PREVALENSI KOMPLIKASI AKUT DAN KRONIS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI MEI 2012

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Diabetes melitus (DM) merupakan suatu penyakit yang banyak dialami oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

Diabetes Mellitus Type II

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

PREVALENSI RETINOPATI DIABETIKA PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kasus terbanyak yaitu 91% dari seluruh kasus DM di dunia, meliputi individu

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sekian banyak penyakit degeneratif kronis (Sitompul, 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

ABSTRAK. Wulan Yuwita, 2007, Pembimbing I : Onkie Kusnadi, dr., Sp.PD. Pembimbing II : Lusiana Darsono, dr., M.Kes.

DAFTAR ISI. Sampul Dalam... i. Lembar Persetujuan... ii. Penetapan Panitia Penguji... iii. Kata Pengantar... iv. Pernyataan Keaslian Penelitian...

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Diabetes Federation (IDF, 2015), diabetes. mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah.

GAMBARAN PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH DAN HbA1C PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI-MEI 2014 ABSTRAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

KEPATUHAN PERAWATAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. karena semakin meningkatnya frekuensi kejadiannya di masyarakat. 1 Peningkatan

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

Hubungan Kadar Gula Darah dengan Glukosuria pada Pasien Diabetes Mellitus di RSUD Al-Ihsan Periode Januari Desember 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit degeneratif merupakan transisi epidemiologis dari era penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. produksi glukosa (1). Terdapat dua kategori utama DM yaitu DM. tipe 1 (DMT1) dan DM tipe 2 (DMT2). DMT1 dulunya disebut

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, atau kedua-duanya. Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala

I. PENDAHULUAN. adekuat untuk mempertahankan glukosa plasma yang normal (Dipiro et al, 2005;

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

BAB I PENDAHULUAN. metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya prevalensi diabetes melitus (DM) akibat peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. insulin dependent diabetes melitus atau adult onset diabetes merupakan

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT BUDI AGUNG JUWANA PERIODE JANUARI DESEMBER 2015

Definisi Diabetes Melitus

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. berkembang adalah peningkatan jumlah kasus diabetes melitus (Meetoo & Allen,

BAB I PENDAHULUAN. irritabilitas, poliuria, polidipsi dan luka yang lama sembuh (Smeltzer & Bare,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena adanya

PREVALENSI NEFROPATI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II YANG DIRAWAT INAP DAN RAWAT JALAN DI SUB BAGIAN ENDOKRINOLOGI PENYAKIT DALAM, RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu sindrom klinis kelainan metabolik

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB 1 PENDAHULUAN. ditandai oleh kenaikan kadar glukosa darah atau hiperglikemia, yang ditandai

KECENDERUNGAN PENDERITA RETINOPATI DIABETIK

Pengetahuan Mengenai Insulin dan Keterampilan Pasien dalam Terapi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AZIMA AMINA BINTI AYOB

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. pada awalnya mungkin menimbulkan sedikit gejala, sementara komplikasi

BAB I PENDAHULUAN. yang selalu mengalami peningkatan setiap tahun di negara-negara seluruh

BAB I PENDAHULUAN. insulin atau keduanya (American Diabetes Association [ADA] 2010). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakaan lebih dari 360 juta orang dan diperkirakan akan naik lebih dari dua kali

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 1, hal ini disebabkan karena banyaknya faktor resiko terkait dengan DM

HUBUNGAN ANTARA HBA1C DENGAN KADAR HDL PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas fisik, life style, dan lain-lain (Waspadji, 2009). masalah kesehatan/penyakit global pada masyarakat (Suiraoka, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. adalah diabetes melitus (DM). Diabetes melitus ditandai oleh adanya

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan menyebabkan angka kematian yang tinggi. Penyakit ini

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan suatu penyakit metabolik kronik yang ditandai dengan kondisi

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi dan malnutrisi, pada saat ini didominasi oleh

