TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

Tindak Tutur Guru dan Siswa Kelas VIII SMP pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Implikasinya dalam Pembelajaran Kemampuan Berbicara di SMP

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR GURU DI DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA KELAS VIII SMP N 27 PADANG (KAJIAN PRAGMATIK) ABSTRACT

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

KESANTUNAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI SMP NEGERI 21 BANDARLAMPUNG. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

KESANTUNAN TUTURAN SISWA KEPADA GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS VII 8 SMP NEGERI 27 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. tindakan dalam tuturannya (Chaer dan Leoni. 1995:65).

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR SATWA DAN TANAMAN HIAS YOGYAKARTA (Kajian Pragmatik) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) Juli 2015 IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR BAMBU KUNING BANDAR LAMPUNG.

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

Tindak Tutur Direktif Guru Perempuan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas XI SMA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia karena bahasa adalah milik

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

TINDAK TUTUR DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis dan

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

Tindak Tutur Komisif di Pasar Tradisional Pasir Gintung Tanjungkarang dan Implikasinya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

FUNGSI TINDAK TUTUR ILOKUSI EKSPRESIF PADA TUTURAN TOKOH DALAM NOVEL SURGA YANG TAK DIRINDUKAN 2 KARYA ASMA NADIA

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

Dewa Ayu Made Olivia Dita Kesari Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udaya. Abstract

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. langsung antar penutur dan mitratutur. Penutur dan mitra tutur berintraksi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

BENTUK, FUNGSI DAN JENIS TINDAK TUTUR DALAM KOMUNIKASI SISWA DI KELAS IX UNGGULAN SMP PGRI 3 DENPASAR. Ni Nyoman Ayu Ari Apriastuti

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur (speech art) merupakan unsur pragmatik yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

III.METODE PENELITIAN. Bagian metode penelitian dalam tesis ini terdiri dari, desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

TINDAK TUTUR PADA UNGKAPAN BAK TRUK DI SEPANJANG JALAN RINGROAD SOLO-SRAGEN TINJAUAN: PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

SKRIPSI. Diajukan untuk. Oleh: AH A

METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kualitatif. Metode deskriptif melukiskan secara sistematis

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM WACANA IKLAN BERBAHASA INDONESIA PADA RADIO MERCY FM TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki fungsi yang terpenting yaitu sebagai alat komunikasi untuk

TINDAK TUTUR LANGSUNG LITERAL DAN TIDAK LANGSUNG LITERAL PADA PROSES PEMBELAJARAN MICRO TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

Transkripsi:

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Abstract Issues discussed in this study is how the speech act of teachers and students in learning, especially illocutionary acts assertive, directive, commissive, expressive, and declarative learning Indonesian and its implications in learning speaking skills junior high school (SMP). This study used descriptive qualitative method. The results showed that all the functions of illocutionary acts assertive, directive, commissive, expressive, and declarative found at the time in the classroom. Illocutionary acts of which dominated the speech of teachers and students are asking directive illocutionary acts while the least used is commissive. Forms of verbal utterances which dominate the direct speech. This research may be implicated in learning speaking skills in junior high school (SMP). Keyword: illocution, pragmatics, speech acts Abstrak Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimanakah tindak tutur guru dan siswa pada pembelajaran khususnya tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif pada pembelajaran bahasa Indonesia dan implikasinya dengan pembelajaran kemampuan berbicara di sekolah menengah pertama (SMP). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua fungsi tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif ditemukan pada saat pembelajaran di kelas. Tindak ilokusi yang mendominasi pada tuturan guru dan siswa adalah direktif meminta sedangkan tindak ilokusi yang paling sedikit digunakan adalah komisif. Bentuk tuturan secara verbal yang mendominasi adalah tuturan langsung. Penelitian ini dapat diimplikasikan dalam pembelajaran kemampuan berbicara di sekolah menengah pertama (SMP). Kata kunci : tindak tutur, pembelajaran bahasa Indonesia, dan implikasi. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 1

