PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PERBANDINGAN METODE INKUIRI TERBIMBING DAN BEBAS TERMODIFIKASI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Abstrak. Kata kunci :Eksperimen Inkuiri, Eksperimen Verifikasi, Tingkat Keaktifan, Hasil Belajar.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

Penerapan Strategi Genius Learning Dalam Pembelajaran Biologi Siswa Kelas X SMA Negeri 11 Padang ABSTRACT

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINKING ALOUD PAIR PROBLEM SOLVING

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE CO-OP CO-OP DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI. Oleh:

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

AKTIVITAS BELAJAR SISWA DALAM PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh YULIANA RIA ARISKA

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh


PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA FLASH DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PADANG-GANTING KABUPATEN TANAH DATAR.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF (COOPERATIVE LEARNING) JIGSAW IV DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

SKRIPSI. Oleh. Dewi Nindya Sari NIM

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

PENERAPAN PROBLEM BASED INSTRUCTION PADA MATERI KELAINAN DAN PENYAKIT REPRODUKSI MANUSIA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS IX SMP

Keywords: phenomenon-based learning model, conventional learning model, critical thinking skill, learning outcome.

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN OUTDOOR STUDY TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI. (Jurnal) Oleh HAMDA WARA

Keefektifan CTL Berbantuan Macromedia Flash Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis pada Materi Segiempat

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SYNERGETIC TEACHING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN

HALAMAN PENGESAHAN ARTIKEL

PENERAPAN METODE GIVING QUESTION AND GETTING ANSWER DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VIII SMPN 1 2X11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL PICTURE AND PICTURE

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA POWERPOINT DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMPN 12 PADANG

Derlina dan Bintang Nainggolan Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan

EFEKTIVITAS PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS

Darussalam 23111, Banda Aceh. ABSTRAK. Kata Kunci: Kooperatif Tipe Jigsaw, Pencemaran Lingkungan, Berpikir Kritis.

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN ADAPTIF MATEMATIS SISWA

Putri Darma 25, Joko Waluyo 26, Pujiastuti 27

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

Inna Sakinah Manik dan Nurdin Bukit Program Studi Pendidikan Fisika FMIPA Unimed

Jurnal Bidang Pendidikan Dasar (JBPD) Vol. 1 No. 1 Januari 2017

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP Shaufan Habibi 1), Trapsilo Prihandono 2), Sri Wahyuni 2) Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email: shaufan_habibi@yahoo.com Abstract The goals of this research were to determine the solving physics problem ability using Learning Model Improving Capacity to Think (LM ICT) accompanied by experiment method, examine the differences of physics achievement between using LM ICT accompanied by experiment method with using conventional model, and describe the retention of physics achievement using LM ICT accompanied by experiment method. The method of this research was true experiment by using post test control only design. The sample of this research was the students of eighth grade at Jember 6 Junior High School, that consists of two classes. One of the class was assigned randomly to the control group, and the other class was assigned to the experimental group. The experimental group treated by using LM ICT accompanied by experiment method whereas the control group used conventional model.the data of solving physics problem ability were collected by problem solving student worksheets whereas physics achievement were collected by test. The results of this research showed that (1) the level of solving physics problem ability using LM ICT accompanied by experiment method was good category. (2) There was significant differences of physics achievement between using LM ICT accompanied by experiment method with using conventional model, that showed with significant value 0,035 was smaller than α = 0,05. This research also showed that (3) the retention of physics achievement using LM ICT accompanied by experiment method was 93,47% with very good category. Keywords: Learning Model Improving Capacity to Think (LM ICT), experiment method, problem solving, physics achievement, retention. PENDAHULUAN Fisika merupakan ilmu yang bersifat empiris, artinya setiap hal yang dipelajari dalam fisika didasarkan pada hasil pengamatan tentang alam dan gejalagejalanya (Sears dan Zemansky, 1993:1). Fisika yang merupakan salah satu bagian dari IPA sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit oleh siswa, karena mereka terpaksa harus menghafal rumus dan memakainya untuk menyelesaikan soal. Lebih parah lagi, mereka merasa begitu banyak rumus yang harus dihafal, padahal rumus pokok jauh lebih sedikit dari pada yang dibayangkan siswa. Untuk membawa siswa sampai pada persoalan fisika yang rumit, maka dalam proses pembelajaran fisika, siswa harus dilatih dari soal yang sederhana. Dengan demikian, siswa mempunyai pengalaman karena mampu menyelesaikan soal sendiri, dan kemampuan analisisnya berkembang secara bertahap (Sutrisno, 2009:16). Proses inilah yang seharusnya ditekankan guru dalam mengembangkan potensi siswa untuk berfikir dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ada dalam fisika. Berbeda dengan kenyataan dilapangan, seperti proses pembelajaran fisika di SMP Negeri 6 Jember. Proses keterlibatan siswa di dalam pembelajaran 206

