Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. badan hukum yang mengalami kasus pailit, begitu juga lembaga perbankan.

PERANAN PEMEGANG SAHAM PADA SAAT TERJADI LIKUIDASI BANK DILIHAT DARI UNDANG UNDANG PERBANKAN

TANGGUNG JAWAB KURATOR DALAM PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

PENGARUH UNDANG-UNDANG KEPAILITAN DAN UNDANG- UNDANG HAK TANGGUNGAN TERHADAP KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN APABILA DEBITUR PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI TERTANGGUNG DALAM HAL TERJADI KEPAILITAN SUATU PERUSAHAAN ASURANSI

KEPAILITAN PERUSAHAAN INDUK TERHADAP PERUSAHAAN ANAK DALAM GRUP

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi ( financial intermediary) untuk menunjang kelancaran

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KEPENTINGAN PARA KREDITOR AKIBAT ACTIO PAULIANA DALAM HUKUM KEPAILITAN

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA KEPAILITAN YANG DALAM PERJANJIANNYA TERCANTUM KLAUSUL ARBITRASE

PEMBATALAN PUTUSAN PENGADILAN NIAGA PADA PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT OLEH MAHKAMAH AGUNG TERKAIT DENGAN PUTUSAN PAILIT PT. DIRGANTARA INDONESIA

TANGGUNG JAWAB DAN KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM LIKUIDASI BANK

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK KETIGA (NATUURLIJKE PERSOON) DALAM HUKUM KEPAILITAN TERKAIT ADANYA ACTIO PAULIANA

Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas.

BAB I PENDAHULUAN. Bank-Bank di Indonesia dimana bank-bank dinilai oleh Otoritas Perbankan,

BAB V PENUTUP. Dari rangkaian diskusi dalam bab-bab sebelumnya dapat ditarik kesimpulan,

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi kebutuhannya sebagaimana tersebut di atas, harus. mempertimbangkan antara penghasilan dan pengeluaran.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH DALAM LIKUIDASI BANK

PELAKSANAAN TUGAS TIM LIKUIDASI DALAM HAL MASA KERJA TIM LIKUIDASI LAMPAU WAKTU

TINJAUAN YURIDIS EKSEKUSI DALAM PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN FIDUSIA YANG TIDAK DIDAFTARKAN

BAB I PENDAHULUAN. antara lain sektor hukum, ekonomi, politik, sosial, budaya, dan sebagainya. Sektor yang

PRINSIP DEBT FORGIVENESS DALAM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (PKPU)

KEPASTIAN HUKUM OTORITAS JASA KEUANGAN DALAM PROSES KEPAILITAN PERUSAHAAN EFEK

STATUS BADAN HUKUM PERSEROAN AKIBAT DARI PEMBUBARAN PERSEROAN

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP HARTA KEKAYAAN DEBITOR

BAB III AKIBAT HUKUM PERGESERAN TUGAS DAN WEWENANG BANK INDONESIA KE OJK TERHADAP KETENTUAN PASAL 2 AYAT (3) UU NO. 37

ASPEK HUKUM PEMBERIAN KREDIT DENGAN JAMINAN OBLIGASI NEGARA RITEL

PENGATURAN DAN PENERAPAN PRINSIP PARITAS CREDITORIUM DALAM HUKUM KEPAILITAN DI INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP AKIBAT HUKUM JAMINAN FIDUSIA YANG BELUM DI DAFTARKAN TERHADAP PEMINJAMAN KREDIT PADA BANK

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

KEDUDUKAN KREDITUR PEMEGANG HAK TANGGUNGAN DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

AKIBAT KEPAILITAN TERHADAP ADANYA PERJANJIAN HIBAH

EKSEKUSI KREDIT MACET TERHADAP HAK TANGGUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kepentingannya dalam masyarakat dapat hidup dan berkembang secara. elemen tidak dapat hidup sendiri-sendiri, tetapi

AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT TERHADAP DEBITOR YANG MELAKUKAN PERJANJIAN PEMISAHAAN HARTA PERKAWINAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pasal 294 UU Kepailitan dan PKPU. Adapun PKPU ini berkaitan dengan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1999 TENTANG PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

AKIBAT HUKUM KEPAILITAN SUAMI/ISTRI TERHADAP HARTA BERSAMA SUAMI-ISTRI TANPA PERJANJIAN KAWIN. Oleh Putu Indi Apriyani I Wayan Parsa