1. PENDAHULUAN Pragmatik merupakan cabang ilmu linguistik yang membahas tentang apa yang termasuk struktur bahasa sebagai alat komunikasi antara penutur dan pendengar. Salah satu batasan pragmatik adalah kajian hubungan antara bahasa dan konteks yang mendasari penjelasan pengertian bahasa. Dalam batasan ini berarti untuk memahami pemakaian bahasa kita dituntut memahami pula konteks yang mewadahi pemakaian bahasa tersebut. Selain itu, pragmatik mempelajari tentang makna yang terdapat dalam komunikasi antara penutur dan mitra tutur. Tuturan dalam kegiatan pembelajaran merupakan realitas komunikasi yang berlangsung dalam interaksi kelas. Dalam konteks interaksi pembelajaran, sebagai sarana komunikasi dan memelihara kerja sama, fungsi bahasa dapat diwujudkan dengan cara membangun interaksi guru-siswa yang senyaman mungkin. Dengan hubungan yang harmonis dimungkinkan akan terjadi pemahaman yang komprehensif tentang ilmu yang sedang diajarkan. Bahasa guru dapat dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu tuturan guru yang bersifat intruksional dan tuturan guru yang bersifat non-intruksional. Dilihat dari sudut penutur, maka bahasa itu berfungsi personal atau pribadi (fungsi emotif). Maksudnya, si penutur menyatakan sikap terhadap apa yang dituturkannya. Si penutur bukan hanya mengungkapkan emosi lewat bahasa, tetapi juga memperlihatkan emosi itu sewaktu menyampaikan tuturannya. Dalam hal ini, pihak si pendengar juga dapat menduga apakah si penutur sedih, marah atau gembira (Chaer, 2004: 15). Dilihat dari segi pendengar atau lawan bicara, maka bahasa itu berfungsi direktif, yaitu mengatur tingkah laku pendengar. Dalam hal ini, bahasa itu tidak hanya membuat pendengar melakukan sesuatu, tetapi melakukan kegiatan sesuai dengan yang diinginkan oleh si pembicara. Hal ini dapat dilakukan si penutur dengan menggunakan kalimat-kalimat yang menyatakan perintah, himbauan, permintaan, maupun rayuan (Chaer, 2004: 15-16). Tindak tutur merupakan hal penting di dalam kajian pragmatik. Mengujarkan sebuah tuturan tertentu dapat dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh). Dengan kata lain, tindak tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik dalam suatu bentuk ujaran yang mencakup ekspresi situasi psikologis dan tindak sosial seperti mempengaruhi perilaku orang lain atau membuat suatu kesepakatan yang melibatkan dua pihak yaitu penutur dan mitra tutur. Jadi, tindak tutur lebih dilihat pada makna atau arti tindakan dalam tuturannya. Salah satu contoh tindak tutur dapat dilihat dalam interaksi antara guru dan murid dalam kegiatan pembelajaran yang menggunakan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi. Dalam kajian pragmatik yang dipelopori Austin (1969) disebutkan bahwa ketika seseorang berbicara, ia tidak hanya mengucapkan sebuah ujaran, tetapi ia melakukan tindakan dengan ujarannya tersebut. Pandangan ini disebut dengan Speech Act (tindak tutur) yang terdiri atas lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Ketika seseorang berujar atau mengeluarkan ujaran (speech), ia memiliki maksud-maksud tertentu yang berdampak pada lawan tuturnya. Selanjutnya, Searle mengklasifikasikan tindak tutur di atas menjadi lima jenis Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 2

tindak tutur asertif, direktif, eksprisif, komisif, dan deklarasi. Kaitannya penggunaan bahasa dengan pendidikan, peneliti sangat tertarik dengan penggunaan tindak tutur guru dan siswa kelas VIII pada pembelajaran bahasa Indonesia dan implikasinya dalam pembelajaran kemampuan berbicara di SMP. Penelitian tindak tutur guru dan siswa ini difokuskan pada tindak tutur menurut Searle berupa tindak ilokusi, yakni asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif. Berdasarkan hal tersebut, peneliti merasa perlu melakukan penelitian mengenai Tindak Tutur Guru dan Siswa Kelas VIII SMP pada Pembelajaran Bahasa Indonesia dan Implikasinya dalam Pembelajaran Kemampuan Berbicara di SMP. Penelitian ini mengimplikasikan pada pembelajaran diskusi sesuai dengan KD 3.9 mengidentifikasi informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar, dan 4.9 menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual dalam teks diskusi yang didengar dan dibaca. Implikasi tersebut dilakukan pada kelas IX SMP kurikulum 2013. 2. METODE PENELITIAN Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif bersifat deskriptif. Data-data hasil penelitian ini berbentuk penjelasan atau deskripsi data-data hasil penelitian secara aktual tanpa menggunakan teknik statistik atau angka-angka. Hal ini sejalan dengan pendapat Moleong (2007:6) yang menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks, khususnya yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 2.1 Teknik Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan teknik observasi. Teknik observasi menggunaan metode simak yang dibagi ke dalam dua teknik yaitu teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar dalam penelitian ini yaitu teknik sadap. Peneliti menyadap seseorang atau beberapa orang untuk mendapatkan data bahasa. Teknik lanjutan dijabarkan menjadi beberapa teknik yaitu : (1) teknik simak bebas libat cakap (SBLC) yaitu dalam kegiatan menyadap peneliti tidak ikut terlibat dalam percakapan antara guru dan siswa, (2) teknik rekam, teknik rekam ini dilakukan seiring dengan teknik SBLC, menyadap dilakukan dengan alat perekam handycam, (3) teknik catat, yaitu mencatat data pada kartu data yang kemudian dilanjutkan dengan teknik analisis data. 2.2 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis heuristik. Analisis heuristik berusaha mengidentifikasi daya pragmatik sebuah tuturan dengan merumuskan hipotesis-hipotesis dan kemudian mengujinya berdasarkan data-data yang tersedia. Bila hipotesis tidak teruji, akan dibuat hipotesis yang baru. Hipotesis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah praanggapan/dugaan sementara. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 3

