BAB I PENDAHULUAN. pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. persamaan model struktural yang dilaksanakan mengenai intensi berwirausaha

BAB I PENDAHULUAN. Ilham Taufik Effendi, 2015 PENGARUH MINAT BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR, DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR

I. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sehari- hari. Lesunya pertumbuhan ekonomi, terutama di sektor riil, telah

2015 PENGARUH SIKAP KEWIRAUSAHAAN DAN EFIKASI DIRI TERHADAP INTENSI BERWIRAUSAHA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (PTP) di Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyak masyarakat yang kesulitan dalam mendapatkan penghasilan untuk

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN VOKASIONAL DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masa depan pembangunan bangsa mengharapkan penduduk yang

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang perekonomiannya. Pembangunan ekonomi negara Indonesia di. ide baru, berani berkreasi dengan produk yang dibuat, dan mampu

Program Mahasiswa Wirausaha Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta

STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Tingkat pengangguran terbuka penduduk usia 15 tahun ke atas menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengangguran dapat menjadi masalah di sebuah Negara. Dan bukanlah hal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jumlah pengangguran di kalangan masyarakat. Pengangguran di Indonesia terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Lia Malyani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN ENTREPRENEURSHIP PADA MAHASISWA UMS

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di IndonesiaMenurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dapat menampung pencari kerja, akibatnya banyak rakyat Indonesia baik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lutma Ranta Allolinggi, 2013

Daftar Pustaka. Rajagukguk,Z Modul Pelatihan Tenaga Kerja Pemuda Mandiri Profesional. CV Aksara Buana, Jakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia saat ini menghadapi masalah keterbatasan kesempatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 13,86% pada Agustus 2010, yang juga meningkat dua kali lipat dari

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

ANALISIS SIKAP MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TATA BOGA PADA PRAKTIK PENYELENGGARAAN EVENT ORGANIZER

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Pengangguran Terbuka Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

BAB 1 PENDAHULUAN. semua negara dalam menghadapi arus globalisai, sebab daya saing. pergeseran era akan daya saing yang tinggi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kaya sumber daya manusia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. sebagian pihak yang menjadikan kewirausahaan ini sebagai trend-trend-an. enggannya lulusan perguruan tinggi untuk berwirausaha.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Randi Rizali, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

manusianya.setiap tahun ribuan mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi tersebut di Indonesia. Hal ini seharusnya dapat memberikan keuntungan besar

No Profil Lulusan Deskripsi Profil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Aditya Anwar Himawan, 2014 Sikap Kewirausahaan Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

RITA PATRIASIH, S.Pd., M.Si Prodi Pend Tata Boga PKK FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah No. Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan Jumlah Kiki Liasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Gugun Ruslandi, 2016 Pengaruh Program Mahasiswa Wirausaha Terhadap Minat Berwirausaha

A. SEJARAH DAN HARI JADI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1 SD ke bawah , , ,69. 2 Sekolah Menengah Pertama , ,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan di tengah masyarakat modern memiliki tingkat persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bidang apapun. Salah satunya dalam bidang perekonomian. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Riskha Mardiana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. pengangguran. Menurut data yang diperoleh dari

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya para pencari kerja di Indonesia tidak di imbangi dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang besar dengan jumlah penduduk

2014 PERILAKU KONSUMEN MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. rahasia lagi bahwa tanpa krisis keuangan global (global financial crisis), global (Sumber : Kompas, Kamis, 11 Desember 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. penduduk ( 2015). Sementara itu, McClelland dalam

BAB I PENDAHULUAN. terbatas. Suryana (2006 : 4) mengatakan secara makro, peran wirausaha adalah

BAB I PENDAHULUAN. menuju keadaan yang lebih baik pada kurun waktu tertentu dan dengan adanya. pembangunan ekonomi dari suatu negara.

