BAB II GAMBARAN DESA PEDAWANG DAN WETON SECARA UMUM A. Deskripsi Wilayah Di bawah ini akan diungkapkan gambaran umum tentang keadaan wilayah Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten Pekalongan, penyusun mengadakan penelitian tentang: 1. Kondisi geografis Geografis berasal dari bahasa belanda Geografie, yang berarti ilmu yang mempelajari keadaan dan peredaran di muka bumi tentang alam, tumbuhtumbuhan, binatang, manusia dan seluk beluknya serta yang berhubungan dengan tempat itu. Desa Pedawang termasuk dalam wilayah Kecamatan Karanganyar dengan luas wilayah 727.225 HA, dan terbagi dalam tanah sawah, tanah kering, hutan negara, perkebunan negara/swasta dan lain-lain (sungai, jalan, kuburan) sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL I LUAS DAERAH DESA PEDAWANG 1 No. Jenis lahan Luas 1. Tanah sawah 152.600 2. Tanah kering 84.000 3. Hutan Negara 101.100 4. Perkebunan Negara/Swasta 349.680 5. Lain-lain (sungai, jalan, kuburan) 85.568 Pekalongan. 1 Data statis monografi dinamis Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar Kabupaten 23
Dengan luas wilayah tersebut, Desa Pedawang 2 terbagi dalam lima Dusun dengan lima RW dan enambelas RT, serta merupakan desa paling tenggara dari Kecamatan Karanganyar dan berbatasan dengan: a. Sebelah Utara : Desa Pododadi b. Sebelah Selatan : PTPN IX dan Kecamatan Lebakbarang c. Sebelah Timur : Kecamatan Doro d. Sebelah Barat : Desa Legok Kalong 2. Kondisi demografis a. Jumlah penduduk dan kelompok umur Menurut data laporan monografi tahun 2014 3, bahwa jumlah penduduk di Desa Pedawang sebanyak 2619 jiwa yang terdiri dari 1328 penduduk laki-laki dan 1291 penduduk perempuan, terbagi atas 759 kepala keluarga. Data selengkapnya dapat dilihat dalam tabel berikut. TABEL II JUMLAH PENDUDUK MENURUT GOLONGAN UMUR 4 No Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Jumlah 1. 0 4 81 86 167 2. 5 9 95 93 188 3. 10 14 137 125 262 4. 15 19 154 158 312 5. 20 24 163 156 319 6. 25 29 152 154 306 7. 30 34 154 158 312 8. 35 39 107 106 213 9. 40 44 80 75 155 10. 45 49 74 63 137 11. 50 54 61 52 113 2 Ibid. 3 Ibid. 4 Ibid. 24
12. 55 59 36 34 70 13. 60+ 33 32 65 Jumlah 1328 1291 2619 b. Jumlah penduduk menurut mata pencaharian Berikut ini akan penyusun lampirkan data-data perincian mata pencaharian warga Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar sebagai berikut: TABEL III JUMLAH PENDUDUK MENURUT PEKERJAAN BAGI USIA 10 TAHUN KEATAS 5 No. Mata pencaharian Jumlah 1. Petani sendiri 343 2. Buruh tani 409 3. Nelayan - 4. Pengusaha 4 5. Buruh industri 97 6. Buruh bangunan 142 7. Pedagang 145 8. Pengangkutan 20 9. Pegawai Negeri (Sipil/ABRI) 6 10. Pensiunan 13 11. Lain-lain 138 Jumlah 1317 orang Dari data jumlah penduduk berdasarkan mata pekerjaan diatas, dapat diketahui bahwa mayoritas mata pencaharian warga Desa Pedawang bekerja dalam sektor informal, terutama dalam bidang pertanian dan perdagangan. Di mana pada sektor itulah budaya dan kepercayaan adat masih kental mempengaruhinya, semisal perhitungan untuk menanam padi, untuk memanen dan untuk pergi berdagang. Sehingga dalam pelaksanaan akad nikah di Desa 5 Ibid. 25
