BAB II GAMBARAN DESA PEDAWANG DAN WETON SECARA UMUM. Geografis berasal dari bahasa belanda Geografie, yang berarti ilmu yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III WETON DALAM PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI DESA PEDAWANG KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN

Analisis Fenomena Swing Voters Pada Pemilu Reformasi di Kabupaten Rembang. Oleh : Susi Dian Rahayu D2B

BAB IV ANALISIS MASALAH. A. Analisis Fungsi Manifes Terhadap Pengaruh Weton dalam Pelaksanaan

BAB IV. Analisis Metode Perumusan Pada Kalender Abadi Asopon Karya Johan. Hudaya dan Witono

BAB III GAMBARAN UMUM DESA PUGERAN KECAMATAN GONDANG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB III PENYESUAIAN KALENDER SAKA DENGAN KALENDER HIJRIYAH DAN APLIKASINYA DALAM PENENTUAN AWAL BULAN QOMARIYAH

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Letak Geografis dan Demografis Desa Sungai Keranji

BAB II KONDISI MASYARAKAT DESA BALONGDOWO

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kecamatan Palas Kabupaten Lampung Selatan. Desa Bumi Restu memiliki

BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Tabel I Luas wilayah menurut penggunaan

BAB III PELAKSANAAN SEWA MENYEWA RUKO DI DESA KUWASEN KECAMATAN GUNUNGPATI SEMARANG

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB III KERJASAMA DALAM PENGADAANDAN PENGOPERASIONALAN MESIN DOS DI DESA LEMBAH KECAMATAN DOLOPO KABUPATEN MADIUN

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SOKARAJA TENGAH. RT dengan batas sebelah utara berbatasan dengan Desa Sokaraja Kulon, batas

BAB II. KONDISI WILAYAH DESA ONJE A. Letak Geografi dan Luas Wilayahnya Desa Onje adalah sebuah desa di Kecamatan Mrebet, Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terletak dipinggir sungai Kundur. Sekitar tahun 70-an bupati Alamsyah

BAB III PELAKSANAAN JAM KERJA KARYAWAN DI TB. SEDERHANA DI DESA GUNTUR KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB IV GAMBARAN UMUM KECAMATAN SEMARANG BARAT. 4.1 Situasi Umum Kecamatan Semarang Barat. Manyaran, Cabean, Tawang Mas, Tawang Sari, Tambak Harjo,

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB III PELAKSANAAN TRADISI MIYANG DI DESA WERU KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN. Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Adapun jarak Desa Weru

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. RT dengan jumlah penduduk jiwa yang terdiri dari kepala

BAB III PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH PADA KALENDER ABADI ASOPON KARYA JOHAN HUDAYA DAN WITONO. A. Biografi Singkat Penyusun Kalender Abadi Asopon

BAB III GAMBARAN UMUM DESA MULYA AGUNG. Desa Mulya Agung secara geografis terletak di Kecamatan Lalan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kampar Kabupaten Kampar. Desa Koto Tuo Barat adalah salah satu desa dari 13

BAB II KONDISI OBYEKTIF LOKASI DESA BITUNG JAYA KEC. CIKUPA KAB. TANGERANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Daerah tersebut merupakan daerah yang mempunyai iklim tropis dimana terdapat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KECAMATAN RUMBAI PESISIR. orang jawa yang masuk dalam Wilayah Wali Tebing Tinggi. Setelah itu

BAB IV ANALISIS PENETAPAN AWAL BULAN KAMARIAH SISTEM ABOGE DI DESA KRACAK KECAMATAN AJIBARANG

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah dari Desa Kasikan Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar yaitu:

BAB II KEADAAN DESA DI LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN NUURUL QURAN

BAB II GAMBARAN UMUM SUMBUL PEGAGAN. Sumbul Pegagan adalah salah satu dari enam belas kecamatan di Kabupaten

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Pekanbaru, terdiri atas 65 RW dan 318 RT. Luas wilayah Kecamatan Tampan