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

IRRA MAYASARI F

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang dimilikinya. Dengan bekerja, individu dapat melayani kebutuhan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai seorang calon sarjana maupun sarjana, mahasiswa dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Buruh Internasional (ILO) memperkirakan, pengangguran global

BAB I PENDAHULUAN. program studi yang terdapat di Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

DAFTAR UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) KATEGORI 5, 6, 7, dan 8 Jenjang S1 di UNESA

PANDUAN PESERTA SELEKSI MANDIRI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (SM-UPI) TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri (Sudirman, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prof. Dr. H.MASYKURI BAKRI, M.Si REKTOR UNIVERSITAS ISLAM MALANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Indonesia Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. baru dapat dikatakan bermanfaat apabila dapat dikelola oleh sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taufik Pardita, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Wakil Rektor IV Universitas Telkom Sumber : Surat Keputusan Pengurus YPT 20 Juni 2014 Dalam struktur organisasi Warek

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran, kemiskinan, dan kesenjangan sosial merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) adalah salah satu pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. logis, kreatif serta mampu menggunakan nalarnya untuk memperoleh,

EVALUASI PEMBELAJARAN DOSEN DAN MAHASISWA SEMESTER JANUARI-JUNI 2014

PANDUAN PESERTA SELEKSI MANDIRI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (SM-UPI) TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan (Saiman, 2009:22). Masalah pengangguran telah menjadi momok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. individu semakin berkembang serta dapat menggali potensi diri. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Mohamad Abdul Rasyid Ridho, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kewirausahaan berkembang pesat bersamaan dengan ditetapkannya arah pembangunan Indonesia dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) tahun 2011-2025 yang menyatakan bahwa salah faktor keberhasilan pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini adalah peningkatan jiwa kewirausahaan sebagai pendorong perubahan bangsa menuju kesejahteraan yang merata dalam menghadapi persaingan global. Indonesia telah terbukti menjadi salah satu negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi yang ekspansif. Berdasarkan Kementerian Perekonomian Indonesia melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia terus tumbuh dinamis dan diprediksi dapat mencapai 6-7 persen pada tahun 2014 sebagaimana berikut: 8 7 6 5 4 3 2 1 0 6,8 7 6,5 6,1 6,1 6,2 4,5 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014* Sumber: Statistik Perekonomian Volume 1 Nomor 5 Triwulan I 2013, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia

2 GAMBAR 1.1 PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN 2008-2014 (Persen) Pertumbuhan perekonomian yang dilandasi oleh kewirausahaan harus terus ditumbuhkan mengingat gejolak perekonomian dunia yang dinamis saat ini. Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta jiwa pada tahun 2013 dilaporkan Badan Pusat Statistik dalam Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun 2004 hingga 2013 bahwa 5,92 persen atau sebanyak 7.170.523 orang dari 21.191.712 angkatan kerja adalah menganggur. Sedangkan pengangguran dengan latar belakang lulusan perguruan tinggi pada tahun 2013 mencapai 5,89 persen dengan fluktuasi angka pengangguran terdidik terbilang relatif tinggi setiap tahunnya nampak berikut: 800.000 700.000 600.000 500.000 400.000 300.000 200.000 100.000-348.107 395.538 395.554 566.588 598.318 701.651 710.128 492.343 438.210 421.717 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013;2 Sumber: Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) Tahun 2004-2013 GAMBAR 1.2 PENGANGGURAN TERBUKA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN TINGGI TAHUN 2004-2013 Berdasarkan Gambar 1.2, selain faktor kesempatan kerja tingkat pengangguran terdidik yang masih tinggi mengindikasikan bahwa jiwa

