dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan dengan cepat, tepat dan benar. Diberikan melalui

BAB V PEMBAHASAN. terhadap intensitas nyeri ibu nifas post sectio caesarea di RSUD Surakarta

INFOKES, VOL. 3 NO. 1 Februari 2013 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang banyak dialami oleh manusia. Meskipun bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Persalinan merupakan kejadian fisiologi yang normal dialami oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Wahyuningsih (2005), terapi Intravena adalah suatu

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI LAPARATOMI SAAT PERAWATAN LUKA DI RSUD MAJALENGKA TAHUN 2014

PERBEDAAN TERAPI IMAJINASI TERPIMPIN DENGAN MENDENGARKAN MUSIK KERONCONG TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI GUIDED IMAGERY TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN PASCA OPERASI FRAKTUR DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

Endra Amalia 1, Yozi Susanti 2. Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Perintis Sumbar Abstract

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dengan prioritas utama pada upaya peningkatan kualitas pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar penyakit yang menyebabkan penderita mencari pertolongan

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI POST OPERASI DI RUMAH SAKIT Dr.OEN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sampai evaluasi selanjutnya (Uliyah & Hidayat, 2008). Keluhan yang

BAB I PENDAHULUAN. dari kerusakan jaringan yang aktual atau potensial (Brunner & Suddarth, 2002).

BAB I. tahun dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2000, jumlah

BAB I PENDAHULUAN. jaringan aktual dan potensial yang menyebabkan seseorang mencari. perawatan kesehatan ( Smeltzer & Bare, 2012).

ARTIKEL EFEKTIVITAS PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG CEMPAKA RSUD UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Teknik Relaksasi...,Bayu Purnomo Aji,Fakultas Ilmu Kesehatan UMP,2017

PENGARUH AROMATERAPI TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA DI RSUD KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa seringkali dinilai dari umur harapan hidup penduduknya

SKRIPSI SULASTRI J

BAB I PENDAHULUAN. dengan Sectio Caesaria (SC) adalah sekitar 10 % sampai 15 %, dari semua

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

PENATALAKSANAAN NYERI NON FARMAKOLOGIS OLEH PERAWAT PADA PASIEN POST OPERATIF DI RUANG DAHLIA RUMAHSAKIT UMUM DAERAH (RSUD)

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi atau pembedahan merupakan semua tindak pengobatan yang. akan ditangani. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya dilakukan dengan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN PRE OPERASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI HERNIA DI RSUD KUDUS ABSTRAK

PENGARUH MENDENGAR MUROTTAL AL-QUR AN TERHADAP PENURUNAN INTENSITAS NYERI PASIEN PASCA OPERASI APENDISITIS

PENGARUH PEMBERIAN GUIDED IMAGERY TERHADAP NYERI PADA PASIEN POST OPERASI FRAKTUR DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENGARUH TERAPI BERCERITA TERHADAP SKALA NYERI ANAK USIA PRASEKOLAH (3-6 TAHUN) SELAMA TINDAKAN PENGAMBILAN DARAH VENA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. membuka dinding perut dan dinding uterus (Sarwono, 2005). Sectio caesarea

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Masa ini merupakan masa peralihan manusia dari anak-anak menuju

BAB V PEMBAHASAN. perineum pada ibu postpartum di RSUD Surakarta. A. Tingkat Nyeri Jahitan Perineum Sebelum Diberi Aromaterapi Lavender

BAB I PENDAHULUAN. IGD hendaknya berdasarkan dengan sistem triage. Triage adalah cara

Pengaruh Terapi Murottal Terhadap Nyeri Pasien Post Seksio Sesaria Di Rsi Sunan Kudus Kabupaten Kudus Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH NAFAS DALAM MENGGUNAKAN PERNAFASAN DIAFRAGMA TERHADAP NYERI SAAT PERAWATAN LUKA PASIEN POST OPERASI DI RUMAH SAKIT SARI ASIH SERANG

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seorang ibu mengalami perubahan-perubahan yang terjadi baik fisik maupun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Sayatan atau luka yang dihasilkan

STRATEGI KOPING DAN INTENSITAS NYERI PASIEN POST OPERASI DI RUANG RINDU B2A RSUP H. ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. akut di Indonesia (Sjamsuhidayat, 2010 dan Greenberg et al, 2008).

PENURUNAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN FRAKTUR DI RUANGAN BEDAH RSUD PROF.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperiment dengan pretest posttest group design. Rancangan penelitian ini

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

Kata Kunci: Pengetahuan Mahasiswi, Persalinan, Hypnobirthing

BAB I PENDAHULUAN. bayi yang dilakukan dengan cara insisi pada dinding abdomen ibu (WHO,

BAB I PENDAHULUAN. (21,8%) diantaranya persalinan dengan Sectio Caesarea (Hutapea, H, 1976).

BAB I PENDAHULUAN. kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh energi panas, bahan kimia,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Aloei Saboe Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah modal utama bagi manusia, kesehatan

PENGARUH DEEP BACK MASSAGE TERHADAP PENURUNAN NYERI PERSALINAN. Liva Maita STIKes Hangtuah Pekanbaru, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

Guntur Prasetya*) Maria Suryani**) Mamat Supriyono***)

PENGARUH PEMBERIAN KOMPRES AIR HANGAT TERHADAP INTENSITAS NYERI PUNGGUNG IBU HAMIL TRIMESTER

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 7, No. 1, Februari 2011

BAB I PENDAHULUAN. pasien yang dirawat di rumah sakit, pasien lebih sering merasa cemas

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Operasi adalah semua tindakan pengobatan yang mengunakan cara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan prioritas tertinggi dalam Hirarki Maslow, dan untuk manusia

PERBEDAAN PERILAKU POST OPERASI PADA PASIEN FRAKTUR YANG MENDAPATKAN KONSELING DAN YANG TIDAK MENDAPATKAN KONSELING PRE OPERASI

Pemberian Terapi Relaksasi Pernapasan Diapragma bagi Pasien Hipertensi di. Instalasi Gawat darurat Eka Hospital Tangerang Selatan 2015

Abstrak. Kata kunci: nyeri pinggang bawah, kompres hangat, lansia. Abstract

GAMBARAN KECEMASAN IBU PRA SECTIO CAESAREA (SC) DI RUANG VK RSUD HASANUDDIN DAMRAH MANNA BENGKULU SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal.

BAB I PENDAHULUAN. perut kuadran kanan bawah (Smeltzer, 2002). Di Indonesia apendisitis merupakan

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN

NASKAH PUBLIKASI PENGARUH TERAPI RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT DISMENORE PADA KARYAWATI BIMBINGAN BELAJAR QUANTUM KIDS PONTIANAK

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN. Tindakan operasi seksio sesaria menurut Sarwono (2008) dalam buku Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. paling umum untuk mencari pertolongan kesehatan. Seseorang yang nyeri

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASIEN FRAKTUR TENTANG TEHNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DI RSUD RADEN MATTAHER JAMBI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO), ada sebanyak 234,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH RELAKSASI PROGRESIF TERHADAP PENURUNAN NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA PADA HARI KE 1-2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden kecelakaan merupakan penyebab utama orang mengalami

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dilihat dari data Departemen Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika

PENGARUH SENAM DISMENORE TERHADAP PENURUNAN DISMENORE PADA REMAJA PUTRI DI DESA SIDOHARJO KECAMATAN PATI

BAB I PENDAHULUAN. cacing (appendiks). Infeksi ini bisa terjadi nanah (pus) (Arisandi,2008).

FIRMAN FARADISI J

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan ibu maupun bayinya. kejadian SC di Cina, Mexico, Brazil lebih dari 35%. Angka kejadian terus

BAB I PENDAHULUAN. anestesi untuk pengelolaan nyeri, tanda vital, juga dalam pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. dokter menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

Aplikasi Tekhnik Effleurage Sebagai Penatalaksanaan Nyeri Persalinan Ibu Bersalin Di Bidan Praktik Mandiri Kecamatan Tembalang

JURNAL PENELITIAN KEPERAWATAN

ejournal keperawatan (e-kp) Volume 1. Nomor 1. Agustus 2013

BAB I PENDAHULUAN. tergantung dimana kanker tersebut tumbuh dan tipe dari sel kanker tersebut.