207 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2,September 2013, hal 206-2013 masih belum maksimal. Siswa masih sering dijadikan sebagai objek mengajar guru yang cenderung mengakibatkan nilai hasil belajar fisika siswa rendah. Berdasarkan informasi dari guru bidang studi IPA fisika SMP Negeri 6 Jember, rata-rata nilai hasil belajar fisika siswa kelas VIII sebesar 47% berada di bawah standar ketuntasan minimal. Siswa lebih banyak mengalami kesulitan menyelesaikan soal-soal fisika yang menekankan kemampuan berpikir siswa. Berpikir merupakan dasar kemampuan siswa. Belajar fisika akan lebih mudah ketika siswa dapat menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memahami konsep dalam menyelesaikan suatu permasalahan (Hanafi dan Manan, 1988:14). Oleh karena itu diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran fisika. Model tersebut adalah Model Pembelajaran Peningkatan Kemampuan Berpikir (MP PKB), yaitu suatu model pembelajaran yang bertumpu pada pengembangan dan kemampuan berpikir siswa serta dapat mengembangkan gagasan atau ide yang didasarkan pada pengalaman siswa dalam kehidupan seharihari (Sanjaya, 2011:128-138). MP PKB ini memiliki kelebihan dalam aktivitas berfikir, melatih siswa untuk berfikir secara maksimal, menggunakan segala kemampuannya dalam memecahkan suatu permasalahan. Permasalahan dalam hal ini adalah permasalahan yang menekankan kemampuan berpikir siswa, membutuhkan langkah-langkah yang sistematis untuk menemukan solusi permasalahannya. Permasalahan seperti ini lebih banyak dijumpai dalam fisika. Oleh karena itu model pembelajaran ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu model dalam pembelajaran fisika. Salah satu kelemahan dari MP PKB ini adalah aktivitas psikomotor siswa yang kurang. Siswa lebih banyak mendapatkan bimbingan dari guru hanya untuk aktivitas berpikir. Melihat keadaan tersebut, perlu adanya suatu metode yang dapat menggerakkan psikomotor siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Salah satu metode yang dapat mendorong siswa untuk beraktivitas sehingga siswa tidak terlihat pasif adalah metode eksperimen (percobaan). Metode eksperimen merupakan salah satu cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah dan Zain, 2006:84). Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui MP PKB disertai metode eksperimen, adakah perbedaan hasil belajar fisika siswa yang signifikan antara menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dan bagaimanakah retensi hasil belajar fisika siswa menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui MP PKB disertai metode eksperimen, mengkaji perbedaan hasil belajar fisika siswa antara eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, dan mendeskripsikan retensi hasil belajar fisika siswa menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen. Hasil penelitian ini diharapkan diharapkan dapat membantu proses kemampuan berfikir siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dapat dijadikan sebagai informasi maupun pertimbangan-pertimbangan tertentu untuk menciptakan proses pembelajaran yang bisa meningkatkan potensi belajar siswa, maupun dijadikan sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitaian lebih lanjut. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitiannya adalah SMP negeri 6 Jember yang ditentukan dengan metode purposive sampling area. Responden penelitian terdiri dari dua sampel kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang ditentukan dengan metode cluster random sampling. Desain penelitian ini menggunakan post-test control design. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan dokumentasi. Teknik analisis data untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah fisika siswa menggunakan persamaan berikut ini.