3 kewirausahaan pada lulusan perguruan tinggi yang belum menjadi pilihan untuk berprofesi sebagai wirausahawan. Peningkatan jiwa kewirausahaan lulusan perguruan tinggi merupakan salah satu upaya dalam mengurangi angka pengangguran terdidik yang berdampak meningkatkan pertumbuhan perekonomian Indonesia ke depannya. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia dengan presentase jumlah lulusan perguruan tinggi mencapai 15,49 persen. Akan tetapi tingkat pengangguran mencapai 9,78 persen dan tertinggi daripada propinsi lainnya di pulau Jawa dibandingkan dengan Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagaiamana berikut: TABEL 1.1 JUMLAH PENDUDUK, LULUSAN PERGURUAN TINGGI DAN TINGKAT PENGANGGURAN DI PULAU JAWA TAHUN 2013 Jawa Barat Jawa Timur Jawa Tengah Total Penduduk (Jiwa) 43.053.732 37.476.757 32.382.657 Tingkat Pengangguran (%) 9,78 4,13 5,88 Lulusan Perguruan Tinggi (%) 15,49 17,84 17,01 Sumber: Statistik Indonesia 2012-Badan Pusat Statistika: 2013 Berdasarkan Tabel 1.1, Jawa Barat merupakan salah satu provinsi dengan total jumlah penduduk yang mencapai 43.053.732 jiwa sekaligus propinsi dengan penduduk terbanyak. Jumlah lulusan perguruan tinggi Jawa Barat mencapai 15,49 persen. Akan tetapi, tingkat pengangguran terbuka Jawa Barat mencapai 9,78 persen sebagai angka tertinggi dibandingkan dengan kedua provinsi lainnya. Jawa Barat secara agregat menyumbang lebih besar angka pengangguran terdidik

4 nasional dan secara tidak langsung perguruan tinggi khususnya di Jawa Barat seharusnya dapat menekan tingkat pengangguran yang relatif tinggi terutama dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada setiap lulusannya. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Jawa Barat dan merupakan Lembaga Penyelenggara Tenaga Kependidikan (LPTK) dengan jumlah mahasiswa terbanyak se-indonesia. Berdasarkan Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan- Universitas Pendidikan Indonesia (BAAK-UPI) mencatat jumlah mahasiswa aktif pada semester genap tahun akademik 2012/2013 mencapai 38.772 orang. Sebagaimana pada umumnya, setiap lulusan Universitas Pendidikan Indonesia berpotensi meningkatkan angka pengangguran terdidik di Jawa Barat jika tidak dilakukan upaya dalam meningkatkan jiwa kewirausahaan kepada lulusannya. Hal tersebut terindikasi dari presentase lulusan Universitas Pendidikan Indonesia sebagai berikut: Profesional 15% Lainnya 5% Wirausahawan 10% Tenaga Pendidik 70% Sumber: Ikatan Alumni-Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI): 2012 GAMBAR 1.3 PERKIRAAN SEBARAN PROFESI LULUSAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (s/d TAHUN 2012)

5 Berdasarkan Gambar 1.3 menunjukan bahwa rendahnya jiwa kewirausahaan pada lulusan Universitas Indonesia tergambar dalam perkiraan sebaran profesi lulusan hingga tahun 2012. Berdasarkan salah satu pengurus Ikatan Alumni Universitas Pendidikan Indonesia (IKA-UPI) menyatakan bahwa lulusan Universitas Pendidikan Indonesia didominasi berprofesi sebagai pendidik dan tenaga pendidik dengan presentase mencapai 70 persen daripada sebagai wirausahawan yang mencapai 10 persen. Kuatnya mainset lulusan Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sebagai tenaga pendidik. Adapun menurut analisis PMPTK-KEMENDIKNAS tahun 2009 menyatakan bahwa kebutuhan pendidik diprediksi hingga tahun 2014 akan mencapai 461.195 orang. Persaingan yang kompetitif untuk menjadi tenaga pendidik tersebut ditambah dengan diinisiasinya Program Pendidikan Guru (PPG) dimana lulusan perguruan tinggi non-lptk dapat berprofesi sebagai tenaga pendidik. Persaingan tersebut dikhawatirkan dapatn meningkatkan angka pengangguran lulusan Universitas Pendidikan Indonesia. Menurut Pillis dan Reardon (2007:383) menyatakan bahwa intensi berwirausaha adalah kecenderungan memulai sebuah bisnis atau usaha yang baru. Rendahnya kecenderungan lulusan Universitas Pendidikan Indonesia untuk memulai suatu usaha di masa yang akan datang dengan berprofesi sebagai wirausahawan. Upaya menumbuhkan jiwa kewirausahaan dengan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa, pendidikan tinggi selama ini masih berfokus pada pengembangan program-program kewirausahaan seperti Program