UNTUK MENURUNKAN SKALA NYERI PADA PASIEN POST OPERASI SECTIO CAESAREA

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

EFEKTIVITAS RELAKSASI NAPAS DALAM TERHADAP TINGKAT NYERI KONTRAKSI UTERUS KALA I AKTIF PADA PERSALINAN NORMAL

PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG

Abstrak. Abstract. Kata Kunci: Hipertensi, musik klasik, relaksasi autogenik

BAB I PENDAHULUAN. dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data Global Status Report on Road Safety yang. dikeluarkan WHO.Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan jumlah

Transkripsi:

PENGARUH TEKNIK RELAKSASI IMAJINASI TERBIMBING TERHADAP TINGKAT INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI HERNIA DI RUANG BOUGENVIL RSUD Dr.SOESELO SLAWI KABUPATEN TEGAL Tri Adhi Prasetia 1), Susi Muryani 2), Rizki Cintya Dewi 3) 1) Prodi S1 Keperawatan, STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia 2),3) Dosen STIKes Bhakti Mandala Husada Slawi 52416, Tegal, Indonesia Email: Prasetiatriadhi@gmail.com Hernia adalah kondisi darurat yang dapat menyebabkan kejutan ke perut. Pengobatan yang efektif hernia adalah operasi, tetapi efek samping dari operasi adalah rasa sakit. rasa sakit ini akan menyebabkan pasien tidak nyaman. Salah satu pengobatan non-farmakologis untuk mengurangi rasa sakit adalah imajinasi teknik relaksasi dipandu, yang menciptakan kesan imajinasi yang menyenangkan yang dapat membuat efek untuk mengurangi rasa sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi efektivitas imajinasi teknik relaksasi dipandu untuk mengurangi tingkat rasa sakit di hernia pasien pasca-operasi. Penelitian ini menggunakan desain preeksperimental. Hasil dari penelitian ini adalah ada pengaruh teknik relaksasi imajiner dipandu untuk mengurangi tingkat rasa sakit pada pasien hernia pasca-operasi. Oleh karena itu, perawat sebagai pengasuh dapat menggunakan teknik relaksasi imajinasi terbimbing dalam intervensi keperawatan untuk pasca operasi pasien hernia. Kata Kunci: Hernia, nyeri, imajinasi terbimbing THE EFFECTIVNESS OF TECHNIQUE RELAXATION IMAGINARY GUIDED TO SCALE DEGREE OF PAIN IN HERNIA POST-SURGERY PATIENT OF RSUD Dr. SOESELO Hernia is emergency condition that can caused shock to the abdomen. The effective treatment of hernia is a surgery, but the side effect of surgery is pain. This pain will caused patients uncomfortable. One of non-pharmacological treatment to reduce pain is technique relaxation imagination guided, which is create the impression of pleasant imagination that can make effect to reduce the pain. The aim of the study was to identify the effectiveness of technique relaxation imagination guided to reduce degree of pain in hernia patient post-surgery. This research used preexperimental design. The result of this study was there was effect of technique relaxation imaginary guided to reduce degree of pain in hernia post-surgery patient. Therefore, nurse as caregiver can used technique relaxation imaginary guided in the nursing interventions to the patient post surgery of hernia. Keywords: hernia, pain, relaxation imaginary guided