CIRI-CIRI KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN OBESITAS DI POLIKLINIK ENDOKRIN RSUP DR KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus disebut juga the silent killer merupakan penyakit yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit kronis yang mengacu pada

POLA DISLIPIDEMIA DAN HUBUNGANNYA DENGAN JENIS KELAMIN PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUP DR. KARIADI SEMARANG

Transkripsi:

1 PREVALENSI KOMPLIKASI AKUT DAN KRONIS PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP SANGLAH PERIODE JANUARI 2011- MEI 2012 I Wayan Eka Satriawibawa 1, Made Ratna Saraswati 2 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana 1 Bagian Endokrinologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah 2 ABSTRAK Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu penyakit metabolik ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang disebabkan oleh kombinasi insufisiensi sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. Prevalensi diabetes di dunia diperkirakan meningkat menjadi 4.4% atau 366 juta jiwa pada tahun 2030. Peningkatan prevalensi DMT2 secara langsung akan meningkatkan prevalensi komplikasi DMT2. Penelitian ini menggunakan metode studi potonglintang. Data diperoleh dari rekam medis pasien dengan periode Januari 2011-Mei 2012 dan kemudian dihitung prevalensi komplikasi akut maupun kronis pada pasien DMT2. Penelitian ini mendapatkan hasil prevalensi KAD sebesar 7 orang (6.6%), tanpa komplikasi KAD sebanyak 70 orang (66%) dan tidak tahu sebanyak 27orang (25.5%). Prevalensi hipoglikemia sebanyak 18 orang (17%), tidak pernah mengalami hipoglikemia sebanyak 69 orang (65.1%) dan 18 orang (17%) tidak tahu. Diantara 18 orang yang pernah mengalami hipoglikemia, 8 orang diantaranya (44,4%) menggunakan terapi insulin. Organ yang paling sering mengalami gangguan adalah sistem kardiovaskuler yaitu sebanyak 35 kasus (25%). Gangguan ginjal ditemukan sebanyak 31 kasus (22%), gangguan paru 25 kasus (19%), Gangren dan Abses 16 kasus (11%), Urinary 6 kasus (4%), Alimentary 5 kasus (3%), Sistem saraf 4 kasus (3%), Mata 3 kasus (3%) dan gangguan lain sebanyak 14 kasus (10%). Komplikasi kronis yang terbanyak ditemukan adalah Chronic Kidney Disease (CKD) sebanyak 28 kasus, Pneumonia sebanyak 18 kasus, DF 13 kasus, HF 12 kasus, Hipertensi 11 kasus, TB paru 7 kasus, ISK 6 kasus, HHD 5 kasus, Gastropati 4 kasus, dan SNH dan NPDR ditemukan sebanyak 3 kasus. Kata Kunci: Diabetes Melitus Tipe 2, Komplikasi, RSUP Sanglah, Januari 2011, Mei 2012

