Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN. Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN KAWASAN KARS DI JAWA BARAT GUBERNUR JAWA BARAT

6 PERTIMBANGAN KAWASAN KARST DALAM PENYUSUNAN ZONASI TNMT

KEPUTUSAN MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI NOMOR : 1518 K/20/MPE/1999 TENTANG PENGELOLAAN KAWASAN KARS MENTERI PERTAMBANGAN DAN ENERGI,

Otonomi daerah yang mulai diterapkan, memacu setiap daerah mencari. peluang untuk meningkatkan pendapatan daerahnya masing-masing.

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap 2.2 Wisata Terpadu

KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1456 K/20/MEM/2000 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KAWASAN KARS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Yogyakarta yang memiliki luasan 1.485,36 kilometer persegi. Sekitar 46,63 %

BAB I PENDAHULUAN. bentanglahan (landscape ecosystem), yang selanjutnya dipakai sebagai dasar bagi

Oleh: I Gede Tawan Made Suryadi, I Wayan Treman *) Jurusan Pendidikan Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. juta hektar, tersebar di beberapa di wilayah Pulau Sumatera, Papua dan pulaupulau

BENTANG ALAM KARST. By : Asri Oktaviani

BAB VI KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN - LAMPIRAN

C. Batas Wilayah Secara administratif area pendataan berada di Desa Bandung Rejo dan Desa Sumber Bening, Kecamatan Bantur, Kabupaten Malang.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL

BAB I PENDAHULUAN. khas, baik secara morfologi, geologi, maupun hidrogeologi. Karst merupakan

I. PENDAHULUAN. yang secara khas berkembang pada batu gamping dan/atau dolomite sebagai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BUPATI BANDUNG BARAT

GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI FOTO GL PEGUNUNGAN PLATEAU DAN KARST

KLASIFIKASI BENTUKLAHAN

1 BAB I PENDAHULUAN. lainnya tidak selalu sama. Bentukan khas pada bentang alam ini disebabkan

mengakibatkan Kabupaten Gunungkidul dikatakan sebagai daerah miskin air dan bencana kekeringan menjadi permasalahan yang sering dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. terluas ( hektare) di dunia setelah kawasan karst di Cina dan Vietnam

Syarat Penentuan Lokasi TPA Sampah

Geologi Daerah Tajur dan Sekitarnya, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat Tantowi Eko Prayogi #1, Bombom R.

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang terbarukan dan memiliki peranan

bahwa Kawasan Bentang Alam Karst Langkat memiliki

MENGENAL KARST. Oleh : Heri Susanto Kasubbid Pertambangan, Energi, Pertanian dan Kelautan Pada Bidang Perencanaan Pengelolaan SDA dan LH

BAB I PENDAHULUAN. lempeng tektonik besar yaitu lempeng Indo-Australia, Eurasia dan Pasifik. Daerah

PERSPEKTIF HIDROLOGIS DAN STRUKTUR BAWAH TANAH DALAM MITIGASI BENCANA MATA AIR REKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Hamparan karst di Indonesia mencapai km 2 dari ujung barat sampai

PENGELOLAAN BERKELANJUTAN KAWASAN KARST CITATAH RAJAMANDALA. Oleh: Yoga Candra Maulana, S.Pd *) ABSTRAK

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian Desa Mulo, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta (Sumber: Triple A: Special Province of Yogyakarta)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN BAB II DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk fenomena pelarutan batuan lain, seperti gypsum dan batu garam. 1

BAB III GEOLOGI DAERAH CILEUNGSI DAN SEKITARNYA

Geologi Daerah Perbukitan Rumu, Buton Selatan 19 Tugas Akhir A - Yashinto Sindhu P /

Geologi dan Analisis Struktur Daerah Cikatomas dan Sekitarnya, Kabupaten Lebak, Banten. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

GEOHIDROLOGI PENGUATAN KOMPETENSI GURU PEMBINA OSN SE-ACEH 2014 BIDANG ILMU KEBUMIAN

KONTROL STRUKTUR GEOLOGI TERHADAP SEBARAN ENDAPAN KIPAS BAWAH LAUT DI DAERAH GOMBONG, KEBUMEN, JAWA TENGAH

Zonasi Tingkatan Kerentanan Lahan Berdasarkan Analisis Kemiringan Lereng dan Analisis Kelurusan Sungai di Daerah Salopa, Kabupaten Tasikmalaya