PENDAHULUAN Hernia merupakan salah satu penyakit kegawatdaruratan. Hernia bisa menyebabkan terjadinya syok, saat organ perut yang masuk ke kantong hernia tidak dapat kembali ke posisi awal dan terjepit. Syok terjadi jika penanganan pada hernia terlambat 1. Hernia merupakan tonjolan keluarnya organ atau jaringan melalui dinding rongga dimana rongga tersebut harusnya berada dalam keadaan normal tertutup 2. Hernia dapat diderita oleh semua usia, semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko menderita hernia. Rata-rata usia penderita adalah 40 tahun 3. Umumnya hernia lebih sering terjadi pada laki-laki dibanding perempuan. Selain itu, penyakit hernia banyak diderita oleh orang yang rutin melakukan olahraga beban, orang yang sering mengejan saat buang air, dan pada pekerja berat, khususnya masyarakat ekonomi menengah kebawah 4. Insiden hernia menduduki peringkat ke lima besar di Amerika Serikat. Pada tahun 2007 sekitar 700.000 operasi hernia yang dilakukan tiap tahunnya 5. Sedangkan di Indonesia kasus hernia menempati urutan ke delapan dengan jumlah 291.145 kasus. Untuk data di Jawa Tengah, mayoritas penderita hernia selama bulan Januari- Desember 2007 diperkirakan 425 penderita 6. Saat ini pembedahan merupakan salah satu cara untuk menangani hernia. Menurut Dermawan (2010) tindakan pembedahan lebih efektif untuk mengatasi hernia, karena metode konservatif (reposisi isi hernia ke tempat semula) sering menyebabkan keadaan hernia berulang, bahkan biasanya keadaanya menjadi lebih parah dan memiliki prognosis yang buruk 7. Herniorafi adalah tindakan pembedahan pada hernia yang terdiri dari herniotomi (memotong kantung hernia) dan hernioplasty memperkuat dinding posterior abdomen dan cincin hernia 3. Akibat dan keadaan post operatif yaitu peradangan, edema dan perdarahan, dan sering terjadi pembengkakan. Setelah perbaikan komplikasi ini sangat menimbulkan rasa nyeri yang panas dan mengganggu pergerakan apapun yang akan membuat pasien tidak nyaman 8. Nyeri adalah sensori subjektif dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan 9. Nyeri yang dirasakan oleh pasien merupakan efek samping yang timbul setelah menjalani suatu operasi. Nyeri mulai terasa seiring dengan berkurangnya pengaruh anestesi 10. Karakteristik nyeri pada hernia adalah rasa nyeri yang terus bertambah serta kulit di atasnya menjadi merah dan panas 11. Nyeri karena pembedahan akan mengganggu aktivitas sehari-hari, istirahat, dan kenyamanan sehingga nyeri harus mendapat penatalaksanaan yang tepat 12. Penatalaksanaan nyeri pada pasien setelah operasi hernia dapat dilakukan melalui terapi farmakologis maupun terapi non farmakologis. Terapi farmakologis yaitu pemberian obat-obatan analgesik dan penenang 9. Sedangkan terapi non farmakologis dapat dilakukan dengan cara bimbingan antisipasi, terapi kompres panas/dingin, distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis, akupuntur, massage, serta terapi musik 13. Penatalaksanaan nyeri post operasi secara non farmakologi bukan sebagai pengganti utama terapi analgesik yang telah diberikan, namun sebagai terapi pelengkap untuk mengurangi nyeri pasca operasi. Kombinasi penatalaksanaan secara farmakologis dan non farmakologis merupakan cara terbaik untuk mengontrol nyeri post operasi 10.