2 PREVALENCE OF ACUTE AND CHRONIC COMPLICATIONS OF TYPE 2 DIABETES MELLITUS PATIENTS AT INTERNAL DEPARTMENT SANGLAH HOSPITAL JANUARY 2011 MAY 2012 ABSTRACT Type 2 Diabetes Mellitus (T2DM) is a metabolic disease mainly characterized by hyperglycemic state due to insufficiency of insulin secretion, insulin resistance or both. The world prevalence of Diabetes is estimated 4,4% or 366 milion people in 2030. The increasing of prevalence T2DM will directly increase the prevalence of T2DM complications. This study use cross-sectional study. Data is obtained from the medical records of the patients with the period of January 2011 May 2012 and then calculated the prevalence of acute and chronic complications. This study found that prevalence of DKA 7 people (6.6%), without DKA 70 people (66%) and unknown 27 people (25.5%). The prevalence of hypoglycemia 18 people (17%), without hypoglycemia 69 people (65.1%) and unknown 18 people (17%). Among the 18 peop le who have experienced hypoglycemia, 8 of them (44.4%) is using insulin therapy. The most affected system organ is cardiovascular system 35 cases (25%), renal impairment 31 cases (22%), lung disease 25 cases (19%), gangrene and abscess 16 cases (11%), urinary system 6 cases (4%), alimentary 5 cases (3%), nervous system 4 cases (3%), eye impairment 3 cases (3%) and other 14 cases (10%). The most common chronic complications is Chronic Kidney Disease (CKD) 28 cases, Pneumonia 18 cases, DF 13 cases, HF 12 cases, Hypertension 11 cases, Lung TB 7 cases, UTI 6 cases, HHD 5 cases, Gastropathy 4 cases, SNH and NPDR 3 cases. Keywords: Type 2 Diabetes Mellitus, Complication, Sanglah Hospital, January 2011, May 2012 PENDAHULUAN Latar Belakang Diabetes melitus tipe 2 (DMT2) merupakan suatu penyakit metabolik ditandai dengan keadaan hiperglikemia yang disebabkan oleh kombinasi insufisiensi sekresi insulin, resistensi insulin, atau keduanya. 1 Diagnosis DMT2 ditegakkan berdasarkan kriteria WHO yaitu kadar glukosa plasma puasa 7,00 mmol/l (126 mg/dl) atau kadar glukosa 2-jam postprandial 11,1 mmol/l ( 200 mg/dl). 2 DMT2 termasuk penyakit kronis dengan progresivitas yang cenderung lambat terjadi dalam jangka panjang. Penegakkan diagnosis DM juga melihat dari gejala DM. Gejala tersebut dibagi menjadi dua yaitu gejala khas DM dan tidak khas. Gejala khas DM antara lain polifagia, polidipsia,

3 poliuria, dan penurunan berat badan tanpa sebab jelas. Sedangkan gejala tidak khas antara lain: kesemutan, mata kabur, dll. 3 Prevalensi diabetes di dunia pada tahun 2000 diperkirakan sebesar 2,8% atau total penderita sebanyak 171 juta jiwa dan diperkirakan meningkat menjadi 4.4% atau 366 juta jiwa pada tahun 2030. 4 Peningkatan jumlah penderita DMT2 dikaitkan dengan peningkatan populasi, penuaan, urbanisasi, obesitas, kurangnya aktivitas fisik, 4 berkurangnya penyakit infeksi, dan usia harapan hidup semakin meningkat. 5 Jumlah penderita DMT2 di Indonesia pada tahun 2000 diperkirakan sebanyak 8.4 juta jiwa dan menduduki peringkat ke-4 jumlah penderita DMT2 terbanyak di dunia. Jumlah tersebut diprediksi akan meningkat menjadi 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. 4 Data-Data epidemiologi di Indonesia sangat bervariasi. Laporan Riskesdas tahun 2007 oleh Departemen Kesehatan menunjukkan prevalensi DM di daerah urban Indonesia usia diatas 15 tahun sebesar 5,7%. Prevalensi terkecil terdapat di Provinsi Papua sebesar 1,7% dan terbesar di Provinisi Maluku Utara dan Kalimantan Barat mencapai 11,1%. 5 Sedangkan untuk data mengenai prevalensi DMT2 di Bali masih sedikit. Penelitian oleh Suastika dkk menyatakan prevalensi DM sebesar 7,5%. 6 Peningkatan prevalensi DMT2 secara langsung akan meningkatkan komplikasi DMT2. 7 Komplikasi DMT2 didefinisikan sebagai penyakit atau efek merugikan yang timbul dari perjalanan penyakit DMT2, yang bisa dicegah atau dihambat dengan pengontrolan gula darah, tekanan darah dan kadar kolesterol HDL pada tingkat normal. 8 Patofisiologi DMT2 yang kronis menyebabkan suatu kondisi yang memicu perkembangan gangguan seluruh bagian tubuh terutama pada sistem kardiovaskuler, ginjal, saraf maupun mata. 9 Komplikasi DMT2 secara umum dibagi menjadi dua yaitu: komplikasi akut dan komplikasi kronis. Komplikasi akut DMT2 terdiri dari Ketoasidosis Diabetik (KAD), Hipoglikemia, dan Hyperglycemic Hyperosmolar State (HHS). Komplikasi kronis DMT2 dibagi menjadi dua yaitu mikroangiopati

