JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016 p-issn: e-issn:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

ANALISIS FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PENDERITA RAWAT JALAN RUMAH SAKIT DOKTER PIRNGADI MEDAN

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA LANSIA BEROBAT JALAN DI RSUD LANGSA TAHUN 2014 TESIS. Oleh ARIS WINANDAR /IKM

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Arteri Perifer (PAP) adalah suatu kondisi medis yang disebabkan

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR RISIKO PENDERITA PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner, stroke), kanker, penyakit pernafasan kronis (asma dan. penyakit paru obstruksi kronis), dan diabetes.

BAB I PENDAHULUAN. tidak menular yang lebih dikenal dengan sebutan transisi epidemiologi. 1

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan problem kesehatan utama yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan. Artinya bahwa laki-laki mempunyai risiko PJK 2-3x lebih besar

BAB 1 PENDAHULUAN. SL, Cotran RS, Kumar V, 2007 dalam Pratiwi, 2012). Infark miokard

BAB I PENDAHULUAN. menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun (Riskesdas, 2013). Menurut

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia. Fenomena yang terjadi sejak abad ke-20, penyakit jantung dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI-DESEMBER 2009

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

FAKTOR - FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK) PADA USIA DEWASA DI RS HAJI JAKARTA

HUBUNGAN OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI RSUD Dr. MOEWARDI

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan kelainan pada satu atau lebih pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS MAKRAYU KECAMATAN BARAT II PALEMBANG

HUBUNGAN RIWAYAT HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER (Studi Pada Pasien Klinik Penyakit Dalam RSUD dr. Soekardjo) Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan pola hidup masyarakat selalu mengalami perkembangan, baik

BAB I PENDAHULUAN. dampak dari pembangunan di negara-negara sedang berkembang. sebagaimana juga hal ini terjadi di Indonesia, terutama di daerah Jawa

pernah didiagnosis menderita PJK (angina pektoris dan/atau infark miokard)

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat penyakit kardiovaskuler pada tahun 1998 di Amerika Serikat. (data dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian berasal dari PTM dengan perbandingan satu dari dua orang. dewasa mempunyai satu jenis PTM, sedangkan di Indonesia PTM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Faktor-Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner pada Penderita Penyakit Jantung Koroner Usia 45 Tahun di RSUP H. Adam Malik, Medan Tahun

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab. mortalitas dan morbiditas utama di seluruh dunia.

Hubungan Asupan Lemak dan Asupan Kolesterol dengan Kadar Kolesterol Total pada Penderita Jantung Koroner Rawat Jalan di RSUD Tugurejo Semarang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat serius saat ini adalah hipertensi yang disebut sebagai the silent killer.

Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Palembang

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyempitan pembuluh darah, penyumbatan atau kelainan pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Karena lemak tidak larut dalam air, maka cara pengangkutannya didalam

BAB 1 PENDAHULUAN. angka morbiditas penderitanya. Deteksi dini masih merupakan masalah yang susah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya penyempitan, penyumbatan, atau kelainan pembuluh nadi


BAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Status kesehatan masyarakat ditunjukkan oleh angka kesakitan, angka

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan

I. PENDAHULUAN. berkembang. Berdasarkan data WHO (2010), setiap tahunya terdapat 10 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

BAB I PENDAHULUAN. dua di dunia. Penyakit ini telah menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin

FAKTOR RESIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER DAN SENAM JANTUNG SEHAT

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat agraris menjadi masyarakat industri. Indonesia saat ini juga

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

HUBUNGAN HIPERTENSI DENGAN KEJADIAN STROKE PADA PASIEN RAWAT JALAN POLIKLINIK PENYAKIT SYARAF RSUD

BAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan gangguan neurologis fokal maupun global yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. proses transportasi bahan-bahan energi tubuh, suplai oksigen dan kebutuhan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesejahteraan penduduk saat ini diketahui menyebabkan peningkatan usia harapan

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang mendadak dapat mengakibatkan kematian, kecacatan fisik dan mental

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditularkan dari orang ke orang. Mereka memiliki durasi panjang dan umumnya

HUBUNGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PINGGUL DENGAN PROFIL LIPID PADA PASIEN PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)

PREVALENSI FAKTOR RESIKO MAYOR PADA PASIEN SINDROMA KORONER AKUT PERIODE JANUARI HINGGA DESEMBER 2013 YANG RAWAT INAP DI RSUP.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

Transkripsi:

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT WALED Ignatius Hapsoro Wirandoko (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penebalan dinding dalam pembuluh darah yang akan mempersempit lumen arteri koroner dan akhirnya mengganggu aliran darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi otot jantung. Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko dengan kejadian penyakit jantung koroner pada pasien usia 45-65 tahun di Klinik Jantung RSUD Waled. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi seluruh pasien yang berobat ke Klinik Jantung RS Waled selama November 2014 diduga PJK. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat diperoleh faktor yang berhubungan dengan kejadian PJK adalah hipertensi (p=0,073), hiperkolesterol (p=0,060), merokok (p=0,042), dan DM tipe 2 (p=0,049). Hasil analisis multivariat terdapat tiga variabel yang berhubungan secara bersamaan terhadap terjadinya PJK yaitu hiperkolesterol (p=0,012), 95% CI (0,012-0,583), merokok (p=0,013), 95% CI (0,018-0,630), dan DM tipe 2 (p=0,042), 95% CI (0,033-0,938). Faktor yang dapat menyebabkan PJK. Dalam penelitian ini, disarankan bahwa semua faktor pencetus PJK harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus. Kata kunci : PJK, faktor risiko, dan DM tipe 2. Abstract Coronary heart disease (CHD) is the thickening of the blood vessel wall which will narrow the coronary artery lumen and ultimately interfere with blood flow to the heart muscle, causing damage and impaired function of the heart muscle. To determine the relationship of risk factors with coronary heart disease events in patients aged 45-65 years at the Heart Hospital Clinic Waled. The research design was cross-sectional. The entire population of patients who went to the Clinic Heart Hospital during November 2014 Waled suspected CHD. Samples were taken by purposive sampling method. Obtained bivariate analysis of factors associated with CHD events were hypertension (p = 0.073), hypercholesterolemia (p = 0.060), smoking (p = 0.042), and type 2 diabetes mellitus (p = 0.049). The results of multivariate analysis, there are three variables simultaneously related to the occurrence of CHD is hypercholesterolemia (p = 0.012), 95% CI (from 0.012 to 0.583), smoking (p = 0.013), 95% CI (.018 to.630), and type 2 diabetes mellitus (p = 0.042), 95% CI (0.033 to 0.938). Factors that may cause CHD. In this study, it is suggested that all CHD precipitating factors should be considered to obtain better results. Keywords: coronary heart disease, risk factors, and type 2 diabetes. 76

Pendahuluan Salah satu penyakit Penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan masyarakat saat ini adalah penyakit jantung dan pembuluh darah. Berdasarkan laporan WHO tahun 2005, dari 58 juta kematian di dunia, 17,5 juta (30%) diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung dan pembuluh darah, terutama oleh serangan jantung (7,6 juta) dan strok (5,7 juta). Pada tahun 2015, kematian akibat penyakit jantung (kardiovaskular) dan pembuluh darah diperkirakan akan meningkat menjadi 20 juta (Depkes RI, 2009). Dari bebarapa kumpulan penyakit kardiovaskular, penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan. WHO memperkirakan 15 juta orang di dunia meninggal akibat jantung pertahunnya, yaitu sama dengan 30% total kematian di dunia. Selanjutnya, 7 juta lebih kematian tersebut di antaranya akibat penyakit jantung koroner, 500 ribu akibat stroke, dan 691 juta mengalami hipertensi (Muchtar, 2010). Di negara lain, penyakit jantung koroner juga merupakan salah satu penyakit kardiovaskular yang menyebabkan kematian. Pada tahun 2005, di Amerika Serikat sebanyak 56% kematian disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan didominasi oleh penyakit jantung koroner (Adams, et al. 2009). Hal ini juga terjadi di Inggris pada tahun 2006, angka kematian paling banyak disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dan jantung koroner sebagai penyebab utamanya (Falherty, et al. 2012). Di Indonesia, berdasarkan hasil Riskesdas (2013) menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) berdasarkan wawancara yang didiagnosis dokter meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65-74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen, menurun sedikit pada kelompok umur 75 tahun. Prevalensi PJK yang didiagnosis dokter maupun berdasarkan diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi pada perempuan (0,5% dan 1,5%). Prevalensi PJK lebih tinggi pada masyarakat tidak bersekolah dan tidak bekerja. Berdasar PJK terdiagnosis dokter prevalensi lebih tinggi di perkotaan, namun berdasarkan terdiagnosis dokter dan gejala lebih tinggi di perdesaan dan pada kuintil indeks kepemilikan terbawah (RISKESDAS, 2013). 77

