BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat mencapai tujuan

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

II. KAJIAN PUSTAKA. Efektivitas dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata dasar efektif yang diartikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Generatif (Generative Learning) Pembelajaran Generatif merupakan terjemahan dari Generative Learning.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri. waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. rendah, gambaran ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang terjadi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

I. PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di

TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajarn koopratif adalah strategi pembelajaran yang melibatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II. Untuk membantu mengatasi berbagai persoalan tentang metode kependidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. untuk membentuk kurikulum, merancang bahan-bahan pembelajaran, dan

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Seting Penelitian dan Karakteristik Subyek yang Dikenai Tindakan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam membina manusia yang memiliki penetahuan dan keterampilan,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN TEORITIS. Kemampuan berpikir tingkat tingi dapat dikembangkan dalam proses

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemahaman terhadap informasi yang diterimanya dan pengalaman yang

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

Bab II Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan kelak. Ini berakibat poses pembelajaran matematika harus

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

II. TINJAUAN PUSTAKA. solusi. Sebagai contoh, suatu masalah dapat direpresentasikan dengan obyek,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan discovery adalah suatu prosedur mengajar yang dapat. mengalami sendiri bagaimana cara menemukan atau menyelidiki

TINJAUAN PUSTAKA. Model PBL merupakan suatu model yang dirancang untuk merangsang. perkembangan kemampuan berpikir kreatif dan inovatif siswa dengan

BAB II LANDASAN TEORITIS. tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingka laku, baik yang menyangkut pengetahuan,

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Tinjauan Tentang Problem Based Instruction (PBI)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek, baik

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Aktivitas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan aktivitas berasal dari kata kerja akademik aktif yang berarti giat, rajin, selalu berusaha bekerja atau belajar dengan sung guh-sungguh supaya mendapat prestasi yang gemilang. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya kegaiatan atau keaktivan. Kegiatan disini yang dimaksud adalah kegiatan fisik dan kegiatan non fisik. Aktivitas mempunyai hubungan erat dengan kepribadian seseorang. Pengembangan kemampuan kreatif akan mempengaruhi pada sikap mental atau kepribadian seseorang. Ciri-ciri aktivitas menurut Conny Semiawan, dkk (dalam Rintayati dan Putro, 2012:35) yakni: Dorongan ingin tahu besar. Sering mengajukan perta nyaan yang baik. Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah. Bebas dalam menyatakan pendapat. Menonjol dalam salah satu bidang seni. Mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya, tidak mudah terpengaruh orang lain. Daya imajinasi kuat. Orisinalitas tinggi. Dapat bekerja sendiri dan senang mencoba hal-hal yang baru. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas adalah segala macam kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari, baik secara jasmani dan rohani. Dalam penelitian ini menghkususkan aktivitas yang dilakukan siswa dalam kegiatan pembelajaran. 6

2.1.2 Hakekat Belajar Belajar bukan lagi kata yang asing dalam kehidupan sehari-hari. Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk memperoleh pengetahuan, bagi semua orang belajar merupakan hal yang diwajibkan baik di sekolah maupun di luar sekolah, ini dilakukan agar dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan. Menurut Cronbach (dalam Djamarah, 2008:12) mengemukakan bahwa belajar merupakan learning is shown by change In Behavior as a Result of Experience artinya belajar sebagai suatu aktivitas yang ditunjukkan oleh perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman, artinya disini belajar bukan hanya dari membaca atau menulis, belajar dapat juga dari pengalaman-pengalaman yang terjadi dalam lingkungan. Sementara itu Slameto (dalam Djamarah, 2008:13) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pandangan Skinner (dalam Sagala, 2009:15) belajar merupakan suatu proses adaptasi atau penyeleseaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Sementara itu Gagne (dalam Sagala, 2009:17) mengemukakan bahwa belajar adalah perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh pertumbuhan saja. Menurut Slameto (2010:50) dalam belajar ada beberapa factor yang mempengaruhi, yakni sebagai berikut: 7