Shaufan, Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan... 208 Nilai persentase = Skor mentah Skor maksimal x100% (Japa, 2008) Kategori kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kategori kemampuan siswa dalam memecahkan masalah Tingkat penguasaan Kategori 85% 100% Sangat Baik 70% 84% Baik 55% 69% Cukup Baik 40% 54% Kurang Baik 0% 39% Sangat Kurang (Japa, 2008 ) Berikutnya untuk menguji perbedaan signifikansi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol digunakan uji Independent Sample T test dengan menggunakan program SPSS Statistics 17. Sedangkan untuk retensi hasil belajar fisika siswa dihitung dengan menggunakan rumus berikut. Retensi = post test 2 x 100% post test 1 (Syah dalam Hartati, 2012) Predikat retensi hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2 berikut. Tabel 2. Predikat skor retensi Skor (%) Predikat 80 Sangat baik 70-79 Baik 60-69 Cukup 50-59 Kurang 49 Sangat kurang (Syah dalam Hartati, 2012) HASIL PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 6 Jember pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mulai tanggal 7 Februari 2013 sampai dengan 22 Februari 2013. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII yang bukan kelas bilingual yaitu kelas VIII-B, VIII-C, VIII-D, dan VIII- E. Setelah itu, dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian data pupolasi tersebut. Dari hasil uji homogenitas menggunakan SPSS Statistics 17, didapatkan nilai signifikansi 0,136. Sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan, maka nilai signifikansi tersebut lebih besar dari tingkat alpha (α) 5% atau 0,136 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa keempat kelas tersebut memiliki varian yang sama (homogen). Selanjutnya penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukandengan metode cluster random sampling yang terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Adapun kelas yang menjadi kelas eksperimen adalah VIII E sedangkan kelas kontrolnya adalah VIII D. Penerapan MP PKB disertai metode eksperimen dilakukan pada kelas VIII E sebagai kelas eksperimen, sedangkan pada kelas VIII D sebagai kelas kontrol dilakukan pembelajaran konvensional. Hasil penelitian mengenai kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika diperoleh tingkat penguasaan yang berbeda untuk setiap kriteria pemecahan masalah. Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah fisika ditentukan dengan memberikan skor terhadap jawaban siswa yang benar dari permasalahan yang diberikan melalui LKS pemecahan masalah dan mengubahnya ke dalam bentuk persentase. Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya dikonsultasikan dengan kategori kemampuan pemecahan masalah. Hasil kemampuan pemecahan masalah fisika siswa dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini. Tabel 3. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa No Kriteria Pemecahan Masalah Tingkat Penguasaan Kategori 1 Memahami masalah 72,92% Baik 2 Menyusun rencana pemecahan masalah 3 Melaksanakan rencana pemecahan masalah 73,75% Baik 72,22% Baik

Nilai Kemampuan pemecahan masalah (%) 209 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2,September 2013, hal 206-2013 No Kriteria Pemecahan Masalah Tingkat Penguasaan Kategori 4 Memeriksa kembali jawaban 75,97% Baik 77 76 75 74 73 72 71 70 72.92 Memahami Masalah 73.75 Menyusun Rencana Pemecahan Masalah 72.22 Melaksanakan Rencana Pemecahan Masalah 75.97 Memeriksa Kembali Jawaban Gambar 1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa Nilai kemampuan pemecahan masalah fisika siswa untuk setiap kriteria pemecahan masalah tergolong dalam kategori baik dan menunjukkan adanya perbedaan tingkat penguasaan untuk setiap kriteria pemecahan masalah. Tingkat penguasaan siswa dalam memahami masalah sebesar 72,92%; 73,75% untuk kriteria menyusun rencana pemecahan masalah; 72,22% untuk kriteria melaksanakan rencana pemecahan masalah; dan memiliki tingkat penguasaan tertinggi dalam memeriksa kembali jawaban dengan persentase 75,97%. Hasil belajar yang diukur dalam penelitian ini mencakup ketiga ranah dalam setiap seri pembelajaran, yaitu hasil belajar pada ranah kognitif yang terdiri dari kognitif proses dan kognitif produk, ranah psikomotor, dan ranah afektif. Nilai kemampuan kognitif proses, psikomotor, dan afektif diperoleh melalui observasi menggunakan lembar penilaian. Nilai kognitif produk diperoleh melalui tes (posttest) setelah pembelajaran. Perhitungan nilai kognitif dan hasil belajar (HB) disesuaikan dengan rumus/cara pengolahan nilai yang digunakan oleh sekolah. Data nilai hasil belajar dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Nilai kognitif, psikomotor, afektif, dan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol Nilai No Kelas Kognitif Psikomotor Afektif Hasil Belajar (HB) 1 Eksperimen 78,87 89,58 76,27 80,90 2 Kontrol 73,21 93,09 70,18 77,42 100 80 60 40 20 0 89.58 93.09 78.87 76.27 80.9 77.42 73.21 70.18 Kognitif Psikomotor Afektif Hasil Belajar (HB) E K E K E K E K Kelas Eksperimen (E) Kelas Kontrol (K) Gambar 2. Nilai kognitif, psikomotor, afektif, dan hasil belajar kelas eksperimen dan kelas kontrol

Frekuensi Retensi (%) Shaufan, Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan... 210 Kelas eksperimen yang diberi perlakuan berupa penerapan MP PKB disertai metode eksperimen memiliki ratarata nilai kemampuan kognitif yang lebih tinggi daripada kelas kontrol. Kemampuan afektif kelas eksperimen juga lebih tinggi dari pada kelas kontrol, hanya saja kelas kontrol memiliki rata-rata nilai kemampuan psikomotor yang lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Hasil pengolahan nilai, diperoleh hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 80,90 sedangkan kelas kontrol sebesar 77,42 yang menunjukkan bahwa hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada kelas kontrol Perbedaan signifikansi hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dianalisis dengan uji Independent Sample T test pada taraf signifikansi (α) 5% menggunakan program SPSS Statistics 17 dengan hipotesis statistik sebagai berikut. H 0 = Tidak terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang signifikan antara menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran konvensional H a = Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang signifikan antara menggunakan MP PKB disertai metode eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran konvensional Kriteria pengujian yang digunakan adalah sebagai berikut. a. Jika nilai signifikansi 0,05; maka hipotesis nihil (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima b. Jika nilai signifikansi > 0,05; maka hipotesis nihil (H o ) diterima dan hipotesis alternatif (H a ) ditolak Berdasarkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan SPSS Statistics 17 diperoleh nilai signifikasi (p-value) sebesar 0,035, menunjukkan bahwa nilainya kurang dari taraf signifikansi (α) 5% atau 0,035 0,05. Sesuai dengan kriteria pengujian, dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dengan kata lain, terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang signifikan antara eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran konvensional. Perhitungan terhadap nilai retensi hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan nilai tes tunda dengan nilai post-test pembelajaran lalu diubah ke dalam bentuk persentase. Selanjutnya dapat ditentukan predikat kemampuan siswa dalam menyimpan dan mengingatnya kembali materi pelajaran yang telah dipelajari. Tabel 5. Frekuensi retensi hasil belajar siswa kelas eksperimen No Skor Retensi (%) Frekuensi Persentase (%) Predikat 1 80 31 91,18 Sangat baik 2 70-79 3 8,82 Baik 3 60 69 - - Cukup 4 50 59 - - Kurang 5 49 - - Sangat kurang 100 80 60 40 20 0 91.18 Sangat Baik 8.82 0 0 0 Baik Cukup Kurang Sangat Kurang Gambar 3. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa

211 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2,September 2013, hal 206-2013 Hasilnya menunjukkan bahwa sebanyak 31 dari 34 siswa atau 91,18% siswa memiliki kemampuan mengingat yang sangat baik sisanya sebanyak 3 dari 34 siswa atau 8,82% siswa memiliki retensi baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa memiliki predikat retensi sangat baik setelah melalui pembelajaran dengan eksperimen. Perhitungan nilai retensi hasil belajar secara klasikal dilakukan dengan menentukan rata-rata nilai retensi dari seluruh siswa dalam satu kelas yang selanjutnya dikonsultasikan dengan predikat retensi. Retensi hasil belajar secara klasikal diperoleh 93,47% dengan predikat sangat baik. PEMBAHASAN Analisis data terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika siswa memberikan hasil yang menunjukkan bahwa tingkat kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui MP PKB disertai metode eksperimen tergolong baik. Siswa memiliki persentase kemampuan 72,92% dalam memahami masalah; 73,75% untuk kriteria menyusun rencana pemecahan masalah; 72,22% untuk kriteria melaksanakan rencana pemecahan masalah; dan 75,97% untuk kriteria memeriksa kembali jawaban. Rata-rata siswa memiliki kemampuan paling baik dalam memeriksa kembali jawaban. Hal ini disebabkan karena siswa dibiasakan dalam memecahkan permasalahan secara bertahap sehingga akan mengurangi tingkat kesalahan dalam menuliskan jawaban. Selain siswa dapat memahami masalah dengan baik, hal tersebut juga disebabkan karena siswa dapat menuliskan rencana pemecahan suatu masalah. Adanya rencana pemecahan masalah akan membuat pikiran siswa fokus pada satu arah untuk melaksanakan rencana pemecahannya. MP PKB ini dapat mendorong mengembangkan kemampuan berpikir sehingga siswa mampu menyelesaikan masalah dengan baik. Sesuai dengan teori belajar menurut Bruner, berusaha sendiri untuk mencari pemecahan suatu masalah akan menghasilkan pengetahuan yang benarbenar bermakna bagi siswa. Apalagi didorong oleh pengetahuan/informasi baru yang menyertainya dari hasil percobaan yang dilakukan. Secara menyeluruh pembelajaran ini dapat meningkatkan penalaran siswa dan kemampuan untuk berpikir secara bebas dalam menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik dan benar. Pengolahan nilai terhadap hasil belajar fisika siswa menunjukkan bahwa siswa yang menerima pembelajaran dengan MP PKB disertai metode eksperimen memiliki rata-rata nilai hasil belajar yang lebih tinggi dari pada yang menggunakan pembelajaran konvensional. Secara statistik, hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Hasil tes pembelajaran (post-test) sebagai kemampuan kognitif produk siswa lebih mendominasi adanya perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen tetap memiliki nilai kemampuan yang lebih tinggi untuk kognitif proses dan afektif. Kelas kontrol hanya memiliki kemampuan psikomotor yang lebih tinggi dari pada kelas eksperimen. Hal ini disebabkan karena MP PKB menganut landasan psikologi kognitif yang menekankan pada proses mental siswa, bukan peristiwa behavioral yang menekankan aktivitas fisik. MP PKB bertumpu pada proses perbaikan dan peningkatan kemampuan berpikir siswa, dimana berpikir itu merupakan proses mental dalam diri siswa. Hasil belajar tidak lepas dari bagaimana siswa beraktivitas dalam pembelajaran dan mampu menyelesaikan suatu permasalahan, terutama permasalahan yang menekankan kemampuan berpikir siswa seperti yang terdapat dalam fisika. MP PKB disertai metode eksperimen memiliki tahap inkuiri sebagai tahapan yang paling penting, dimana pada tahap ini siswa melakukan suatu eksperimen sendiri dan berdiskusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara sistematis. Pada tahap ini kemampuan berpikir siswa dapat berkembang dengan baik dan terdapat proses berpikir dalam menyelesaikan permasalahan. Pada tahap inkuiri, siswa mendapatkan konsep-konsep pengetahuan dasar dalam struktur kognitifnya dan

