TINDAK TUTUR IMPERATIF KHUTBAH JUMAT DALAM TABLOID SUARA MUHAMMADIYAH

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. firmannya Katakanlah: Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang

TINDAK TUTUR IMBAUAN DAN LARANGAN PADA WACANA PERSUASI DI TEMPAT-TEMPAT KOS DAERAH KAMPUS

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

Motivasi Agar Istiqomah

BAB I PENDAHULUAN. Media massa tidak hanya memberikan informasi kepada pembaca, gagasan, baik pada redaksi maupun masyarakat umum. Penyampaian gagasan

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

Persiapan Menuju Hari Akhir

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM BAHASA SIDANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

Takwa dan Keutamaannya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

Bismillahirrahmanirrahiim.. Assallamu alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODE PENELITIAN

WACANA PERSUASI PADA BUKU ISLAMI AGAR ANAK RAJIN SHALAT KARYA SUBHAN HUSAIN ALBARI NASKAH PUBLIKASI

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM BAHASA BATAK TOBA

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

BAB 4 KESIMPULAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan serta temuan kasus yang telah

ANALISIS KALIMAT IMPERATIF PADA BAHASA PEMBINA UPACARA DI SMA NEGERI 3 KOTA TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

Hakikat Hidup Sukses: Tafsir QS. Ali Imran 185

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Dalam penulisan proposal skripsi ini peneliti mengumpulkan data-data dari

ANALISIS TUTURAN IMPERATIF PRESIDEN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO DALAM KOMPAS.COM SKRIPSI. Oleh YAYU LESTARININGSIH NIM

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

Analisis Tuturan Imperatif Bahasa Jawa di Desa Sruweng Kecamatan Sruweng Kabupaten Kebumen

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

REALISASI KESANTUNAN PRAGMATIK IMPERATIF KUNJANA RAHARDI DALAM RUBRIK SURAT PEMBACA PADA MAJALAHCAHAYAQU

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

ABSTRACT: Kata kunci: kesantunan, tuturan, imperatif. maksim penghargaan, maksim kesederhanaan,

Diajukan Oleh: HARIYANTO A

Khutbah Jum'at. Memakmurkan Masjid. Bersama Dakwah 1

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

DAYA PERLOKUSI WACANA IKLAN ROKOK DI DAERAH SURAKARTA

BENTUK IMPERATIF PADA BANNER DAN POSTER DI RUMAH SAKIT SE-KABUPATEN BANYUMAS TAHUN 2016

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS SEMPENA MENYAMBUT 1 RAMADHAN 1437 H TAHUN 2016 BENGKALIS, 5 JUNI 2016

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

??????????????????????????????????:?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

Potensi Muslimah Muslimah Berpotensi

KESANTUNAN IMPERATIF PADA NASKAH DRAMA GERR KARYA PUTU WIJAYA SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

PERWUJUDAN TINDAK KESANTUNAN PRAGMATIK TUTURAN IMPERATIF GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XI SMK NEGERI 8 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

Pendukung dan Penghalang dari Taubat

Hak-hak Persaudaraan (Ukhuwah) Sesama Muslim

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA IKLAN SEPEDA MOTOR DI BOYOLALI SKRIPSI

3 Wasiat Agung Rasulullah

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. pembahasan yang telah dilakukan oleh peneliti saat melakukan penelitian di Sekolah Dasar 5

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

Taat Kepada Pemimpin Kaum Muslimin

MENGIKUTI HAWA NAFSU

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian kesantunan bertutur dialog tokoh dalam film Sang

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

Melanggengkan Ketaatan Pasca Ramadhan

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

ANGGARAN DASAR ANGGARAN RUMAH TANGGA

Mendidik Anak dengan Teladan Shaleh

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Sucikan Diri Benahi Hati

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

BAB I PENDAHULUAN. sendi kehidupan manusia termasuk masalah ekonomi. Kegiatan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN PELATIHAN PEMBINAAN KELUARGA SAKINAH KABUPATEN BENGKALIS TAHUN 2017

5. Kisah-kisah dan Sejarah 5.8 Nabi Syu aib AS.

Sambutan Presiden RI pada Musabaqah Tilawatil Qur'an, 5 Juni 2010 Sabtu, 05 Juni 2010