Pedawang tidak lepas dari pengaruh tersebut, hal ini dapat dilihat dari mata pekerjaan yang mempengaruhi pola pikir dalam masyarakat. c. Jumlah penduduk menurut pendidikan Penduduk menurut tingkat pendidikan dapat digunakan sebagai tolak ukur tingkat kehidupan sosial ekonomi suatu wilayah. Pendidikan juga merupakah salah satu faktor penting yang mempengaruhi perkembangan wilayah tersebut, selain itu melalui tingkat pendidikan pula kita dapat mengetahui perkembangan budaya dalam masyarakat.komposisi jumlah penduduk Desa Pedawang menurut tingkat pendidikan usia lima tahun keatas dapat dilihat sebagaimana dalam tabel di bawah ini: TABEL IV JUMLAH PENDUDUK MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN 6 No. Pendidikan Jumlah 1. Tamatan Akademi/Perguruan Tinggi 41 2. Tamatan SLTA 112 3. Tamatan SLTP 219 4. Tamatan SD 641 5. Tidak tamat Sd 624 6. Belum tamat SD 137 7. Tidak sekolah 73 Jumlah 1847 d. Jumlah penduduk menurut agama Agama merupakan pedoman hidup bagi setiap manusia. Latar belakang keagamaan berpengaruh juga terhadap aspek kehidupan dan budaya, dimana mayoritas masyarakat Desa Pedawang beragama islam, namun dalam prakteknya budaya jawa masih berkembang dalam kehidupan masyarakat. 6 Ibid. 26
Selain agama islam, terdapat pula warga Desa Pedawang yang beragama Kristen Protestan dan Katholik. Untuk lebih jelasnya jumlah penganut agama penduduk Desa Pedawang dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL V JUMLAH PENDUDUK MENURUT AGAMA 7 No. Agama Jumlah 1. Islam 2615 2. Kristen Protestan 2 3. Kristen Katholik 2 4. Hindu - 5. Budha - 6. Khonghucu - Jumlah 2619 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selisih perbandingan penganut agama sangat jauh berbeda, namun dalam praktek beribadatan mereka saling menghargai antara yang satu dengan yang lainnya. Mengenai sarana peribadatan (tempat ibadah) dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL VI JUMLAH SARANA PERIBADATAN 8 No Tempat Ibadah Jumlah 1 Majid 5 2 Gereja - 3 Kuil/Pura - 4 Surau/Mushola 11 Apabila kita lihat data diatas maka dapat diketahui bahwa penduduk Desa Pedawang Kecamatan Karanganyar mayoritas beragama Islam. Dalam kehidupan 7 Ibid. 8 Ibid. 27
sehari-hari, Islam sebagai agama dominan masyarakat direalisasikan oleh para penganutnya dengan mengadakan kegiatan keagamaan dan pembangunan sarana prasarana peribadatan seperti masjid dan mushola. Akan tetapi dalam praktek kehidupan dan bermasyarakat, warga Desa Pedawang tidak dapat dipisahkan dari adat dan budaya jawa. Seperti misalnya dalam masalah kelahiran, pernikahan dan kematian. Dimana dalam ketiga hal tersebut, bukan hanya hukum Islam saja yang dipraktekan atau diterapkan warga Desa Pedawang, melainkan adat dan budaya jawa juga tidak dapat dipisahkan dan dilepaskan dalam ketiga tradisi tersebut. B. GAMBARAN WETON SECARA UMUM 1. Pengertian weton secara umum Weton menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia mempunyai arti hari kelahiran seseorang dengan pasarannya. 9 Dalam masyarakat, 10 weton berarti tanda berdasarkan hari, atau lebih akrab dikenal dengan arti penanda hari kelahiran seseorang. Penanda hari kelahiran meliputi hari seseorang dilahirkan dan pasaran dari hari kelahiran tersebut. Adapun pasaran hari dalam kalender Jawa terdiri dari pahing, pon, wage dan kliwon. Weton dalam budaya jawa memiliki tempat yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Dengan weton, dapat diprediksi sifat dan tabiat dari seseorang pada masa yang akan datang. Dengan weton pula dapat diprediksi nasib dan keberuntungan seseorang. Selain itu weton juga berperan 9 Hasan Alwi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka), hlm. 582. 10 Sunaryo, Sesepuh Desa Pedawang, Wawancara Pribadi, Pedawang, 23 Agustus 2014. 28
