3. METODE PENELITIAN. 31 Universitas Indonesia. Gambaran Stres..., Muhamad Arista Akbar, FPSI UI, 2008

dokumen-dokumen yang mirip
3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

Gambaran 26konsep pacaran, Nindyastuti Erika Pratiwi, FPsi UI, Metode Penelitian

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia. Harapan Pada..., Agita Pramita, F.PSI UI, 2008

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan tujuan penelitian yang akan dilakukan, yaitu untuk mengetahui

3. METODE. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Akulturasi pada setiap anak jalanan terdapat perbedaan-perbedaan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. komunitas, atau bahkan suatu bangsa (Poerwandari 2011). tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap pelaksanaan.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2006), metode penelitian

3. METODE PENELITIAN. 22 Universitas Indonesia. Faktor-Faktor Pendulung..., Nisa Nur Fauziah, FPSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan, subjek penelitian, metode pengumpulan data, alat

dibakukan berdasarkan pengukuran tertentu. Dalam pendekatan kualitatif dilakukan pemahaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. Peneliti menggunakan penelitian kualitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. pandangan dasar pendekatan kualitatif menuprut Staruss dan Corbin. organisasi, aktivitas sosial, dan lain-lain.

3. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 23 Universitas Indonesia. Gambaran Penghayatan..., Mitra Atensi, FPSI UI, 2008

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian kualitatif mengenai Gambaran Citra Diri (Body Image) pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. 28 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN. Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. ini digunakan karena adanya realitas sosial mengenai perempuan yang menderita

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan identity formation pada gay.

BAB III METODEDAN PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian studi kasus ini menggunakan penelitian pendekatan kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. kualitatif., artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode

BAB 3 METODE PENELITIAN. ini akan menjelaskan tentang metode penelitian kualitatif. atau sudut melalui sudut pandang subyek penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. ilmiah yang terencana, terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3. METODA. Universitas Indonesia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Iskandar (2009), penelitian kualitatif digunakan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sesuatu yang berada di luar individu, manusia tidak secara sederhana

27 Universitas Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. yang dihasilkan dari kata-kata tertulis atau lisan dan perilaku orang-orang

BAB III METODE PENELITIAN. Moeloeng, 2005:4) merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data

BAB III METODE PENELITIAN. pengumpulan datanya tidak dibatasi pada kategori-kategori tertentu saja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sedangkan pedoman wawancara (semi terstruktur) dan pengamatan langsung menyangkut

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai Gambaran Perilaku Aborsi Pranikah Dewasa Awal. Metode pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Metode

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode kualitatif,

BAB III METODE PENELITIAN. Setiap penelitian membutuhkan suatu pendekatan atau metode untuk

BAB III METODE PENELITIAN. manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

3. METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan penelitian yang digunakan, metode pengumpulan data, subyek penelitian, prosedur persiapan, prosedur pelaksanaan, dan prosedur analisis data penelitian. Hal ini sangat diperlukan agar tujuan yang telah ditetapkan yakni melihat gambaran stres dan strategi coping tersebut benar-benar dapat diperoleh dengan baik. 3.1 Pendekatan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yakni mengetahui gambaran stres dan strategi coping orang tua yang memiliki anak penyandang tunaganda, maka pendekatan penelitian yang dianggap paling sesuai adalah dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitataif. Pendekatan kualitatif bertujuan untuk mendapatkan pemahaman terhadap suatu peristiwa dari sudut pandang orang yang mengalaminya. Pendekatan ini menggunakan analisa induktif di mana tema-tema, kategori dan pola hubungan antara kategori-kategori tersebut didapat setelah peneliti terjun ke lapangan (Patton, dalam Poerwandari, 2005). Bagaimakah kenyataan sebenarnya stres dan strategi coping orang tua yang memiliki anak penyandang tunaganda adalah hal yang ingin dipahami dalam penelitian ini. 3.2. Tipe Penelitian Kualitatif Tipe yang dipilih untuk penelitian ini adalah tipe penelitian kualitatif studi kasus. Dengan tipe penelitian studi kasus ini peneliti dapat memperoleh pemahaman utuh dan terintegrasi mengenai berbagai fakta dan dimensi dari kasus khusus tersebut (Poerwandari, 2005). Tipe yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tipe studi kasus intrinsik. Hal ini dipilih karena tipe ini sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni melihat gambaran umum tentang kasus, dalam hal ini gambaran stres dan coping orang tua anak tunaganda. Penelitian ini dilakukan karena ketertarikan atau kepedulian pada suatu kasus khusus. Penelitian dilakukan untuk memahami secara utuh kasus tersebut, tanpa harus dimaksudkan menghasilkan konsep-konsep/teori ataupun tanpa upaya menggeneralisasi 31