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

BAB V PENUTUP. Sidoarjo dengan menggunakan teori Van A. Djik sebagai berikut : modal utama hidup dalam memanfaatkan waktu

WUJUD MAKNA PRAGMATIK TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM FILM KELUARGA CEMARA DAN IMPLEMENTASINYA SEBAGAI BAHAN AJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP

Nilai Harta Seorang Muslim

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Jadilah Pembuka Pintu Kebaikan

*** Mengingat Kematian

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Transkripsi:

TINDAK TUTUR IMPERATIF KHUTBAH JUMAT DALAM TABLOID SUARA MUHAMMADIYAH Burhanuddin/Mahasiswa S3 Linguistik UNS-Dosen FKIP Unram Prof. Dr. Sumarlam, M. S./Guru Besar Linguistik FIB UNS burhanuddinali.fkipunram@yahoo.co.id Abstrak Tulisan ini bertujuan menjelaskan kategori tindak tutur imperatif khutbah Jumat dalam tabloid Suara Muhammadiyah (SM) serta jenis imperatif dominan dari perspektif teori Rahardi (2000). Data dikumpulkan menggunakan metode simak dan dianalisis dengan metode padan ekstralingual ( Mahsun, 2005). Penggunaan tindak tutur imperatif khutbah Jumat Suara Muhammadiyah pada pembuka dan penutup lebih sering menggunakan imperatif ajakan dengan formulasi yang hampir seragam. Pada bagian inti atau isi, sebagian besar tidak ditemukan secara eksplisit melalui suatu konstruksi tertentu meskipun hal tersebut mengandung imperatif himbauan/anjuran bermodus deklaratif sehingga pembaca dianjurkan mengkonstruksi sendiri himbauan penulis. Imperatif larangan relatif minim penggunaanya dan muncul secara eksplisit untuk memperkuat imperatif. Adapun imperatif harapan digunakan pada akhir bagian isi dan relatif minim penggunaannya karena hampir tercakup pada imperatif himbauan/anjuran. Keywords: tindak tutur, imperatif, tindak tutur imperatif, khutbah Jumat, dan tabloid 1. Pendahuluan Seperti diketahui, khutbah Jumat bagi kalangan umat muslim mengandung nasihat, ajakan, imbauan, perintah, dan sebagainya yang selanjutnya secara keseluruhan istilah tersebut dalam tulisan ini disebut imperatif. Dengan kata lain, dalam suatu atau teks khutbah Jumat mengandung tindak tutur imperatif. Hal ini disebabkan khutbah Jumat bertujuan mengajak jamaah (pendengar maupun pembaca) kepada (ajaran) kebaikan seperti yang diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa taqalah (SWT). Oleh karena itu, dalam suatu atau teks khutbah setidak-tidaknya kita akan menemukan satu atau beberapa tindak tutur imbauan. Asumsi itu pulalah yang menyarankan penulis untuk memilih konstruksi tindak tutur imperatif atas objek yang menjadi sasaran kajian. Di sisi lain, khutbah Jumat baik didengar langsung pada saat ibadah shalat Jumat ataupun yang tertulis dalam buku atau berbagai media lain seperti tabloid yang notabene mengandung tindak tutur tersebut akan berbeda kategorinya satu sama lain. Hal ini disebabkan cara penyampaian, siapa penyampai, dan situasi (terutama tempat dan pendengar/pembaca). Khutbah-khutbah yang didengarkan langsung saat ibadah Jumat apalagi tanpa teks terstruktur (secara lisan) akan berbeda sama sekali dengan khutbah ditulis khusus dalam bentuk buku atau tabloid (meskipun dimungkinkan untuk dibaca juga) dalam hal bertindak tutur imperatif tiap penghutbah (baik karena kompetensi maupun karakter) akan berbeda cara bertindak tutur imperatif begitu juga dengan khutbah yang disampaikan di masjid kampung (dengan audien umumnya nonintelektual) dengan di masjid kampus (intelektual). Salah satu khutbah yang relatif khas ditinjau dari cara penyampaian dan situasi adalah khutbah Jumat yang dipublikasi oleh tabloid Suara Muhammadiyah yang diterbitkan di bawah organisasi Muhammadiyah Pusat. Kekhasan khutbah Jumat Suara 464