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan masyarakat sehari-hari sangat penting. Namun, pada

KARST MAROS PANGKEP MENUJU GEOPARK DUNIA (Tinjauan dari Aspek Geologi Lingkungan) Slamet Nuhung Penyelidik Bumi Madya DESM

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan geologi Papua diawali sejak evolusi tektonik Kenozoikum

BAB 2 METODOLOGI DAN KAJIAN PUSTAKA...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

METODE GEOLISTRIK IMAGING KONFIGURASI DI- POLE-DIPOLE DIGUNAKAN UNTUK PENELUSURAN SISTEM SUNGAI BAWAH TANAH PADA KAWASAN KARST DI PACITAN, JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. sebelah Tenggara Kota Yogyakarta dengan jarak sekitar 39 km. Kabupaten

PEMBENTUKAN RESERVOIR DAERAH KARST PEGUNUNGAN SEWU, PEGUNUNGAN SELATAN JAWA. Oleh : Salatun Said Hendaryono

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN. Perubahan Bentangalam

BAB I PENDAHULUAN. Wonogiri, sebuah Kabupaten yang dikenal dengan sebutan kota. GAPLEK dan merupakan salah satu Kabupaten di Indonesia yang

ZONASI DAERAH BAHAYA LONGSOR DI KAWASAN GUNUNG TAMPOMAS KABUPATEN SUMEDANG, JAWA BARAT

ANALISA SUMBER DAYA ALAM GEOLOGI DARI ASPEK GEOWISATA. (Kajian Pengembangan Materi Diklat Geografi) Oleh : Tri Rumhadi, M.Pd Widyaiswara BDK Surabaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODE PEMETAAN EKOREGION PROVINSI

Week 4. Struktur Geologi dalam Hidrogeologi. (Geological structure in hydrogeology)

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

Lebih dari 70% permukaan bumi diliputi oleh perairan samudra yang merupakan reservoar utama di bumi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

Complex Geologic Structure in Kolok Mudik Village, Barangin District, Sawahlunto City, West Sumatra Province as a Geotourism Potency

geografi Kelas X PENGETAHUAN DASAR GEOGRAFI I KTSP & K-13 A. PENGERTIAN GEOGRAFI a. Eratosthenes b. Ptolomeus

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

PETA SATUAN MEDAN. TUJUAN 1. Membuat peta satuan medan

Gambar 4.15 Kenampakan Satuan Dataran Aluvial. Foto menghadap selatan.

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Persetujuan... Kata Pengantar... Daftar Isi... Daftar Tabel... Daftar Gambar... Daftar Peta... Abstact...

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB II. METODELOGI PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Defenisi lahan kritis atau tanah kritis, adalah : fungsi hidrologis, sosial ekonomi, produksi pertanian ataupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II LANDASAN TEORI. A. Pengembangan Potensi Kawasan Pariwisata. berkesinambungan untuk melakukan matching dan adjustment yang terus menerus

Tjahyo Nugroho Adji Karst Research Group Fak. Geografi UGM

MORFOLOGI DAN KARAKTERISTIK SUNGAI SEBAGAI PENDUKUNG PANAS BUMI DI DAERAH LERENG SELATAN GUNUNG API UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. air permukaan, air tanah, air hujan, dan air laut yang berada di darat (tambak). Air

KLASIFIKASI GEOMORFOLOGI. didasarkan pada kelerengan dan beda tinggi menurut van Zuidam & Cancelado (1979) (Tabel

III METODOLOGI. Gambar 2. Peta lokasi penelitian.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hasil penelitian ini digambarkan dalam bentuk:

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang baik dan tahan lama. Bandara merupakan salah satu prasarana

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata telah diasumsikan sebagai industri yang dapat diandalkan untuk

TPL 106 GEOLOGI PEMUKIMAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 2

PENGANTAR. bahasa Slovenia (kras) yang berarti lahan gersang berbatu. Sebenarnya istilah ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia terletak pada pertemuan tiga lempengan dunia yaitu Eurasia,

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN AIR TANAH DI PROVINSI JAWA TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENYELIDIKAN HIDROGEOLOGI CEKUNGAN AIRTANAH BALIKPAPAN, KALIMANTAN TIMUR

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

Transkripsi:

Prioritas Ekosistem Karst Dengan Perkembangan Ekonomi Masyartakat Dwi Noviar ADITYA 1, PREMONOWAT 1, Hari Wiki UTAMA 12 Teknik Geologi UPN Yogyakarta, Indonesia 1 Pascasarjana Teknik Geologi UGM, Indonesia 2 *dwinoviaraditya@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitan adalah mengenali karakteristik ekosistem karst yang terganggu karena kegiatan tambang warga yang belum sadar akan pentingnya sumber daya alam yang belum tepat dalam pemanfaatanya. Banyaknya penambangan yang menyebabkan pembukaan lahan secara besar-besaran tanpa disadari akan merusak ekosistem kawasan karst, penambangan tanpa kesadaran yang mempunyai dampak jauh lebih merusak daerah sekitar kawasan penambangan. Indonesia sebagai salah satu negara yang mempunyai kekayaan alam seperti kawasan karst yang dikenal dengan julukan seribu conical hills, hampir disemua wilayah indonesia mempunyai karakteristik khusus bentukan karst, seperti perbukitan ataupun goa yang menarik untuk dikembangkan menjadi warisan geowisata karst yang sangat memungkinkan untuk dikembangkan menjadi geoheritage. Metode penelitain yang dilakukan seperti studi pustaka, hasil wawancara secara random mengenai kawasan karst yang telah dilakukan penambangan ataupun pembukaan lahan, pemetaan bentuklahan daerah karst.hasli penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak positif dan negatif ekosistem karst, identifikasi kawasan karst dalam suatu sistem endokarst dan eksokarst, observasi morfologi yang sudah terkena dampak penambangan dan pembukaan lahan di kawasan karst serta memberikan rekomendasi untuk pemerintah dan stakeholder company sebagai perusahaan bisa ikut mengelolah dan menjaga kawasan karst yang ada di Indonesia. Kata kunci : Ekosistem karst, Kegiatan masyarakan kawasan karst, morfologi karst, pengelolaan dan pemanfaatan kawasan karst. I. Pendahuluan Latar Belakang Topografi karst adalah pembentukan rupa bumi yang unik dengan kenampakan atau fenomena khas akibat proses pelarutan dan pengendapan kembali CaCO3 diatas dan dibawah permukaan bumi, selain itu, bentang alam karst seperti karst juga dapat terjadi dari proses pelapukan, hasil kerja hidrolik misalnya pengikisan, pergerakan tektonik, pencairan es, dan evakuasi dari batuan beku (lava). Karena proses utama pembentukanya bukan pelarutan, maka bentang alam demikian disebut pseudokarst (Milanovic, 1996). Sementara itu karst yang berbentuk oleh pelarutan disebut treukarst (Sari Bahagiarti, 2004). Salah satu potensi yang ada di daerah karst adalah air bawah tanah yang tersimpan dalam bentuk morfologi karst dimana batuan karbonat bertindak sebagai akuifer dengan jumlah penyimpanan air tanah yang melebihi akuifer jenis lain. Air