32 (Poerwandari, 2005). 3.3 Metode Pengumpulan Data Penilitian ini akan menggunakan metode wawancara. Wawancara akan dilakukan untuk mengetahui penghayatan dari subyek. Dalam hal ini penghayatan yang ingin diketahui adalah tentang stres dan strategi coping yang mereka (orang tua yang memiliki anak penyandang tunaganda) gunakan. Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu (Poerwandari, 2005). Pemilihan wawancara sebagai salah satu metode dikarenakan masalah penelitian yang bersifat kompleks, sensitif, dan memerlukan pembahasan yang mendalam. Penggunaan metode lain akan mengakibatkan masalah yang diteliti tidak dapat ditampilkan secara natural dan hasil penelitian tidak dapat diungkapkan dengan sejelas mungkin. Terdapat tiga metode dalam melakukan wawancara, yaitu wawancara mendalam, wawancara terfokus, dan wawancara kelompok atau diskusi kelompok terfokus (Poerwandari, 2001). Penelitian ini ingin menggali secara mendalam mengenai makna-makna subyektif yang dipahami oleh orang tua yang memiliki anak penyandang tunaganda mengenai stresssors dan strategi coping yang dipakai. Oleh karena itu, metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam. Dalam metode ini, peneliti akan memperolah pemahaman mengenai perspektif subyek terhadap hidupnya. Wawancara akan dilakukan berdasarkan pedoman (the general interview guide approach). Pedoman wawancara dibuat oleh peneliti sebelum diadakan wawancara dan berguna untuk mengetahui hal-hal yang ingin digali. Dengan adanya pedoman wawancara, diharapkan peneliti dapat memberikan pertanyaan yang tepat kepada subyek penelitian sehingga informasi yang diteliti dapat diketahui dengan baik. Kelebihan dari penggunaan pedoman wawancara yang dibuat secara umum (tidak terlalu detail) adalah masih memungkinkan ekplorasi terhadap jawaban subyek secara lebih mendalam. Pedoman wawancara membuat peneliti dapat melakukan wawancara terhadap beberapa orang mengenai masalah yang sama.

33 3.4 Subyek penelitian 3.4.1 Karakteristik Subyek Subyek yang akan dipergunakan dalam penelitian ini harus memenuhi karakteristik sebagai berikut: 1. Suami atau istri yang memiliki anak penyandang tunaganda 2. Berdomisili di DKI Jakarta dan sekitarnya. Karakteristik ini untuk mempermudah peneliti dalam mengambil data yang diperlukan. 3. Tingkat pendidikan subjek minimal pada jenjang SMU atau sederajat untuk memudahkan komunikasi dengan peneliti dalam pengambilan data penelitian. 3.4.2 Pengambilan Subyek Penelitian kualitatif menggunakan metode pengambilan sampel teoritis (theoretical sampling) dalam pengambilan sampelnya. Pengambilan sampel teoristis adalah sebagai sampling on the basis concept that have proven theoretical relevance to the evolving theory (Strauss & Corbin, 1990). Pengambilan sampel teoritis ini adalah pengambilan data yang dikendalikan oleh konsep-konsep (pemahaman-pemahaman teoritis) yang muncul dan berkembang sejalan dengan pengambilan data itu sendiri (Poerwandari, 2005). Pada penelitian ini sampel yang akan diambil berdasarkan konsep-konsep mengenai stres dan strategi coping, serta konsep-konsep mengenai tunaganda. Teknik pengambilan sampel dengan snowball, yakni peneliti mencari subyek dengan cara bertanya kepada orang-orang yang dekat dengan fenomena yang hendak diteliti. Peneliti, mencari subyek dengan bertanya, misalnya kepada institusi-institusi pendidikan luar biasa yang memungkinkan ditemukannya siswa penyandang tunaganda untuk meminta keterangan tentang keberadaan orang tua siswa tersebut yang akan diwawancarai. 3.4.3 Jumlah Subyek Penelitian kualitatif berfokus pada kedalaman proses, sehingga cenderung menggunakan jumlah sampel yang sedikit bahkan tunggal (Poerwandari, 2005). Jumlah sampel pada penelitian kualitatif sangat bergantung pada apa yang ingin