Muhammadiyah yang merupakan media dakwah resmi Muhammadiyah tentu berbeda dibandingkan dengan yang lain terutama dalam dua hal, yaitu (1) situasi, yang menyangkut organisasi (secara teknis y ang cenderung ringkas, padat, dan jelas serta secara substantif) dan mitra tutur (umumnya intelektual meski dimungkinkan untuk dilanggan atau dibaca oleh mitratutur luar organisasi); dan (2) cara penyampaian (tulisan bukan lisan yang tentu melalui suntingan redaksi yang cukup ketat). Dua aspek ini mempengaruhi pola tindak tutur imperatif yang akan digunakan sehingga menarik untuk dikaji. Bagaimana jenis dan kecenderungan jenis tindak tutur imperatif yang digunakan dalam khutbah Jumat yang diterbitkan oleh tabloid Suara Muhammadiyah, menjadi pokok masalah yang dikaji dalam makalah ini. 2. Landasan Teori dan Metode Meskipun cukup banyak teori pragmatik yang bertalian dengan tindak tutur imperatif seperti Quuirk dan Greenbaun (1973), Lapoliwa (1990), Moeliono (1992), dan Nadar (2009), teori yang digunakan dalam kajian ini adalah teori imperatif Lapoliwa (1990) dan Rahardi (2000). Meskipun, para ahli membedakan jenis tindak tutur tidak langsung (bermodus, mengingat kajian ini bersifat pragmatik sehingga bukan tindak tutur langsung) dari sudut pandang komunikasinya menjadi bermacam-macam, penulis menerima pandangan yang mengkategorikan menjadi tiga jenis tindak tutur, yaitu pernyataan, tanya, dan perintah (imperatif) seperti Rahardi (2000) dan Nadar (2009). Secara umum dapat dikatakan bahwa kalimat imperatif adalah kalimat yang digunaka untuk meminta seseorang untuk melakukan sesuatu dan atau menyatakan perintah, suruhan, ajakan, keinginan, harapan, atau larangan untuk melakukan sesuatu (Quirk dan Greenbaun, 1973 dan Lapoliwa, 1992). Menurut Lapoliwa (1990) dan Rahardi (2000), wujud pragmatik imperatif dalam bahasa Indonesia terdiri atas tujuh belas macam, Yaitu (1) perintah, misalnya pukul dia; (2) suruhan, misalnya Coba ringkas karangan ini; (3) permintaan, misalnya Tolong matikan lampunya; (4) permohonan, misalnya Maafkanlah kesalahan saya, ya; (5) desakan, misalnya Ayo, belajar sekarang juga; (6) bujukan, misalnya Malam ini tidur di sini, ya; (7) himbauan, misalnya Jagalah kesehatan; (8) persilaan, misalnya Silahkan minum; (9) ajakan, misalnya Mari kita berangkat sekarang; (10) permintaan ijin, misalnya Boleh saya tutupkan jendelanya?; (11) mengijinkan, misalnya Silakan mengambil foto kalau ingin; (12) larangan, misalnya Jangan petik bunga itu; (13) harapan, misalnya Harap lengkap mengisi formulirnya pak; (14) umpatan, misalnya Mampus kamu; (15) pemberian ucapan selamat, misalnya, Selamat bahagia; (16) anjuran, misalnya Sehabis kuliah, sebaiknya langsung membuat catatan tentang isi kuliah tersebut; dan (17) ngelulu, misalnya Tidak usah tidur pak. Kerja terus sampai pagi. Apabila dicermati ketujuh belas macam jenis tindak tutur pragmatik imperatif tersebut, imperatif jenis yang dimungkinkan untuk digunakan dalam teks khutbah adalah (1) himbauan (biasa menggunakan partikel -lah, penanda kesantunan harap dan mohon) digabung dengan imperative anjuran (ditandai oleh penggunaan tanda hendaknya dan sebaiknya); (2) ajakan (ditandai oleh pemakaian penanda kesantunan ayo dan mari); (3) larangan (ditandai oleh pemakaian kata jangan); dan (4) harapan (ditandai oleh penanda kesantunan harap dan semoga). Oleh karena keempat jenis imperatif inilah yang akan menjadi fokus identifikasi (jenis imperatif) ketika peneliti berhadapan dengan data penelitian. 465