6 Mahasiswa Wirausahawan dan Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan yang diinisiasi secara nasional oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI). Sebagai pendidikan tinggi dengan visi dan misi yang kuat terhadap bidang pendidikan, pengembangan kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2013 telah berorientasi pada pendidikan karakter budaya bangsa, ekonomi kreatif, dan kewirausahaan. Orientasi kewirausahaan dalam pengembangan kurikulum tersebut salah satunya upaya yang sistematis yang bertujuan untuk memupuk jiwa kewirausahaan dengan meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa terutama menginisiasi mata kuliah kewirausahaan yang telah ada sejak lama menjadi pendidikan kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Sehingga mainset lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang bukan hanya mencari kerja (job-seeking) sebagai pegawai baik sebagai guru, tenaga edukatif lainnya maupun professional, akan tetapi memiliki mainset untuk menciptakan lapangan kerja (job-creating) sebagai wirausahawan yang berdampak pada berkurangnya pengangguran terdidik dan peningkatan pertumbuhan Indonesia secara umum. Mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia telah diberlakukan pada 45 jurusan /program studi dengan jumlah mahasiswa yang telah mengontrak hingga semester ganjil 2013/2014 telah mencapai 5.839 orang yang tersebar sebagaimana berikut:

7 100% 80% 12 17 6 11 11 60% 10 3 40% 20% 6 12 17 6 6 3 0% FIP FPIPS FPBS FPMIPA FPTK FPEB FPOK Sumber: Kurikulum Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2011 Total Prodi/Jur. M.K. KWU GAMBAR 1.4 SEBARAN MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Berdasarkan Gambar 1.4, terdapat enam fakultas yang mengajarkan mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia yaitu Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS), Fakultas Pendidikan Teknik dan Kejuruan (FPTK), dan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) mengajarkan mata kuliah kewirausahaan. Sedangkan jurusan/ program studi pada Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP), Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) dan Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA). Hanya Fakultas Pendidikan Olahraga dan Rekreasi (FPOK) yang secara tertulis tidak memberlakukan mata kuliah kewirausahaan kepada mahasiswanya. Pada semester ganjil tahun akademik 2013-2014, Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia mencatat terdapat 550 orang mahasiswa yang

8 tersebar di 20 jurusan/ program studi yang mengontrak mata kuliah kewirausahaan sebagaimana berikut: 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 55 13 1 2 7 1 1 6 72 48 33 16 4 2 2 10 94 79 61 44 Teknologi Pend. Psikologi Pend. Bhs. Daerah Pend. Seni Musik Pend. Fisika Fisika Pend. Ilmu Komputer Pend. Tk. Arsitektur Pend. Tk. Bangunan Pend. Tk. Elektro Pend. Tk. Mesin Pend. Tata Boga Tk. Elektro Tk. Mesin Tk. Sipil Pend. M. Bisnis Pend. M. Perkantoran Pend. Ekonomi Manajemen Akuntansi Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013 GAMBAR 1.5 SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN JURUSAN/ PROGRAM STUDI DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Adapun berdasarkan fakultas dimana jurusan/ program studi tersebut berada dapat dikelompokan sebagai berikut: Fakultas 3 9 68 183 288 FPEB FPTK FPMIPA FPBS FIP 0 50 100 150 200 250 300 350