34 diketahui peneliti, tujuan penelitian, konteks saat itu, apa yang dianggap bermanfaat, dan dapat dilakukan dengan sumber daya dan waktu yang tersedia (Poerwandari, 2005). Jumlah sampel pada penelitian ini tidak dapat ditentukan secara tegas di awal. Peneliti akan lebih mementingkan munculnya titik jenuh atau saat dimana penambahan data dianggap tidak lagi memberikan tambahan informasi baru dalm analisis (Sarantakos, 1993 dalam Poerwandari 2005). 3.5 Instrumen Penelitian Instrumen yang akan digunakan dalam proses pengumpulan data adalah sebagai berikut: 1. Pedoman wawancara Pedoman wawancara berisikan daftar pertanyaan atau pokok-pokok permasalahan yang hendak digali melalui sebuah wawancara. Instrumen ini berguna untuk menjaga agar tidak ada hal-hal yang terlewatkan dalam wawancara. Isi pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri dari tiga bagian, yaitu: Introduksi, berisi hal-hal yang perlu disampaikan kepada subyek sehubungan dengan kegiatan wawancara yang akan dilaksanakan. Data demografi, berisi tentang hal-hal umum mengenai subyek yang perlu diketahui seperti usia, pekerjaan, pendidikan, agama, dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan terbuka 2. Alat perekam Alat perekam berupa tape recorder digunakan untuk merekam hasil wawancara. Hal ini akan mempermudah proses pencatatan serta memperlancar jalannya wawancara. 3.6. Prosedur Penelitian 3.6.1 Tahap Persiapan Penelitian ini menggunakan wawancara sebagai metode utama dalam pengumpulan data. Dengan demikian peneliti perlu membuat pedoman wawancara. Karena metode yang dipilih dalam penelitian ini adalah wawancara

35 dengan pedoman umum dengan bentuk wawancara terfokus, maka dalam panduan wawancara hanya berisi kerangka (outline) topik dan subtopik yang ingin ditanyakan. Dengan hanya berisikan kerangka dari topik yang ingin diteliti, maka akan memungkinkan adanya pertanyaan probing pada saat berlangsungnya wawancara dengan subyek. Penyusunan pedoman wawancara akan didahului dengan mencari teori yang dapat membangun kerangka topik wawancara dan mengoperasionalkan teori-teori tersebut menjadi bentuk pertanyaan-pertanyaan terbuka. Dalam pencarian subyek, peneliti mengunjungi sebuah SLB khusus anak penyandang tunaganda di Jakarta untuk mencari calon subyek dengan karakteristik yang sebelumnya telah dikemukakan pada sub bab karakteristik subyek dalam bab ini. Setelah mendapatkan rekomendasi dari pihak sekolah, akhirnya ditemukan sebanyak tiga orang subyek. 3.6.2 Tahap Pelaksanaan Sebelum melakukan wawancara, peneliti mengonfirmasi kepada calon subjek mengenai waktu dan tempat pelaksanaan wawancara. Pemilihan waktu dan tempat ini disesuaikan dengan kesediaan dari calon subjek. Setelah mendapatkan kesepakatan mengenai waktu dan tempat, wawancara siap dilaksanakan. Sebelum memulai wawancara, peneliti menjelaskan kembali tentang karakteristik subjek dan tujuan dari wawancara. Setelah itu, peneliti harus membangun rapport dengan subjek. Pada saat menjalin rapport, peneliti akan memulai dengan percakapan ringan tentang kegiatan atau hal-hal yang tidak berkaitan dengan isi wawancara, agar tercipta suasana yang lebih santai. Kemudian peneliti meminta ijin untuk merekam perbincangan selama wawancara berlangsung dan mulai mengajukan pertanyaan-pertanyaan dalam pedoman wawancara kepada subjek. Setelah semua pertanyaan dijawab, peneliti mengucapkan terima kasih dan menyerahkan bingkisan tanda terima kasih kepada subjek. Perlu diingat, bahwa dalam menjalankan serangkaian kegiatan di atas, peneliti tidak akan menjalankannya dalam sekali waktu, namun disesuaikan dengan kesiapan subjek agar subjek dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan wawancara dengan sungguh-sungguh. a. Sebelum Wawancara