1. Factor interen adalah factor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor interen dibagi menjadi tiga yakni, faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. 2. Factor eksteren adalah factor factor yang ada di luar individu dan factor interen juga dibagi menjadi tiga yakni faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Berdasarkan pendapat para ahli tentang pengertian belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat disimpulkan bahwa pada hekekatnya belajar merupakan suatu perubahan, maksudnya seseorang atau siswa mengalami perubahan dari yang tidak ketahui menjadi diketahui sehingga dapat menambah dan lebih memperluas pengetahuan seseorang atau siswa itu sendiri atau proses perubahan berpikir dan tingkah laku menjadi lebih baik. Perlu diketahui proses belajar terjadi ketika seseorang atau siswa memperoleh sesuatu yang ada dalam lingkungan sekitar. Maksudnya belajar tidak hanya di dapat dari sekolah belajar dapat juga dari pengalaman. 2.1.3 Pengertian Aktivitas belajar Rusman2011(http://ekokhoerul.wordpress.com) mengemukakan bahwa pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sehingga siswa mampu mengaktualisasikan kemampuannya baik di laur maupun di dalam kelas. Selain itu Hamalik 2011 (http://ekokhoerul.wordpress.com) juga berpendapat bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan kepada siswa untuk dapat belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. 8

Berdasarkan pendapat Rusman dan Hamalik di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran. Aktivitas belajar disini yakni aktivitas belajar siswa. Jadi aktivitas belajar siswa adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam pembelajaran, aktivitas belajar siswa tidak hanya bisa dilakukan di dalam kelas tapi juga di luar kelas. 2.1.4 Jenis-Jenis aktivitas Beberapa para ahli mengadakan klasifikasi atas jenis-jenis aktivitas. Salah satu diantaranya, menurut Paul D. Dierich (dalam Hamalik, 2010:172) kegiatan belajar dibagi dalam 8 kelompok yakni: 1. Kegiatan-kegiatan visual, termasuk di dalamnya membaca, melihat gambar, mengamati eksprimen dan demonstrasi. 2. Kegiatan-kegiatan lisan, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertnayaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara dan diskusi. 3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, termasuk di dalamnya mendengarkan percakapan, diskusi kelompok, mendengarkan penyajian bahan dan mendengarkan radio. 4. Kegiatan-kegiatan menulis, termasukdi dalamnya menulis cerita dan laporan membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket. 5. Kegiatan-kegiatan menggambar, termasuk di dalamnya membuat grafik, chart, diagram, peta dan pola. 6. Kegiatan-kegiatan metric, termasuk di dalamnya melakukan percobaan atau eksperimen. 7. Kegiatan-kegiatan mental, termasuk merenung, mengingat, menganalisis dan memecahkan masalah serta membuat keputusan. 8. Kegiatan-kegiatan emosional, termasuk minat dan keberanian. Berdasarkan pendapat Paul D. Dierich di atas dapat disimpulkan bahwa aktivitas ini sangat banyak jenisnya, baik itu aktivitas yang dilakukan secara fisik atau yang bisa dilihat dan aktivitas mental atau yang hanya bisa dirasakan seseorang tapi tidak terlihat lansung. 9

2.1.5 Model Problem Based Instructions Model Problem Based Instructions biasa disebut juga model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu strategi dengan instruksi yang menarik dari seorang guru sebagai fasilitator dalam kegiatan pembelajaran.menurut Sanjaya (2009:22) guru sebagai fasilitator adalah guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Model Problem Based Instructions dikembangkan untuk membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah dan keterampilan intelektual, belajar berbagai peran, melalui pengalaman belajar dalam kehidupan nyata. Ada beberapa pendapat para ahli tentang pengertian model Problem Based Instructions. Abbas dkk. 2007 (http://iendah09.wordpress.com) mengemukakan bahwa model Problem Based Instructions merupakan salah satu dari berbagai model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam mengaktifkan siswa dalam kegiatan pembelajaran.arends 2007(http://iendah09.wordpress.com)juga berpendapat bahwa model Problem Based Instructions merupakan pendekatan belajar yang menggunakan permasalahan autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan siswa, mengembangkan inkuiri dan keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri. Model pembelajaran berdasarkan masalah menurut Yamin (2007:164) adalah model yang dapat merangsang kemampuan berpikir dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar mengembangkan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang dikemukakan oleh siswa. Dalam pembelajaran siswa 10