Secara metodologis, data dikumpulkan dengan metode simak (Sudaryanto, 2015) tabloid Suara Muhammadiyah. Oleh karena tipe data cenderung bersifat seragam, sampel diambil secara acak, yaitu dari bulan Januari sampai September 2015. Suara Muhammadiyah terbit dua kali sebulan dan setiap terbitan memuat dua khutbah (berarti, dalam sebulan terbitan ada empat teks khutbah Jumat sesuai dengan jumlah Jumat dalam sebulan). Data dianalisis dengan metode padan ekstralingual dengan teknik hubung-banding (Mahsun, 2005), yaitu menghubung-bandingkan tindak tutur imperatif dengan konsep jenis imperatif Lapoliwa (1990) dan Rahardi (2000 ) di atas untuk dilakukan reduksi, organisasi, dan interpretasi sesuai hukum dalam penelitian kualitatif. Selain itu, untuk mengetahui jenis imperatif yang dominan dilakukan kuantifikasi sederhana. Data yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan konstruksi imperatif yang dinyatakan oleh penulis khutbah bukan 3. Jenis Imperatif dalam Tindak Tutur Khutbah Jumat Suara Muhammadiyah Hasil analisis data, ditemukan jenis tindak tutur imperatif dalam khutbah Jumat Suara Muhammadiyah (SM), sebagai berikut. a. Tindak Tutur Imperatif Ajakan Tindak tutur ini sering digunakan pada pembuka dan penutup khutbah meskipun ditemukan sebagian kecil pada inti khutbah. Namun, tidak semua bagian pembuka khutbah memiliki imperatif ajakan. Apabila dibandingkan tindak tutur lain, jenis tindak tutur imperatif ini lebih dominan digunakan. 1. Mari kita (bersama-sama) meningkatkan ketakwaan kita kepada. (SM: 1-15 Januari 2015; SM: 1-15 Februari 2015; SM: 1-15 Maret 2015; dan SM:16-30 September 2015); 2. Marilah kita (selalu memanjatkan puji) syukur kita kepada Allah Swt. (SM:16-31 Januari 2015; SM: 1-15 Februari 2015; dan SM: 1-15 Maret 2015); 3. Akhirnya, mari kita bersama berdoa kepada Allah Swt. (SM: 1-15 Januari 2015; SM: 1-15 Februari 2015; dan SM: 1-15 Maret 2015); 4. marilah kita tutup khutbah ini dan memanjatkan doa kepada Allah Swt. (SM: 1-15 Januari 2015; SM:16-31 Januari 2015; SM: 1-15 Februari 2015; dan SM: 1-15 Maret 2015); 5. Sebagai penutup, marilah kita tundukkan wajah kita dengan khusuk dan tulus untuk bermunajat ke hadirat Allah Swt,. (SM: 1-15 September 2015 dan SM: 16-30 September 2015); dan 6., marilah kita lanjutkan pula amalan-amalan utama kita. (SM; 16-30 September 2015). Selain itu, tipe imperatif ini ditemukan juga pada bagian isi khutbah, seperti disajikan di bawah ini. 7. Marilah kita perhatikan firman Allah berikut ini. (SM: 1-15 Januari 2015); 8. Marilah kita dakwakan amar maqruf nahi mungkar,. (SM: 1-15 Maret 2015); 9. Marilah kita bertaqwa kepada Allah dan menjaga diri dari fitnah. (SM: 1-15 Maret 2015); 10. Marilah kita sejenak kita merenungi. (SM: 1-15 September 2015); 11. Marilah kita bangkitkan kembali optimis, percaya diri, dan. (SM: 1-15 September 2015); 12. Mari kita ajak secara proaktif dan sungguh-sungguh,. (SM: 1-15 September 2015); 466

