BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tia Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Taman Kanak kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. alamiah untuk beradaptasi dengan lingkungannya, sebagai alat. bersosialisasi, bahasa juga merupakan suatu cara merespon orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dapat mengubah pola pikir seseorang dalam mencapai tujuan kehidupan serta

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan bentuk pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pembinaan yang ditujukan kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan berbagai keinginan maupun kebutuhannya, serta memungkinkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. bidang studi Bahasa dan Sastra Indonesia, pembelajaran keterampilan menyimak

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI ANAK MELALUI METODE BERCAKAP CAKAP PADA KELOMPOK B DI RA NURUL HIKMAH RINGINHARJO SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting pada masa ini. Hal ini disebabkan masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan anak usia dini. Di dalam undang-undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun. bagi anak berusia empat tahun sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. menguasai tingkat yang lebih tinggi dari berbagai aspek. Pada usia ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 0486/UI/1992 tentang Taman Kanak-

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional). Masa kanak-kanak adalah masa Golden

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) saja, tetapi masyarakat mulai mengenal PAUD. Dalam hal

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani anak, agar anak dapat memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini berada di masa keemasan the golden age, yaitu masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masa usia Taman Kanak-kanak (TK) atau masa usia dini merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agaranak memiliki kesiapan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kemampuan bahasa bagi kehidupan manusia, tidak terkecuali bagi

Dwi Oktaviani Wulandari, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran Bahasa Indonesia nilai KKM siswa masih dibawah rata-rata

BAB I PENDAHULUAN. gerakan menjadi ujaran. Anak usia dini biasanya telah mampu. mengembangkan keterampilan berbicara melalui percakapan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-6 tahun dengan

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan tersebut masing-masing harus dimiliki oleh siswa untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia enam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ingin tahu terhadap apa yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah olah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Masa ini dapat disebut juga sebagai The Golden Age atau masa. pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai individu yang unik memiliki karakteristik yang berbeda beda. Masing

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini mendasari jenjang pendidikan selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

PENGARUH METODE BERCERITA TERHADAP KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK USIA 4-5 TAHUNDI TK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum pendidikan dasar yang merupakan upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

Di susun Oleh: PUJI RAHAYU A

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahasa indonesia adalah alat komunikasi paling penting

Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Metode merupakan cara yang dalam bekerjanya merupakan alat untuk mencapai tujuan kegiatan. Setiap guru

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini sangat perlu, hal ini dikarenakan pada usia itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Taman Kanak-kanak merupakan pendidikan yang. memfasilitasi proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini sebagai pribadi unik yang memiliki masa-masa emas dalam

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai anggota masyarakat selalu melakukan komunikasi. dalam kehidupan sosial. Komunikasi dilakukan untuk mengemukakan

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tertulis dalam pasal 1 butir 14 Undang-undang RI Nomor 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini adalah anak yang berumur nol tahun atau sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas)

I. PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan. selanjutnya. Masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan anak dalam

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

BAB 1 PENDAHULUAN. pada ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Ketrampilan

BAB I PENDAHULUAN. masa yang terjadi sejak anak berusia 0 6 tahun. Masa ini adalah masa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI METODE CERITA BERGAMBAR DI KELOMPOK B TK PERTIWI MOJAYAN I KLATEN TENGAH TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia. Pembelajaran

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sepanjang hayat (long life learning). Kegiatan membaca

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dina Febriyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang sedang dikembangkan oleh pemerintah saat ini, karena usia dini berada pada periode golden age atau periode keemasan. Suderadjat (Trianto, 2011:5) berpendapat bahwa perkembangan yang diperoleh pada usia dini sangat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja dimasa dewasa. Masa the Golden Age yang dimiliki anak, memerlukan suatu pendekatan yang tepat untuk dapat memfasilitasi optimalnya aspek-aspek perkembangan yang mereka miliki (Mulyasa, 2012:121). Adapun maksud dari pendapat tersebut pendidik hendaklah memberikan perhatian dan penanganan yang tepat terhadap berbagai potensi yang dimiliki oleh anak dengan memberikan berbagai rangsangan bimbingan dan bantuan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan membentuk satuan PAUD dan menyusun kerangka dasar kurikulum serta standar kompetensi anak usia dini yang berlaku secara nasional. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah salah satu upaya pembinaan yang di tujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UUSPN No. 58 tahun 2009). Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini diorientasikan pada pemenuhan kebutuhan anak berdasarkan minat, kebutuhan perkembangan dan kemampuan yang dimiliki oleh anak. Peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), bahasa dan komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap perkembangan yang dilalui oleh anak didik.

2 Pengembangan keterampilan bahasa merupakan salah satu aspek perkembangan anak yang penting karena bahasa digunakan sebagai sarana memperoleh informasi, ilmu pengetahuan maupun belajar menganalisis dan memecahkan masalah sehari-hari (problem solving). Susanto (2011:73) menyatakan bahwa bahasa memungkinkan anak untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam simbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berpikir. Perkembangan bahasa terdiri dari dimensi menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Kemampuan menyimak merupakan dasar dari perkembangan bahasa, karena menyimak memiliki dampak besar terhadap kualitas hubungan pembicaraan dengan orang lain melalui indera pendengarannya. Menyimak tidak hanya mendengarkan tetapi sebagai proses memperoleh fakta, bukti atau informasi secara informasi tertentu didasarkan pada penilaian dan penetapan sebuah reaksi individual. Menurut Tarigan (1980: 19) Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan Menyimak dimulai melalui mendengar kemudian melakukan proses interpretasi terhadap informasi yang datang dengankemampuan konsentrasi, perhatian yang sungguh-sungguh agar memperoleh pemahaman. Selain itu harus memahami isi, maksud, kebiasaan, nilai, sikap dan kepercayaan terhadap pendapat yang telah didengar sehingga akan mengembangkan pemikiran-pemikiran yang relevan sesuai dengan kebutuhan. Melalui aktivitas menyimak pendengar dapat memahami orang lain secara baik. Menyimak tidak hanya datang secara alami, sehingga perlu kerja keras untuk dapat menyimak secara efektif. Pendengar dituntut untuk memperhatikan pesan-pesan verbal serta non verbal pembicara (Hermawan, 2011: 30). Begitu pula dengan anak, kemampuan menyimak merupakan bahasa verbal yang penting dalam menerima materi pembelajaran di sekolah. Melatih

3 kemampuan anak dalam menyimak diperlukan pengembangan kemampuan berbahasa dengan menirukan dan menyebutkan suara yang didengarnya, karena dengan menyimak anak dapat memahami lingkungannya dan mendengarkan pendapat. Berdasarkan hasil observasi di TK Kelas B Aisyiyah 7 mengenai kemampuan menyimak menunjukkan anak belum mampu menyimak secara aktif, tidak memberikan perhatian, kurang mengerti perintah yang diberikan guru, sulit untuk berpendapat, gaya pembicara guru yang kurang dan teknik penyajian materi menggunakan metode penugasan membuat anak jenuh dan bosan sehingga mempengaruhi proses menyimak, seperti visualisasi dan pengenalan konsep secara bertahap. Hubungan komunikasi dilaksanakan secara klasikal dan kurang memberikan metode yang bervariasi sehingga sulit untuk menyimak instruksi yang diberikan guru. Ketika melakukan kegiatan bercakap-cakap hanya sedikit anak yang mampu menjawab mengenai pertanyaan yang diberikan, sedikit anak yang mampu mengajukan pertanyaan serta menjelaskan dengan kalimat yang terbata-bata. Selain itu, guru kurang melaksanakan kegiatan evaluasi pada akhir pembelajaran sehingga kurang memberikan kesempatan pada anak untuk mengungkapkan ide atau gagasan pada kegiatan sehari. Permasalahan tersebut diduga disebabkan karena proses pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) dengan menggunakan metode penugasan sehingga anak hanya duduk secara klasikal, jarang melakukan permainan atau metode baru dalam kegiatan pembelajaran. Moeslichatoen (2004:7) mengemukakan Setiap guru akan menggunakan metode sesuai gaya melaksanakan kegiatan. Namun yang harus diingat taman kanak-kanak mempunyai cara yang khas. Oleh karena itu ada metode-metode yang lebih sesuai bagi anak TK dibandingkan dengan metode lain. Misalnya guru TK jarang menggunakan metode ceramah. Orang akan segera menyadari bahwa metode ceramah tidak berdaya guna bagi anak TK. Metode-metode yang memungkinkan anak satu dengan anak lain berhubungan akan lebih memenuhi kebutuhan dan minat anak. Anak kurang bersemangat dan jenuh dalam melaksanakan kegiatan karena diberikan metode pembelajaran kurang menyenangkan. Guru hendaklah

4 mengembangkan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan senantiasa memberi kesempatan anak untuk memperoleh pengalaman langsung dalam kegiatan mendengarkan dan berbicara. Anak lajimnya memiliki daya perhatian yang pendek kecuali terhadap halhal yang secara instrinsik menarik dan menyenangkan, jangan terlalu berharap banyak anak yang tahan jika harus memperhatikan segala hal yang diinginkan jika melakukannya secara monoton (Eliyawati, 2005:7). Kegiatan bermain anak dapat melatih kemampuan menyimak yaitu dengan cara mendengarkan beraneka bunyi, mengucapkan suku kata atau kata, memperluas kosa kata, berbicara sesuai dengan tata bahasa indonesia. Mayesty (Nurani, 2012: 144) menunjukan bahwa bermain adalah kegiatan yang anak-anak lakukan sepanjang hari karena bagi anak bermain adalah hidup dan hidup adalah permainan. Permainan pesan berantai merupakan salah satu permainan bahasa yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan menyimak anak. Hartono, (2008:7) menjelaskan Permainan bahasa adalah salah satu bentuk permainan yang dilakukan untuk melibatkan unsur bahasa yang difokuskan terhadap bidang tertentu. Permainan bahasa meliputi permainan bahasa menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Permainan bahasa menyimak terdiri dari berbagai bentuk antara lain:dengar-ucap, Dengar-tiru, Dengar-gaya, Pesan Berantai dan Dengar Cerita. Permainan pesan berantai dilaksanakan dengan cara mendengarkan kata atau kalimat yang diucapkan guru kemudian anak membisikkan kepada anak lain secara beruntun. Permainan tersebut melatih keterampilan menyimak, mendengarkan, melatih kemampuan bahasa, konsentrasi, daya ingat dan interaksi (Dewi, 2013:22). Anak akan belajar menyimak pada teman-teman sebaya dalam kelompok-kelompok permainan, melalui interaksi tersebut maka anak akan belajar berkomunikasi dengan cara mendengar, mengingat petunjuk dan pesan sederhana dalam penggunaan metode bermain. Model permainan dan bermain akan memberikan rasa aman dan lingkungan yang meningkatkan minat dan motivasi pada anak.

5 Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka peneliti memfokuskan kajian Meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini melalui Permainan Pesan Berantai (Penelitian Tindakan Kelas Kelompok B Taman Kanak-kanak Aisyiyah 7 Jl. Sindang Sirna no.7 Kecamatan Karang Setra Kota Bandung Tahun Pelajaran 2014/2015) B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Anak belum mampu memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan oleh guru. 2. Pembelajaran hanya menggunakan metode penugasan pada buku kerja sehingga tidak memberikan pengalaman langsung terhadap kemampuan menyimak anak usia dini. 3. Anak bersikap pasif pada kegiatan tanya jawab dengan guru, hanya beberapa anak yang mampu menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. 4. Pembelajaran bersifat klasikal, sehingga anak sulit untuk berinteraksi dengan guru karena suasana kelas yang ribut. 5. Proses pembelajaran melalui bentuk permainan kurang berinovasi. C. Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan menyimak anak disebabkan karena penggunaan metode yang masih berpusat pada guru (teacher centered). Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dirumuskan dalam kalimat pertanyaan berikut ini: 1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan menyimak anak usia dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no. 7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015? 2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran kemampuan menyimak anak usia dini setelah pelaksanaan permainan pesan berantai di kelompok B TK

6 Aisyiyah 7 Jl. Sindang Sirna no. 7 Kec.Karang Setra tahun ajaran 2014-2015? 3. Bagaimana peningkatan kemampuan menyimak anak usia dini setelah dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no. 7 Kec.Karang Setra tahun ajaran 2014-2015? D. Tujuan Penelitian Tujuan dilaksanakan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui beberapa peningkatan kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai yang diterapkan pada anak TK Aisyiyah 7, sedangkan tujuan penelitian secara khusus adalah untuk mengetahui : 1. Kondisi objektif kemampuan menyimak anak usia dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015. 2. Pelaksanaan pembelajaran kemampuan menyimak anak usia dini melalui permainan pesan berantai kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang Sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015. 3. Peningkatan kemampuan menyimak anak usia dini setelah dilaksanakan permainan pesan berantai di Kelompok B TK Aisyiyah 7 Jl.Sindang sirna no.7 Kec. Karang Setra tahun ajaran 2014-2015. E. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini secara umum adalah dapat membantu dalam peningkatan pelaksanaan pembelajaran bahasa bagi anak TK. Adapun manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Sebagai salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mendapatkan kajian teori mengenai kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

7 1) Menambah wawasan melalui pengalaman langsung dengan berbagai bukti yang bersifat empirik berkaitan dengan metode pengembangan kemampuan menyimak anak melalui permainan pesan berantai. 2) Dapat digunakan dalam metode taman kanak-kanak dengan menggunakan prinsip pembelajaran yang berpusat pada anak (student centered). b. Bagi Anak 1) Anak mampu belajar menyimak melalui metode permainan yang menyenangkan yaitu melalui permainan bahasa yang diaplikasikan melalui permainan pesan berantai. 2) Mengembangkan daya pikir dan konsentrasi, mengenal, mengingat dan mengevaluasi kata, bunyi dan kalimat. Anak belajar menahan gangguan dan suara-suara yang ada di lingkungan sekitar kecuali suara teman yang ada di belakangnya tersebut. 3) Anak mampu belajar mengamati dan mengambil kesimpulan dari kegiatan mendengarkan berusaha menyampaikan pendapat dan pesan yang telah disampaikan. c. Bagi guru 1) Mengembangkan kreativitas dan inovasi baru dalam pembelajaran. 2) Sebagai salah satu wahana untuk menambah wawasan dan pengetahuan berkaitan dengan kemampuan perkembangan bahasa khususnya bahasa reseptif yaitu kemampuan menyimak anak. 3) Dapat meningkatkan keterampilan guru dalam kegiatan pembelajaran untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan menyimak anak. F. Struktur Organisasi Penulisan Skripsi ini terbagi menjadi lima bab, yaitu sebagai berikut: BAB 1 Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

8 B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah D. Tujuan Penelitian E. Manfaat Penelitian F. Struktur Organisasi BAB 2 Kajian Teori A. Konsep Menyimak 1. Perkembangan Bahasa Anak 2. Kemampuan Menyimak a. Pengertian Menyimak b. Fungsi Menyimak c. Jenis-Jenis Menyimak d. Tahap-tahap Menyimak e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Menyimak f. Strategi Pengembangan Kemampuan Menyimak g. Metode-metode untuk mengembangkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini B. Konsep Permainan Pesan Berantai, 1. Pengertian Permainan 2. Permainan bahasa 3. Definisi Permainan Pesan Berantai 4. Manfaat Permainan Pesan Berantai, 5. Tujuan Permainan Pesan Barantai 6. Implementasi Permainan Pesan Berantai. C. Penelitian yang Relevan BAB 3 Metode Penelitian A. Lokasi dan Subjek Penelitian B. Metode Penelitian C. Desain Penelitian, Langkah-langkah penelitian D. Definisi Operasional Variabel (DOV) E. Instrumen Penelitian

9 F. Teknik Pengumpulan data G. Pengujian Validasi H. Teknik Analisis. BAB 4 Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Obyektif Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di Kelompok B TK Aisyiyah 7 2. Pelaksanaaan Permainan Pesan Berantai untuk meningkatkan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di kelompok B TK Aisyiyah 7 3. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini setelah pelaksanaan permainan pesan berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7. B. Pembahasan 1. Kondisi Obyektif Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini sebelum dilaksanakan permainan pesan berantai di Kelompok B TK Aisyiyah 7 2. Pelaksanaan Permainan Pesan Berantai untuk meningkatkan kemampuan Menyimak Anak Usia Dini di kelompok B TK Aisyiyah 7 3. Peningkatan Kemampuan Menyimak Anak Usia Dini setelah Pelaksanaan Permainan Pesan Berantai di kelompok B TK Aisyiyah 7. BAB 5 Simpulan dan Rekomendasi A. Simpulan B. Rekomedasi Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Daftar Riwayat Hidup