3. PEMBAHASAN 3.1 Tindak Ilokusi Langsung pada Pembelajaran di Kelas Tindak tutur langsung pada pembelajaran di kelas ditemukan pada semua tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak ilokusi langsung tersebut disampaikan dengan dua cara, yakni langsung pada sasaran dan langsung dengan argumentasi/alasan. Berikut ini adalah pembahasan mengenai tindak ilokusi pada pembelajaran di kelas. 3.1.1 Kegiatan Pendahuluan Tuturan pada kegiatan pendahuluan saat pembelajaran ditemukan beberapa jenis tuturan yaitu (1) jenis tindak tutur direktif dengan bentuk memerintah langsung dengan argumentasi/alasan, (2) dan (3) merupakan jenis tindak tutur direktif memerintah langsung pada sasaran, (4) dan (6) merupakan jenis tindak tutur asertif menyatakan atau memberitahu secara langsung dengan argumentasi/alasan, dan (5) merupakan jenis tindak tutur tidak langsung direktif meminta dengan modus memberitahu. Berikut contoh salah satu tindak tutur direktif pada kegiatan pendahuluan. Siswa Guru Siswa Guru : Tempat duduk siap, berdoa mulai! selesai! beri salam! assalamualaikum Wr. Wb. : Walaikumsalam Wr.Wb. bagaimana hari ini sudah siap mengikuti pelajaran? : Sudah siap bu : Kalau sudah siap silahkan bukunya dikeluarkan buku pelajaran lain disimpan dulu. Baik hari ini yang tidak hadir siapa nak? (Tut.Gr.2.L.D) Peristiwa tutur pada data di atas terjadi pada pagi hari di kelas saat akan dimulai pembelajaran. Sebelum materi dimulai seluruh siswa berdoa dan mengucapkan salam terlebih dahulu kepada guru. Setelah itu guru menanyakan kepada seluruh siswa apakah mereka telah siap menerima materi karena jika kelas telah disiapkan itu tandanya seluruh siswa sudah siap untuk mengikuti proses belajar mengajar. dan ibu guru memerintahkan siswa untuk memasukkan semua buku kecuali pelajaran bahasa Indonesia agar fokus mereka hanya tertuju pada pelajaran bahasa Indonesia. Tuturan disampaikan langsung di depan siswa di kelas. Penutur (guru) menyampaikan maksud tuturannya kepada mitra tutur secara langsung pada sasaran tanpa menggunakan tambahan alasan atau menggunakan modus tertentu. Penutur memerintah mitra tutur agar menyimpan semua buku pelajaran kecuali bahasa Indonesia. 3.1.2 Kegiatan Inti Tuturan pada kegiatan inti saat pembelajaran di kelas ditemukan semua jenis tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. Bentuk-bentuk tindak tutur langsung yang ditemukan pada kegiatan inti adalah asertif (menyatakan atau memberitahu,), direktif (memerintah dan meminta), komisif (berjanji dan menawarkan) ekspresif (memuji, meminta maaf, mengecam, mengkritik, dan mengeluh), deklaratif (memutuskan dan melarang). Kemudian bentuk-bentuk tindak tutur tidak langsung dengan beberapa modus yang ditemukan adalah asertif Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 4