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. dengan Kecamatan Bangkinang Barat. Hal ini disebabkan karena Salo telah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Berdasarkan sejarahnya Desa Karta Kecamatan Tulang Bawang Udik Kabupaten

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Pasar Tiban Kelurahan Krapyak Lor Pekalongan. kamus bahasa Indonesia karangan Badudu-Zain kata tiba

BAB II KONDISI WILAYAH DESA SEMPOR. membuat sungai dari sebelah barat (Sungai Sampan), sedang yang muda

BAB III PRAKTEK PENGUPAHAN SISTEM ROYONGAN DI DESA KLIRIS KECAMATAN BOJA KABUPATEN KENDAL. A. Demografi Desa Kliris Kecamatan Boja Kabupaten Kendal

BAB III TRADISI PELAKSANAAN UTANG PIUTANG BENIH PADI DENGAN SISTEM BAYAR GABAH DI DESA MASARAN KECAMATAN MUNJUNGAN KABUPATEN TRENGGALEK

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI KELURAHAN SAIL KECAMATAN TENAYAN RAYA PEKANBARU sampai dengan berakhir periode masa jabatannya yaitu pada tanggal 02

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TRADISI NGALOSE DALAM PERSPEKTIF MASYARAKAT DESA KEPUH TELUK KECAMATAN TAMBAK BAWEAN KABUPATEN GRESIK

BAB III PRAKTEK JUAL BELI ANYAMAN KEPANG DI DESA RINGINHARJO KEC. GUBUG KAB. GROBOGAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DI KAMPUNG DESA BITUNG JAYA, KECAMATAN CIKUPA TANGERANG BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui lokasi sesungguhnya dari Kelurahan Pandeyan. Hasil survei ini

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN SIMPANG BARU KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. Kecamatan Tampan kota Pekanbaru adalah salah satu dari 12 kecamatan

BAB III PRAKTEK PERPARKIRAN DI KABUPATEN KENDAL. A. Keadaan Sosial, Ekonomi, Budaya dan Keagamaan serta Letak

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian yang penulis lakukan adalah di Desa Kampung Panjang.

BAB II GAMBARAN UMUM DESA TELUK BATIL KECAMATAN SUNGAI APIT KABUPATEN SIAK. Sungai Apit Kabupaten Siak yang memiliki luas daerah 300 Ha.

IV. GAMBARAN UMUM. A. Keadaan Umum Wilayah Kelurahan Tanjung Ratu Ilir. Ratu Ilir terdiri dari 7 (tujuh) dusun. Ketujuh dusun tersebut ialah :

BAB II PROFIL WILAYAH. acuan untuk menentukan program kerja yang akan dilaksanakan selama KKN

BAB III PELAKSANAAN JUAL BELI IKAN HASIL TANGKAPAN NELAYAN OLEH PEMILIK PERAHU DI DESA SEGORO TAMBAK KECAMATAN SEDATI KABUPATEN SIDOARJO

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 15 Suro 1943 (Dal) - 15 Sapar 1943 (Dal) Pahing Wage Pon Wage 15.

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN TUAH KARYA KECAMATAN TAMPAN PEKANBARU. yang ada di kota Pekanbaru, yang pada mulanya merupakan wilayah dari

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 41 Kapitu (42) - Kawolu (26) - 1 Kasongo (25)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Muara Jalai Kecamatan Kampar Utara

BAB III PETANI DAN HASIL PERTANIAN DESA BENDOHARJO. A. Monografi dan Demografi Desa Bendoharjo

BAB III PRAKTIK PENGGARAPAN TANAH SAWAH DENGAN SISTEM SETORAN DI DESA LUNDO KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN SISTEM ABOGE DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH DAN IMPLEMENTASINYA DALAM

