II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

dokumen-dokumen yang mirip
IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Muhammadiyah Yogyakarta dalam suhu ruang. Parameter penelitian di. normal di akhir pengamatan (Fridayanti, 2015).

PENINGKATAN PERFORMANSI BENIH KACANGAN DENGAN PERLAKUAN INVIGORASI. Agus Ruliyansyah 1

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh-tumbuhan. Terkait dengan tumbuh-tumbuhan sebenarnya telah

I. PENDAHULUAN. karena nilai gizinya yang tinggi. Untuk memenuhi konsumsi dalam negeri,

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

II. TINJAUAN PUSTAKA

Tipe perkecambahan epigeal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Justice dan Bass (2002), penyimpanan benih adalah. agar bisa mempertahankan mutunya. Tujuan dari penyimpanan benih

PERLAKUAN MATRICONDITIONING BENIH SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN VIGOR DAN VIABILITAS BENIH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. baku industri, pakan ternak, dan sebagai bahan baku obat-obatan. Di Indonesia,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan tanaman diawali oleh proses perkecambahan, ada beberapa

XII biologi KTSP & K-13. Kelas PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN. A. Pengertian dan Perbedaan Pertumbuhan dan Perkembangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

HORMON PERTUMBUHAN PADA TUMBUHAN. Adhisye Rahmawati (02) Mei Rizqinaa Zahara Latifa (09) Sayyidati Rokhimah (11) Tiea Khatija (13)

SUPARMUJI, S.Pd NIP

2014/10/27 O OH. S2-Kimia Institut Pertanian Bogor HERBISIDA. Company LOGO HERBISIDA PENDAHULUAN

(1981) adalah menurunnya potensi tumbuh rnaksimum, daya berkecambah dan vigor

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

BAB I PENDAHULUAN. ada. Sehubungan dengan peranan air bagi kehidupan Allah SWT berfirman dalam

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Variabel pertumbuhan yang diamati pada eksplan anggrek Vanda tricolor

TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas dan Vigor Benih

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

BAB I PENDAHULUAN. mudah diperbanyak dan jangka waktu berbuah lebih panjang. Sedangkan

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. daya hidup benih yang ditunjukan dengan gejala pertumbuhan atau gejala

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

BAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

I. PENDAHULUAN. Tumbuhan merupakan organisme yang tidak dapat bergerak bebas yang pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Tembakau termasuk dalam family Solanaceae yang banyak di. budidayakan di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Perbanyakan tanaman

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan tanaman sayuran yang berasal dari

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Seed Coating untuk Meningkatkan Daya Simpan Benih Kakao. Sulistyani Pancaningtyas 1)

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan soal 1.1. keturunan. makanan. hormon. hobby

1. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan

STRUKTUR & FUNGSI TUMBUHAN

HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN STAF LAB. ILMU TANAMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH AUKSIN TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH DAN PERTUMBUHAN TANAMAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merril) merupakan salah satu komoditas pangan yang

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Jenjang Sekolah : SMP 3 Pajangan. Kelas / Semester : VIII / I Alokasi waktu : 3 X 40 ( 1 Pertemuan )

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

I. PENDAHULUAN. Nanas (Ananas comosus [L.] Merr) merupakan komoditas andalan dalam perdagangan buah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL 1 DAFTAR ISI 2

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

I. PENDAHULUAN. Meningkatnya jumlah penduduk Indonesia, menyebabkan kebutuhan akan

Kuliah VII HORMON TUMBUHAN (AUKSIN) OLEH: Dra. Isnaini Nurwahyuni, M.Sc Riyanto Sinaga, S.Si, M.Si Dra. Elimasni, M.Si

MANIPULASI TUMBUHAN MENGGUNAKAN HORMON PERTUMBUHAN TANAMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KULIAH 2 HUBUNGAN AIR, TANAH DAN TANAMAN

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

I. PENDAHULUAN. Tanaman kedelai (Glycine max [L.] Merr.) memiliki nilai ekonomi yang cukup

TINJAUAN PUSTAKA Pembiakan Vegetatif Viabilitas dan Vigoritas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan konsentrasi IBA (Indole Butyric Acid)

TINJAUAN PUSTAKA Benih Bermutu Viabilitas dan Vigor benih

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kulit batangnya. Kenaf sebagai tanaman penghasil serat banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pertumbuhan Tanaman. Hasil sidik ragam 5% terhadap tinggi tanaman menunjukkan bahwa

I. PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai aneka ragam tanaman hias, baik tanaman hias daun maupun

PERKECAMBAHAN Persyaratan Perkecambahan Proses Awal Perkecambahan Metabolisme Perkecambahan Proses Awal Pertumbuhan Kecambah

Kelebihan dan Kekurangan Hormon. Pada Tumbuhan dan Hewan. A. Pada Tumbuhan 1. HORMON AUKSIN. Kelebihan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. Vigor Benih

PENGERTIAN. tanaman atau bagian tanaman akibat adanya

Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Ekstrak Bawang Merah (Allium cepa L.) Terhadap Viabilitas Benih Kakao (Theobroma cacao L.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu merupakan salah satu sumber pangan penting di Indonesia dan di dunia,

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. hidup, terkontaminasi dan eksplan Browning. Gejala kontaminasi yang timbul

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

TINJAUAN PUSTAKA. Dracaena adalah tanaman yang tumbuh tegak dengan bentuk batang bulat dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dalam kelas Liliopsida yang merupakan salah satu tumbuhan berbunga lidah dari

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan dan salah satu penyumbang devisa negara terbesar dibidang perkebunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Rumusan Masalah 1. 2.

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Benih Kedelai Salah satu faktor pembatas produksi kedelai di daerah tropis adalah cepatnya kemunduran benih selama penyimpanan hingga mengurangi penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang memadai dan tepat pada waktunya sering menjadi kendala karena daya simpan yang rendah (Purwanti, 2004). Benih yang diproduksi pada musim hujan akan disimpan pada musim kemarau dan sebaliknya, benih yang diproduksi pada musim kemarau akan disimpan pada musim hujan (Hartawan, 2011). Pengadaan benih dilakukan beberapa waktu sebelum musim tanam dimulai, sehingga benih terlebih dahulu harus disimpan dengan baik agar mempunyai daya tumbuh yang optimal saat ditaman kembali (Indartono, 2011). Namun, sebagian besar petani tidak memiliki gudang penyimpanan yang layak sehingga benih kedelai mudah mengalami kemunduran Benih kedelai mengandung protein cukup tinggi (±37%). Komposisi benih yang didominasi protein menyebabkan sangat higroskopis sehingga mudah menahan dan menyerap uap air (Sucahyono, 2013). Tatipa (2008) menyatakan, benih kedelai juga mengandung lemak cukup tinggi, yaitu sebesar 16%. Kandungan protein dan lemak yang tinggi menyebabkan benih kedelai cepat mengalami kemunduran. Sifat biji kedelai yang higroskopis, mudah menyerap uap 5

6 air dari udara sekitar. Biji kedelai menyerap atau mengeluarkan zat air sampai kandungan airnya seimbang dengan udara sekitar (Indartono, 2011). Kadar air yang terlalu tinggi dalam penyimpanan akan menyebabkan terjadinya peningkatan kegiatan enzim-enzim yang akan mempercepat terjadinya proses respirasi, sehingga perombakan bahan cadangan makanan dalam biji menjadi semakin besar. Akhirnya benih akan kehabisan energi pada jaringanjaringan yang penting. Energi yang terhambur dalam bentuk panas ditambah keadaan yang lembab akan merangsang perkembangan mikroorganisme yang dapat merusak benih (Danapriatna, 2012). Kadar air benih meningkat jika suhu dan kelembaban ruang simpan relatif tinggi (Indartono, 2011). Jika suhu udara dalam ruang simpan benih tinggi maka proses enzimatik semakin meningkat sehingga dapat memperpendek umur simpan benih (Pitojo, 2003). Tingginya kadar air juga menyebabkan struktur membran mitokondria tidak teratur sehingga permeabilitas membran meningkat. Peningkatan permeabilitas menyebabkan banyak metabolit antara lain gula, asam amino dan lemak yang bocor keluar sel. Dengan demikian, substrat untuk respirasi berkurang sehingga energi yang dihasilkan untuk berkecambah berkurang (Danapriatna, 2012). Kerusakan membran sel akibat deteriorasi akan mempengaruhi keadaan embrio dan kotiledon yang sebagian besar terdiri atas karbohidrat, protein dan lemak yang berguna untuk pertumbuhan awal benih (Purwanti, 2004). Secara bersamaan laju respirasi meningkat sejalan dengan peningkatan suhu (Hartawan, 2011). Selain itu, lingkungan lembab dan panas merupakan kondisi yang baik