Pemantauan pada Framingham Heart Study terhadap penderita Metode Penelitian Desain dalam penelitian ini diabetes mellitus yang berusia 30-64 menggunakan Cross-Sectional. tahun menunjukkan kejadian-kejadian kardiovaskular yang tampaknya lebih banyak terjadi pada wanita (Radi Basuni, 2007). Dibandingkan dengan orang yang tanpa diabetes mellitus, angka kematian karena kejadian koroner meningkat 2,2 kali lipat pada laki-laki dan 2,8 kali lipat pada wanita, pada laporan lain menyatakan 3-4 kali lipat. Kejadian infark miokard akut non fatal meningkat 1,6 kali dan 1,7 kali lipat pada pria dan wanita. Kematian karena kardiovaskular (termasuk penyakit pembuluh darah perifer dan serebrovaskular) meningkat 3,2 dan 4,1 kali lipat pada pria dan wanita. Kejadian komplikasi karena diabetes mellitus lebih tinggi pada wanita kemungkinan disebabkan karena diabetes mellitus pada wanita banyak yang disertai Penelitian ini berada di lingkungan Poli Klinik Jantung RS Waled. Pada penelitian ini menggunakan pasien yang berobat ke Klinik Jantung RS Waled yang diduga penyakit jantung koroner yaitu 80 pasien berusia 45-65 tahun. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Cara menentukan ukuran sampelnya menggunakan rumus Slovin sebagai berikut : N ₁= 1+ ( )² n 1 :besar sampel N : besar populasi d : tingkat kepercayaan ( 0,10 ) Jumlah pasien yang berkunjung ke Poli Klinik Jantung RS Waled sebanyak 80 pasien, maka didapatkan : dengan faktor risiko lain seperti obesitas, hipertensi, dan aterogenik dislipidemia. Walaupun ada kondisi N ₁= 1+ ( )² protektif terhadap penyakit jantung pada wanita tetapi pada wanita yang diabetes mellitus efek protektif tersebut hilang atau tak ada sama sekali (Radi Basuni, 2007). 80 ₁= 1+80 (0,10)² ₁= 44 pasien 78

Penilaian responden berdasarkan hubungan variabel independen secara kuesioner tentang rokok serta mengukur tekanan darah responden tentang PJK dan melihat data rekam medis. Alat bersamaan terhadap variabel dependen. Keempat variabel yang memiliki nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 layak yang digunakan dalam pengumpulan masuk kedalam model analisis data pada penelitian ini adalah multivariat yakni hipertensi, kuesioner (daftar pertanyaan), hiperkolesterol, merokok, dan diabetes tensimeter dan data rekam medis. Adapun alat-alat kerja yang digunakan mellitus tipe 2 dengan menggunakan metode backward. Dari hasil regresi komputer dengan alat program logistik multivariat ternyata variabel komputer, sebagai alat bantu dalam mengumpul data serta mengolah data hasil penelitian. Hasil Penelitian hipertensi (p=0,072) tidak bermakna dimana nilai p lebih besar dari nilai α (0.05) dengan demikian dikeluarkan dari model analisis regresi logistik biner. Hasil analisis regresi logistik Analisis regresi logistik dapat dilihat pada tabel berikut : multivariat dilakukan untuk mengetahui Tabel 4.14 Hasil analisis regresi logistik multivariat No Variabel Exp (B) 95% Cl for EXP (B) Lower Upper P 1 Hiperkolesterol 0,084 0,012 0,583 0,012 2 Merokok 0,108 0,018 0,630 0,013 3 DM tipe 2 0,177 0,033 0,938 0,042 4 Konstanta 4,518 - - 0,000 Berdasarkan hasil analisis regresi multivariat diperoleh hiperkolesterol, merokok, dan diabetes mellitus tipe 2 secara bersama-sama mempengaruhi risiko kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai rasio prevalen yaitu masing-masing hiperkolesterol (rasio prevalen=0,084), merokok (rasio prevalen=0,108), dan diabetes mellitus tipe 2 (rasio prevalen=0,177). Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan variabel yang diduga paling mempengaruhi 79