BAB III PRAKTIK HIBAH SEBAGAI CARA PEMBAGIAN HARTA WARISAN DI DESA SRIWULAN KECAMATAN LIMBANGAN KABUPATEN KENDAL

BAB III PERSEPSI ORANG JAWA TENTANG NIKAH DI BULAN MUHARRAM MENURUT ADAT JAWA. wilayah desa Bambangkerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang di mana

IV. GAMBARAN UMUM. Desa Talang Bojong pada dewasa ini termasuk wilayah teritorial

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Jarak dari Kecamatan Megamendung ke Desa Megamendung adalah 8 km,

LOKASI PENELITIAN. Desa Negera Ratu dan Negeri Ratu merupakan salah dua Desa yang berada

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 41 Kapitu (42) - 26 Kawolu (26)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 41 Kapitu (42) - 26 Kawolu (26)

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 41 Kapitu (42) - 26 Kawolu (26)

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. ada di kecamatan Kampar Utara yang luas wilayahnya , 75 Ha. Adapun batas-batas wilayah desa sawah:

BAB III PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Geografis dan Demografis Desa Balam Sempurna

10 Kapitu (42) - 40 Kapitu (42) 41 Kapitu (42) - 26 Kawolu (26)

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margasari terletak di Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Desa ini memiliki luas

BAB II DESKRIPSI KOTA SURAKARTA

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Dalam melaksanakan penelitian, mengetahui kondisi yang akan diteliti

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. secara geografis terletak antara 101º20 6 BT dan 1º55 49 LU-2º1 34 LU, dengan

IMPLEMENTASI PENANGGALAN JAWA ISLAM SISTEM ABOGE DALAM UPACARA RITUAL DI DESA SUKODONO TAHUNAN JEPARA

BAB I LATAR BELAKANG

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. A. Keadaan Geografis dan DemogrfisKecamatan Tampan. 1. Keadaan Geografis Kecamatan Tampan

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

BAB II TINJAUAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KEADAAN MASYARAKAT DESA SEPANJANG SEBELUM MASUKNYA MUHAMMADIYAH

BAB III PROSES KHITBAH YANG MENDAHULUKAN MENGINAP DALAM SATU KAMAR (DI DESA WARUJAYENG KECAMATAN TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK)

PENANGGALAN SYAMSIYAH DAN QAMARIYAH

BAB I PENDAHULUAN. Kuliah Kerja Nyata Alternatif Periode LI unit II.C.1 Universitas

IV.GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Gedung Aji memiliki luas wilayah sekitar 114,47 km 2 beribukota di

BAB II KONDISI UMUM MASYARAKAT DESA KLAMPOK

BAB II KONDISI UMUM KELURAHAN LOMANIS. kelurahan di wilayah Kecamatan Cilacap Tengah Kabupaten Cilacap.Lokasinya

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG DESA OLAK KECAMATAN SUNGAI MANDAU KABUPATEN SIAK

BAB. IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Penengahan yang berpenduduk Jiwa pada Tahun Secara

BAB III ALIRAN KEAGAMAAN ORANG TUA DAN PILIHAN PENDAMPING HIDUP PEREMPUAN DI DESA SUMURGAYAM KECAMATAN PACIRAN KABUPATEN LAMONGAN

Transkripsi:

BAB II GAMBARAN DESA PEDAWANG DAN WETON SECARA UMUM A. Deskripsi Wilayah Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan wilayah Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, penyusun mengadakan penelitian tentang: 1. Kondisi geografis Geografis berasal dari bahasa belanda Geografie, yang berarti ilmu yang mempelajari keadaan dan peredaran di muka bumi tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, manusia dan seluk beluknya serta yang berhubungan dengan tempat itu. Desa Pedawang termasuk dalam wilayah Kecamatan Karanganyar dengan luas wilayah 727.225 HA, dan terbagi dalam tanah sawah, tanah kering, hutan negara, perkebunan negara/swasta dan lain-lain (sungai, jalan, kuburan) sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL I LUAS DAERAH DESA PEDAWANG 1 No. Jenis lahan Luas 1. Tanah sawah 152.600 2. Tanah kering 84.000 3. Hutan Negara 101.100 4. Perkebunan Negara/Swasta 349.680 5. Lain-lain (sungai, jalan, kuburan) 85.568 Pekalongan. 1 Data statis monografi dinamis Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten 23