4 dan makroangiopati. Gejala komplikasi DMT2 sangat bervariasi, mulai dari gejala ringan hingga dapat menimbulkan kematian, baik komplikasi akut maupun komplikasi kronis. 3 Asosiasi Diabetes Amerika memperkirakan pada tahun 2007, total biaya pengobatan untuk diabetes mencapai US$ 116 miliar dan US$ 58 miliar untuk biaya secara tidak langsung per tahun. 4 Berdasarkan fakta-fakta tersebut, mengatasi komplikasi pada pasien DMT2 menjadi masalah mendesak yang harus dilakukan. Kemajuan teknologi dan ilmu-ilmu kedokteran telah membantu praktisi kesehatan untuk lebih memahami dan mengerti tentang pengelolaan komplikasi DMT2. 7,10 Pengelolaan komplikasi meliputi deteksi faktorfaktor risiko pada pasien DMT2 dan deteksi dini terjadinya komplikasi. Untuk mengelola komplikasi DMT2 dengan baik, selain memerlukan teknologi tinggi, praktisi kesehatan juga memerlukan suatu gambaran dari data epidemiologis mengenai komplikasi DMT2. Data epidemiologi mengenai prevalensi diabetes dan komplikasinya menjadi hal yang sangat penting untuk memperkirakan perencanaan pencegahan, terutama pencegahan sekunder, dan pengelolaan yang lebih rasional dan efektif. 4,7 Pencegahan yang dilakukan secara komprehensif dan lebih dini yang bersumber dari data prevalensi dapat membantu menekan biaya pengobatan penderita DMT2 itu sendiri, mencegah komplikasi menjadi lebih berat, serta memperkirakan komplikasi yang kemungkinan besar terjadi. 10 Namun, data mengenai prevalensi komplikasi akut maupun kronis di Indonesia khususnya di Bali masih dikatakan sedikit. Hal ini sangat disayangkan mengingat Indonesia sangat banyak ditemukan kasus DMT2 dan datadata tersebut sangat diperlukan untuk pengelolaan pasien DMT2 dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menggambarkan komplikasikomplikasi yang terjadi pada pasien DMT2 untuk memberikan sebuah gambaran epidemiologis bagi praktisi kesehatan. Adapun rumusan masalah yang dikaji antara lain: prevalensi komplikasi akut (KAD dan Hipoglikemia) pada pasien DMT2,

5 dan prevalensi komplikasi kronis pada pasien DMT2 METODE PENELITIAN Kerangka Konsep Faktor Risiko DMT2 Pasien DMT2 Gejala Komplikasi DMT2 Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan studi prevalensi potong-lintang untuk mengetahui prevalensi komplikasi akut dan komplikasi kronis pada pasien DMT2 yang datang ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah Periode Januari 2011-Mei 2012. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakuak di Bagian Endokrinologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah pada 3 10 November 2012. Populasi dan Sampel Populasi Populasi Target adalah semua pasien DMT2 dengan populasi terjangkau Pasien yang menderita DMT2 yang datang ke Poliklinik Penyakit Dalam RSUP Sanglah selama periode Januari 2011 Mei 2012. Sampel Sampel diperoleh dengan metode total sampling, yaitu dengan mengambil seluruh populasi terjangkau yang berjumlah 106 orang. Dengan kriteria inklusi adalah Pasien yang terdiagnosis DMT2 periode Januari 2011 Mei 2012 dan kriteria eksklusi adalah pasien yang terdiagnosis DM selain tipe 2.

