE PENELITIAN. status suatu gejala yang ada. Data dikumpulkan disusun, dijelaskan dan kemudian

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI TEPUNG TAPIOKA DI DESA NEGARATENGAH KECAMATAN CINEAM KABUPATEN TASIKMALAYA

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS TITIK IMPAS AGROINDUSTRI TAHU (Suatu Kasus di Desa Balokang Kecamatan Banjar Kota Banjar) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN. Usahatani tembakau sendiri merupakan salah satu usahatani yang memiliki

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN TAHU BULAT (Studi Kasus pada Perusahaan Cahaya Dinar di Desa Muktisari Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS RENTABILITAS PADA AGROINDUSTRI TEMPE (Studi Kasus pada Seorang Perajin Tempe di Desa Pawindan Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis) Abstrak

KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI KERIPIK DAN SALE PISANG GORENG. Agus Muharam 1 )

ANALISIS USAHA AGROINDUSTRI TAHU (Studi Kasus di Kelurahan Indihiang Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan mulai dari bulan April Juni di Kecamatan Kabila Kabupaten Bone Bolango.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS RISIKO USAHATANI TOMAT (Solanum lycopersicum) VARIETAS PERMATA (Suatu Kasus di Desa Cibeureum Kecamatan Sukamantri Kabupaten Ciamis)

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis Pendapatan Usaha Pengrajin Gula Aren Di Desa Tulo a Kecamatan Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango

KELAYAKAN DIVERSIFIKASI USAHATANI SAYURAN Asep Irfan Fathurrahman 1) Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian

SOCIETA IV - 1 : 48 53, Juni 2015 ISSN

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK UBI KAYU (Studi Kasus pada Perusahaan Jaya Sari di Desa Selamanik Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis)

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian kelayak usahatani dengan

STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI KERIPIK PISANG

III. METODE PENELITIAN. dengan cara mengumpulkan informasi-informasi tentang keadaan nyata yang ada

ANALISIS USAHATANI PISANG AMBON (Musa acuminate L). (Studi kasus di Desa Langensari Kecamatan Langensari Kota Banjar)

ANALISIS USAHA PEMBIBITAN MANGLID

III. METODELOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BLEWAH

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN BIJI KEMIRI DI DESA PANGGOI KECAMATAN MUARA DUA KOTA LHOKSEMAWE (Studi Kasus Usaha Ibu Asmiati) ABSTRAK

ANALISIS NILAI TAMBAH, KEUNTUNGAN, DAN TITIK IMPAS PENGOLAHAN HASIL RENGGINANG UBI KAYU (RENGGINING) SKALA RUMAH TANGGA DI KOTA BENGKULU

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan kejadian-kejadian atau

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

ANALISIS KELAYAKAN USAHA GULA AREN STUDI KASUS: DESA MANCANG, KEC. SELESAI, KAB. LANGKAT ABSTRAK

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

III. METODE PENELITIAN. meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem kondisi, suatu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN KAPULAGA (Studi Kasus pada Kelompok Tani Ciamnggu I di Desa Cimanggu Kecamatan Langkaplancar Kabupaten Pangandaran) Abstrak

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

METODE PENELITIAN. deskriptif analisis, pelaksanaan penelitian ini menggunakan studi komparatif,

ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA JALATUNDA KECAMATAN MANDIRAJA ABSTRAK

ANALISIS PEMASARAN DODOL SIRSAK

ANALISIS KELAYAKAN USAHA AGROINDUSTRI GULA KELAPA DI DESA PANERUSAN KULON KECAMATAN SUSUKAN KABUPATEN BANJARNEGARA

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh.

ANALISIS USAHATANI PISANG AYAM DI DESA AWE GEUTAH PAYA KECAMATAN PEUSANGAN SIBLAH KRUENG KABUPATEN BIREUEN

MIMBAR AGRIBISNIS Jurnal Pemikiran Masyarakat Ilmiah Berwawasan Agribisnis (1): 73-88

ANALISIS USAHATANI TERPADU TANAMAN PADI

SOCIETA III - 2 : , Desember 2014 ISSN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Dusun Sidomukti Desa Buana Sakti

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penerimaan yang diperoleh petani kedelai, pendapatan dan keuntungan yang

Kata Kunci : Biaya Total, Penerimaan, Pendapatan, dan R/C.