13. Marilah kita senantiasa mengulang-ulang puja dan puji syukur. (SM: 1-15 September 2015); dan 14. Mari mencari keridhaan Allah dengan. (SM: 1-15 Januari 2015); b. Tindak Tutur Imperatif Himbauan/Anjuran Pada bagian isi/inti khutbah Suara Muhammadiyah, imperatif himbauan lebih dominan penggunaannya. Tindak tutur imperatif ini umumnya bermodus deklaratif dengan uraian yang panjang tetapi mengandung imperatif perintah. Dengan demikian, wujudnya sulit ditemukan dalam suatu kalimat tertentu tetapi melalui satu atau beberapa paragraf. Berikut beberapa hasil reduksi imperatif himbauan. 1. Memberi hutang (bila mampu) adalah amal shalih (SM:16-31 Januari 2015); 2. Beratnya berhutang bila tidak dibayar: tidak membayar hutang menghalangi seseorang masuk surga. (SM:16-31 Januari 2015); 3. Berhati-hati dalam berhutang: boleh kita berhutang dengan catatan ada itikad dan kesanggupan untuk mengembalikan. (SM:16-31 Januari 2015); 4. Ketahuilah bahwa istiqamah merupakan jalan pintas yang dapat menyelamatkan kita dunia-akhirat (SM: 16-30 September 2015); 5. Bagi orang yang beristiqomah mendapat keuntungan yang besar (SM: 16-30 September 2015); 6. Tiada kata atau kalimat yang pantas keluar dari lisan ini selain kalimat rasa syukur kepada-nya; 7. Manusia yang tidak luput dari kesalahan baik sengaja maupun tidak disengaja, sepantasnyalah memiliki kesadaran untuk bertaubat kepada Allah Swt; 8. Maka sepantasnyalah kita sebagai manusia untuk saling tolong-menolong, saling nasihat-menasihati. (SM: 1-15 Februari 2015); 9. kita harus senantiasa mewaspadainya agar tidak terlena. (SM: 1-15 Februari 2015); 10. Karena itu, sangatlah penting untuk memperhatikan pandangan al-quran tentang lima status anak bagi orang tuanya sebagai berikut (SM: 16-30 September 2015); 11. (a) harus senantiasa kita syukuri, salah satunya ; (b) kita tidak boleh mudah percaya sebuah kabar.; ( c) kita harus mengetahui kebenarannya atau kesahihan kabar supaya.; (d) kita perlu lebih bijak dalam.; dan (e). kita harus menyaring lagi semua informasi (SM: 1-15 Maret 2015) 12. (a) umat diharapkan hati-hati menyebar berita; (b) umat diharapkan untuk tidak menyampaikan kabar bohong; dan (c) periksalah berita dengan teliti atau klarifikasi, atau konfirmasi (SM: 1-15 Maret 2015); 13. Maka pantaslah jika kita diperintahkan oleh Allah swt untuk masuk ke Islam secara utuh dan menyeluruh. (SM: 1-15 September 2015); 14. Kalau memang demikian, kita wajib bersyukur kepada Allah meski. (SM: 1-15 Maret 2015); 15. (a) Sebagai pribadi, kita berkepentingan dan berkewajiban untuk berhati-hati dengan diri kita,.; (b) Kita jaga tertib dan disiplin shalat dan tadarus keluarga kita; (c) Kita bangun keluarga dengan harta yang halal dan thayib.; ( d) kita hindari sejauh mungkin harta haram yang panas hasil korupsi ; dan (e ) kita kembali kepada agama, karena agama adalah nasihat (SM: 1-15 September 2015). 16. (a) Lewat khutbah ini kita ingatkan selain terhadap diri kita sendiri juga terhadap mereka yang bermegah-megah dalam.; (b ) Saatnya kita kembali kepada jalan kebenaran (islam yang mendidik dan ; dan (c) Dengan ibadah qurban kita dididik 467