6 Definisi Operasional Pasien DMT2 merupakan pasien yang terdiagnosis diabetes melitus tipe 2 di poliklinik penyakit dalam RSUP Sanglah pada periode Januari 2011 Mei 2012 yang diperoleh dari data pada rekam medis masing-masing pasien. Komplikasi akut DMT2 yang diteliti adalah Ketoasidosis Diabetes (KAD) dan Hipoglikemia yang didapatkan dari rekam medis baik riwayat sebelumnya maupun keadaan saat pemeriksaan. Komplikasi kronis pasien adalah komplikasi DMT2 yang dialami pasien saat pemeriksaan dan terdiagnosis DMT2 serta sistem organ yang mengalami gangguan. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Pengumpulan data diperoleh melalu rekam medis bagian Endokrinologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah. Data yang tercatat adalah: data dasar pasien (umur, jenis kelamin), tipe diabetes, pemeriksaan klinis (berat badan, tinggi badan, BMI), dan berbagai komplikasi DM. Data yang diperoleh dari penelitian ini kemudian dikumpulkan dan dihitung jumlah prevalensi komplikasi akut berupa riwayat KAD dan Hipoglikemia serta komplikasi kronis. Komplikasi kronis diambil 10 besar penyakit yang paling sering muncul dan sistem organ yang paling sering mengalami gangguan. Alur penelitian Populasi Terjangkau DMT2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel DMT2 Data Sekunder RM Data Komplikasi Akut Data Komplikasi Kronis

7 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Sampel Total sampel yang diikutsertakan dalam penelitian ini berjumlah 106 orang, yang terdiri dari 62 orang (58,5%) laki-laki dan 44 orang (41,5%) perempuan dengan rerata usia 54,86 ± 11,29 tahun. Tinggi badan didapatkan rata-rata 160,82 ± 5,8 cm, Berat badan 59,27 ± 8,5 kg, BMI 22,92 ± 3.01, dan HbA1c 9,49 ± 2,9. (tabel 2). Tabel 2. Karakteristik Sampel No. Variabel Total (n= 106) % 1. Usia 54,86 ± 11,29 2. Jenis Kelamin Laki-laki 62 58,5% Perempuan 44 41,5% 3. Tinggi Badan 160,82 ± 5,8 cm 4. Berat Badan 59,27 ± 8,5 kg 5. BMI 22,92 ± 3.01 6. HbA1c 9,49 ± 2,9 Prevalensi Komplikasi Akut DMT2 Prevalensi KAD Prevalensi angka kejadian KAD didapatkan sebesar 7 orang (6.6%). Pasien tanpa komplikasi KAD sebanyak 70 orang ( 66%) dan yang menyatakan tidak tahu sebanyak 27 orang (25.5%) (tabel 3). Tabel 3. Prevalensi KAD F % Valid Ya 7 6.6 Tidak 70 66.0 Tidak tahu 27 25.5 Total 104 98.1 Missing 2 1.9 Total 106 100.0

8 Prevalensi Hipoglikemia Prevalensi kejadian hipoglikemia yang didapatkan sebanyak 18 orang (17%), sedangkan yang tidak pernah mengalami hipoglikemia sebanyak 69 orang (65.1%) dan 18 orang (17%) tidak tahu (tabel 4 ). Didapatkan pula kejadian hipoglikemia terbanyak terjadi pada pasien DMT2 yang memakai terapi insulin yakni sebanyak 8 orang (44,4%), sedangkan pasien yang hipoglikemia menggunakan OHO sebanyak 6 orang (33.3%) dan yang hanya diet saja sebanyak 4 orang (22,3%). Tabel 4. Prevalensi Hipoglikemia F % Valid Ya 18 17.0 Tidak 69 65.1 Tidak tahu 18 17.0 Total 105 99.1 Missing 1 0.9 Total 106 100.0 Prevalensi Komplikasi Kronis DMT2 Dari 106 sampel diikutkan dalam penelitian ini, hanya 20 orang (18,8%) yang tidak memiliki komplikasi kronis. Selebihnya atau sebanyak 86 orang (81,2%) memiliki komplikasi kronis minimal satu penyakit. Sistem Organ yang Terganggu Pada pasien DMT2 periode 2011-2012 ditemukan organ yang paling sering mengalami gangguan adalah sistem kardiovaskuler yaitu sebanyak 35 kasus (25%). Gangguan ginjal ditemukan sebanyak 31 kasus (22%), gangguan paru 25 kasus (19%), Gangren dan Abses 16 kasus (11%), Urinary 6 kasus (4%), Alimentary 5 kasus (3%), Sistem saraf 4 kasus (3%), Mata 3 kasus (3%) dan gangguan lain sebanyak 14 kasus (10%) (Gambar 1).