Dengan luas wilayah tersebut, Desa Pedawang 2 terbagi dalam lima Dusun dengan lima RW dan enambelas RT, serta merupakan desa paling tenggara dari Kecamatan Karanganyar dan berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Desa Pododadi b. Sebelah Selatan : PTPN IX dan Kecamatan Lebakbarang c. Sebelah Timur : Kecamatan Doro d. Sebelah Barat : Desa Legok Kalong 2. Kondisi demografis a. Jumlah penduduk dan kelompok umur Menurut data laporan monografi tahun 2014 3, bahwa jumlah penduduk di Desa Pedawang sebanyak 2619 jiwa yang terdiri dari 1328 penduduk laki-laki dan 1291 penduduk perempuan, terbagi atas 759 kepala keluarga. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut. TABEL II JUMLAH PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR 4 No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0 4 81 86 167 2. 5 9 95 93 188 3. 10 14 137 125 262 4. 15 19 154 158 312 5. 20 24 163 156 319 6. 25 29 152 154 306 7. 30 34 154 158 312 8. 35 39 107 106 213 9. 40 44 80 75 155 10. 45 49 74 63 137 11. 50 54 61 52 113 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ibid. 24

12. 55 59 36 34 70 13. 60+ 33 32 65 Jumlah 1328 1291 2619 b. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Berikut ini akan penyusun lampirkan data-data perincian mata pencaharian warga Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar sebagai berikut: TABEL III JUMLAH PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN BAGI USIA 10 TAHUN KEATAS 5 No. Mata pencaharian Jumlah 1. Petani sendiri 343 2. Buruh tani 409 3. Nelayan - 4. Pengusaha 4 5. Buruh industri 97 6. Buruh bangunan 142 7. Pedagang 145 8. Pengangkutan 20 9. Pegawai Negeri (Sipil/ABRI) 6 10. Pensiunan 13 11. Lain-lain 138 Jumlah 1317 orang Dari data jumlah penduduk berdasarkan mata pekerjaan diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian warga Desa Pedawang bekerja dalam sektor informal, terutama dalam bidang pertanian dan perdagangan. Di mana pada sektor itulah budaya dan kepercayaan adat masih kental mempengaruhinya, semisal perhitungan untuk menanam padi, untuk memanen dan untuk pergi berdagang. Sehingga dalam pelaksanaan akad nikah di Desa 5 Ibid. 25

Pedawang tidak lepas dari pengaruh tersebut, hal ini dapat dilihat dari mata pekerjaan yang mempengaruhi pola pikir dalam masyarakat. c. Jumlah penduduk menurut pendidikan Penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kehidupan sosial ekonomi suatu wilayah. Pendidikan juga merupakah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan wilayah tersebut, selain itu melalui tingkat pendidikan pula kita dapat mengetahui perkembangan budaya dalam masyarakat.komposisi jumlah penduduk Desa Pedawang menurut tingkat pendidikan usia lima tahun keatas dapat dilihat sebagaimana dalam tabel di bawah ini: TABEL IV JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN 6 No. Pendidikan Jumlah 1. Tamatan Akademi/Perguruan Tinggi 41 2. Tamatan SLTA 112 3. Tamatan SLTP 219 4. Tamatan SD 641 5. Tidak tamat Sd 624 6. Belum tamat SD 137 7. Tidak sekolah 73 Jumlah 1847 d. Jumlah penduduk menurut agama Agama merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia. Latar belakang keagamaan berpengaruh juga terhadap aspek kehidupan dan budaya, dimana mayoritas masyarakat Desa Pedawang beragama islam, namun dalam prakteknya budaya jawa masih berkembang dalam kehidupan masyarakat. 6 Ibid. 26

