BAB I PENDAHULUAN. Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap

dokumen-dokumen yang mirip
BENTUK-BENTUK KOHESI WACANA BUKU TEKS BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SMA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Kajian ini mengungkapkan pemarkah kohesi gramatikal dan pemarkah kohesi

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun tulisan. Bahasa juga memegang peranan penting dalam kehidupan sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. Menulis adalah salah satu kemampuan bahasa bukanlah kemampuan yang

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI DALAM KARANGAN DESKRIPSI SISWA KELAS X SMK SWASTA DHARMA PATRA PANGKALAN SUSU TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mampu merujuk objek ke dalam dunia nyata, misalnya mampu menyebut nama,

BAB I PENDAHULUAN. individu maupun kelompok. Ramlan (1985: 48) membagi bahasa menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. baru tersebut, maka badan bahasa bertindak menjadi agen perubahan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. orang lain. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1985:9) yang. Kegiatan komunikasi yang baik didukung oleh salah satu komponen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

Oleh Rezki Agus Pandai Yani Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. panjang daripada sebuah kalimat yang saling berhubungan satu sama lain. Selain

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Dalam berkomunikasi memerlukan sarana yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan ujaran atau ungkapan dalam bentuk bunyi ujaran.

CHAPTER 5 SUMMARY BINA NUSANTARA UNIVERSITY. Faculty of Humanities. English Department. Strata 1 Program

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam berinteraksi, manusia memerlukan bahasa. Bahasa memegang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ARTIKEL ILMIAH KEKOHESIFAN WACANA DALAM BUKU TEKS BAHASA INDONESIA KELAS VII TERBITAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kaum terpelajar siswa dan mahasiswa dituntut untuk bisa

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa lisan dan bahasa tulisan. Bahasa lisan merupakan ragam bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, bahasa bukanlah satu-satunya alat

BAB V SIMPULAN, IMPLIKSI, DAN SARAN

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan akibat untuk menjelaskan suatu kesatuan gagasan atau tema. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

I. PENDAHULUAN. pidato. Ketika menulis teks pidato, banyak faktor yang perlu diperhatikan seperti kosa kata,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

KOHESI DAN KOHERENSI WACANA KRIMINAL PADA KORAN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. saatnya menyesuaikan diri dengan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

ANALISIS KESALAHAN KOHESI DAN KOHERENSI PARAGRAF PADA KARANGAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Banyak sekali cara untuk berkomunikasi. Bentuk komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. memahami wacana dengan baik dan tepat diperlukan bekal pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai bahasa pemersatu bangsa serta memiliki peranan yang penting

KEUTUHAN STRUKTUR WACANA OPINI DALAM MEDIA MASSA CETAK KOMPAS EDISI BULAN MARET 2012

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang dihasilkan dari alat

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi baik secara lisan, tulisan, maupun isyarat yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL DALAM KARYA ILMIAH SISWA SMA SEKOTA SEMARANG

BAB II LANDASAN TEORI. digunakan untuk mengetahui keaslian penelitian yang dilakukan. Tinjauan

BAB I PENDAHULUAN. novel, buku, surat, dan dokumen tertulis, yang dilihat dari struktur lahirnya (dari

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. (2009:10) bahwa bahasa merupakan ucapan pikiran, perasaan dan kemauan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehidupan manusia sehari-hari tidak pernah terlepas dari proses interaksi

BAB I PENDAHULUAN. negara, pembinaan bahasa Indonesia menjadi hal yang sangat penting.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

PENANDA KOHESI PADA TAJUK RENCANA HARIAN SURAT KABAR KOMPAS EDISI JANUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prosedur ilmiah. Karya ilmiah merupakan suatu tulisan yang

PEMARKAH KOHESI LEKSIKAL DAN KOHESI GRAMATIKAL (Analisis pada Paragraf dalam Skripsi Mahasiswa Pend. Bahasa dan Sastra Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

BAB V PENUTUP. aspek tersebut akan dipaparkan sebagai berikut. ini terdiri atas tiga, yakni (1) struktur dan keterpaduan Antarunsur dalam Wacana

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan yang sangat penting untuk menuangkan ide pokok