tanah merupakan salah satu unsur sumber daya alam ( Natural Resoursces ) yang sangat penting keberadanya untuk kehidupan makhluk hidup ( Manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan) karena menunjang berbagai aktifitas kehidupan. Metodelogi Pengumpulan data-data sekunder yaitu sekumpulan peta-peta tematik yang berhubungan dengan potensi karst dan ekosistem. Melakukan interpretasi peta dasar (basic map) skala 1 : 25.000 untuk menentukan batas kawasan karst, mengintervarisir potensi karst dan morfologinya yang mempunyai peranan penting bagi ekosistem kawasan karst. Melakukan surfei lapangan untuk mengetahui keadaan geologi dan dampak yang ditimbulkan akibat kerusakan ekosistem karst dan wawancara kepada penambang dan warga sekitar lingkungan karst. Analisis bentuklahan, pola pengaliran dan bentuk-bentuk geometri karst di eksokarst dan endokarst. II. Tujuan Penelitian Maksud dan Tujuan Untuk mengetahui seberapa besar dampak lingkungan yang dihasilkan oleh kerusakan ekosistem kars berdampak negatif terhadap daerah sekitar kawasan kars. Banyaknya aktifitas manusia yang berdampak besar seperti penambangan batugamping, pembukaan lahan pemukiman dan pemanfaatan yang belum tepat seperti dibangunya tempat pembuangan sampah di daerah karst. Ada beberapa lokasi pengamatan yaitu didaerah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, Padalarang Kab.Bandung, Tuban Jawa Timur dan Pulau Yapen Papua. Analisa dan Pembahasan Karakteristik ekosistem karst meliputi bentuklahan, pola pengaliran, sungai bawah tanah (groundwater) dan bentukan geometri karst. Pemanfaatan daerah karst belum memenuhi standar lingkungan yang baik sehingga banyak Geology Regional Karst Karst adalah proses alam yang menyebabkan terbentuknya karst akibat peresapan dan pelarutan air (hujan) pada lapisan batugamping yang terjadi secara alami selama ruang dan waktu geologi. Bentang alam karst yang sangat spesifik secara morfologi, geologi, maupun hidrologi. Dapat menghasilkan bentuklahan yang berkembang di permukaan (eksokarst) fenomena yang dijumpai berupa bentukan negatif atau cekungan seperti dolone, uvala, polje, dan bentuk positif atau bukit seperti conical hill dan di bawah permukaan ( endokarst) yang dijumpai seperti gua, sungai bawah tanah, saluran dan terowongan. ekosistem karst yang rusak karena akibat kegiatan di permukaan dan dibawah permukaan. Banyaknya pembukaan lahan untuk pemukiman dan penambangan batugamping dan marmer di kawasan karst sangat merusak dan tidak tepat pemanfaatanya, dimana belum ada standar penambangan yang baik dengan cara menjaga ekosistem karst tanpa terganggu

akibat kegiatan penambangan dan pembukaan lahan secara besar-besaran. Gambar1. Model kawasan Karst Ekosistem karst sangat penting bagi kehidupan hayati dan hewani, dimana karst mempunyai manfaat seperti air yang sangat melimpah pada sistem sungai bawah tanah, dimana sungai bawah tanah tidak akan kering dan berkurang ketika musim kemarau melanda, karena sistem sungai bawah tanah merupakan hasil dari larutan air permukaan yang masuk melalui rekahan ataupun pori pada batugamping, sehingga bisa membuat jalur sungai bawah tanah yang besar dan sumber airnya berasal dari vodose zone. Rusaknya sistem air tanah dan berkurangnya debit air diakibatkan banyaknya penambangan yang secara besar-besaran tanpa memeperhatikan aspek geohidrologinya, seperti litologi, struktur geologi serta zona vadose sebagai wadah airtanah (groundwater). Sehingga semakin banyak penambangan dan pembukaan lahan secara dengan skala besar dapat mengakibatkan rusaknya sistem air tanah dan dampak terburuknya bisa membuat sistem air tanah tidak berfungsi. Hasil surfei lapangan didapatkan gambaran geomorfologi daerah karst, dimana pembagianya dari perbukitan karst yang dikontrol oleh erosional dan struktural morfologi yang dihasilkan berupa tebing landai sampai terjal, mata air, lembah karst, dolina, uvala dan polje (Eksokarst). Geomorfologi bawah permukaan dimana yang berkembang adalah goa-goa sungai bawah permukaan yang menjadi prioritas utama dilindungi dan perlu pengawasan karena sangat penting bagi keseimbangan dan keberlanjutan kehidupan mahluk hidup didaerah sekitarnya. Struktur geologi dan litologi sebagai pengontrol memiliki implikasi terhadap air terjun bawah permukaan. Pelarutan dari batugamping pada kawasan karst membentuk struktur karst yang begitu menarik, seperti stalaktit dan stalakmit (Endokarst). Peraturan terbaru yang memuat tentang perlindungan kawasan karst adalah PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Peraturan ini cukup ketat dan membawa angin segar bagi kelestarian kawasan karst. Peraturan pemerintah ini tidak lagi dikenal sebagai Kawasan Karst Kelas I, Kelas II atau Kelas III. Peraturan ini berisikan tentang semua bentang alam karst dan goa yang termasuk dalam Cagar Alam Geologi (Pasal 60 ayat 2 poin C dan F). Penambangan kawasan karst sangat berpengaruh besar terhadap ekosistem. Kenampakan karst akibat penambangan yaitu berubahnya topografi karst yang khas dan indah, tidak stabilnya lereng karst, rusaknya tanah daerah karst, berubahnya ekosistem air permukaan dan air tanah, hilangnya vegetasi karst, berubahnya ekosistem flora dan fauna dan meningkatnya polusi udara di area kawasan penambangan.