didorong bertindak aktif mencari jawaban atas masalah, keadaan atau situasi yang dihadapi dan menarik simpulan melalui proses berpikir ilmiah yang kritis, logis dan sistematis sehingga siswa tidak lagi bertindak pasif dan tidak hanya menerima pelajaran yang diberikan oleh guru saja. Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa model Problem Based Instructions ini sangat efektif digunakan dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya guru yang aktif dalam kegiatan pembelajaran tapi siswa akan lebih terlibat secara aktif, karena dalam model Problem Based Instructions lebih menekankan pada siswa untuk lebih berperan dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru dalam model Problem Based Instructions hanya sebagai pembimbing dan fasilitator. 2.1.6 Karakteristik Model Problem Based Instructions Arends 2007 (http://iendah09.wordpress.com) mengemukakan pendapat bahwa pengembangan model Problem Based Instructions memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Pengajuan pertanyaan atau masalah pada model Problem Based Instructions menggunakan masalah yang berpangkal kehidupan siswa dilingkungannya. 2. Aktivitas pembelajaran diarahkan untuk menyelesaikan masalah. 3. Pemecahan masalah dilakukan dengan menggunakan pendekatan berpikir secara ilmiah, sistematis dan empiris. 4. Penyelidikannya autentik. 5. Menghasilkan atau memamerkan hasil suatu karya. 6. Adanya kolaborasi. Berdasarkan pendapat Arends di atas dapat disimpukan bahwa karakteristik dari model Problem Based Instructions ini dalam pembelajaran siswa dituntut lebih berperan aktif secara menyuluruh dalam kegiatan pembelajaran. Dalam 11

kegiatan pembelajaran siswa diberikan suatu permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan siswa dilingkungannya, agar siswa lebih mudah menemukan cara penyelesaian masalah tersebut dengan berpikir secara ilmiah. 2.1.7 Langkah-langkah Model Problem Based Instructions Setiap model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran mempunyai langkah-langkah tersendiri. Dalam model Problem Based Instructions juga mempunyai langkah-langkah tertentu. Hal ini dimaksudkan agar dalam kegiatan pembelajaran dapat terstruktur dengan baik. Langkah-langkah dalam model Problem based Instructions (Dalam Model- Model Pembelajaran, Diklat/Bimtek Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 2009 Departemen Pendidikan Nasional)yakni: 1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai dan menyebutkan sarana atau alat pendukung yang dibutuhkan serta memotivasi siswa untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran 2. Guru membantu siswamendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut (menetapkan kelompok, topik, tugas, jadwal, dan lain-lain) 3. Guru mendorong siswa mengumpulkan informasi yang sesuai, eksperimen untuk mendapatkan penjelasan, pengumpulan data, hipotesis, dan pemecahan masalah. 4. Guru membantu siswa dalam merencanakan/menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka berbagi tugas dengan temannya 5. Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi. 12

6. Kesimpulan 7. penutup 2.1.8 Kelebihan dan Kelemahan model Problem Based Instructions Setiap model pembelajaran memiliki kelebihan tertentu. Kelebihan dari model Problem Based Instructions diantaranya sebagai berikut: Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benarbenar diserapnya dengan baik Dilatih untuk dapat bekerjasama dengan siswa lain Dapat memperoleh dari berbagai sumber Siswa berperan aktif dalam Kegiatan Belajar Mengajar Siswa lebih memahami konsep yang diajarkan sebab mereka sendiri yang menemukan konsep tersebut Melibatkan siswa secara aktif memecahkan masalah dan menuntut keterampilan berfikir peserta didik yang lebih tinggi Pembelajaran lebih bermakna Siswa dapat merasakan manfaat pembelajaran sebab masalah yang diselesaikan merupakan masalah sehari-hari Menjadikan siswa lebih mandiri Menanamkan sikap sosial yang positif, memberi aspirasi dan menerima pendapat orang lain Dapat mengembangkan cara berfikir logis serta berlatih mengemukakan pendapat. 13

Suatu model pembelajaran selain memiliki kelebihan tertentu, juga memiliki kelemahan-kelemahan tertentu. Kekurangan dari model Problem Based Instructions diantaranya sebagai berikut: Membutuhkan fasilitas yang memadai seperti, tempat duduk peserta didik yang terkondisi untuk belajar kelompok, perangkat pembelajaran, dan lainlain Kurang efektif jika jumlah siswa terlalu banyak, idealnya maksimal 30 perkelas. 2.2 Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teoritis yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis tidakan adalah: Jika model Problem Based Instructions diterapkan maka aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran PKn di kelas X SMA Negeri 1 Tapa, akan meningkat. 2.3 Indikator Keberhasilan Tindakan Penelitian ini berhasil jika: 1. Jika hasil pengamatan tehadap aktivitas guru mencapai 79 dan aktivitas siswa juga sama yakni mencapai 79 atau lebih dari seluruh aspek kegiatann yang diamati mencapai target maka kegiatan pembelajaran dinyatakan berhasil. 2. Jika kriteria ketuntasan minimal mencapai 75%. 14