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian bunyi yang memiliki makna tertentu. Rangkaian bunyi tersebut kita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada bagian akhir tesis ini, penulis sajikan simpulan sebagai jawaban atas rumusan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa tidak pernah lepas dari kehidupan manusia sehari-hari. Setiap komunitas masyarakat selalu menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Hal ini sesuai dengan pendapat Pateda dan Pulubuhu (1993: 4) apabila kita mendengarkan orang yang sedang berbicara, sebenarnya kita hanya mendengar bunyi-bunyi. Bunyi-bunyi itu disebut bunyi bahasa yang dihasilkan oleh alat bicara dan taat pada sistem bahasa tertentu itu. Bunyi-bunyi itu sebenarnya berwujud satu, tetapi dalam kenyataannya dirangkaikan dalam bentuk kata, kelompok kata, kalimat dan wacana. Samsuri (dalam Sudaryat, 2011:110) Wacana bersifat transaksional jika yang dipentingkan ialah isi komunikasi. Sebaliknya, wacana akan bersifat interaksional jika komunikasi terdapat timbal-balik. Wacana lisan transaksional berupa pidato, ceramah, tuturan, dakwah, deklamasi, dan sebagainya. Wacana lisan yang interaksional dapat berupa percakapan, debat, tanya jawab(sidang peradilan), dan lain sebagainya. Wacana tulisan transaksional berupa instruksi, iklan, surat, cerita, esei, makalah, tesis dan sebagainnya. Wacana yang baik memiliki suatu keterpaduan antarkalimat untuk membentuk suatu paragraf yang utuh dan memiliki makna yang mudah dipahami oleh pendengar maupun pembaca. Wacana dimuat dalam berbagai media, salah satunya pada buku teks. Masalah yang terjadi di bangku pendidikan sekarang

lebih memfokuskan kepada kualitas guru sebagai penyampai materi pembelajaran, sesungguhnya keberhasilan proses pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh guru, tetapi juga ditentukan oleh buku teks. Buku teks menjadi sumber yang sangat penting sebagai pedoman untuk guru. Untuk itu buku teks yang baik dituntut agar materi-materi yang ada di dalamnya harus kontekstual dari segi bahasa atau wacananya. Tarigan (2009:13) mendefinisikan buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar disusun oleh para pakar untuk maksud dan tujuan instruksional, dilengkapi dengan sarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainnya di sekolah dan di perguruan tinggi, sehingga menunjang program pengajaran. Buku teks merupakan buku yang disahkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia untuk kepentingan siswa di bangku pendidikan. Selain buku yang diterbitkan oleh depertemen pendidikan, terdapat juga buku teks yang diterbitkan oleh penerbit lain khususnya peminatan atau khusus jurusan bahasa Indonesia. Buku teks yang baik memiliki wacana yang mudah dipahami siswa. Nurgiyantoro (2012:371) mengemukakan tingkat kesulitan wacana terutama ditentukan oleh kekompleksan kosakata dan struktur serta kadar keabstrakan informasi yang dikandung. Semakin sulit dan kompleks kedua aspek tersebut akan semakin sulit pemahaman yang bersangkutan. Demikian pula sebaliknya yang terkait dengan isi wacana, jika isi wacana itu bersifat umum, konkret, dalam jangkauan pengalaman peserta didik atau dalam bidang keilmuan yang sama, wacana itu relatif tidak sulit bagi mereka. Secara umum orang mengatakan bahwa wacana yang baik untuk bahan tes kompetensi