penyakit jantung koroner, tidak terdapat subvariabel yang paling mempengaruhi karena biasanya penyakit jantung koroner diikuti oleh faktor risiko yang lain. Simpulan Hasil penelitian ternyata terdapat faktor risiko yang paling mempengaruhi kejadian penyakit jantung koroner dengan nilai DM tipe 2 rasio prevalen 0,177, Merokok dengan nilai rasio prevalen 0,108, dan hiperkolesterol dengan rasio prevalen 0, 084. Saran Diharapkan bagi pasien yang mempunyai riwayat diabetes mellitus tipe 2 agar mengatur pola makannya dengan baik. Bagi peneliti perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang pengetahuan masyarakat tentang faktor risiko penyakit jantung koroner. Etika Penelitian Sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti perlu mendapatkan rekomendasi dari institusi dengan mengajukan permohonan ijin kepada institusi/lembaga tempat penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan barulah melakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi: 1. Informed consent Peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan serta maksud penelitian sebelum menyerahkan kuesioner penelitian, kemudian peneliti memberikan surat permohonan menjadi responden sebagai permintaan pasien untuk menjadi responden. 2. Confidentiality (kerahasiaan) Kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya data tertentu sebagai hasil penelitian. Daftar Pustaka 1. Arikunto, S. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : a. Rineka Cipta. 2. Notoadmodjo, Soekidjo.(2007)Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rieneka Cipta, 87-99. 3. Notoadmodjo, Soekidjo, (2003) Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam: Pendidikan dan Perilaku Ksehatan. Jakarta: Rieneka Cipta, 121-128. 4. Notoadmodjo, Soekidjo. (2005) Teknik Pengambilan Sampel. Dalam: Metodologi Penelitian 80

Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta, 79-92. 5. John MFA. Dislipidemia dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta: FKUI, 2006:1948-54 6. Anwar Djohan, Bahri. Penyakit Jantung Koroner Dan Hipertensi. Medan. USU e-repository; 2004. 1. 7. Supriyono, M., H, Soeharyo., Sugiri, U, Ari., Sakundarno, M. Faktor Faktor Risiko Kejadian Penyakit Jantung Koroner (PJK) Pada Kelompok Usia 45 Tahun. http://www.pdffactory.com. Diakses tanggal 10 Juni 2014 8. Sylvia AP, Lorraine MW. Patofisiologi konsep klinis prosesproses penyakit. Jakarta: EGC, 2005: 1261-70. 9. Majid, Abdul. 2008. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, Dan Pengobatan Terkini. Medan: USU e-repository 10. Ginsberg HN. 2006. Diabetic dislipidemia: basic mechanism underlying the common hypertriglyceridemia and low HDL cholesterol levels. Diabetes. 45(Suppl 3): S27-S30. 11. Djohan, T. B. A, 2004. Penyakit Jantung Koroner dan Hypertensi. Available from: http://library.usu.ac.id/download/fk/ gizi-bahri10.pdf 12. Gray, H. H., Dawkins, K. D., Morgan, J. M., dan Simpson, I. A., 2005. Lecture Notes.Kardiologi Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta: 107-111 13. Joewono, B. S., 2003. Ilmu Penyakit Jantung. Airlangga University Press, Surabaya: 122-129 14. Kabo, P., 2008. Mengungkap Pengobatan Penyakit Jantung Koroner. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta: 63 15. Kumar, V., Cotran, R. S., dan Robbins, S. L., 2007. Buku Ajar Patologi Volume 2. 16. EGC, Jakarta: 409-41 17. Price, S.A., Wilson, L.M., 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- Proses Penyakit Edisi 6. EGC, Jakarta: 579-581 18. Rilanto, L. I., Baraas, F., Karo, S. K., dan Roebiono, P. S., 2003. Buku Ajar Kardiologi. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta: 159 19. World Health Organization (WHO), 2011. Cardiovascular Disease. Available from:www.who.int/mediacentre. 81

20. Rubenstein, D., Wayne, D., dan Bradley, J., 2003. Lecture Notes Kedokteran Klinis. Erlangga, Jakarta. 21. http://medicastore.com/penyakit/137 /Aterosklerosis_Atherosclerosis.htm l Di akses tanggal 05 november 2014 22. :http://coronaryheartdiseases.net/cor onary-artery-disease pathophysiology/ di akses tanggal 05 november 2014 23. Arief, I., 2007. Diagnosis & Pengobatan Penyakit Jantung Koroner (PJK). National Cardivascular Center Harapan Kita. Available from: http://www.pjnhk.go.id/content/vie w/205/31/ 24. Utami, dr.papti. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: PT Agro Media Pustaka. 25. Yahya, A.Fauzi. 2010. Menaklukkan Pembunuh No.1 Mencegah dan Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Secara Tepat dan Cepat. Bandung: Qanita. 82