9 Sumber: Direktorat Akademik- Universitas Pendidikan Indonesia: 2013 GAMBAR 1.6 SEBARAN MAHASISWA YANG MENGONTRAK MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN BERDASARKAN FAKULTAS DI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Berdasarkan Gambar 1.5-1.6, mahasiswa yang mengontrak mata kuliah kewirausahaan tersebar hampir di seluruh fakultas di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Hal tersebut menandakan bahwa mata kuliah kewirausahaan telah masiv diajarkan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan terutama meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa dalam setiap proses belajar mengajar di kelas sebagaimana tujuan pembelajarannya. Menurut Criaco (2012) usia secara langsung berhubungan negatif dengan intensi berwirausaha dan variabel demografis lainnya yaitu jenis kelamin dan latar belakang orang tua berhubungan dengan intensi berwirausaha secara tidak langsung. Berdasarkan pra-penelitian yang dilakukan pada sebuah kelas mata kuliah kewirausahaan semester ganjil tahun akademik 2013/2014 di salah satu fakultas di Universitas Pendidikan Indonesia, didapat mahasiswa dengan usia antara 19 hingga 20 tahun dengan intensi berwirausaha sebagai berikut: Usia 14,29 61,54 20 19 0 10 20 30 40 50 60 70 Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013

10 GAMBAR 1.7 HUBUNGAN USIA DENGAN INTENSI BERWIRAUSAHA (Persen) Berdasarkan Gambar 1.7, hasil pra-penelitian menunjukan bahwa dengan bertambahnya usia mahasiswa maka bertambah pula intensi berwirausahanya. Temuan pra-penelitian tersebut kontras dengan pendapat Criaco (2012) bahwa semakin bertambah usia maka semakin berkurang intensi berwirausaha seseorang. Adapun responden dalam pra-penelitian tersebut dikelompokan berdasarkan jenis kelamin. Hasil pra-penelitian mengenai intensi berwirausaha pada mahasiswa berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun sebagai responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak mencapai 61,54 persen dan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 38,46 persen adalah sebagai berikut: Jenis Kelamin 23,08 52,75 Perempuan Laki-Laki Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013 GAMBAR 1.8 INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN JENIS KELAMIN (Persen) Berdasarkan Gambar 1.8, intensi berwirausaha responden dengan jenis kelamin laki-laki mencapai 52,75 persen dan intensi berwirausaha responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 23,08 persen. Berdasarkan temuan tersebut, terdapat perbedaan intensi berwirausaha mahasiswa berdasarkan jenis kelaminnya.

11 Adapun menurut Wang (2011:35-44) terdapat perbedaan yang signifikan peran orang tua sebagai wirausahawan dalam membentuk kecenderungan anakanak untuk berwirausaha. Hasil pra-penelitian tersebut mengelompokan intensi berwirausaha responden berusia rata-rata berusia antara 19 hingga 20 tahun berdasakan latar belakang keluarga salah satunya yaitu pekerjaan orang tua sebagaimana berikut: Lainnya Wirausaha Swasta PNS 0 3,30 5,49 13,19 14,29 17,58 38,46 51,65 Ibu Ayah 0,00 10,00 20,00 30,00 40,00 50,00 60,00 Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013 GAMBAR 1.9 INTENSI BERWIRAUSAHA BERDASARKAN KELOMPOK PEKERJAAN ORANG TUA (Persen) Berdasarkan Gambar 1.7, intensi berwirausaha responden dengan pekerjaan ayah dan ibu sebagai pegawai negeri sipil (PNS) sebanyak 23,08 persen dan 7,69 persen, pekerjaan ayah sebagai pegawai swasta sebanyak 30,77, pekerjaan ayah dan ibu bekerja wirausahawan sebesar 46,15 persen dan 23,08 persen, pekerjaan ibu lainya seperti ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 69,23 persen dan pekerjaan ayah sebagai wirausahawan dan pekerjaan ibu lainya sebanyak 38,46 persen dan 51,65 persen. Secara umum, terdapat perbedaan intensi berwirausaha antara responden dengan pekerjaan orang tua sebagai