7 bagi mikroorganisme misalnya jamur akan berkembang dengan baik (Purwanti, 2004). Kondisi ruang simpan yang tidak optimal sangat memungkinkan benih kedelai masih banyak menyerap air sehingga mengakibatkan benih kedelai cepat mengalami kemunduran. Oleh karena itu, untuk waktu-waktu mendatang teknik invigorasi sangat diperlukan (Sucahyono, 2013). Proses penuaan dan mundurnya vigor secara fisiologis tersebut ditandai dengan penurunan daya kecambah, peningkatan jumlah kecambah abnormal, penurunan pemunculan kecambah di lapangan, terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman, meningkatnya kepekaan terhadap lingkungan yang ekstrim yang akhirnya dapat menurunkan hasil tanaman (Sucahyono, 2013). Namun, benih yang telah mengalami kemunduran masih mungkin digunakan sebagai bahan tanam dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu seperti invigorasi pada benih sebelum digunakan sebagai bahan tanam (Meranda, 2014). B. Invigorasi Benih Invigorasi benih ialah perlakuan yang diberikan terhadap benih sebelum penanaman dengan tujuan memperbaiki perkecambahan dan pertumbuhan kecambah. Beberapa perlakuan invigorasi benih juga digunakan untuk menyeragamkan pertumbuhan kecambah dan meningkatkan laju pertumbuhan kecambah (Arief dan Koes, 2010). Invigorasi adalah proses bertambahnya vigor

8 benih, yaitu proses metabolisme terkendali yang dapat memperbaiki kerusakan subseluler dalam benih (Yukti, 2009). Cara yang dapat dilakukan sehubungan dengan perlakuan invigorasi benih sebelum tanam yaitu osmoconditioning (conditioning menggunakan larutan osmotik) dan matriconditioning (conditioning dengan menggunakan media padat lembab) (Sucahyono, 2013). Pada perlakuan priming (perlakuan pendahuluan pada benih dengan osmoconditioning atau matriconditioning), peristiwa fisiologis dan biokimia pada benih berperan saat penundaan perkecambahan oleh potensial osmotik yang rendah dan potensial matriks yang sesuai dari media yang terimbibisi (Khan, 1992). Matriconditioning adalah salah satu perlakuan hidrasi terkontrol yang dikendalikan oleh media padat lembab dengan potensial matriks rendah dan potensial osmotik yang dapat diabaikan (Koes dan Arief, 2010). Matriconditioning dilakukan dengan menggunakan media padat yang dilembabkan seperti serbuk gergaji, abu gosok, zeolit, vermikulit, dan mikro-cel E (Nurmaili dan Nurmiaty, 2010). Media matriconditioning yang baik harus memiliki sifat tidak larut dalam air dan tetap utuh selama conditioning, memiliki kapasitas pegang air yang tinggi, kerapatan ruang besar, luas permukaan besar, memiliki kemampuan melekat pada pemukaan benih dan mudah tercampur dengan tanah ketika benih ditanam (Sucahyono, 2013). Arang sekam padi juga dapat digunakan sebagai media matriconditioning ini karena sekam padi memiliki kemampuan untuk menyerap dan menyimpan air (Wikipedia, 2014).

9 Perlakuan invigorasi benih dapat meningkatkan aktivitas enzim amilase dan dehidrogenase serta memperbaiki integritas membran. Enzim tersebut membantu memperbaiki organel sel penting yang mengalami kerusakan. Aktivitas enzim amilase dan dehidrogenase menunjukkan daya hidup benih (Sucahyono, 2013). Beberapa jenis enzim yang erat kaitannya dengan perbaikan membran seperti ATPase, ACC sintetase dan isocitrate lyse meningkat selama perlakuan invigorasi. Perubahan komposisi lemak membran akibat aktivitas enzim tersebut menyebabkan meningkatnya integritas membran sehingga mengurangi kebocoran metabolik (Sutariati, 2001 dalam Ruliyansyah, 2011). Hasil penelitian Koes dan Arief (2010), perlakuan matriconditioning menggunakan abu sekam, serbuk gergaji dan jerami padi pada benih jagung yang telah disimpan selama 8 bulan memberikan daya berkecambah yang lebih tinggi dibanding dengan tanpa pemberian matriconditioning. Matriconditioning dapat diintegrasikan dengan zat pengatur tumbuh, atau pestisida, biopestisida, dan mikroba bermanfaat (Ilyas, 2006). Hasil penelitian Meranda (2014) menyebut perlakuan IAA yang diintegrasikan dengan matriconditioning pada benih cabai memberikan hasil terbaik pada konsentrasi 3 ml/l air dengan daya kecambah 73,33% meskipun tidak berbeda nyata. Menurut Sucahyono (2013) teknik invigorasi benih yang paling sesuai dan dapat digunakan untuk mengatasi masalah kemunduran benih kedelai adalah matriconditioning dengan perbandingan 9 gram benih, 6 gram arang sekam dan 7