9 40 35 30 25 20 15 10 5 0 Gangguan Sistem Organ Gambar 1. Sistem organ yang mengalami gangguan 10 Besar Komplikasi Kronis Komplikasi kronis yang terbanyak ditemukan pada pasien DMT2 periode 2011-2012 adalah Chronic Kidney Disease (CKD) sebanyak 28 kasus, kemudian berturut-turut urutan kedua-kesepuluh adalah: Pneumonia sebanyak 18 kasus, Diabetic Foot (DF) 1 3 kasus, Heart Failure (HF) 12 kasus, Hypertension (HT) 11 kasus, TB paru 7 kasus, Infeksi Saluran Kencing (ISK) 6 kasus, Hypertensive Heart Disease (HHD) 5 kasus, Gastropati 4 kasus, dan SNH dan NPDR ditemukan sebanyak 3 kasus (Gambar 2

10 30 10 Besar Komplikasi Kronis 25 20 15 10 5 0 Gambar 2. 10 besar komplikasi kronis pasien DMT2 PEMBAHASAN Diabetes adalah penyakit kronis progresif yang tidak berdiri sendiri sebagai satu penyakit, melainkan sebuah kumpulan gangguan metabolik dengan karakteristik utama berupa hiperglikemia. 12 Manifestasi klinis DMT2 pada setiap pasien berbeda tergantung proses abnormalitas metabolik dan hormonal yang terganggu. Pengetahuan dan pemahaman tentang morbiditas DMT2 termasuk komplikasi menjadi hal sangat penting, mengingat pengaruhnya pada pada morbiditas dan mortalitas pasien DMT2. 10 Prevalensi Komplikasi Akut Penelitian ini dilakukan di bagian Endokrinologi Penyakit Dalam RSUP Sanglah yang hasilnya dapat dijadikan gambaran prevalensi komplikasi penderita DMT2. Penelitian ini mendapatkan prevalensi KAD sebanyak 7 orang (6,6%), tidak pernah mengalami KAD sebanyak 70 orang (66,0%) dan tidak tahu sebanyak 27 orang (25,5%). Sebuah studi di Amerika yang dilakukan oleh Rochester menunjukkan insiden KAD sebesar 8 per 1000 pasien per tahun. Hingga saat ini penelitian tentang prevalensi KAD di Indonesia belum ada. Laporan insiden KAD umumnya berasal dari data rumah sakit. 11 Meskipun prevalensi KAD cukup