12 wirausahawan dan responden dengan pekerjaan orang tua bukan wirausahawan baik pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta, dan lain-lainnya. Konsep kewirausahaan yang diinisiasi dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia tersebut diindikasi dapat meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Izedonmi (2010:58) Pendidikan kewirausahaan yang terindikasi dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam mengelola suatu usaha baru /start up dalam jangka waktu tertentu dapat meningkatkan intensi menjadi wirausahawan. Sedangkan Erikson (2003:109) mengulas pengalaman sebagai sebuah faktor yang berpengaruh dalam pengembangan kesiapan diri untuk berwirausaha. Hasil pra-penelitian melalui wawancara pada salah satu dosen pengampu pembelajaran mata kuliah kewirausahaan pada salah satu program studi di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesi menyatakan bahwa faktor pengalaman-pengalaman belajar yang dibangun dalam mata kuliah kewirausahaan melalui penetapan substansi kewirausahaan dalam tujuan dan rancangan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan dapat mendukung upaya dalam meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa. Hasil pra-penelitian tersebut teramkum sebagaimana berikut:

13 TABEL 1.2 HASIL WAWANCARA DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA ITEM DESKRIPSI Alasan diajarkannya mata kuliah 1. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan melengkapi teori-teori PSIKO dengan aplikasi kewirausahaan kewirausahaan di dalam memulai usaha. Mahasiswa diharapkan jurusan/ program studi memiliki kemandirian berupa way of life terutama setelah lulus nanti tidak hanya mencari kerja akan tetapi menciptakan pekerjaaan. 2. Mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan memberi keuntungan/ added value bagi masa depan lulusan program studi psikologi berupa keberanian berwirausaha dari tidak memiliki modal hingga merubah perilaku mahasiswa yang konsumtif menjadi produktif. 3. Pada kurikulum 2013, mata kuliah kewirausahaan di jurusan PSIKO berganti nama menjadi Kewirausahaan Psikologi. Tujuan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan Mata kuliah kewirausahaan di jurusan psikologi kurang lebih berisikan pembelajaran dalam merubah aspek kognitif, afektif dan psikomotor mahasiswa dalam merubah peluang sekecil apapun menjadi sebuah ide usaha. Mata kuliah kewirausahaan menekankan aspek kepribadian mahasiswa dan salah satunya pengembangannya yaitu kepemimpinan dan komunikasi. Gambaran umum kegiatan perkuliahan kewirausahaan Secara umum, kegiatan perkuliahan berupa business plan sebagai tugas akhir perkuliahan, kegiatan menonton film bertemakan kewirausahaan/ wirausahawan sukses, serta teori dan praktek kewirausahaan yang disinergikan dan berkoordinasi dengan lembaga seperti KADIN, HIPMI dan Kementrian KUKM sebagai pihak yang mendukung pembelajaran kewirausahaan. Sumber: Hasil pra-penelitian: 2013 Berdasakan hasil wawancara pada Tabel 1.2, pada dasarnya mata kuliah kewirausahaan dimaksudkan untuk meningkatkan intensi berwirausaha lulusan dengan menanamkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berwirausaha

14 mahasiswa terutama pada proses pembelajaran. Pengalaman belajar yang dibangun dalam mata kewirausahaan didisain sedemikian mungkin untuk melengkapi kompetensi lulusan seperti merencanakan usaha dalam business plan sebagai salah satu hasil belajar yang harus dicapai oleh mahasiswa, meningkatkan sikap terhadap kewirausahaan dengan menonton film bertemakan kewirausahaan, dan didukung dengan peran lembaga-lembaga yang memungkinkan pencapaian tujuan pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia salah satunya yaitu intensi berwirausaha mahasiswa. Berdasarkan latar belakang penelitian yang didukung oleh hasil prapenelitian bahwa intensi berwirausaha mahasiswa dapat dipengaruhi oleh sejumlah faktor baik secara langsung maupun tidak langsung yaitu usia dan dengan dikelompokan berdasarkan jenis kelamin, latar belakang orang tua melalui pekerjaan orang tua juga pengalaman dalam pembelajaran mata kuliah kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia, maka peneliti perlu melakukan penelitian lebih lanjut mengenai Intensi Berwirausaha Mahasiswa dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya (Survei pada Mahasiswa yang Sedang Mengontrak Mata Kuliah Kewirausahaan di Universitas Pendidikan Indonesia). 1.2 Identifikasi Masalah Inti kajian dalam penelitian ini adalah masalah intensi berwirausaha mahasiswa yang terindikasi dalam rendahnya lulusan Universitas Pendidikan