dalam perjodohan, dengan weton dapat diprediksi jodoh dan kehidupan berumahtangga setelah mereka sah menjadi suami istri. Penggunaan weton dalam perkawinan di tentukan berdasarkan neptu 11 dari hari kelahiran dan pasaran seseorang. Adapun neptu dari hari dan pasaran adalah sebagai berikut: TABEL VII NEPTU HARI DAN PASARAN 12 Hari Neptu Pasaran Neptu Ahad 5 Kliwon 8 Senin 4 Legi 5 Selasa 3 Pahing 9 Rabu 7 Pon 7 Kamis 8 Wage 4 Jumat 6 - - Sabtu 9 - - Selain hari dan pasaran, bulan dan tahun dalam budaya Jawa juga mempunyai neptu. Adapun neptu dari bulan dalam kalender Jawa adalah sebagai berikut: TABEL VIII NEPTU BULAN DAN TAHUN JAWA 13 No Bulan Neptu Tahun Neptu 1 Sura 7 Alip 1 2 Sapar 2 Ehe 5 3 Rabingulawal 3 Jimawal 3 4 Rabingulakir 5 Je 7 5 Jumadilawal 6 Dal 4 jejem. 11 Neptu adalah nilai dari hari atau pasaran, dalam masyarakat di kenal juga dengan istilah 12 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Betaljemur Adammakna (Yogyakarta: CV. Buana Raya, 2008), hlm. 7. 13 Ibid., hlm. 8. 29
6 Jumadilakir 1 Be 2 7 Rejeb 2 Wawu 6 8 Ruwah 4 Jimakir 3 9 Pasa 5 - - 10 Sawal 7 - - 11 Dulkaidah 1 - - 12 Besar 3 - - 2. Ketentuan weton dalam pelaksanaan akad nikah Weton yang digunakan dalam perkawinan ialah weton dari keluarga keduabelah pihak calon suami istri, dari pihak calon istri terdiri dari weton ayah/wali calon istri, weton ibu calon istri dan weton dari calon istri. Sedangkan dari pihak calon suami, weton yang digunakan ialah weton ayah/wali calon suami, weton ibu calon suami dan weton dari calon suami. 14 Penggunaan weton dalam perkawinan yang berlaku di masyarakat Desa Pedawang, digunakan untuk menentukan waktu pelaksanaan akad nikah, penentuan arah dan penentuan wali nikah. Selain hal tersebut, terdapat pula petung salaki rabi (perhitungan perjodohan) berdasarkan weton dari calon suami istri. Adapun perhitungan terebut sebagai berikut: a. Petung salaki rabi berdasarkan neptu weton calon suami dan calon istri Perhitungan perjodohan berdasarkan neptu weton calon suami istri dimulai dengan menjumlahkan neptu weton calon suami dan neptu weton calon istri untuk kemudian dibagi empat, sisa dari pembagian tersebut mempunyai makna sebagai berikut: 14 Sunaryo, Loc. cit. 30
TABEL IX PETUNG SALAKI RABI 15 Sisa Lambang Makna 1 Ghento Larang Anak 2 Gembili Sugih Anak 3 Sri Sugih Rejeki 4 Punggel Mati Siji Hasil perjodohan yang terbaik berdasarkan perhitungan tersebut ialah sisa 2 dan 4, yaitu gembili (banyak keturunan) dan sri (banyak rezeki). Sedangkan untuk sisa 1 dan 4 tidak baik untuk perjodohan dikarenakan ghento mempunyai makna susah mendapatkan keturunan dan punggel yang berarti salah satu dari suami istri kelak akan meninggal terlebih dahulu. b. Petung salaki rabi berdasarkan neptu nama dari calon suami istri menurut aksara jawa Perhitungan perjodohan berdasarkan neptu nama dari calon suami istri menurut aksara jawa dimulai dengan menjumlahkan aksara nama dari dari calon suami istri, adapun aksara yang digunakan ialah aksara (huruf) awal dan lahir dari nama calon suami istri untuk kemudian dibagi 7. Sisa dari pembagian tersebut mempunyai makna sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL X PETUNG SALAKI RABI 16 Sisa Lambang Makna 1 Tunggak Tan Semi Akeh Mati Anake 2 Pisang Punggel Pegat 3 Lumbung Gumilang Boros 15 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Op. Cit., hlm.13. 16 Ibid., hlm. 14-15. 31
4 Sanggar Waringin Dadi Pangahuban 5 Pedaringan Kebak Sugih 6 Satriya Lelaku Becik Yen Laku Dagang 7 Pandhita Mukti Ayem Tentrem Slamet 3. Larangan dalam pelaksanaan akad nikah berdasarkan kepercayaan weton Berdasarkan kepercayaan penggunaan weton dalam masyarakat Desa Pedawang, terdapat beberapa larangan yang harus ditaati dan diperhatikan oleh masyarakat, diantaranya: a. Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan perhitungan balungan Larangan tersebut berdasarkan hari balungan nem, adapun ketentuan dari perhitungan tersebut dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: TABEL XI PERHITUNGAN BALUNGAN NENEM 17 Hari Neptu Pasaran/rangkep Neptu Jum at 1 Kliwon 1 Sabtu 2 Legi 2 Ahad 3 Pahing 3 Senin 4 Pon 4 Selasa 5 Wage 5 Rabo 6 - - Kamis 7 - - Hari-hari yang masuk dalam kategori balungan nenem adalah hari Jumat Wage, Sabtu Pon, Ahad Pahing, Senin Manis Dan Selasa Kliwon. Sedangkan hari Rabu dan Kamis kosong dan tidak termasuk ke dalam kategori balungan nenem, hal ini dikarenakan dalam perhitungan ini, neptudari rabu dan kamis bila 17 Sunaryo, Loc. cit. 32
dijumlahkan dengan neptupasaran jumlahnya lebih dari enam, sehingga tidak termasuk dalam perhitungan ini. b. Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan hari dalam tiap bulan Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan hari dalam tiap bulan adalah sebagai berikut: TABEL XII HARI TERLARANG UNTUK PERNIKAHAN 18 Jum at Sabtu Ahad Senin Selasa Rabo Kamis Hari Bulan Jummadil Akhir, Rejeb, Ruwah Poso, Syawal, Dzulqaidah Poso, Syawal, Dzulqaidah Besar, Suro, Sapar Besar, Suro, Sapar Robiul Awwal, Robiul Akhir, Jummadil Awwal Robiul Awwal, Robiul Akhir, Jummadil Awwal c. Larang tanggal perkawinan dalam tiap bulan Larang tanggal pelaksanaan akad nikah dalam tiap bulan Jawa adalah sebagai berikut: TABEL XIII LARANGAN TANGGAL PERNIKAHAN 19 No Tanggal Bulan 1 06 10 Besar 2 11 6 Suro 3 01 20 Sapar 4 10 20 Mulud 5 10 20 Robbiul Akhir 6 01 11 Jummadilawal 7 10 14 Jummadil akhir 8 02 14 Rejeb 18 Ny. Siti woerjan Soemadijah Noeradyo, Op. Cit., hlm. 19. 19 Ibid., hlm. 19. 33
9 12 13 Ruwah 10 09 20 Poso 11 10 20 Syawal 12 12 13 Legeno d. Larangan hari berdasarkan tahun Larangan hari pelaksanaan akad nikah berdasarkan tahun bencana atau kunarpawarsadapat dilihat sebagaimana tabel di bawah ini: TABEL XIV TAHUN BENCANA/KUNARPAWARSA 20 Alip Ehe Jimawal Je Dal Be Wawu Jumakir Tahun Sabtu pahing Kamis pahing Senin legi Jum at legi Rabo kliwon Ahad wage Kamis pon Selasa pon Hari e. Larangan waktu pelaksanaan akad nikah berdasarkan pasaran Larangan waktu pelaksanaan akad nikah berdasarkan pasaran hari ialah sebagai berikut: TABEL XV WAKTU LARANGAN NIKAH 21 No. Pasaran Waktu Larangan 1 Pon 11.00-13.00 2 Wage 09.00-11.00 3 Kliwon 06.00-08.00 4 Manis 15.00-17.00 5 Pahing 13.00-15.00 20 M. Hariwijaya, Tata Cara Penyelenggaraan Perkawinan Adat, (Jogjakarta: Hanggar Kreator, 2004), hlm. 31. 21 Ibid., hlm. 32. 34
Selain larangan-larangan diatas, terdapat pula hari yang terlarang untuk melangsungkan akad nikah. Diantaranya sebagai berikut: 22 a. Laranganpelaksanaanakadnikah pada bulan kelahiran dari salah satu calon. Serta larangan pelaksanaan akad nikah pada bulan yang di jadikan sebagai bulan khitanan bagi calon laki-laki. b. Larangan pelaksanaan akad nikah pada hari patine wulan sura atau hari terakhir pada bulan sura. c. Larangan pelaksanaan akad nikah pada hari kematian dan sebelum ganti tahun apabila salah satu orang tua telah meninggal. d. Laranganpelaksanaanakadnikah pada bulan yang tidak baik untuk melangsungkan hajatan, yaitu bulan Dulkaidah, Sura dan Bakdamulud. e. Larangan untuk anggota keluarga yang weton kelahirannya didapati jeblok pada hari pelaksanaan akad nikah. 22 Sunaryo, Loc. cit. 35