11 rendah, namun pencegahan dan deteksi dini gejala KAD sangat penting dilakukan karena KAD merupakan keadaan emergensi yang dapat menyebabkan kematian. Komplikasi Hipoglikemia lebih umum ditemukan yaitu sebanyak 18 orang (17%), sedangkan yang tidak pernah mengalami hipoglikemia sebanyak 69 orang (65.1%) dan 18 orang (17%) tidak tahu. Pasien yang menggunakan insulin ditemukan paling rentan terkena insulin, karena berdasarkan hasil yang didapatkan prevalensi hipoglikemia sebanyak 8 orang (44,4%) terjadi pada pengguna terapi insulin. Prevalensi pada penggunaan OHO didapatkan sebanyak 6 orang (33,3%) dan hanya diet saja sebanyak 4 orang. Hal ini menunjukkan prevalensi hipoglikemia bervariasi tergantung terutama oleh jenis pengobatan yang dipakai oleh pasien. Hasil yang hampir sama didapatkan oleh Donelly dkk 13 yang menyebutkan prevalensi hipoglikemia sebesar 45% dari total penderita DM yang memakai insulin dan Miller dkk 14 yang menunjukkan prevalensi hipoglikemia sebesar 30% dari total pasien DMT2 yang memakai insulin. Hasil ini menekankan bahwa pemberian insulin sebagai terapi DMT2 harus dalam pengawasan yang ketat (tepat jumlah dosis insulin yang diberikan serta tata cara penggunaannya) dan praktisi kesehatan mampu untuk mengenali tanda-tanda keadaan pasien yang mengalami hipoglikemia. Prevalensi Komplikasi Kronis Dari 106 sampel diikutkan dalam penelitian ini, didapatkan 20 orang (18,8%) yang tidak memiliki komplikasi kronis dan sebanyak 86 orang (81,2%) memiliki komplikasi kronis minimal satu penyakit. Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian oleh Liu dkk 10 menunjukkan penderita DMT2 yang memiliki minimal satu komplikasi kronis sebanyak 52%. Meskipun cukup berbeda kedua hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komplikasi kronis cukup banyak terjadi pada penderita DMT2. Penelitian ini mendapatkan bahwa sistem organ yang paling banyak terkena gangguan adalah sistem kardiovaskuler sebanyak 25%, kemudian gangguan ginjal 22%, Paru 19%, Gangren dan abses 11%,

12 Urinary 4%, Saraf 3% mata 3% dan unntuk gangguan lainnya sebesar 10%. Hal yang serupa juga ditemukan penelitian Liu dkk 10 di China yang menunjukkan gangguan sistem kardiovaskuler merupakan komplikasi kronis yang terbanyak yakni sekitar 30,1%. Begitu pula sebuah studi oleh Morgan dkk 15 pada populasi umum di Inggris juga menunjukkan predominansi gangguan sistem kardiovaskuler. Sehingga penanganan dini terhadap gangguan pada sistem kardiovaskuler sangat penting dalam menurunkan morbiditas pasien DMT2. Keadaan hipertensi dan dislipidemia pada pasien DMT2 harus diperhatikan dengan baik. Karena ketiga faktor tersebut merupakan faktor risiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskuler dan sering muncul bersamaan sebagai sindrom metabolik. 16 Untuk gangguan organ lain pada penelitian ini adalah penyakit penyerta lain yang didapatkan pada saat pemeriksaan. Hasil yang cukup tinggi yakni sebesar 10% menunjukkan DMT2 juga meningkatkan risiko pasien untuk menderita berbagai macam penyakit. Hasil yang berbeda dengan penelitian ini gangguan nefropati dan gangren sedikit lebih tinggi dibandingkan didapatkan oleh Liu dkk 10 sebanyak 10,7% dan 0,8%. Begitu pula dengan prevalensi retinopati yang ditemukan lebih rendah. Untuk komplikasi yang paling sering ditemukan adalah CKD sebanyak 28 kasus. Komplikasi lainnya adalah Pneumonia 18 kasus, kaki diabetes 13 kasus, Gagal Jantung 12 kasus, Hipertensi 11 kasus, TB paru 7 kasus, ISK 6 kasus, HHD sebanyak 5 kasus, Gastropati 4 kasus, dan SNH dan NPDR sebanyak 3 kasus. PENUTUP Simpulan Dari hasil dan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Prevalensi Ketoasidosis Diabetik dan Hipoglikemia pada pasien DMT2 yang datang ke Poliklinik Penyakit Dalam masing-masing sebanyak 7 orang (6,6%) dan 18 orang (17%). Diantara 18 orang yang pernah mengalami hipoglikemia, 8 orang