membaca adalah wacana yang tingkat kesulitannya sedang, atau yang sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik. Wacana buku teks khusus peminatan bahasa dan sastra Indonesia berdasarkan kurikulum 2013 terdapat kata dan kalimat yang kurang dimengerti oleh siswa atau pembaca lainnya seperti, wacana dengan topik fenomena bahasa gaul di kalangan remaja dalam buku teks berdasarkan kurikulum 2013 halaman 19 terdapat kalimat sebagai berikut: Penggalan kalimat pertama Jejaring sosial yang semakin berkembang saat ini, yang diawali dari sebuah send message short (sms) hingga akun Facebook, Twitter, dan lain-lain telah mengiringi penyebaran dan perkembangan bahasa gaul. Contoh kalimat di atas merupakan kalimat yang tidak kohesi karena penempatan kata penghubung kurang tepat. Kalimat di atas terjadi pengulangan kata atau repetisi yang termasuk dalam aspek kohesi leksikal. Kutipan kalimat kedua ini sebenarnya bukanlah sebuah kebanggaan tetapi kebobrokan. Kata kebobrokan dalam kutipan kalimat di atas membuat pembaca kurang mengerti, seharusnya kata kebobrokan diubah menjadi kerusakan agar mudah dipahami pembaca. Kutipan kalimat ketiga terdapat penempatan unsur kohesi gramatikal yang kurang tepat pada wacana buku teks kurikulum 2013 halaman 17 paragraf kedua. Bahasa daerah dapat mengarahkan siswa untuk berkembang dalam lingkungan lokalnya sehingga pembelajarannya juga penting karena dapat membangun dan menguatkan karakter bangsa, kata pengamat budaya Jawa, Universitas Sebelas Maret, Tunjung W Suturta. Karena itu, kata-nya di Solo, Jumat, sudah sewajarnya pelajaran bahasa Jawa tetap dipertahankan dalam kurikulum 2013. Kutipan kalimat kedua bentuk-nya menunjuk anteseden pengamat budaya Jawa, namun penempatan kohesi ini kurang tepat, karena bentuk- nya merupakan

penunjukan atau referensi ini terdapat awal kalimat pada paragraf kedua. Seharusnya kalimat dalam paragraf kedua disambung setelah penempatan titik pada paragraf pertama, agar unsur referensi atau penunjukannya jelas dan akan menghassilkan makna yang koheren. Fenomena ini menimbulkan pemikiran banding mengingat suatu struktur wacana itu dapat dikatakan utuh apabila sistematika dan penggunaan bahasa dalam wacana buku teks jelas dan mudah dipahami oleh pembaca tersebut. Untuk mendapatkan wacana yang baik dalam buku teks harus ada keterpaduan yang baik antarkalimat untuk membentuk suatu paragraf yang utuh. Menurut Mulyana (2005:1) wacana merupakan unsur kebahasaan yang relatif paling kompleks dan paling lengkap. Satuan pendukung kebahasaanya meliputi fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, paragraf, hingga karangan utuh. Suatu wacana dituntut memiliki keutuhan struktur. Keutuhan itu sendiri dibangun oleh komponen-komponen yang terjalin di dalam suatu organisasi kewacanaan. Organisasi inilah yang disebut sebagai struktur wacana. Sebagai sebuah organisasi, struktur wacana dapat diurai atau dideskripsikan bagianbagiannya. Wacana yang utuh adalah wacana yang lengkap, yaitu mengandung aspek-aspek yang terpadu dan menyatu. Aspek-aspek yang dimaksud antara lain adalah kohesi, koherensi, topik wacana, aspek leksikal, aspek gramatikal, aspek fonologis, dan aspek semantik (Mulyana, 2005:25). Kenyataan di lapangan ditemukan permasalahan pertama yaitu, terdapat ketidakutuhan wacana dalam buku teks kurikulum 2013. Kedua, terdapat penempatan bentuk kalimat atau paragraf yang tidak kohesif dalam wacana buku

teks SMA Kelas X. Permasalahan yang ada di lapangan akan membuat siswa mengalami ketidakpahaman terhadap wacana dalam buku teks tersebut dan dikhawatirkan akan berdampak buruk terhadap hasil belajar siswa. Dengan melihat permasalahan yang ada peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul Bentuk-Bentuk Kohesi Wacana Buku Teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMA Kelas X, agar dapat melihat keutuhan wacana, keterpaduan antarkalimat atau antarparagraf. Namun mengingat suatu struktur kewacanaan terlalu luas, maka penelitian ini dibatasi pada aspek bentuk kohesi leksikal dan bentuk kohesi gramatikal. Kohesi leksikal merupakan kepaduan yang dicapai melalui pemilihan kosakata, kohesi leksikal dapat berupa penggabungan sinonim, antonim, dan hiponim. Sedangkan kohesi gramatikal perpaduan yang dicapai melalui penggunaan elemen dan aturan gramatikal. Harapan penelitian ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk guru agar tidak langsung mengimplementasikan wacana-wacana yang terdapat dalam buku teks berdasarkan kurikulum 2013 pada siswa kelas X. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut. 1. Terdapat wacana yang tidak dapat dipahami siswa dalam buku teks SMA Kelas X. 2. Struktur keutuhan wacana dalam buku teks SMA Kelas X masih terdapat kekurangan.

