BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan adalah kurangnya atau terbatasnya barang-barang dan jasa-jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. keperluan-keperluan lain, tidak bisa diabaikan. Kenyataan menunjukkan bahwa di

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. dan sosialisme. Sistem tersebut mengacu kepada prinsip-prinsip yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

BAB I PENDAHULUAN. Kampar Provinsi Riau,dengan luas wilayah luas ± 99,66 km 2 atau 9,966 Ha, dengan pusat

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan dan perjalanan sejarah manusia, aspek ekonomi juga

BAB I PENDAHULUAN. mereka berusaha dengan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

BAB I PENDAHULUAN. oleh seluruh bangsa di dunia, termasuk Indonesia. Salah satu problematika

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terlepas dari peran lembagalembaga

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak mendapat pekerjaan. Perkenomian Indonesia sejak krisis ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar Salah satu tujuan dilaksanakannya

BAB I PENDAHULUAN. di buat dengan bahan baku daun gambir pilihan yang di peroleh langsung dari

BAB I PENDAHULUAN. Dampak terus menerus berzakat dan berinfaq, di dalam masyarakat dapat

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan manusia dan pengetahuan teknologi yang dimiliki. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah menyangkut pengentasan kemiskinan dan pengangguran. Kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terbatas terhadap sumber-sumber ekonomi yang terbatas dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. banyak mendapat perhatian para cendekiawan dan ulama adalah cash waqf

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. dengan sesama manusia atau hablun minannas. Hubungan manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. Arthaloka Gf, 2006 ), hlm M. Nadratuzzaman Hosen, Ekonomi Syariah Lembaga Bisnis Syariah,(Jakarta: Gd

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana sekaligus, dimana kegiatan. dilaksanankan berdasarkan prinsip-prinsip syariah.

BAB I PENDAHULUAN. Kejayaan Islam dimulai pada masa Rasulullah SAW hingga masa khulafa arrasyidin

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah menjanjikan rezeki bagi makhluk yang ada di permukaan bumi ini, namun

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setelah berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) timbul peluang

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai sarana Hablumminallah dan juga sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan usaha, yakni salah satunya adalah strategi pemasaran.

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Menurut muhammad bin Hasan al-syaibani dalam kitabnya al-

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

DISTRIBUSI KEKAYAAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai peningkatan kemampuan suatu

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. kebenaran-kebenaran universal. Menurut Mondy dan Premeaux management is the

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. ketergantungan. Dalam hal ini perlunya interaksi antara sesama. Di samping. hidup. Dalam ekonomi dikenal dengan istilah bekerja.

HAK ZAKAT BAGI PENGUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan atas hukum yang

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, dimana pertumbuhan ekonomi, kemakrnuran dan ketentraman

BAB I PENDAHULUAN. pandangan Islam, nikmat Allah hampir tak terbatas. 1 Manusia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong masyarakat mencari dana untuk mendirikan suatu usaha. 1. yang diselenggarakan oleh lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini semakin disadari bahwa dengan semakin. bertambahnya persaingan antar perusahaan yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan dan penyaluran dana ke masyarakat dalam bentuk

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. keterbatasan saran pemenuhan kebutuhan yang berpedoman pada nilai-nilai Islam. Dalam

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA ZAKAT DALAM PROGRAM PENUMBUHAN WIRAUSAHA BARU. kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PROGRAM MICROFINANCE SYARI AH BERBASIS MASYARAKAT (MISYKAT) DAN MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. mengambil kebijakan dan langkah-langkah pembangunan yang proposional. 1

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

HADIAH TETHADAP NASABAH DI BADAN USAHA MILIK DESA MAKMUR SEJAHTERA MENURUT EKONOMI ISLAM SKRIPSI

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

Kata Kunci: Bantuan Dana; Penyandang Cacat; Ekonomi Islam

PERSETUJUAN PEMBIMBING

BAB I PENDAHULUAN. dan universal yang mengatur semua aspek, baik sosial, ekonomi, dan politik

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicapai dalam segala aspek hidup, termasuk kehakiman, politik,

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengharuskan diterapkannya prinsip keadilan, termasuk dalam hal. pemerataan kesejahteraan melalui perintah zakat.

PERJANJIAN KERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

PERANAN BAITUL MAAL WAT TAMWIL (BMT) AHMAD DAHLAN CAWAS DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN USAHA KECIL DI KECAMATAN CAWAS

BAB I PENDAHULUAN. bahwa bunga bank yang umumnya berlaku dalam sistem dunia perbankan dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang pemilihan judul

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. 90-an dan setelah tahun 90-an memiliki beberapa perbedaan yang mendasar. Pada

ANALISA PEMIKIRAN YUSUF AL QARDHAWI TENTANG MEMINDAHKAN ZAKAT KE DAERAH LAIN SKRIPSI. Diajukan Untuk Melengkapi Sebagian Syarat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang lima dan zakat merupakan salah satu cara pembentukan sosial ekonomi. Dua perintahn agama yang selalu serangkai dalam al- Qur an yaitu perintah sholat dan zakat. Sebagai dua sejati yang satu tiang agama dan yang satu tiang masyarakat. Islam yang menjadi agama mayoritas dianut oleh penduduk di negeri ini telah memberikan solusi agar permasalahan kemiskinan ini bisa di atasi dan diselesaikan. Salah satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan harta kaum muslimin dalam bentuk zakat. 1 Di Indonesia, pengelolahan zakat di atur berdasarkan UU No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dengan keputusan menteri agama (KMA) No.581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU No.38 tahun 1999 dan keputusan Direktur jenderal bimbingan masyarakat islam dan urusan haji No.D/291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. 2 Zakat menempati posisi yang sangat urgen dalam ajaran islam. Kewajiban zakat merupakan bukti integralitas ajaran Islam. Artinya, Islam datang membawa sebuah konsep kehidupan (manhaj al-hayah) yang sempurna, tidak hanya memperhatikan aspek intelektual belaka, tetapi juga membawa misi sosial yang sempurna. 3 Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) menyadari bahwa potensi dana ummat yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara 1 Yusuf Qardhawi, Fiqh Zakat, (Jakarta: Mizan, 1999), Cet. Ke-10. H. 45 2 Mawardi, Ekonomi Islam, (Pekanbaru: Alaf Riau, 2007), Cet. Ke-1, h. 122 3 Akhmad Mujahidin, Ekonomi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke- 1, h. 64

berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin. Dana zakat pada awalnya lebih di dominasi oleh pola pendistribusian secara konsumtif, namun demikian pada pelaksanaan lebih mutakhir saat ini zakat mulai di kembangkan dengan pola distribusi dana zakat secara produktif. Pedoman Zakat yang diterbitkan Ditjen Bimas Islam dan Urusan Haji Departemen Agama, menyatakan untuk pendayaan dana zakat bentuk inovasi distribusi di kategorikan dalam distribusi bersifat konsumtif tradisional, distribusi bersifat konsumtif kreatif, distribusi bersifat produktif tradisional, distribusi bersifat produktif kreatif. 4 Zakat di wujudkan dalam bentuk distribusi bersifat konsumtif kreatif yaitu zakat dalam bentuk lain seperti deberikan dalam bentuk alat-alat sekoah atau beasiswa dan pelayanan masyarakat. Dalam upaya untuk meringankan beban umat, Pos Keadilan Peduli Umat (P KPU) Pekanbaru membuat strategi program pemberdayaan umat dengan memperhatikan kebutuhan serta kondisi masyarakat agar program yang di laksanakan efisien, tepat sasaran dan berhasil.ada tiga strategi utama program pemberdayaan umat pada Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru, seperti Program kegawatdaruratan ( rescue), Program rehabilitasi, dan Program pembangunan komunitas (comunity Development). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan, melalui program pembangunan komunitas ( community development) ini Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru mendistribusikan dana zakat kepada beberapa daerah di Pekanbaru yang dapat memberikan keringanan kepada kaum yang berhak mendapatkannya. 4 M. Arif Mufraini, Akuntansi dan Manajemen Zakat, (Jakarta: Kencana, 2006), h.153

Lembaga PKPU Pekanbaru dalam pendistribusiannya menyalurkan dana zakat tersebut, mendistribusikan di berbagai daerah yang berbeda pada tiap tahunnya. Seperti yang terjadi pada tahun 2014 di daerah Kecamatan Panam dan Marpoyan. Sehingga zakat yang seharusnya lebih utama di distribusikan kepada yang berhak di daerah sekitar, justru terdistribusi pada penerima yang lain. Ini di karenakan fakir atau miskin tersebut datang secara langsung ke Lembaga Sosial PKPU. Dengan demikian maka dana zakat tersebut tersalurkan pada penerima zakat tersebut dengan tidak berdasarkan pada prinsip pendistribusian zakat. 5 Berangkat dari masalah di atas penulis ingin mengetahui secara jelas mengenai pemerioritasan pendistribusian zakat pada Lembaga PKPU Pekanbaru dan abagaimana pandangan fiqh muamalah terhadap pemerioritasan tersebut. 6 Penulis memandang bahwa tulisan tentang pemerioritasan pendistribusian zakat padalembaga PKPU Pekanbaru ini belum ada yang membuatnya dalam bentuk suatu tulisan karya ilmiah (penelitian), dan mengambil hal-hal yang relevan dengan konsep zakat fitrah khususnya pada Lembaga PKPU Pekanbaru. Dari keterangan tersebut di atas, maka penulis tertarik sekali mengadakan penelitian untuk melihat lebih dekat bagaimana sebenarnya pemerioritasan pendistribusian zakat fitrah : Prioritas Pendistribusian Dana Zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru Menurut Perspektif Fiqh Muamalah B. Batasan Masalah Agar tidak menyimpang dari topik yang di permasalahkan, maka penulis perlu membatasi masalah yang di bahas dalam penelitian ini. Adapun yang dibahas dalam 5 Ersya, Wawancara, tanggal 12 Januari 2015 6 Ada 3 program pemberdayaan umat Lembaga Sosial PKPU: 1. Program kegawatdaruratan (rescue). 2. Program Rehabilitasi. 3. Program pembagunan Komunitas (comunity Development).

penelitian ini adalah tentang prioritas pendistribusian zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru tahun 2014-2015. C. Rumusan Masalah Dari pemaparan pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan beberapa pokok permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, adapun rumusan masalahnya sebagai berikut: a. Bagaimana prioritas pendistribusian dana zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru? b. Bagaimana tinjauan fiqh muamalah terhadap prioritas pendistribusian dana zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai prioritas pendistribusian dana zakat. b. Untuk mengetahui lebih mendalam mengenai prioritas pendistribusian dana zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. 2. Kegunaan Penelitian a. Sebagai wujud partisipasi penulis dalam penelitian ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. b. Untuk menambah pengalaman serta pengetahuan penulis khususnya masalah pemerioritasan pendistribusian zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana syari ah pada fakultas syari ah dan ilmu hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. d.

E. Metode Penelitian Sesuai dengan perumusan masalahnya, maka metode penelitan yang digunakan adalah penelitan lapangan ( field recearch). Metode tersebut dilaksanakan melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Lokasi penelitian Adapun penelitian ini merupakan penelitian lapangan dengan mengambil lokasi di Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. Dalam penelitian hukum tersebut ini termasuk penelitian sosiologis yuridis. 2. Subjek dan obyek penelitian a. Subjek penelitian ini adalah pihak pengurus Lembaga sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. b. Obyek dalam penelitian ini adalah pelaksanaan distribusi dana zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. 3. Populasi dan sampel penelitian Adapun populasi dalam penelitian ini adalah responden dari pihak pengelola yang terdiri dari pimpinan dan karyawan lembaga Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru yang berjumlah 10 orang, untuk sampelnya penulis mengambil 25% dari jumlah populasi yaitu 3 orang. Pada penelitian ini penulis menggunakan tehnik purposivesampling. 4. Sumber data sekunder. Di dalam mengumpulkan data penelitian ini, penulis menggunakan data primer dan

a. Data primer adalah data yang diperoleh melalui responden dilapangan yakni pihak pengurus Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru. b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tertier. 5. Metode pengumpulan data Adapun metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: a. Wawancara, yaitu dengan melakukan wawancara langsung secara mendalam dan terarah kepada pihak-pihak yang melakukan sewa-menyewa. b. Studi pustaka, yaitu dengan mempelajari data-data, teori-teori dan pendapat para ahli. 6. Analisa data Adapun metode analisa data yang dipakai peneliti adalah data kualitatif yaitu menganalisa data dengan cara mengklasifikasikan data-data tersebut kemudian diuraikan antara satu dengan yang lainnya dihubungkan dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang diteliti. 7. Metode penulisan Setelah penulis memperoleh data-data dengan menggunakan beberapa teknik diatas, maka penulis akan menuliskan data tersebut dengan mempergunakan metode sebagai berikut: a. Induktif, yaitu penulis mengumpulkan data-data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dari yang bersifat khusus dan kemudian diambil suatu kesimpulan yang bersifat umum.

b. Deduktif, yaitu penulis dengan mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti dari yang bersifat umum lalu diambil satu kesimpulan yang bersifat khusus. c. Deskriptif, yaitu penulisan dengan mengumpulkan fakta-fakta serta menyusun dan menjelaskan kemudian menganalisa. F. Sistematika Penulisan Agar terarahnya serta lebih memudahkan dalam pembahasan masalah ini, penulis membaginya V bab, dimana masing-masing bab dan sub bab merupakan suatu kesatuan yang paling berhubungan dengan yang lain. Adapun bentuk sistematika penulisannya adalah sebagai berikut: BAB I :merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II :membahas tentang gambaran umum Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru.Terdiri dari sejarah singkat berdirinya Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru, filosofi perusahaan, fungsi dan tugas Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru, Struktur Organisasi. BAB III:membahas tentang konsep zakat: pengertian zakat, dasar hukum zakat, rukun dan syaratnya,serta hak dan kewajiban

BAB IV:membahas tentang prioritas distribusi dana zakat pada Lembaga Sosial Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) Pekanbaru menurut perspektif fiqh muamalah. BAB V:penutup, yang terdiri dari kesimpulan dan saran.