membanggakan modus memberitahu, direktif memerintah modus memberitahu, direktif meminta modus memberitahu, direktif meminta modus bertanya Tindak tutur direktif merupakan bentuk tindak tutur yang mendominasi tuturan guru dan siswa saat pembelajaran di kelas. Tindak tutur fungsi direktif yang ditemukan pada kegiatan inti saat pembelajaran, yaitu memerintah dan meminta. Kemudian tindak tutur yang paling sedikit ditemukan adalah tindak tutur komisif, yaitu menawarkan dan berjanji. Berikut contoh tindak tutur yang paling dominan ditemukan dan paling sedikit ditemukan yakni direkti memerintah dan komisif berjanji langsung pada sasaran. Siswa Guru Siswa : Ibu butuh pena? ini bu. (sambil memberi pena) : Ya terima kasih. Materi pelajaran hari ini tentang selogan dan poster jadi diharapkan dari pembelajaran kita hari ini kalian dapat memahami apa itu selogan dan poster. Kemudian kalian dapat membedakan yang mana contoh selogan yang mana contoh poster. Setelah kalian dapat memahami diharapkan pada tujuan pembelajaran hari ini bisa membuat contoh selogan dan poster. Baik di sini ibu ada dua contoh silahkan kalian amati! pada contoh pertama ada kalimat yang menyatakan stop narkoba sekarang ini adalah contoh yang pertama silahkan kalian amati, sudah kalian amati? (Tut.Gr.6.L.D) : sudah bu Tuturan di atas tindak tutur langsung direktif memerintah langsung pada sasaran. Peristiwa tutur pada data di atas terjadi pada pagi hari saat pembelajaran telah dimulai. Sebelum memberikan materi guru (penutur) memberitahu tujuan dari pembelajaran yang akan diberikan pada hari itu. Materi yang akan diberikan terhadap siswa adalah poster dan selogan kemudian sebelum guru memberikan penjelasan mengenai selogan dan poster guru terlebih dahulu memberikan contoh dan memerintahkan seluruh siswa mengamati contoh yang diperlihatkan. Pada data di atas terdapat memerintah langsung Baik di sini ibu ada dua contoh silahkan kalian amati! tuturan yang disampaikan oleh penutur (guru) disampaikan secara langsung agar seluruh siswa mengamati contoh yang dipaparkan dan dapat menerima pelajaran dengan baik dan cepat mengerti. Tuturan pada data ini merupakan tuturan memerintah langsung pada sasaran karena penutur memerintah secara langsung kepada mitra tutur. Guru : Contoh poster niaga cintailah produk dalam negeri atau tas kulit berkualitas jadi dalam kalimat poster tersebut produk dalam negeri juga memiliki kualitas yang baik kita tidak perlu jauh-jauh membeli produk luar negeri. Hayoo siapa yang bisa memberikan contoh? bagi yang bisa akan ibu berikan hadiah ya. (Tut.Gr.14.L.K) Mela : Saya bu (mengacungkan tangan) cintailah produk Indonesia. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 5