3. Terdapat kalimat yang sulit dipahami oleh pembaca dalam wacana buku teks SMA Kelas X. 4. Terdapat penggunaan kohesi gramatikal yang kurang tepat dalam wacana buku teks SMA Kelas X. 5. Terdapat penggunaan kohesi leksikal yang kurang tepat dalam wacana buku teks SMA kelas X. 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan hasil identifikasi masalah, penelitian ini dibatasi pada dua bentuk-bentuk kohesi wacana buku teks meliputi: 1. Kohesi gramatikal antarkalimat atau paragraf dalam wacana buku teks SMA kelas X. 2. Kohesi leksikal antarkalimat atau paragraf dalam wacana buku teks SMA kelas X. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalahnya seperti berikut ini: 1. Bagaimana bentuk kohesi gramatikal antarkalimat atau paragraf dalam kewacanaan buku teks bahasa Indonesia untuk siswa SMA kelas X? 2. Bagaimana bentuk kohesi leksikal antarkalimat atau paragraf dalam kewacanaan buku teks bahasa Indonesia untuk siswa SMA kelas X?

1.5 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut ini: 1. Mendeskripsikan bentuk kohesi gramatikal dalam wacana buku teks SMA kelas X. 2. Mendeskripsikan bentuk kohesi leksikal dalam wacana buku teks SMA kelas X. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat dalam penelitian ini sebagai berikut ini : 1. Manfaat bagi Peneliti Menambah pengetahuan mengenai materi bentuk kohesi gramatikal dan kohesi leksikal. 2. Manfaat bagi Pembaca Meningkatkan pemahaman pembaca agar dapat memahami sarana-sarana kohesi dalam wacana buku teks SMA kelas X. 3. Manfaat bagi Lembaga Pendidikan Penelitian ini merupakan kajian analisis wacana, yang menjadi fokus permasalahannya adalah bentuk kohesi antarkalimat atau paragraf sehingga nantinya bisa dimanfaatkan untuk bahan informasi dalam penelitian selanjutnya dengan tujuan untuk mengembagkan ilmu kebahasaan. 4. Manfaat bagi guru Penelitian ini menambah pemahaman guru dan menjadi bahan pertimbangan untuk proses belajar mengajar, dan bagi siswa penelitian ini

bermanfaat karena memiliki nilai didik dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya dalam segi kebahasaanya. 1.7 Definisi Operasional Menghindari kesimpangsiuran pemahaman terhadap istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini, maka istilah-istilah tersebut akan didefinisikan sebagai berikut ini:. 1. Kohesi yang dimaksud dalam penelitian ini terbagi atas dua yakni kohesi gramatikal dan kohesi leksikal untuk melihat bentuk kata penghubung antarkalimat atau antarparagraf yang satu dan lainnya agar menjadi suatu wacana yang utuh. 2. Wacana merupakan satuan yang terbesar dalam tataran kalimat yang menghasilkan kepaduan lisan maupun tulisan, wacana yang baik memiliki isi kohesi agar paragraf menjadi padu. Wacana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wacana yang terdapat dalam buku teks 2013 untuk siswa SMA Kelas X. 3. Buku teks terbagi atas dua yakni buku teks untuk siswa dan buku teks untuk guru, kata lain dari buku teks yakni buku sekolah, buku pengajaran. Penelitian ini peneliti menggunakan buku teks Bahasa dan sastra Indonesia kurikulum 2013 untuk siswa SMA kelas X yang diterbitkan oleh Yrama Widya. Buku ini merupakan buku penunjang yang digunakan di sekolah khusus peminatan, dalam buku teks ini terdiri enam bab.

Istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian ini telah didefinisikan sebelummnya yakni mengenai struktur, wacana dan buku teks kurikulum 2013. Mengingat kurikulum 2013 pernah diimplementasikan maka peneliti lebih tertarik melihat permasalahannya ditinjau dari kewacanaan dalam buku teks, agar dapat mengkaji penempatan kohesi yang kurang tepat dalam wacana buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia.