PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling vital untuk memenuhi kebutuhan

PENANDA HUBUNGAN REPETISI PADA WACANA CERITA ANAK TABLOID YUNIOR TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. yang saling berhubungan untuk menghasilkan rasa kepaduan atau rasa kohesi

PENANDA KOHESI SUBSITUSI PADA WACANA KOLOM TAJUK RENCANA SUARA MERDEKA BULAN AGUSTUS 2009 SKRIPSI

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA WACANA KUMPULAN CERPEN DARI SITUS SKRIPSI

PRATIWI AMALLIYAH A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Peranan bahasa sangat penting dalam kegiatan komunikasi di

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan ide, gagasan dan pesan yang hendak disampaikan oleh penutur

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN PERSONA PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-KAHFI (SURAT 18)

BAB I PENDAHULUAN. kalimat satu dengan kalimat lain, membentuk satu kesatuan. dibentuk dari kalimat atau kalimat-kalimat yang memenuhi persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

PENANDA KOHESI SUBTITUSI PADA WACANA KOLOM JATI DIRI JAWA POS EDISI BULAN JANUARI 2008

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

ANALISIS WACANA CELATHU BUTET PADA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN DARI SEGI KULTURAL, SITUASI, SERTA ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

PENANDA HUBUNGAN ELIPSIS PADA WACANA KATALOG ORIFLAME EDISI JANUARI 2009

KOHESI GRAMATIKAL ANTARKALIMAT DAN ANTARPARAGRAF DALAM KARANGAN ARGUMENTASI KELAS X SMA NEGERI I SUKODONO KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sarana komunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu. menggunakan bahasa dalam berbagai bentuk untuk mengungkapkan ide,

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN REPETISI PADA CERPEN PERJAMUAN MALAIKAT KARYA AFIFAH AFRA. SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA CERITA ANAK DI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan berkomunikasi. Dalam kegiatan berkomunikasi, manusia. perasaan, mengungkapakan kejadian yang dialami, bahkan mengungkapkan

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

PENANDA HUBUNGAN REFERENSI DALAM WACANA BERITA PADA SITUS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan

ANALISIS WACANA MONOLOG TAJUK RENCANA SURAT KABAR SUARA MERDEKA: TINJAUAN ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sebagian alat komunikasi, baik komunikasi antara individu yang satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam lingkungan. manusia untuk saling menyampaikan pesan dan maksud yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesantunankesantunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap orang perlu mengungkapkan ide atau gagasan pada orang lain.

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Istilah sintaksis berasal dari bahasa Yunani (Sun + tattein) yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. sastra menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Drama merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

KATA CINTA DALAM BAHASA INDONESIA KAJIAN MORFOLOGI DAN SEMANTIK

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi. Kalimat berperan sebagai unsur pembangun bahasa saja. Satuan

BAB I PENDAHULUAN. usaha penulis untuk memberikan perincian-perincian dari objek yang sedang

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra tidak lahir dalam situasi kekosongan budaya, budaya tidak hanya. konvensi atau tradisi yang mengelilinginya.

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan. mengembangkan diri sebagai manusia Indonesia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran sastra memiliki sejumlah manfaat. Pertama, karya sastra. karya sastra akan menjadi manusia berbudaya.

PENGGUNAAN KATA ULANG BAHASA INDONESIA DALAM CERITA PENDEK PADA SURAT KABAR JAWA POS EDISI JANUARI PEBRUARI 2012

I. PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, seseorang dengan menggunakan bahasa yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang memerlukan bahasa untuk berkomunikasi. Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nur Innayatunnisa, 2015

ANALISIS MAJAS DALAM NOVEL AYAH KARYA ANDREA HIRATA DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mengajar. Salah satu jenis pedidikan di Indonesia adalah pedidikan formal

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

ANALISIS PENGGUNAAN PIRANTI KOHESI PADA WACANA NASKAH LAKON SANDOSA SOKRASANA: SANG MANUSIA KARYA YANURA NUGRAHA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut sengaja dipadukan pengarang dan dibuat

BAB I PENDAHULUAN. analisis unsur intrinsiknya, yaitu unsur-unsur yang membangun karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Bahasa digunakan untuk menyampaikan informasi yang berupa pesan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Kohesi gramatikal..., Bayu Rusman Prayitno, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari-hari manusia dan bahasa tidak dapat

SKRIPSI. Disusun oleh DANANG A DAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa hidup sendiri tanpa kehadiran

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah pencerminan kehidupan masyarakat. Melalui karya sastra, seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat berupa karya sastra fiksi dan non-fiksi. Karya sastra fiksi berupa hasil

BAB I PENDAHULUAN. ada di dalam pikiran kepada orang lain yaitu dengan bahasa, baik secara lisan

PENGGUNAAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA PENYAMPAIAN CERITA PRIBADI ANAK KELAS V DI SD KUNTI ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap makna yang terdapat dalam sebuah wacana. Salah

BAB I PENDAHULUAN. diterbitkan kurang begitu memperhatikan aspek gramatikal bahkan masih

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan kemampuan berbahasa Indonesia sangat penting sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dapat disesuaikan, dan diungkapkan kembali kepada orang lain sebagai bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. objektivitas menempatkan dirinya sebagai instrumen kunci (Semi, 1990:20).

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Intan Komariah, 2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

Transkripsi:

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI PADA NOVEL SANG PEMIMPI KARYA ANDREA HIRATA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Disusun Oleh : VERA ANGGRAINI A 310 050 105 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sepanjang hidupnya tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, isi pikiran, maksud, realitas, dan sebagainya. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah sebagai sarana komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas selalu terlibat dalam komunikasi bahasa, baik bertindak sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Menurut Sudaryanto (dalam Sumarlam, 2003: 3) salah satu dari fungsi bahasa adalah fungsi tekstual. Fungsi tekstual berkaitan dengan peranan bahasa untuk membentuk mata rantai kebahasaan dan rantai unsure situasi yang memungkinkan digunakan bahasa oleh pemakainya baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa sebagai alat komunikasi berbentuk rentetan kalimat yang saling berhubungan dengan membentuk suatu kesatuan informasi yang disampaikan kepada orang lain atau lawan bicara. Rentetan kalimat yang berkaitan dengan proposisi yang satu dengan proposisi yang lain membentuk kesatuan yang disebut wacana. Dalam hal ini bahasa berfungsi sebagai pencipta system, gagasan, atau kisah cerita, dongeng-dongeng, menuliskan cerpen, novel dan sebagainya. Selain digunakan sebagai sarana dan media komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa juga dapat digunakan dalam berbagai bidang. Salah satu

bidang yang menggunakan bahasa tulis yaitu novel. Salah satu bentuk karya sastra yang menyajikan cerita fiksi dalam bentuk tulisan atau kata-kata, memiliki unsur yang intrinsik dan ekstrinsik yaitu novel. Novel menjadi salah satu bagian dari bahasa tulis yang perkembangannya tidak luput dari kreativitas pengarangnya. Wacana menjadi bagian dari suatu bahasa terlengkap dalam hierarki gramatikal dan menjadi satuan gramatikal tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh yang membawa amanat yang lengkap (Sumarlam, 2003: 5). Adapun kohesi sebagai bagian dari wacana tidak hanya berkedudukan sebagai alat hubung unit struktur tetapi mempunyai fungsi semantik. Kohesi membawa pengaruh pada kejelasan hubungan antara satuan bentuk kebahasaan yang satu dengan yang lain sehingga ide dalam bentuk wacana lebih terarah dan utuh. Fungsi penanda kohesi yang secara formal hadir sebagai alat penghubung keselarasan dan kepaduan hubungan berimplikasi pada kelancaran pemahaman wacana. Kohesi wacana ditentukan oleh hubungan yang tampak antarbagiannya. Hubungan yang ditandai dengan alat kohesi yang berupa penanda hubungan formal belum menjadi susunan wacana yang baik. Agar wacana yang kohesif itu baik, perlu dilengkapi dengan koherensi (Rani, 2006: 89). Novel Sang Pemimpi diterbitkan pertama kali tahun 2006. Novel Sang Pemimpi merupakan buku kedua dari antropologi Laskar Pelangi. Sama halnya dengan Laskar Pelangi, novel Sang Pemimpi juga mendapatkan tanggapan positif dari penikmat sastra. Sampai saat ini novel Sang Pemimpi sudah dicetak ulang sebanyak sebelas kali dari tahun 2006 2007.

Novel Sang Pemimpi merupakan kisah nyata yang dialami oleh Andrea Hirata. Ia mengemas novel tersebut dengan bahasa yang sederhana, imajinatif, namun tetap memperhatikan kualitas isi dan penuh dengan bahasa yang imajinatif di mana pada novel Sang Pemimpi banyak menggunakan penggantian satuan lingual tertentu dengan satuan lingual lain dalam wacana untuk memperoleh unsur pembeda. Hal ini dapat dilihat dari kutipan cerita berikut: 1. Disampingnya, Arai biang keladi seluruh kejadian ini, lebih menyedihkan sudah dua kali ia muntah (Sang Pemimpi: 2006: 2). Pada data (a) kata ia menggantikan kata Arai. Bentuk satuan lingual ia dan Aria memiliki kategori yang sama yaitu kategori orang pertama nominal. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat diatas terdapat penanda hubungan subtitusi kategori nominal. 2. Aku prihatin melihat mukanya, sebuah wajah yang menimbulkan perasaan ingin slalu melindunginya (Sang Pemimpi: 2006: 63). Pada data (b) kata wajah menggantikan kata muka. Bentuk satuan lingual wajah dan muka memiliki kategori yang sama yaitu kelas kata nominal. Dari ciri tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat diatas terdapat penanda hubungan subtitusi kategori nominal. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan, peneliti tertarik untuk mengkaji kohesi substitusi dalam novel Sang Pemimpi tersebut. Adapun judul dalam penelitian adalah Penanda Kohesi Substitusi pada Novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata.

B. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi mengenai penanda hubungan subtitusi pada novel Sang Pemimpi karya Andrea Hirata. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, maka diperoleh rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penanda kohesi substitusi pada wacana novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. 2. Bagaimanakah ketepatan penggunaan penanda hubungan substitusi pada novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. D. Tujuan Penelitian 1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk penanda kohesi substitusi pada wacana novel Sang Pemimpi Karya Andrea Herata. 2. Menganalisis ketepatan penanda hubungan substitusi pada novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kemampuan perkembangan ilmu bahasa khususnya dalam analisis wacana yang menggunakan penanda kohesi gramatikal.

b. Penelitian ini dapat memberikan pemahaman kepada peneliti lain mengenai jenis penanda hubungan subtitusi. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana dalam melihat dan mengamati hal-hal yang terungkap dalam wacana khususnya novel Sang Pemimpi Karya Andrea Hirata. b. Penelitian ini dapat memberikan ispirasi bagi pembaca dan calon peneliti untuk melakukan penelitian dengan objek yang berkaitan dengan wacana. F. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini disajikan dalam lima bab yaitu sebagai berikut : Bab I. Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II. Tinjauan Pustaka yang berisi sejumlah teori yang menjadi landasan analisis dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka ini terdiri atas dua sub bagian, yaitu (1) penelitian terdahulu yang relevan yang mencakup referensi-referensi penelitian skripsi terdahulu yang menganalisis penelitian yang serupa sebagai tindak lanjut penelitian skripsi yang telah peneliti ambil, dan (2) landasan teori yang mencakup referensi-referensi buku pustaka yang berkaitan dengan penelitian. Landasan teori ini trerdiri atas wacana dan kohesi.

Bab III. Metode Penelitian, berisi serangkaian proses penelitian yang saling berhubungan. Metode penelitian ini meliputi dari objek penelitian sumber data dan data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan penyajian hasil analisis. Bab IV. Hasil dan Pembahasan, berisi penyajian dan analisis data yang memaparkan hasil data yang telah terkumpul, diklasifikasikan sesuai dengan kepentingan penelitian, kemudian dianalisis untuk mendapatkan jawaban atas rumusan masalah yang ada pada bab pendahuluan. Bab V. Penutup, berisi kesimpulan dan saran.