15 Indonesia sebagai wirausahawan. Sehingga meningkatnya intensi berwirausaha mahasiswa berperan meningkatnya presentase lulusan Universitas Pendidikan Indonesia untuk menjadi seorang wirausahawan di masa yang akan datang. Perspektif kewirausahaan digunakan penelitian ini terutama dalam mengkaji intensi berwirausaha. Faktor langsung yang dapat berpengaruh intensi berwirausaha adalah usai, sedangkan faktor tidak langsung yang dapat berpengaruh intensi berwirausaha yaitu jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini, dirumuskan dalam pernyataan masalah atau problem statment sebagai berikut: Rendah lulusan Universitas Pendidikan Indonesia yang berprofesi sebagai wirausahawan. Hal tersebut dapat diidentifikasi dari intensi berwirausaha mahasiswa terutama dalam mata kuliah kewirausahaan. Intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi negatif oleh usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua dan internalisasi pengalaman dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka dapat dirumuskan rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Gambaran usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia

16 2. Gambaran jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 3. Gambaran pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Gambaran internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia. 5. Gambaran intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Indikator apa yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 7. Seberapa besar intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi oleh usia berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini memperoleh temuan ilmiah mengenai: 1. Usia mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia 2. Jenis kelamin mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia.

17 3. Pekerjaan orang tua mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 4. Internalisasi pengalaman mahasiswa dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Univeritas Pendidikan Indonesia. 5. Intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 6. Indikator yang dominan dalam intensi berwirausaha mahasiswa di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 7. Intensi berwirausaha mahasiswa dipengaruhi usia yang berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan orang tua, dan internalisasi pengalaman belajar dalam mata kuliah kewirausahaan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: 1. Penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan dalam aspek teoritis dan keilmuan yaitu bagi perkembangan ilmu ekonomi manajemen khususnya inisiasi konsep pendidikan kewirausahaan atau sebagian praktisi menyebut edupreneurship, melalui pendekatan serta metode-metode yang digunakan terutama dalam upaya menggali pendekatan-pendekatan baru dalam pengembangan kewirausahaan dalam meningkatkan intensi berwirausaha mahasiswa.

18 2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi atau acuan dan sekaligus untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian selanjutnya mengenai konsep kewirausahaan dalam pendidikan yang pada saat ini masih berkembang dan mengingat masih banyak yang belum terungkap dalam penelitian ini. 3. Hasil penelitian ini pun diharapkan menjadi acuan dalam merancang program-program penumbuhan kewirausahaan dalam konteks perguruan tinggu dan menjadi referensi pengambilan keputusan pihak yang berkepentingan dan peduli dalam mensejahterakan bangsa Indonesia yang dimulai dengan meningkatkan jiwa kewirausahaan di kalangan muda Indonesia. Juga memberikan masukan kepada Universitas Pendidikan Indonesia untuk dijadikan pertimbangan khususnya pengembangan mata kuliah kewirausahaan yang lebih inovatif dalam meningkat lulusan untuk berwirausaha dalam rangka memberi sumbangsih pada kemajuan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia sebagai eksistensi kampus pendidikan yang ilmiah, edukatif dan religius.