untuk peka dan solider terhadap saudara kita yang fakir (SM: 1-15 September 2015); dan 17.... sebagai manusia yang dhaif, agar supaya kita tidak lalai dari menjalankan perintah-nya dan menjauhi larangan-nya (SM: 1-15 Februari 2015). c. Tindak Tutur Imperatif Larangan Penggunaan tindak tutur imperatif larangan lebih bersifat eksplisit (contoh butir 1-5) dan hanya sedikit yang implisit (butir 6 & 7), dan berkaitan dengan hal-hal yang diwajibkan bagi umat muslim. 1. Jangan berhutang untuk kebutuhan tersier. (SM:16-31 Januari 2015); 2. Jangan sampai kita termasuk orang-orang yang. (SM: 1-15 Maret 2015); 3. Jangan serahkan kepercayaan memimpin bangsa ini ke depan kepada mereka yang hanya pintar, kaya, pandai beretorika (SM: 1-15 September 2015); 4. Melihat keutamaan shalat seperti itu, maka sungguh tidak pantas kita abai pada shalat kita (SM:16-31 Januari 2015); 5.. harus kita hindarkan bangsa ini jatuh di tangan koruptor, yang. (SM: 1-15 September 2015) 6. (a) Jangan tidak menepati janji; (b) Jangan melakukan kerusakan dan kekacuan; dan (c) jangan berlaku sombong (SM: 1-15 Januari 2015); dan 7. Jangan takut dengan kematian: karena itu tidak ada gunanya untuk takut dengan kematian, tidak ada manfaatnya melarikan diri/bersembunyi dari kematian (SM: 1-15 Februari 2015). d. Tindak Tutur Imperatif Harapan Tindak tutur imperatif ini umumnya ditemukan pada bagian akhir inti khutbah seperti disajikan di bawah ini. 1. Semoga Allah mengabulkan doa-doa kita (SM: 1-15 Januari 2015); 2. Semoga bermanfaat bagi kita untuk mengarungi hidup dan kehidupan ini baik berumah tangga, bermasyarakat dan berbangsa. (SM: 1-15 Januari 2015); 3. Dengan judul ini, semoga mudah diserap dan ditangkap,. (SM: 16-30 September 2015); dan 4. Semoga bermanfaat bagi kita untuk mengarungi hidup dan. (SM: 1-15 Januari 2015) Apabila dicermati dari kategori tindak tutur yang digunakan, ada beberapa hal yang patut dikemukakan. Pertama, secara frekuentatif tindak tutur imperatif ajakan lebih dominan dibandingkan tipe imperatif yang lain. Hanya saja tipe imperatif jenis ini cenderung digunakan pada pembuka dan penutup khutbah. Hal ini mungkin disebabkan (1) penggunaan tipe imperatif lain (misalnya himbauan) yang tidak eksplisit (elaboratif); (2) mitra tutur yang umumnya kalangan berpendidikan, sehingga imperatif lebih bersifat implisit terutama pada bagian inti/isi khutbah. Keseragaman formulasi tindak tutur dimungkinkan karena dua hal: (1) teks -teks khutbah tersebut melalui penyuntingan dewan redaksi yang ketat; atau (2) kader -kader Muhammadiyah telah memiliki pemahaman yang sama teks suatu teks khutbah. Kedua, dominasi penggunaan imperatif himbauan pada bagian inti/isi secara implisit mengisyaratkan bahwa mitratutur diharapkan dapat mengkonstruksi sendiri pesan atau ajakan yang disampaikan oleh penutur/penulis. Ketiga, penggunaan imperatif larangan relatif minim dan eksplisit untuk memperkuat ajakan/pesan terutama pada hal-hal yang diwajibkan bagi umat muslim. Keempat, imperatif harapan digunakan pada akhir bagian inti/isi sebelum penutup dan relatif minim karena hampir tercakup pada imperatif himbauan/anjuran. 468

4. Penutup Tipe dan dominasi penggunaan tindak tutur imperatif tentu akan berbeda satu sama lain, sangat tergantung jenis teks atau wacana yang dikaji juga tipe partisipan yang terlibat. Oleh karena itu, kajian yang mengambil objek yang lazim terjadi dalam kehidupan bermasyarakat akan memperkaya pemahaman kita tentang penggunaan tindak tutur imperatif. Hal ini penting diketahui, agar kita sebagai partisipan kehidupan dapat menempatkan tindak tutur kita secara baik dan benar berdasarkan kecenderungankecenderungan kajian tersebut. 4. Daftar Pustaka Lapoliwa, Hans. 1990. Klausa Pemerlengkapan dalam Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Kanisius. Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Aneka Teknik dan Strateginya. Jakarta: Rajagrafindo. Moeliono, Anton M (ed.). 1992. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Perum Balai Pustaka. Nadar, F.X. 2009. Pragmatik dan Penelitian Pragmatik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Pranowo. 2009. Berbahasa secara Santun. Jakarta: Erlangga. Rahardi, Kunjana. 2000. Imperatif dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Quirk dan Greenbaun. 1973. A University Grammar of English. London: Longman Group Limited Sudaryanto. 2015. Aneka Metode dan Teknik Penelitian Bahasa. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. 469