Selain agama islam, terdapat pula warga Desa Pedawang yang beragama Kristen Protestan dan Katholik. Untuk lebih jelasnya jumlah penganut agama penduduk Desa Pedawang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL V JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA 7 No. Agama Jumlah 1. Islam 2615 2. Kristen Protestan 2 3. Kristen Katholik 2 4. Hindu - 5. Budha - 6. Khonghucu - Jumlah 2619 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih perbandingan penganut agama sangat jauh berbeda, namun dalam praktek beribadatan mereka saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Mengenai sarana peribadatan (tempat ibadah) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL VI JUMLAH SARANA PERIBADATAN 8 No Tempat Ibadah Jumlah 1 Majid 5 2 Gereja - 3 Kuil/Pura - 4 Surau/Mushola 11 Apabila kita lihat data diatas maka dapat diketahui bahwa penduduk Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar mayoritas beragama Islam. Dalam kehidupan 7 Ibid. 8 Ibid. 27

sehari-hari, Islam sebagai agama dominan masyarakat direalisasikan oleh para penganutnya dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan pembangunan sarana prasarana peribadatan seperti masjid dan mushola. Akan tetapi dalam praktek kehidupan dan bermasyarakat, warga Desa Pedawang tidak dapat dipisahkan dari adat dan budaya jawa. Seperti misalnya dalam masalah kelahiran, pernikahan dan kematian. Dimana dalam ketiga hal tersebut, bukan hanya hukum Islam saja yang dipraktekan atau diterapkan warga Desa Pedawang, melainkan adat dan budaya jawa juga tidak dapat dipisahkan dan dilepaskan dalam ketiga tradisi tersebut. B. GAMBARAN WETON SECARA UMUM 1. Pengertian weton secara umum Weton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti hari kelahiran seseorang dengan pasarannya. 9 Dalam masyarakat, 10 weton berarti tanda berdasarkan hari, atau lebih akrab dikenal dengan arti penanda hari kelahiran seseorang. Penanda hari kelahiran meliputi hari seseorang dilahirkan dan pasaran dari hari kelahiran tersebut. Adapun pasaran hari dalam kalender Jawa terdiri dari pahing, pon, wage dan kliwon. Weton dalam budaya jawa memiliki tempat yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dengan weton, dapat diprediksi sifat dan tabiat dari seseorang pada masa yang akan datang. Dengan weton pula dapat diprediksi nasib dan keberuntungan seseorang. Selain itu weton juga berperan 9 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 582. 10 Sunaryo, Sesepuh Desa Pedawang, Wawancara Pribadi, Pedawang, 23 Agustus 2014. 28

dalam perjodohan, dengan weton dapat diprediksi jodoh dan kehidupan berumahtangga setelah mereka sah menjadi suami istri. Penggunaan weton dalam perkawinan di tentukan berdasarkan neptu 11 dari hari kelahiran dan pasaran seseorang. Adapun neptu dari hari dan pasaran adalah sebagai berikut: TABEL VII NEPTU HARI DAN PASARAN 12 Hari Neptu Pasaran Neptu Ahad 5 Kliwon 8 Senin 4 Legi 5 Selasa 3 Pahing 9 Rabu 7 Pon 7 Kamis 8 Wage 4 Jumat 6 - - Sabtu 9 - - Selain hari dan pasaran, bulan dan tahun dalam budaya Jawa juga mempunyai neptu. Adapun neptu dari bulan dalam kalender Jawa adalah sebagai berikut: TABEL VIII NEPTU BULAN DAN TAHUN JAWA 13 No Bulan Neptu Tahun Neptu 1 Sura 7 Alip 1 2 Sapar 2 Ehe 5 3 Rabingulawal 3 Jimawal 3 4 Rabingulakir 5 Je 7 5 Jumadilawal 6 Dal 4 jejem. 11 Neptu adalah nilai dari hari atau pasaran, dalam masyarakat di kenal juga dengan istilah 12 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Betaljemur Adammakna (Yogyakarta: CV. Buana Raya, 2008), hlm. 7. 13 Ibid., hlm. 8. 29