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

III. METODE PENELITIAN. memperoleh dan menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian,

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kelapa , , ,16

AGRIPLUS, Volume 22 Nomor : 01Januari 2012, ISSN

III. METODE KERJA 1. Lokasi dan Waktu 2. Pengumpulan data

III. METODE PENELITIAN. Semua konsep dan defenisi operasional ini mencakup pengertian yang

III. METODE PENELITIAN

NILAI TAMBAH DAN PROFITABILITAS KOMODITAS KELAPA DI KABUPATEN NATUNA

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KELAPA (Cocos nucifera L) (Suatu Kasus di Desa Ciakar Kecamatan Cijulang Kabupaten Pangandaran) Abstrak

Transkripsi:

ANALISIS PENDAPATAN DAN TITIK IMPAS AGROINDUSTRI GULA KELAPA (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Andi Hendarto 1), Sotoro 2), Cecep Pardani 3) 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh 3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan agroindustri gula kelapa per satu bulan proses produksi di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis, (2) Besarnya titik impas agroindustri gula kelapa per satu bulan proses produksi di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode survai di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Sampel diambil sebanyak 35 orang perajin gula kelapa dari jumlah anggota populasi sebanyak 350 orang perajin dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpul data. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan metode tabulasi, sedangkan analisis biaya, penerimaan, pendapatan dan titik impas dianalisis dengan metode deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan : 1) Besarnya biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perajin gula kelapa yang berada di Desa Sindangasih sebesar Rp 1.521.175,59. 2) Besarnya penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin gula kelapa adalah sebesar Rp 2.415.214,29 dan besarnya pendapatan yang diperoleh perajin gula kelapa adalah sebesar Rp 894.038,70 dalam satu bulan proses produksi. 3) Besarnya titik impas nilai penjualan agroindustri gula kelapa per satu bulan proses produksi sebesar Rp 305.591,09, titik impas volume produksi sebesar 35,95 kilogram dan titik impas harga sebesar Rp 5.355,61 per satu bulan proses produksi. Kata kunci : Gula Kelapa, Pendapatan, Titik Impas PENDAHULUAN Kelapa merupakan Komoditas Strategis Nasional yang dapat tumbuh hampir disetiap kepulauan Indonesia. Di beberapa daerah kelapa merupakan tanaman Perkebunan rakyat yang tersebar di perdesaan (Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat, 2012). Di Jawa Barat komoditas kelapa merupakan komoditas unggulan dan merupakan salah satu propinsi yang mempunyai areal cukup besar, dengan total areal 172.806 hektar dengan produksi sebesar 104.408 ton dan produktivitas 830 kg/hektar (Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat, 2012). Selanjutnya Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat (2012) menyatakan bahwa, potensi yang cukup besar tidak akan berarti bagi pelaku usahatani kelapa apabila tidak dikelola secara baik. Bagian tanaman kelapa yang memiliki potensi sangat besar untuk digunakan sebagai bahan baku industri adalah bunga dan butir kelapa. Bunga kelapa yang disadap akan menghasilkan nira kelapa yang merupakan bahan baku industri gula kelapa atau palm sugar. Dari nira kelapa tersebut setidaknya dapat diolah untuk menghasilkan produk turunan pertama : gula kelapa berupa gula padat, gula semut atau tepung gula kelapa dan gula cair atau sirup gula kelapa. Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu propinsi penghasil gula kelapa di Indonesia. Di Propinsi Jawa Barat gula kelapa sudah menjadi produk unggulan, karena gula kelapa banyak digunakan sebagai bumbu masakan dan juga untuk bahan pemanis tambahan oleh para penjual minuman segar (Dinas Perkebunan Propinsi Jawa Barat 2012). Kabupaten Ciamis merupakan salah satu sentra gula kelapa di Jawa Barat dimana jumlah perajinnya cukup banyak dan gulanya menjadi produk unggulan serta dibutuhkan setiap rumah tangga (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Ciamis, 2013). Jumlah penderes pohon kelapa terbanyak di Kabupaten Ciamis terdapat di Kecamatan Lakbok, terbanyak kedua di Kecamatan Purwadadi, terbanyak ketiga adalah di Kecamatan Banjarsari dengan jumlah penderes Halaman 17

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 sebanyak 368 Kepala Keluarga. Kecamatan Banjarsari memiliki 2 Desa sebagai sentra produksi gula kelapa. Produksi terbesar terdapat di Desa Sindangasih sebesar 1.260 ton dengan nilai produksi sebesar Rp 6.300.000.000,- pada tahun 2013. Pengolahan gula kelapa ini diusahakan oleh beberapa industri rumah tangga, bentuk agroindustri yang dilaksanakan adalah turun temurun yang telah dilakukan dari dahulu sampai sekarang. Tenaga kerja yang banyak terlibat dalam agoindustri tersebut umumnya berasal dari dalam keluarga. Teknologi yang digunakan pada agroindustri gula kelapa ini adalah teknologi yang masih sederhana. Menurut Rahim dan Diah (2008) usahatani adalah ilmu yang mempelajari tentang cara petani mengelola input atau faktor-faktor produksi (tanah, tenaga kerja, modal, teknologi, pupuk, benih dan pestisida) dengan efektif, efisien, dan kontinyu untuk menghasilkan produksi yang tinggi sehingga pendapatan usahataninya meningkat. Berdasarkan hasil survai pendahuluan, para perajin gula kelapa di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis, belum mengetahui secara pasti berapa pendapatan dan titik impas dari agroindustri gula kelapa yang sedang diusahakannya. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengetahui besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan Agroindustri Gula Kelapa per satu bulan proses produksi di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. (2) Mengetahui besarnya titik impas Agroindustri Gula Kelapa per satu bulan proses produksi di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survai, dengan mengambil suatu kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis. Menurut Fatoni (2006) metode survai adalah metode penelitian yang dilakukan untuk mengadakan pemeriksaan dan pengukuran-pengukuran terhadap gejala empiri yang berlangsung di lapangan atau lokasi penelitian, umumnya dilakukan terhadap unit sampel yang dihadapai sebagai responden dan bukan seluruh populasi sasaran. Operasionalisasi Variabel Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dioperasionalisasikan sebagai berikut : 1. Perajin gula kelapa adalah pemilik agroindustri gula kelapa yang mengelola usahanya dimulai dari penyadapan, pengolahan nira, pencetakan gula kelapa, pengemasan dan kemudian menjualnya. 2. Satu kali proses produksi dimulai dari penyadapan sampai pencetakan gula kelapa, dilaksanakan dalam satu hari. 3. Biaya total (total cost) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan selama satu kali proses produksi dinyatakan dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi. Biaya total meliputi: a. Biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang jumlahnya tidak dipengaruhi oleh jumlah produksi, meliputi : - Pajak bumi dan bangunan, diukur dalam satuan meter persegi ( ) dan dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. - Sewa pohon kelapa, dinilai dalam satuan rupiah per tahun. - Penyusutan alat, dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi dengan rumus sebagai berikut (Suratiyah 2009) : Penyusutan alat = Nilai sisa merupakan nilai pada waktu alat itu sudah tidak bisa digunakan lagi atau dianggap nol. - Bunga modal adalah nilai bunga modal dari biaya yang dikeluarkan dihitung berdasarkan bunga bank (bunga pinjaman) yang berlaku pada saat penelitian, dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. b. Biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh jumlah produksi, meliputi : - Biaya pembelian kayu bakar, diukur dalam satuan rupiah per kubik dan dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. - Biaya pembelian Natrimum Bisulfit (Na HSO 3 ) dihitung dalam satuan kilogram dinyatakan dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. Halaman 18

Analisis Pendapatan dan Titik Impas Agroindustri Gula Kelapa (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) ANDI HENDARTO, SOTORO, CECEP PARDANI - Biaya tenaga kerja dihitung dalam satuan Harian, dan dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. - Biaya pembelian sekam, diukur dalam satuan rupiah per kilogram dan dinilai dalam satuan rupiah per satu bulan proses produksi. 4. Penerimaan (revenue), yaitu hasil perkalian antara produksi total dengan harga satuan produk (harga jual), dinilai dalam satuan rupiah per kilogram per satu bulan proses produksi. Hasil produksi dalam satuan kilogram dan harga jual dinilai dalam satuan rupiah per kilogram. 5. Pendapatan atau keuntungan (profit), yaitu hasil pengurangan antara penerimaan total dengan biaya total selama satu bulan proses produksi, dinilai dalam satuan rupiah per satu kali proses produksi. 6. Titk impas (break event point), yaitu suatu keadaan dimana usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. a. Titik impas nilai penjualan (BEPnp) adalah suatu keadaan dimana nilai penjualan (peneriamaan) dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. b. Titik impas volume produksi (BEPvp) adalah suatu keadaan dimana pada volume produksi dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. c. Titik Impas harga penjualan adalah (BEPh) adalah suatu keadaan dimana pada harga satuan produk tertentu dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi : 1. Data primer, yaitu data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pertanyaan. 2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari studi pustaka dan kunjunngan ke dinas atau intansi terkait (Binas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMKM, BP3K Kecamatan Banjarsari, dan lain-lain) Teknik Penarikan Sampel Jumlah perajin gula kelapa yang dijadikan responden diambil 10 persen yaitu 35 orang perajin dari total anggota populasi sebanyak 350 orang. Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti (Suharsimi Arikunto, 2010). Pengambilan sampel untuk penelitian menurut Arikunto (2010), jika subjeknya kurang dari 100 orang sebaiknya diambil semuanya, jika subjeknya besar atau lebih dari 100 orang dapat diambil 10-15 persen atau 20-25 persen atau lebih. Rancangan Analisis Data Untuk menganalisis biaya, penerimaan dan pendapatan usaha gula kelapa digunakan analisis pendapatan dari Suratiyah (2006), yaitu : 1. Analisis Biaya Biaya total (Total Cost/TC) diperoleh dengan cara menjumlahkan biaya tetap total (Total Fixed Cost/TFC) dengan biaya variabel total (Total Varible Cost/TVC) dengan rumus : TC = TFC + TVC Keterangan : TC = Total Cost (biaya total) TFC = Total Fixed Cost (biaya tetap total) TVC = Total Variable Cost (biaya variabel total) 2. Analisis Penerimaan Secara umum perhitungan penerimaan total (Total Revenue/TR) adalah jumlah produksi dikalikan dengan harga jual satuan produksi, dinyatakan dengan rumus sebagai berikut : TR = Y. Hy Keterangan : TR = Penerimaan total (Rp) Y = Jumlah produksi yang dihasilkan (Kg) Hy = Harga jual produksi (Rp/Kg) 3. Analisis Pendapatan Pendapatan adalah penerimaan total (Total Revenue/TR) dikurangi dengan biaya total (Total Cost/TC) digunakan rumus sebagai berikut : π = TR TC Keterangan : π = Pendapatan TR = Penerimaan total (Rp) TC = Biaya total (Rp) 4. Untuk menganalisis titik impas gula kelapa (Break Event Point/BEP) digunakan analisis dari Suratiyah (2009), yaitu : Titik impas nilai penjualan (Rp) : Halaman 19

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 BEPnp (Rp) = Titik impas volume produksi (Kg) : BEPvp (Kg) = Titik impas harga penjualan (Rp) : BEPh (Rp) = Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Biaya yang digunakan terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel 2. Semua hasil produksi habis terjual. 3. Harga jual produksi pada saat penelitian tetap. 4. Harga input per unit selama penelitian tetap. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada perajin gula kelapa di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis PEMBAHASAN Analisis Biaya Agroindustri Gula Kelapa 1. Biaya Tetap Biaya tetap yang dihitung dalam penelitian ini meliputi pajak lahan, pnyusutan alat, sewa pohon kelapa dan bunga modal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata biaya tetap total yang dikeluarkan dalam agroindustri gula kelapa dalam satu bulan proses produksi adalah Rp 131.404,16. 2. Biaya Variabel Biaya variabel yang dihitung dalam penelitian ini meliputi sewa pohon, natrium bisulfit, kayu bakar dan tenaga kerja. Besarnya rat-rata biaya variabel total yang dikeluarkan untuk agroindustri gula kelapa satu bulan proses produksi Rp 1.389.771,43. 3. Biaya Total Biaya total merupakan penjumlahan antara biaya tetap total dengan biaya variabel total. Rata-rata biaya total agroindustri gula kelapa dalam satu bulan proses produksi Rp 1.521.175,59. Analisis Pendapatan Agroindustri Gula Kelapa Penerimaan adalah perkalian antara jumlah produksi dengan harga jual produk. Harga jual gula kelapa yang berlaku pada saat penelitian adalah Rp 8.500,- per kilogram, sedangkan ratarata produksi gula kelapa dalam satu bulan proses produksi di Desa sindangasih sebesar 284,14 kilogram, jadi besarnya penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin gula kelapa adalah Rp 2.415.214,29. Pendapatan atau keuntungan adalah selisih antara penerimaan dengan biaya total. Rata-rata biaya total yang dikeluarkan perajin gula kelapa dalam satu bulan proses produksi adalah Rp 1.521.175,59. Sehingga perajin mendapatkan keuntungan Rp 894.038,70. Analisis Titik Impas Agroindustri Gula Kelapa Titik impas adalah suatu keadaan dimana usaha yang dijalankan berada pada keadaan tidak untung dan tidak rugi. Untuk melihat apakah usaha tersebut berada pada keadaan tidak untung dan tidak rugi (impas) maka dilakukan perhitungan menggunakan analisis titik impas yang terdiri dari analisis titik impas nilai penjualan (BEPnp), analisis titik impas volume produksi (BEPvp) dan analisis titik impas harga penjualan produk (BEPh). 1. Analisis Titik Impas Nilai Penjualan (BEPnp) Titik impas nilai penjualan (BEPnp) adalah suatu keadaan dimana nilai penjualan (peneriamaan) dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. Untuk mengetahui titik impas nilai penjualan digunakan rumus dari Suratiyah (2006), yaitu : BEPnp (Rp) = BEPnp (Rp) = BEPnp (Rp) = 305.591,09 Dari hasil analisis diketahui bahwa rata-rata titik impas nilai penjualan adalah Rp 305.591,09. Ini beratri bahwa hasil penjualan dari produk yang diusahakan minimal mencapai Rp 305.591,09 dalam satu bulan proses produksi. 2. Analisis Titik Impas Volume Produksi (BEPvp) Titik impas volume produksi (BEPvp) adalah suatu keadaan dimana pada volume produksi tertentu dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. BEPvp (Kg) = Halaman 20

Analisis Pendapatan dan Titik Impas Agroindustri Gula Kelapa (Suatu Kasus di Desa Sindangasih Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) ANDI HENDARTO, SOTORO, CECEP PARDANI BEPvp (Kg) = BEPvp (Kg) = 35,95 Dari hasil analisis diketahui bahwa rata-rata titik impas volume produksi adalah 35,95 kilogram. Hal ini menunjukkan bahwa agar usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi maka harus menghasilkan produk minimal 35,95 kilogram per satu bulan proses produksi. 3. Analisis Titik Impas Harga (BEPh) Titik Impas harga (BEPh) adalah suatu keadaan dimana pada harga satuan produk tertentu dari usaha yang dijalankan tidak untung dan tidak rugi. BEPh (Rp) = BEPh (Rp) = BEPh (Rp) = 5.355,61 Berdasarkan hasil penelitian diketahui titik impas harga penjualan adalah Rp 5.355,61. Ini berarti bahwa agar perajin tidak mengalami kerugian maka harga penjualan minimal adalah Rp 5.355,61. Rp 305.591,09 p 35,59 kg TR = 2.415.214,29. TC = 1.521.175,59 TVC = Rp 1.389.771,43 TFC = Rp 131.404,16 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya biaya produksi rata-rata yang dikeluarkan oleh perajin gula kelapa yang berada di Desa Sindangasih Rp 1.521.175,59. Besarnya penerimaan rata-rata yang diperoleh perajin gula kelapa adalah Rp 2.415.214,29 dan besarnya pendapatan yang diperoleh perajin gula kelapa adalah Rp 894.038,70 dalam satu bulan proses produksi. 2. Besarnya titik impas gula kelapa di Desa Sindangasih adalah Rp 305.591,09 untuk titik Q impas nilai penjualan, 35,95 kilogram untuk titik impas volume produksi dan Rp 5.355,61 untuk titik impas harga penjualan produk dalam satu kali proses produksi. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian, maka diajukan saran sebagai berikut : 1. Perajin hendaknya tetap melaksanakan usaha pembuatan gula kelapa karena usaha tersebut memberikan keuntungan bagi perajin. 2. Perlu peningkatan skala produksi sehingga akan terjadi peningkatan pendapatan bagi perajin gula kelapa. DAFTAR PUSTAKA Anjayani dan Haryanto. 2009. Geografi : Jelajah Bumi dan Alam Semesta. Citra Raya. Bandung. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta. Jakarta. Asosiasi Gula Kelapa Priangan. 2005. Peningkatan Produktivitas dan Kualitas Gula Kelapa dengan Pemupukan dan Pemeliharaan Pohon Kelapa. Asosiasi Gula Kelapa Priangan. Biro Pusat Statistik. 2005. Ciamis Dalam Angka. Ciamis. Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat. 2012. Jawa Barat Dalam Angka. Bandung. Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UMKM Kabupaten Ciamis. 2013. Daftar Sentra Industri Kecil dan Menengah Gula Kelapa. Ciamis. Ekowati, S. 2005. Analisis Usaha dan Nilai Tambah Gula Kelapa. Banyuwangi. Fatoni. 2006. Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Rineka Cipta. Jakarta. Husodo. 2009. Pertanian Mandiri. Penebar Swadaya. Jakarta. Manguwidjaja dan Sailah. 2009. Pengantar Teknologi Pertanian. Penebar Swadaya. Jakarta. Nella. 2011. Jurnal Penelitian Analisis Titik Impas Uasahatani Padi Organik. Universitas Mulawarman. Samarinda. Soetriono, Anik, Rijianto. 2006. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayu Media. Malang. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta. Halaman 21

Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH Volume 1 Nomor 1, September 2014 Halaman 22