Shaufan, Penerapan Model Pembelajaran Peningkatan... 212 informasi baru melalui eksperimen yang dilakukan. Dengan pembelajaran ini, belajar menjadi lebih bermakna bagi siswa karena menurut teori Ausubel, informasi baru memiliki keterkaitan dengan konsep dalam struktur kognitif siswa. Adanya kegiatan pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa secara terstruktur akan menimbulkan proses interaksi informasi baru dengan konsep pengetahuan dasar yang dimiliki siswa. Hal inilah yang membuat aktivitas berpikir siswa di kelas eksperimen lebih baik dari pada di kelas kontrol. Siswa memiliki tingkat kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal. Oleh karena itu nilai kognitif produk siswa kelas eksperimen lebih tinggi sehingga dapat menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar. Terakhir, pengolahan terhadap nilai retensi hasil belajar siswa memperlihatkan bahwa kemampuan mengingat setiap siswa terhadap materi pelajaran yang sudah diajarkan melalui MP PKB disertai metode eksperimen di berbeda-beda. Berdasarkan perhitungan terhadap nilai retensi, secara klasikal retensi hasil belajar siswa tergolong sangat baik dengan persentase 93,47%. Hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermakna karena memiliki aktivitas berpikir yang tinggi. Kebiasaan siswa dalam berpikir akan merangsang pemahaman dan kemampuan mengingat yang tinggi, karena selama berpikir terjadi proses rekonstruksi pengetahuan dalam memori siswa yang disebabkan karena siswa memperoleh informasi baru dari hasil percobaan. Dalam hal ini permasalahan merupakan suatu pemicu untuk merangsang terjadinya proses berpikir dalam memori siswa. Dengan kebiasaan ini kemampuan mengingat siswa menjadi lebih baik karena menurut Ausubel, informasi yang dipelajari secara bermakna akan dapat diingat lebih lama oleh siswa. KESIMPULAN Berdasarkan uraian hasil dan pembahasan di atas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.. 1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa melalui MP PKB disertai metode eksperimen tergolong dalam kategori baik. Hal ini disebabkan karena dengan MP PKB, siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikir sehingga mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan baik dan benar. 2. Terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa yang signifikan antara eksperimen dengan menggunakan pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan karena dengan MP PKB disertai metode eksperimen terdapat kegiatan pemecahan masalah yang dapat menimbulkan proses interaksi antara informasi baru yang diperoleh siswa dengan pengetahuan dasar yang dimiliki. Dengan demikian siswa memiliki tingkat kemampuan yang baik dalam menyelesaikan soal tes hasil belajar. 3. Nilai retensi hasil belajar fisika siswa eksperimen adalah 93,47% dengan predikat sangat baik. Hal ini disebabkan karena dengan MP PKB disertai metode eksperimen terdapat aktivitas berpikir siswa yang dikembangkan secara terus menerus ketika memecahkan suatu permasalahan sehingga memudahkan siswa untuk mengingat dan memahami tentang suatu hal. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S. B. dan Zain, A. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hanafi, A. dan Manan, A. 1988. Prinsipprinsip Belajar untuk Pengajaran. Surabaya: Usaha Nasional. Hartati, S., Ningsih, K., Syamswisna. 2012. Model Pembelajaran STAD dan GI terhadap Retensi Siswa di MAN. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1 (1). Japa, I. G. N. 2008. Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Terbuka Melalui Investigasi Bagi Siswa Kelas V SD 4 Kaliuntu. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pendidikan, 2 (1): 60-73.

213 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2,September 2013, hal 206-2013 Sanjaya, W. 2011. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Sears dan Zemansky. 1993. Fisika Universitas Jilid I. Jakarta: Erlangga. Sutrisno, W. 2009. Penumbuhan Sikap-sikap Positif melalui Pembelajaran Fisika. Jurnal Pengajaran Fisika Sekolah Menengah. 1 (1): 14-17.