10 ml air diinkubasi selama 12 jam dalam suhu ruang. Teknik invigorasi ini juga dapat diintegrasikan dengan zat pengatur tumbuh salah satunya yaitu auksin. C. Auksin Hormon tumbuh yaitu senyawa organik yang jumlahnya sedikit dan dapat merangsang ataupun menghambat berbagai proses fisiologis tanaman. Di dalam tubuh tanaman senyawa organik ini jumlahnya sangat sedikit, maka diperlukan penambahan hormon dari luar. Hormon sintesis yang ditambahkan dari luar tubuh tanaman disebut zat pengatur tumbuh. Zat ini fungsinya untuk merangsang pertumbuhan misalnya pertumbuhan akar, tunas, perkecambahan dan lain sebagainya (Hendaryono dan Ari, 1994). Perkecambahan benih dapat juga ditingkatkan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh (ZPT). Zat pengatur tumbuh merupakan hormon sintesis yang diberikan pada organ tanaman yang dalam konsentrasi rendah berperan aktif dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ZPT terbagi dalam lima tipe utama yaitu auksin, sitokinin, giberelin, asam absisat, dan etilen. Tiap kelompok ZPT dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan namun hanya asam absisat yang tidak mempengaruhi perkembangan tumbuhan dalam hal diferensiasi sel (Meranda, 2014). Auksin adalah hormon pertumbuhan yang pertama kali ditemukan. Salah satu jenis auksin yang telah diekstraksi dari tumbuhan adalah asam indole asetat atau IAA. Tempat sintesis auksin ialah meristem apikal misalnya ujung batang

11 (tunas), daun muda, dan kuncup bunga. Semakin jauh dari ujung tumbuhan, konsentrasi auksin menyusut (Pratiwi, 1991). Auksin adalah ZPT yang memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar. Auksin bersifat memacu perkembangan meristem akar adventif sehingga sering digunakan sebagai zat perangsang tumbuh akar pada stek tanaman. Auksin juga mempengaruhi perkembangan buah, dominasi apikal, fototropisme dan geotropisme. Kombinasi auksin dengan giberelin memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh, sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Lakitan, 2007 dalam Meranda 2014). Auksin merupakan senyawa kimia yang memiliki fungsi utama mendorong pemanjangan kuncup yang sedang berkembang. Selain memacu pemanjangan sel yang menyebabkan pemanjangan batang dan akar, peranan auksin lainnya jika dikombinasikan dengan giberelin dapat memacu perkembangan jaringan pembuluh dan mendorong pembelahan sel pada kambium pembuluh sehingga mendukung pertumbuhan diameter batang (Meranda, 2014). Auksin juga berfungsi untuk merangsang pembentukan akar pada tunas (Mulyono, 2010). Pada konsentrasi tertentu auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, peningkatan permeabilitas sel terhadap air, pengurangan tekanan pada dinding sel, meningkatkan sintesis protein, meningkatkan plastisitas dan pengembangan dinding sel (Mulyono, 2010).

12 Hormon auksin di dalam tubuh tanaman dihasilkan oleh pucuk-pucuk batang, pucuk-pucuk cabang dan ranting yang menyebar luas ke dalam seluruh tubuh tanaman. Penyebarluasan auksin ini arahnya dari atas ke bawah hingga sampai titik tumbuh akar, melalui jaringan pembuluh tapis (ploem) atau jaringan parenkhim (Hendaryono dan Ari, 1994). Penambahan auksin dengan konsentrasi tinggi mempunyai efek menghambat pertumbuhan jaringan yang disebabkan terdapat persaingan dengan auksin endogen untuk mendapatkan tempat kedudukan penerima sinyal membran sel sehingga penambahan auksin dari luar tidak memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan sel (Paramartha dkk, 2012). Penelitian yang dilakukan oleh Meranda (2014) menunjukkan perlakuan IAA yang diintegrasikan dengan matriconditioning pada benih cabai memberikan hasil terbaik pada konsentrasi 3 ml/l air dengan daya kecambah 73,33% meskipun tidak berbeda nyata. D. Hipotesis Matriconditioning arang sekam yang dikombinasikan dengan auksin dengan konsentrasi 3 ml/l air dapat memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan viabilitas, vigor, pertumbuhan dan hasil kedelai.