Tuturan di atas tindak tutur langsung komisif berjanji langsung pada sasaran. Peristiwa tutur pada data di atas terjadi pada pagi hari di sekolah saat di kelas sedang melakukan belajar mengajar. Saat itu bu guru (penutur) sedang memberikan materi poster dan selogan, ibu guru menjelaskan contoh poster. Ibu guru menjelaskan secara detail mengenai isi dari kalimat poster yag diberikannya dan semua siswa mendengarkan dengan baik. Setelah menjelaskan dan memberitahu contoh dari poster ibu memberikan kesempatan kepada siswa yang dapat memberikan contoh poster dan berjanji yang dapat memberikan contoh kalimat poster akan diberikan hadiah. Pada data di atas merupakan tindak tutur komisif berjanji secara langsung pada sasaran. Penutur menyampaikan secara langsung tanpa disertai argumentasi/alasan. Penutur menyampaikan tuturannya dengan sungguh-sungguh bahwa penutur menyanggupi janjinya yang telah disampaikan, yaitu akan memberikan hadiah yang mampu memberikan contoh poster. 3.1.3 Kegiatan Penutup Tuturan pada kegiatan penutup ditemukan hanya 2 tuturan tindak ilokusi langsung yang dituturkan oleh guru, yaitu tindak ilokusi asertif menyatakan atau memberitahu langsung pada sasaran dan direktif memesan langsung pada sasaran. Berikut salah satu tindak tutur pada kegiatan penutup. Guru : Baik tugas kalian akan dikumpul pada pertemuan selanjutnya, Ibu rasa cukup sampai di sini pertemuan kita, ibu tutup Wassalamualaikum Wr.Wb. Siswa : Walaikumsalam Wr.Wb. Guru : Belajar lagi di rumah ya nak. (Tut.Gr.41.L.D) Tuturan di atas tindak tutur langsung direktif memesan langsung pada sasaran. Peristiwa tutur pada data di atas terjadi pada pagi hari di kelas saat proses pembelajaran telah selesai. Ibu telah selesai memberikan materi dan tugas di kelas. Waktu belajar pelajaran bahasa Indonesia pun telah selesai. Sebelum ibu guru keluar kelas siswa mengucapkan salam terlebih dahulu. Sebagai guru yang perhatian kepada siswanya sebelum keluar kelas ibu guru berpesan untuk belajar kembali setelah sampai di rumah. Penutur (guru) menyampaikan tuturan tersebut langsung pada mitra tutur tanpa menambahkan argumentasi/alasan. 3.2 Implikasi Hasil Penelitian pada Pembelajaran Kemampuan Berbicara Di SMP 3.2.1 Kristalisasi Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tindak tutur guru dan siswa di SMPN 19 Bandar Lampung ditemukan semua fungsi tindak ilokusi yang meliputi tindak ilokusi asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif yang dituturkan baik secara langsung maupun tidak langsung. Tindak ilokusi yang mendominasi pada tuturan guru dan siswa di SMPN 19 Bandar Lampung adalah tindak tutur direktif yang terdiri atas tuturan memesan, memerintah, dan meminta. Tindak ilokusi yang paling sedikit digunakan yaitu ilokusi komisif. Berdasarkan kelangsungan dan ketidaklangsungannya, tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 6

langsung ditemukan ke dalam dua kategori yaitu tindak tutur langsung pada sasaran dan tindak tutur langsung dengan argumentasi, sedangkan tindak tutur tidak langsung yang ditemukan dalam penelitian ini menggunakan empat modus, antara lain modus menyatakan fakta, menyindir, bertanya, dan memberitahu. Berdasarkan kelangsungan dan ketidaklangsungannya, tindak tutur yang ditemukan dalam penelitian ini adalah tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung ditemukan ke dalam dua kategori yaitu tindak tutur langsung pada sasaran dan tindak tutur langsung dengan argumentasi, sedangkan tindak tutur tidak langsung yang ditemukan dalam penelitian ini menggunakan empat modus, antara lain modus menyatakan fakta, menyindir, bertanya, dan memberitahu. 3.2.2 Pemanfaatan Hasil Penelitian pada Pembelajaran Kemampuan Berbicara Berdasarkan relevansinya, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai suplemen contoh-contoh tuturan dalam pembelajaran kemampuan berbicara khususnya pada pembelajaran diskusi. Untuk itu, penelitian tindak tutur guru dan siswa di SMPN 19 Bandar Lampung ini diharapkan dapat memberi sumbangsih kepada guru dan siswa agar menjadi tolak ukur dalam berkomunikasi dengan guru dan siswa di kelas maupun di luar kelas dengan memperhatikan konteks saat berkomunikasi dan hubungan kedekatannya terhadap mitra tutur. Berikut contoh data tuturan yang dapat dimanfaatkan sebagai suplemen contoh-contoh tuturan dalam pembelajaran kemampuan berbicara khususnya pada pembelajaran diskusi. Contoh tuturan guru dan siswa dalam pembelajaran teks diskusi. (1) Guru : Kalian mengomentari dari segi penulisannya, bahasa yang digunakan apakah sudah sesuai dengan gambarnya. Paham? Siswa 1 : Buuu... Siswa 2 : Buuu... Siswa 3 : Kacang goreng, kacang mahal. (karena tidak direspon guru) Siswa 2 : Buduk diem dulu sih kamu, saya lagi mau tanya nanti kelompok kita gak bisa! Siswa : Siap paham bu... Guru : Kalau sudah paham silahkan bentuk kelompoknya sekarang ya! (Tut.Gr.36.L.D) (2) Guru : Ada yang ingin memberi pengertian yang lain? Siska : Masih poster kan bu? menurut saya poster adalahreklame yang berbentuk gambar yang bersifat sosial. Guru : Yak sudah benar, kita cari pendapat lain (menunjuk ke arah pojok kanan). Coba kamu, menurut pendapat kamu saja. (Tut.Gr.12.L.D) Amel : Informasi yang memiliki gambar. (3) Siswa : Gambar yang kami dapatkan adalah gambar gajah dan kamimembuat kalimat posternya adalah lindungi gajah dari pemburuan liar! Guru : Baik kalimat posternya lindungi gajah dari Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 7

pemburuan liar silahkan dari kelompok satu komentarnya. Kelompok Satu : Kalimatnyasudah sesuai dengan gambar posternya, penulisannya sudah benar, bahasa yang digunakan juga menarik. Guru : Baik berarti tugas kalian sudah tepat. Oke silahkan kalian kembali ke tempat masing-masing. Beri tepuk tangan untuk kelompok empat yang sudah menampilkan tugas mereka dengan baik. Yak kelompok berikutnya, kelompok enam. Ayo silahkan kelompok enam maju. (Tut.Gr.37.L.E) Contoh tuturan di atas dapat dijadikan suplemen contoh-contoh dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi diskusi kelas IX Kurikulum 2013. Guru dan siswa dapat menggunakan bahasa yang terkesan santai tetapi tetap baik agar tetap bisa menjaga hubungan baik antara penutur dan mitra tuturnya. Hasil penelitian dapat dimanfaatkan sebagai suplemen contoh-contoh dalam pembelajaran bahasa Indonesia pada KD 3.9 Mengidentifikasi informasi teks diskusi berupa pendapat pro dan kontra dari permasalahan aktual yang dibaca dan didengar dan 4.9 Menyimpulkan isi gagasan, pendapat, argumen yang mendukung dan yang kontra serta solusi atas permasalahan aktual dalam teks diskusi yang didengar dan dibaca. Hal ini tentunya dapat melatih kemampuan berbahasa siswa pada kemampuan berbicara. 4. PENUTUP Berdasarkan hasil analisis bab IV, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di SMP mengandung semua tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif yang dituturkan secara langsung maupun tidak langsung dengan rincian sebagai berikut. 1. Tindak ilokusi yang ditemukan pada kegiatan pendahuluan saat pembelajaran, yaitu tindak tutur langsung asertif menyatakan atau memberitahu, dan tindak tutur direktif memerintah langsung pada sasaran dan memerintah langsung dengan argumentasi/alasan. Kemudian pada tindak tutur tidak langsung hanya ditemukan satu pada kegiatan pendahuluan, yakni direktif meminta dengan modus memberitahu. Tindak tutur langsung yang ditemukan pada kegiatan inti semua dari tindak ilokusi. Sementara tindak tutur tidak langsung yang ditemukan pada kagiatan inti pembelajaran hanya jenis direktif, yakni direktif meminta modus bertanya, direktif memerintah modus memberitahu. Tuturan pada kegiatan penutup ditemukan hanya dua tuturan langsung yang dituturkan oleh guru yakni, tindak tutur asertif dan direktif. 2. Hasil penelitian ini diimplikasikan ke dalam pembelajaran kemampuan berbicara yaitu teks diskusi pada siswa SMP kelas IX (sembilan) sesuai dengan KD 3.9 dan 4.9. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bagian sebelumnya, berikut ini dikemukakan saran-saran yang Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 8

ditujukan kepada guru-guru dan siswasiswa di SMPN 19 Bandar Lampung. 1. Bagi Guru Peneliti menyarankan kepada guru SMP untuk dapat memanfaatkan kajian ini sebagai alternatif bahan pembelajaran, khususnya dalam diskusi. Guru dapat memanfaatkan semua tindak ilokusi asertif, direktif, ekspresif, komisif, dan deklaratif serta modus yang digunakan, yakni langsung dan tidak langsung untuk kemudian melaksanakan pembelajaran diskusi. 2. Bagi Siswa Peneliti menyarankan kepada siswa SMP untuk dapat lebih aktif pada kegiatan pembelajaran dan kegiatan berdiskusi untuk mengembangkan keterampilan berbicara. 3. Bagi peneliti lain Bagi peneliti lain yang tertarik untuk meneliti bidang kajian yang sama, dapat melakukan kajian data dan sumber data lain agar hasil penelitian lebih bervariasi dan dapat memberikan sumbangan lebih banyak pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan menggunakan Kurikulum 2013. DAFTAR PUSTAKA Chaer, Abdul. 2004. Psikolinguistik : Kajian Teoritik.Jakarta: Rineka Cipta Moleong, J.L. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. Rusminto, Nurlaksana Eko. 2016. Analisis Wacana Bahasa Indonesia (Buku Ajar). Bandarlampung: Universitas Lampung. Sugiono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: alfabeta. Yule, George. 1996. Pragmatik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Hal 9