36 Sebelum wawancara dilaksanakan peneliti akan mempersiapkan semua keperluan seperti, alat perekam, baterai, kertas kosong, alat tulis, kaset cadangan, panduan wawancara, dan aplikasi recording pada telepon seluler. b. Pelaksanaan Wawancara Setelah menyelesaikan tahap persiapan, peneliti kemudian melakukan wawancara mendalam kepada seluruh subjek penelitian. Dalam pelaksanaan wawancara, tadinya peneliti hendak mewawancarai oarng tua anak tunaganda baik dari pihak ayah mau pun ibu. Akan tetapi, karena pihak ayah tidak memiliki banyak waktu untuk mengikuti wawancara, akhirnya peneliti memutuskan hanya mewawancarai pihak ibu. Waktu yang digunakan dalam setiap wawancara bervariasi dalam setiap subyek karena disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan kualitas informasi yang disampaikan subjek. Peneliti memulai setiap wawancara dengan pengenalan diri dan maksud dari wawancara tersebut dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan konfirmasi kesediaan subjek menjadi narasumber. Selanjutnya peneliti memulai wawancara sesuai dengan pedoman wawancara yang telah dibuat. Agar mendapatkan jawaban yang lebih mendalam, selama wawancara peneliti banyak melakukan probing kepada subjek. Wawancara dengan masing-masing subjek dilakukan pada waktu dan tempat yang terpisah sesuai kesepakatan peneliti dengan setiap subjek : 1. Subjek 1 (Cici) belum dikenal peneliti sebelumnya., sehingga peneliti membangun rapport terlebih dahulu sebelum memulai wawancara. Wawancara dengan Cici berlangsung sebanyak dua kali. Wawancara pertama berlangsung pada tanggal 10 Mei 2008 pukul 11.00 WIB di rumah subyek dan berakhir pukul 12.30 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Cici. Wawancara kedua dilaksanakan pada tanggal 19 Mei 2008 pukul 13.00 WIB di rumah subyek dan berakhir pada pukul 14.30 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Cici. 2. Subjek 2 (Putri) belum dikenal peneliti sebelumnya., sehingga peneliti membangun rapport terlebih dahulu sebelum memulai wawancara. Wawancara dilaksanakan sebanyak dua kali, yaitu pada tanggal 12 Mei

37 2008 dan 21 Mei 2008. Wawancara pertama, 12 Mei 2008, dilakukan pada pukul 09.00 WIB di rumah orang tua subyek dan berakhir pada pukul 10.30 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Putri. Wawancara kedua dilaksanakan pada tanggal 21 Mei 2008 pada pukul 08.30 di rumah orang tua subyek dan berakhir pada pukul 10.00 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Putri 3. Subjek ke 3 (Missy) belum dikenal peneliti sebelumnya. Oleh karena itu, peneliti menjalin rapport terlebih dahulu sebelum melakukan wawancara. Wawancara dilakukan sebanyak dua kali oleh peneliti. Wawancara pertama dilakukan pada tanggal 19 Mei pada pukul 08.30 WIB di rumah subyek dan berakhir pada pukul 10.00 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Missy. Wawancara kedua dilakukan pada tanggal 25 Mei 2008 pada pukul 20.00 WIB di rumah subyek dan berakhir pada pukul 21.30 WIB, ditutup dengan ucapan terima kasih dan pemberian reward dari peneliti kepada Missy. 3.7 Prosedur Analisis dan Interpretasi Data Berbeda dengan kuantitatif yang analisisnya mengharuskan jelas dan baku, analisis penelitian kualitatif tidak memiliki peraturan baku. Data penelitian kualitatif tidak berbentuk angka, tetapi lebih banyak berupa narasi, deskripsi, cerita, dokumen tertulis dan tidak tertulis (gambar, foto) ataupun bentuk-bentuk non-angka lainnya (Poerwandari, 2001). Pengolahan data untuk menganalisis penelitian ini dilakukan peneliti dengan melakukan pemadatan faktual dari verbatim yang telah dibuat dan menemukan tema-tema dari padatan faktual. Dari tema-tema yang telah ditemukan, peneliti mencoba mencari kata kunci dan kategori. Setelah itu peneliti mencoba menganalisis data menurut teori-teori dasar.