6 Jumadilakir 1 Be 2 7 Rejeb 2 Wawu 6 8 Ruwah 4 Jimakir 3 9 Pasa 5 - - 10 Sawal 7 - - 11 Dulkaidah 1 - - 12 Besar 3 - - 2. Ketentuan weton dalam pelaksanaan akad nikah Weton yang digunakan dalam perkawinan ialah weton dari keluarga keduabelah pihak calon suami istri, dari pihak calon istri terdiri dari weton ayah/wali calon istri, weton ibu calon istri dan weton dari calon istri. Sedangkan dari pihak calon suami, weton yang digunakan ialah weton ayah/wali calon suami, weton ibu calon suami dan weton dari calon suami. 14 Penggunaan weton dalam perkawinan yang berlaku di masyarakat Desa Pedawang, digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan akad nikah, penentuan arah dan penentuan wali nikah. Selain hal tersebut, terdapat pula petung salaki rabi (perhitungan perjodohan) berdasarkan weton dari calon suami istri. Adapun perhitungan terebut sebagai berikut: a. Petung salaki rabi berdasarkan neptu weton calon suami dan calon istri Perhitungan perjodohan berdasarkan neptu weton calon suami istri dimulai dengan menjumlahkan neptu weton calon suami dan neptu weton calon istri untuk kemudian dibagi empat, sisa dari pembagian tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 14 Sunaryo, Loc. cit. 30

TABEL IX PETUNG SALAKI RABI 15 Sisa Lambang Makna 1 Ghento Larang Anak 2 Gembili Sugih Anak 3 Sri Sugih Rejeki 4 Punggel Mati Siji Hasil perjodohan yang terbaik berdasarkan perhitungan tersebut ialah sisa 2 dan 4, yaitu gembili (banyak keturunan) dan sri (banyak rezeki). Sedangkan untuk sisa 1 dan 4 tidak baik untuk perjodohan dikarenakan ghento mempunyai makna susah mendapatkan keturunan dan punggel yang berarti salah satu dari suami istri kelak akan meninggal terlebih dahulu. b. Petung salaki rabi berdasarkan neptu nama dari calon suami istri menurut aksara jawa Perhitungan perjodohan berdasarkan neptu nama dari calon suami istri menurut aksara jawa dimulai dengan menjumlahkan aksara nama dari dari calon suami istri, adapun aksara yang digunakan ialah aksara (huruf) awal dan lahir dari nama calon suami istri untuk kemudian dibagi 7. Sisa dari pembagian tersebut mempunyai makna sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL X PETUNG SALAKI RABI 16 Sisa Lambang Makna 1 Tunggak Tan Semi Akeh Mati Anake 2 Pisang Punggel Pegat 3 Lumbung Gumilang Boros 15 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Op. Cit., hlm.13. 16 Ibid., hlm. 14-15. 31

4 Sanggar Waringin Dadi Pangahuban 5 Pedaringan Kebak Sugih 6 Satriya Lelaku Becik Yen Laku Dagang 7 Pandhita Mukti Ayem Tentrem Slamet 3. Larangan dalam pelaksanaan akad nikah berdasarkan kepercayaan weton Berdasarkan kepercayaan penggunaan weton dalam masyarakat Desa Pedawang, terdapat beberapa larangan yang harus ditaati dan diperhatikan oleh masyarakat, diantaranya: a. Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan perhitungan balungan Larangan tersebut berdasarkan hari balungan nem, adapun ketentuan dari perhitungan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL XI PERHITUNGAN BALUNGAN NENEM 17 Hari Neptu Pasaran/rangkep Neptu Jum at 1 Kliwon 1 Sabtu 2 Legi 2 Ahad 3 Pahing 3 Senin 4 Pon 4 Selasa 5 Wage 5 Rabo 6 - - Kamis 7 - - Hari-hari yang masuk dalam kategori balungan nenem adalah hari Jumat Wage, Sabtu Pon, Ahad Pahing, Senin Manis Dan Selasa Kliwon. Sedangkan hari Rabu dan Kamis kosong dan tidak termasuk ke dalam kategori balungan nenem, hal ini dikarenakan dalam perhitungan ini, neptudari rabu dan kamis bila 17 Sunaryo, Loc. cit. 32