Kurangnya koordinasi antara pembangunan wilayah pemerintahaan dan ilmu pengetahuan tentang kawasan karst bisa menjadi dampak negatif, hal ini diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat mengenai hal tersebut. Maka dari itu perlunya penelitian tentang pelestarian kawasan karst yang berguna untuk kesetimbangaan kawasan karst kedepannya. Minimnya pengetahuan dan kesadaran tentang pelestarian kawasan karst, seperti Tempat Pembuangan Sampah(TPS) di area kawasan karst yang sangat berbahaya dan merugikan ekosistem disekitarnya. Penelitian didaerah Pulau Yapen Papua menunjukan kurangnya kesadaran pemerintah akan dampak negatif pembangunan TPS di daerah karst yang akan mencemarkan airtanah karena keberadaanya tepat pada daerah resapan (recharge area) air tanah sehingga air pada daerah sekitar TPS tidak bisa lagi dimanfaatkan untuk lingkungan sekitar dikarenakan keberadaannya yang sudah tercemar. Peran penting ahli geologi sangat penting untuk berkerjasama dalam membangun dan merencanakan tata kota dan pembangunan sehingga menjadi daya dukung lingkungan yang lebih baik. Kawasan karst bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan secara keseluruhanya, tetapi harus didasari atas rekomendasi tenaga ahli seperti geologi yang lebih mengetahui tentang kondisi dari suatu sistem ekosistem karst, sehingga pemanfaatan dan keekonomiannya bisa saling mendukung. Sumberdaya karst adalah bahan yang tak tergantikan, karena proses pembentukan dari suatu sistem karst sangatlah lama dalam skala waktu geologi. Kawasan karst bisa dimanfaatkan untuk wisata alam, diantaranya danau, goa, bukit-bukit karst, airtanah, mata air. Beberapa wisata karst yang sudah maju dan berkembang contohnya didaerah wonosari banyak obyek wisata kawasan karst. Kesimpulan Prioritas kawasan karst untuk kepentingan masyarakat luas sangatlah penting, pemanfaatan, keekonomian ataupun dampak negatif yang akan ditimbulkan akibat aktifitas masyarakat didaerah karst. Peran ahli lingkuangan seperti geologi sebagai fasilitator keilmuwan berwawasan lingkungan merupakan solusi untuk menangulangi kerusakan akibat penambangan, pembukaan lahan dan lokasi tempat pembuangan sampah. Kerjasama yang baik antara ahli geologi lingkungan dengan pemerintah untuk membangun sarana dan prasarana suatu daerah. Pemanfaatan kawasan karst sebagai obyek wisata yang sangat berpotensi untuk mendatangkan wisatawan asing maupun domestik sehingga tersedianya lapangan kerja yang baru dan dengan hal ini bisa menambah pendapatan suatu daerah.

Referensi Hadi Purnomo, Sugeng. 2005. Prosiding Mapping dalam Seminar Nasional di ITS Surabaya. Klasifikasi Kawasan Karst Menggunakan Landsat TM7 Daerah Wonosari, Yogyakarta. Lokbeck, A.K., 1939, Geomorfology, McGraw Hill Book & Co Inck, New York Monroe, W.H., 1976, The Karst Landfroms of Puerto Rico, U.S Gambar 2. Wisata Daerah Karst Grovermment Printing Office, 69 hal. Van Bemmelen, R.W., 1949, The Geology of Indonesia, Vol IA, Martinus Nijhoff, The Hague, 792 hal. Zuidam,van, 1983. Guide to Geomorphologic Aerial Photography interpretation and Mapping, ITC, Enschede The Netherlands

Gambar 3. Lokasi penambangan batugamping didaerah Padelarang Bandung Gambar 4. Lokasi penambangan batugamping didaerah Padelarang Bandung

Gambar 5. Lokasi penambangan batugamping didaerah Ciampea Kab. Bogor Gambar 6. Lokasi penambangan batugamping didaerah Tuban Jawa Timur

Gambar 7. Lokasi penambangan batugamping didaerah Wonosari Yogyakarta Gambar 8. Lokasi Tempat Pembuangan Sampah Pulau Yapen Papua