13 diantaranya (44,4%) menggunakan terapi insulin. 2. Prevalensi pasien DMT2 dengan komplikasi kronis berjumlah 86 orang (81,2%). Sistem organ yang mengalami gangguan yaitu: mata 3 kasus (3%), saraf 4 kasus (3%), alimentary 5 kasus (3%), urinary 6 kasus (4%), Gangren dan abses 16 kasus (11%), paru 25 kasus (19%), ginjal 31 kasus (22%), lain-lain 14 kasus (10%) dan yang terbanyak adalah sistem kardiovaskuler sebanyak 35 kasus (25%). 3. Sedangkan komplikasi yang paling sering ditemukan adalah CKD 28 kasus, disusul Pneumonia 18 kasus, kaki diabetes 13 kasus, Gagal Jantung 12 kasus, Hipertensi 11 kasus, TB paru 7 kasus, ISK 6 kasus, HHD sebanyak 5 kasus, Gastropati 4 kasus, dan SNH dan NPDR sebanyak 3 kasus. Saran 1. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih besar dan dipilih secara random sehingga lebih mempresentasikan komplikasi pasien DMT2 2. Diperlukannya penelitian analitik untuk melihat hubungan berbagai faktor risiko dengan prevalensi komplikasi pada pasien DMT2 3. Diperlukannya penelitian mengenai komplikasi akut lain seperti HHS dan koma diabetik. DAFTAR PUSTAKA 1. Drucker D, dkk. Incretinbased Therapy: for the Treatment of Type 2 Diabetes: Evaluation of the risks and Benefits.Diabetes Care. 2010;30(2):428-33. 2. World Health Organization (WHO).Definition and Diagnosis of Diabetes Mellitus and Intermediate Hyperglycemia.2006.WHO production service:geneva. 3. Perkeni. Konsensus Pengelolaan Diabetes pada Diabetes Melitus tipe 2. 2006. Perkeni:Jakarta. 4. Wild S, dkk. Global Prevalence of Diabetes,

14 Estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diabetes Care. 2004;27:1047 53. 5. Perkeni. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia. 2011. Perkeni:Jakarta. 6. Suastika K dkk. Metabolic Syndrome in Rural Population of Bali. J Obesity. 2004;28:555. 7. Waspadji S. Komplikasi Kronik Diabetes: Mekanisme Terjadinya, Diagnosis dan Strategi Pengelolaan. dalam: Sudoyo dkk editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. 2009. hal.1922-9. 8. American Diabetes Association (ADA). Diabetes Basics: Common Terms. Available at URL:http://www.diabetes.org/ diabetes-basics/commonterms/?loc=dropdowndbterms. Akses: 10 November 2012. 9. Khardori R dkk. Type 2 Diabetes. 2012. Available at URL:http://emedicine.medsca pe.com/article/117853- overview#aw2aab6b2b3. Akses: 10 November 2012. 10. Liu dkk. Prevalence of chronic complications of type 2 diabetes mellitus in outpatients - a cross-sectional hospital based survey in urban China. Health and Quality of Life Outcomes. 2010;8:62. 11. Soewondo P. Ketoasidosis Metabolik. dalam: Sudoyo AW dkk editor. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam. 2009.hal.1906-11. 12. Vigneri P,dkk. Diabetes and Cancer. Endocrine-Related Cancer. 2009;16:1103 23. 13. Donnely LA, dkk. Frequency and predictors of hypoglycemia in type 1 and insulin-treated type 2 diabetes: a population-based study. Diabet Med. 2005;22:449-55. 14. Miller CD, dkk. Hypoglycemia in patient with

15 type 2 diabetes mellitus. Arch Intern Med. 2001;161:1653-9. 15. Morgan CL, dkk The prevalence of multiple diabetes-related complications. Diabet Med. 2000;17(2):146-51. 16. American Diabetes Association (ADA). Standard Medical Care in Diabetes- 2007. Diabetes Care. 2007;30:s4-s41.