dijumlahkan dengan neptupasaran jumlahnya lebih dari enam, sehingga tidak termasuk dalam perhitungan ini. b. Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan hari dalam tiap bulan Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan hari dalam tiap bulan adalah sebagai berikut: TABEL XII HARI TERLARANG UNTUK PERNIKAHAN 18 Jum at Sabtu Ahad Senin Selasa Rabo Kamis Hari Bulan Jummadil Akhir, Rejeb, Ruwah Poso, Syawal, Dzulqaidah Poso, Syawal, Dzulqaidah Besar, Suro, Sapar Besar, Suro, Sapar Robiul Awwal, Robiul Akhir, Jummadil Awwal Robiul Awwal, Robiul Akhir, Jummadil Awwal c. Larang tanggal perkawinan dalam tiap bulan Larang tanggal pelaksanaan akad nikah dalam tiap bulan Jawa adalah sebagai berikut: TABEL XIII LARANGAN TANGGAL PERNIKAHAN 19 No Tanggal Bulan 1 06 10 Besar 2 11 6 Suro 3 01 20 Sapar 4 10 20 Mulud 5 10 20 Robbiul Akhir 6 01 11 Jummadilawal 7 10 14 Jummadil akhir 8 02 14 Rejeb 18 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Op. Cit., hlm. 19. 19 Ibid., hlm. 19. 33

9 12 13 Ruwah 10 09 20 Poso 11 10 20 Syawal 12 12 13 Legeno d. Larangan hari berdasarkan tahun Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan tahun bencana atau kunarpawarsadapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL XIV TAHUN BENCANA/KUNARPAWARSA 20 Alip Ehe Jimawal Je Dal Be Wawu Jumakir Tahun Sabtu pahing Kamis pahing Senin legi Jum at legi Rabo kliwon Ahad wage Kamis pon Selasa pon Hari e. Larangan waktu pelaksanaan akad nikah berdasarkan pasaran Larangan waktu pelaksanaan akad nikah berdasarkan pasaran hari ialah sebagai berikut: TABEL XV WAKTU LARANGAN NIKAH 21 No. Pasaran Waktu Larangan 1 Pon 11.00-13.00 2 Wage 09.00-11.00 3 Kliwon 06.00-08.00 4 Manis 15.00-17.00 5 Pahing 13.00-15.00 20 M. Hariwijaya, Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat, (Jogjakarta: Hanggar Kreator, 2004), hlm. 31. 21 Ibid., hlm. 32. 34

Selain larangan-larangan diatas, terdapat pula hari yang terlarang untuk melangsungkan akad nikah. Diantaranya sebagai berikut: 22 a. Laranganpelaksanaanakadnikah pada bulan kelahiran dari salah satu calon. Serta larangan pelaksanaan akad nikah pada bulan yang di jadikan sebagai bulan khitanan bagi calon laki-laki. b. Larangan pelaksanaan akad nikah pada hari patine wulan sura atau hari terakhir pada bulan sura. c. Larangan pelaksanaan akad nikah pada hari kematian dan sebelum ganti tahun apabila salah satu orang tua telah meninggal. d. Laranganpelaksanaanakadnikah pada bulan yang tidak baik untuk melangsungkan hajatan, yaitu bulan Dulkaidah, Sura dan Bakdamulud. e. Larangan untuk anggota keluarga yang weton kelahirannya didapati jeblok pada hari pelaksanaan akad nikah. 22 Sunaryo, Loc. cit. 35