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

URGENSI PERALIHAN KEWENANGAN PERMOHONAN PERNYATAAN PAILIT TERHADAP BANK DARI BANK INDONESIA KE OTORITAS JASA KEUANGAN

Lex et Societatis, Vol. IV/No. 2/Feb/2016/Edisi Khusus

Lex et Societatis, Vol. V/No. 6/Ags/2017

Implementasi UU 13/2003 terhadap Pemutusan Hubungan Kerja Disebabkan Perusahaan Dinyatakan Pailit

disatu pihak dan Penerima utang (Debitur) di lain pihak. Setelah perjanjian tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1996 TENTANG KETENTUAN DAN TATA CARA PENCABUTAN IZIN USAHA, PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI BANK

BAB I PENDAHULUAN. Kepailitan merupakan suatu sitaan umum atas harta kekayaan debitor yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. bank sebagaimana dirumuskan pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 7 Tahun

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (BNI) KANTOR CABANG UNIT (KCU) SINGARAJA

BAB I PENDAHULUAN. diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

BAB I PENDAHULUAN. salah satu komponen pelaku untuk mencapai tujuan pembangunan itu. Dengan

KEPAILITAN DEBITUR YANG TERIKAT PERKAWINAN YANG SAH DAN TIDAK MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN ABSTRACT

KEDUDUKAN RISALAH LELANG SEBAGAI UPAYA HUKUM PENEGAKAN HAK-HAK KREDITUR DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

PERTANGGUNGJAWABAN PERDATA DARI DIREKSI DAN PEMEGANG SAHAM BANK TERLIKUIDASI YANG BERBADAN HUKUM PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

KETENTUAN PENANGGUHAN EKSEKUSI HAK TANGGUNGAN OLEH KREDITUR SEPARATIS AKIBAT ADANYA PUTUSAN PAILIT. Oleh :

UPAYA LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN DALAM MENGATASI PENYELESAIAN DAN PENANGANAN FAILING BANK

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara yang dapat dinilai

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KURATOR DALAM MENJALANKAN TUGAS PENGURUSAN DAN PEMBERESAN HARTA PAILIT

BAB I PENDAHULUAN. tugas yang diemban perbankan nasional tidaklah ringan. 1. perbankan menyatakan bahwa bank adalah : badan usaha yang menghimpun

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

IMPLEMENTASI PENGATURAN JAKSA PENGACARA NEGARA DALAM PENANGANAN PERKARA KEPAILITAN DI KEJAKSAAN NEGERI BANJARMASIN. Abstrak

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperlancar roda pembangunan, dan sebagai dinamisator hukum

BAB I PENDAHULUAN. Setiap debitur yang berada dalam keadaan berhenti membayar dapat dijatuhi

SUBROGASI SEBAGAI UPAYA HUKUM TERHADAP PENYELAMATAN BENDA JAMINAN MILIK PIHAK KETIGA DALAM HAL DEBITUR WANPRESTASI

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017 Website :

TANGGUNG JAWAB KURATOR ATAS PENJUALAN ASET MILIK DEBITOR YANG TELAH DINYATAKAN PAILIT DIHUBUNGKAN DENGAN PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA KREDITOR ABSTRAK

Lex et Societatis, Vol. III/No. 10/Nov/2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Bakti, 2006), hlm. xv. 1 Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, cet.v, (Bandung:Citra Aditya

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai sebuah bangunan sistem norma. Sistem norma yang dimaksud adalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LIKUIDASI BANK DAN LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN. Pengertian Likuidasi Bank menurut Pasal 1 angka 13 Peraturan Lembaga

Apakah Pailit = Insolvensi? Heri Hartanto, Hukum Acara Peradilan Niaga (FH-UNS)

JURNAL HUKUM IMPLEMENTASI KEWENANGAN BANK INDONESIA DALAM KEPAILITAN LEMBAGA PERBANKAN

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KREDITUR DALAM HAL BENDA JAMINAN BERALIH

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN. suatu usaha/bisnis. Tanpa dana maka seseorang tidak mampu untuk. memulai suatu usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada.

UPAYA BANK DALAM PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH

ANALISIS YURIDIS MENGENAI KEISTIMEWAAN BAGI PELAKU USAHA KECIL TERKAIT DENGAN PERSAINGAN USAHA TIDAK SEHAT

KEDUDUKAN BADAN PENGAWAS PASAR MODAL SETELAH BERLAKUNYA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2011

ABSTRACT. Bankruptcy is a general confiscation of all property and the administration

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang menyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kendatipun

HAK-HAK NORMATIF PEKERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

BENTUK PENGIKAT JAMINAN DAN PENYELESAIAN KREDIT MACET DI LEMBAGA PERKREDITAN DESA (LPD) CANGGU DI KABUPATEN BADUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH PADA LEMBAGA PERBANKAN

BAB I PENDAHULUAN. melayani masyarakat yang ingin menabungkan uangnya di bank, sedangkan

LEMBAGA PERLINDUNGAN HUKUM BAGI NASABAH BANK PENGGUNA AUTOMATED TELLER MACHINE (ATM)

AKIBAT HUKUM PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG TERHADAP STATUS SITA DAN EKSEKUSI JAMINAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004

No Restrukturisasi Perbankan, Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan tentang Penanganan Permasalahan Solvabilitas Bank Sistemik, Peraturan Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat melakukan tindakan-tindakan keperdataan, dalam arti lain, debitor

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi menjadi salah satu pilar penting dalam mendorong dan. meningkatkan pembangunan serta perekonomian nasional.

PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DALAM PERJANJIAN KREDIT BANK

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana kepada pihak-pihak yang membutuhkan dana, dalam hal ini bank

BAB I PENDAHULUAN. mendukung sistem perekonomian suatu negara. Jika industri perbankan dalam

AKIBAT HUKUM BERAKHIRNYA HUBUNGAN KERJA PADA PERUSAHAAN YANG DINYATAKAN PAILIT

Transkripsi:

KEDUDUKAN BANK INDONESIA DALAM HAL KEPAILITAN BANK DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 37 TAHUN 2004 TENTANG KEPAILITAN BANK DAN PENUNDAAN KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG Oleh Gede Irwan Mahardika Ngakan Ketut Dunia Dewa Gede Rudy Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Konstruksi hukum mengenai kepailitan atas suatu bank yang ada di Undang-Undang Kepailitan memberikan kewenangan sepenuhnya kepada Bank Indonesia untuk mengajukan permohonan pailit atas suatu bank tidaklah sejalan dengan dengan tahapan serta proses kepililitan yang secara umum memberikan kedaulatan kepada kreditur atas dasar adanya hubungan utang piutang yang ada dalam mempailitkan debiturnya pada Pengadilan Niaga. Hasil dari penelitian yang dilakukan dilapangan menunjukkan bahwa kedudukan Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan sebagai satu-satunya pihak yang dapat mengajukan permohonan pailit atas suatu bank tidak sesuai dengan prinsip-prinsip dalam kepailitan yang secara umum memberikan perlindungan terhadap hak dan kepentingan kreditor. Kedudukan Bank Indonesia sebagai satu-satunya pihak yang berwenang untuk mempailitkan bank karena apabila bank dengan mudah dapat dimohonkan pailit oleh setiap kreditor maka resikonya sangat tinggi, karena pengaturan kepailitan yang sederhana terhadap bank akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank bisa menjadi hilang. Kata Kunci : Kepailitan, Bank Indonesia ABSTRACT Construction law on bankruptcy of a bank that is in Bankruptcy Act fully authorizes Bank Indonesia to file for bankruptcy on a bank is not in line with the stages and processes in general insolvency giving sovereignty to the creditor on the basis of the relationship existing debts in making Commercial debtors in bankruptcy court. Results of research conducted in the field Showed that the position of Bank Indonesia as the banking authorities as the only party that can file for bankruptcy on a bank is not in accordance with the principles of the general bankruptcy protection for the rights and interests of creditors. BI Position as the only party authorized to make insolvent banks Because if the bank can Easily be filed by any creditor bankruptcy then the risk is very high, Because of the simple setting of the bank's bankruptcy would result in public confidence in the bank could be lost. Keywords : Bankruptcy, Bank of Indonesia I. PENDAHULAN Sektor Perbankan yang memliki posisi strategis sebagai lembaga pembiayaan dan penanggung sistem pembayaran bagi pertumbuhan perekonomian nasional khususnya industri

dan perdagangan. Seiring dengan meningkatnya pembangunan aspek ekonomi tentunya tidak lepas dari faktor pendanaan untuk membiayai suatu aktifitas ekonomi dalam dunia usaha. Kegiatan pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekononi baik pemerintah maupun swasta tentunya sangat memerlukan dana dalam jumlah yang tidak kecil. Belakangan ini hampir tidak ada satu kehidupan ekonomi yang tidak bersentuhan dengan bank, khususnya yang berkenaan dengan pendanaan usaha di bidang industri, perdagangan bahkan dibidang kehidupan rumah tangga biasa. 1 Kepailitan merupakan sita umum yang mencakup seluruh kekayaan debitor untuk kepentingan pelunasan piutang semua kreditur. 2 Lembaga kepailitan diperlukan berkaitan dengan perlindungan atas hak milik kreditor yang harus dilindungi, hal ini sesuai dengan amanat yang terkandung dalam Pasal 1131 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Tujuan penulisan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kedudukan Bank Indonesia dan untuk mengetahui upayaupaya yang dilakukan Bank Indonesia sebelum mempailitkan bank. II. ISI MAKALAH 2.1 Metode Penelitan Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan hukum primer, dan sekunder. 3 Dalam penulisan karya ilmiah ini, agar mendapatkan hasil yang ilmiah, serta dapat dipertahankan secara ilmiah, maka masalah dalam penelitian ini akan dibahas menggunakan jenis pendekatan perundang-undangan (statute approach), dan pendekatan konsep (conseptual approach). 4 Bahan hukumnya diperoleh melalui penelitian kepustakaan misalnya memahami dan mengkaji lebih mendalam tentang literatur dan 1 Gunarto Suhardi, 2003, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Kanisius, Yogjakarta, Hal. 175 2 Mutiara Hikmah, 2007, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional Dalam Perkara-Perkara Kepailitas, Refika Aditama, Bandung, Hal. 10 3 Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 13-14. 4 Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogjakarta, Hal. 185-190

peraturan perundang-undangan yang ada kolerasinya dengan pembahasan baik langsung maupun tidak langsung. 5 2.2 Hasil Penelitian Dan Pembahasan 2.2.1 Kedudukan Bank Indonesia Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan, Dalam Hal Kepailitan Bank Di Indonesia Sesuai dengan Undang-Undang Kepailitan, terhadap bank sebagai debitur telah dibuat pengaturan khusus yang berbeda dengan pengaturan terhadap debitur pada umumnya. Bank sebagai debitur tidak dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit bagi dirinya sendiri, sebagaimana halnya dapat dilakukan debitur pada umumnya. Kreditor bank juga tidak dapat mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap bank sebagai debitur sebagaimana halnya dapat dilakukan kreditor terhadap debitor pada umumnya. Satu-satunya lembaga yang berwenang mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap bank sebagai debitor adalah Bank Indonesia sesuai dengan pasal 2 ayat (3) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan (Undang-undang Kepailitan). Pasal 37 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan (UU Perbankan) menyatakan bahwa: Jika menurut penilaian Bank Indonesia suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, Bank Indonesia dapat melakukan tindakan penyehatan dan penyelamatan, diantaranya dengan : 1. Pemegang saham menambah modal; 2. Pemegang saham mengganti dewan komisaris dan/atua direksi bank; 3. Bank menghapusbukukan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang macet dan memperhitungkan kerugian bank dengan modalnya; 4. Bank melakukan merger atau konsolidasi dengan bank lain; 5. Bank dijual kepada pembeli yang bersedia mengambil alih seluruh kewajiban; 6. Bank menyerahkan pengelolaan seluruh atau sebagain kegiatan bank kepada pihak lain; 7. Bank menjual sebagian atau seluruh harta dan/atau kewajibannya kepda bank atau pihak lain. Bank Indonesia memberikan alasan mengapa tidak mengajukan permohonan pailit terhadap bank ke Pengadilan Niaga di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat karena didalam ketentuan Undang-Undang Perbankan berserta Peraturan Pemerintah No. 25 Tahun 1999 tentang Pencabutan Izin Usaha dan Likuidasi Bank, adalah bahwa dalam pembubaran dan likuidasi bank, tidak mengenal adanya mekanisme kepailitan dan dalam rangka mekanisme penyeleaian hak dan kewajiban bank diatur dengan cara pencabutan izin usaha, pembubaran badan hukum dan 5 Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004,Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta,Hal. 58.

likuidasi bank. Oleh karena itu sebelum mencabut izin usaha bank, terlebih dahulu dilakukan tidakan-tindakan penyelamatan sebagaimana ditentukan dalam Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang Nomor 7 Tahun1992 Tentang Perbankan. Dengan melaksanakan tindakan-tindakan tersebut diharapkan kondisi bank dapat membaik. Namun apabila kondisi bank tersebut tidak dapat membaik, Bank Indonesia berwenang melakukan exit policy berupa pencabutan izin usaha, pembubaran badan hukum dan pelaksanaan likuidasi. 6 2.2.2 Kewenangan Tunggal Bank Indonesia Dalam Kepailitan Bank Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan hanya memberi kewenangan kepada Bank Indonesia untuk mengajukan permohonan pernyataan pailit atas bank sebagai debitor, tidak atas bank sebagai kreditur. Dalam praktik tidak ditemukan bank yang murni hanya sebagai kreditur atau debitor. Proses akhir kepailitan adalah pembagian harta kekayaan debitor oleh kurator kepada semua kreditor dengan memperhatikan hak-hak mereka masing-masing sebagai pelunasan piutang. Lembaga kepailitan pada dasarnya diperlukan berkaitan dengan perlindungan atas hak milik kreditor yang harus dilindungi. 7 Ada 3 (tiga) norma yang mengatur secara khusus kepailitan bank dari kepailitan debitur pada umumnya, yaitu: 1. Pasal 2 ayat (3) Undang-undang Kepailitan yang mengatur bahwa dalam hal debitor adalah bank, permohonan pernyataan pailit hanya dapat diajukan oleh Bank Indonesia. 2. Pasal 7 ayat (2) Undang-undang Kepailitan yang mengatur mengenai tidak ada keharusan penggunaan jasa advocat dalam hal permohonan diajukan oleh kejaksaan, Bank Indonesia, Bapepam, dan Menteri Keuangan. 3. Pasal 223 Undang-undang Kepailitan yang menyatakan bahwa jika debitur adalah bank maka pihak yang dapat mengajukan permohonan penundaan kewajiban pembayaran utang adalah Bank Indonesia Konstruksi hukum kepailitan bank dalam Undang-undang Nomor 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan yang memberikan prosedur khusus dalam kepailitan bank dilakukan mengingat usaha bank mempunyai karakteristik khusus. Selaku intermediary institution, bank sangat membutuhkan kepercayaan masyarakat dalam menjalankan usahanya. Dikhawatirkan masyarakat akan resah dan menarik kembali semua simpanannya ketika ada suatu bank yang diajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga. 6 Andrian Sutedi, 2008, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta, Hal. 225-226 7 Mutiara Hikmah, 2007, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional Dalam Perkara-Perkara Kepailitan, Refika Aditama, Bandung, Hal. 10

KESIMPULAN Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas maka dapatlah ditarik kesimpulan berikut: 1. Kedudukan Bank Indonesia sebagai satu-satunya lembaga yang dapat mempailitkan suatu bank karena apabila bank dengan mudah dapat dimohonkan pailit oleh setiap kreditor maka resikonya sangat tinggi, karena pengaturan kepailitan yang sederhana terhadap bank akan mengakibatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank bisa menjadi hilang dan menggangu stabilitas dunia perbankan. 2. Sebelum mempailitkan bank, Bank Indonesia melakukan upaya tindakan-tindakan penyehatan dan penyelamatan terlebih dahulu terhadap bank yamg mengalami kesulitan atau terindikasi pailit sesuai dengan pasal 37 ayat (1) Undang-undang Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Perbankan, hal ini untuk menjaga stabilitas perekonomian negara. DAFTAR BACAAN Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2004,Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, Andrian Sutedi, 2008, Hukum Perbankan Suatu Tinjauan Pencucian Uang, Merger, Likuidasi dan Kepailitan, Sinar Grafika, Jakarta Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta Gunarto Suhardi, 2003, Usaha Perbankan Dalam Perspektif Hukum, Kanisius, Yogyakarta Mutiara Hikmah, 2007, Aspek-Aspek Hukum Perdata Internasional Dalam Perkara-Perkara Kepailitas, Refika Aditama, Bandung Soejono Soekanto dan Sri Mamudji, 2001,Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT. Grafindo Persada, Jakarta Republik Indonesia,Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3472 Republik Indonesia,Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan, Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 37 Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1999 Tentang Pencabutan Izin Usaha dan Likuidasi Bank, lembar Negara Tahun 1999 Nomor 25