Salah satu penatalaksanaan nyeri post operasi secara non farmakologi yaitu imajinasi terbimbing. Terapi imajinasi terbimbing adalah sebuah terapi relaksasi yang menggunakan imajinasi untuk menciptakan kesan dalam pikiran 10. Imajinasi terbimbing dengan relaksasi nafas dalam mampu mengurangi itensitas nyeri dengan meningkatkan konsentrasi pasien, meningkatkan oksigen dalam darah sehingga menurunkan hormon adrenalin dan memberikan rasa tenang serta kenyamanan terutama pada pasien yang merasakan nyeri hingga mengganggu pergerakan 14. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing mampu mengalihkan perhatian pasien sehingga bisa digunakan pada pasien yang mengalami ketidaknyamanan karena terganggu oleh nyeri. Respon relaksasi dengan cara berkhayal dan membayangkan sesuatu yang menyenangkan, menimbulkan stimulus yang menyebabkan pelepasan endorphin (substansi seperti morfin yang diproduksi oleh tubuh yang menghambat transmisi impuls nyeri), sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri. Relaksasi dapat memberikan efek secara langsung terhadap fungsi tubuh. Efek dari relaksasi tersebut yaitu dapat menurunkan ketegangan otot yang mendukung rasa nyeri, terutama nyeri pasca operasi 9. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Andarmoyo (2007) yang meneliti tentang pengaruh terapi non farmakologi (imajinasi terbimbing) terhadap tingkat nyeri pasien post operasi sectio caesarea pada ibu primipara. Pada 10 responden saat pre test mendapatkan hasil nyeri berat (80%), nyeri sedang (20%), dan nyeri ringan (0%), setelah diberikan terapi imajinasi terbimbing nyeri berat menjadi (10%), nyeri sedang (30%), nyeri ringan (60%) 13. Hasil penelitian menunjukan ada pengaruh pemberian terapi imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri pasien post operasi sectio caesarea pada ibu primipara. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan di RSUD Dr.Soeselo Slawi Kabupaten Tegal, pada tahun 2015 didapatkan data jumlah tindakan operasi pada hernia sebanyak 326 kasus. Setiap bulanya tidak kurang dari 20 pasien yang menjalani operasi hernia. Selama ini perawat hanya menggunakan teknik relaksasi nafas dalam. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing belum diterapkan di RSUD Dr.Soeselo Slawi, padahal teknik relaksasi imajinasi merupakan intervensi mandiri perawat dan sangat bermanfaat. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing bisa menjadi kombinasi intervensi farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri pasien yang tidak menimbulkan efek samping dan tidak mengganggu pengobatan farmakologis yang sedang dijalankan pasien. Hal ini diperkuat oleh penelitian Amalia (2014) yang menunjukan ada pengaruh pemberian terapi imajinasi terbimbing terhadap penurunan tingkat intensitas nyeri pasien post operasi Apendiktomi 15. Selain itu konsep relaksasi pada imajinasi terbimbing adalah bagian dari pengembangan Self Care theory yang dikemukakan oleh Orem, dimana perawat dapat membantu kebutuhan self care pasien dan berperan sebagai supportive-educative sehingga pasien dapat menggunakan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pasca operasi. Teknik imajinasi terbimbing yang menggabungkan beberapa teknik non farmakologi menjadi satu bisa mengurangi nyeri lebih efektif dan membuat pasien merasa lebih nyaman. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing dipilih karena mampu mengurangi intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia yaitu rasa panas dan mengganggu pergerakan apapun yang akan membuat pasien menjadi tidak nyaman

dalam beraktivitas. Hal ini sesuai dengan tempat penelitian yaitu RSUD Dr.Soeselo Slawi yang memperhatikan keluhan nyeri pada pasien untuk cepat ditangani agar pasien tetap merasa nyaman. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian apakah ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia di ruang bougenvil RSUD Dr.Soeselo Slawi Kabupaten Tegal. Metodologi Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yang menggunakan rancangan Pre Experimental Design dengan pendekatan One- Group Pre-test Post-test Design. Pre test dan post test design merupakan desain penelitian dimana peneliti melakukan percobaan atau perlakuan pada variabel independen, kemudian mengukur akibat atau pengaruh percobaan tersebut pada variabel dependen 16. Jenis penelitian tersebut guna mengetahui perbedaan tingkat nyeri sebelum dan sesudah dilakukan relaksasi imajinasi terbimbing pada pasien post operasi hernia. Populasi penelitian ini adalah semua pasien post operasi hernia di ruang bougenvil RSUD Dr.Soeselo Slawi pada bulan Mei dan Juni 2016. Jumlah populasi pada tahun 2015 berjumlah 326 orang. Besar sampel pada penelitian ini menggunakan total sampling yaitu seluruh populasi pasien post operasi hernia pada bulan Mei Juni 2016 yang berjumlah 23 pasien. Namun 3 orang menolak untuk dijadikan responden karena setelah diberi penjelasan, keluarga responden tetap takut untuk diberikan terapi. Sehingga total seluruh populasi dalam penelitian ini adalah 20 pasien. Hal ini berdasarkan Sekaran (2006) yang menyatakan bahwa dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimal 15 dari masing-masing kelompok. Dalam penelitian ini hanya ada satu kelompok perlakuan tanpa adanya kelompok kontrol. Waktu pemberian teknik relaksasi imajinasi terbimbing dilakukan selama dua hari dimulai pada hari pertama pasca operasi klien, setiap perlakuan dilakukan selama 10-15 menit. Teknik relaksasi imajinasi terbimbing dilakukan dua kali sehari pagi dan sore yaitu 30 menit sebelum klien diberikan obat untuk mengurangi nyeri. Sebelum diberikan relaksasi imajinasi terbimbing peneliti akan memberikan lembar observasi skala nyeri pada pasien (pretest), selajutnya peneliti memberikan terapi relaksasi imajinasi terbimbing kepada responden selama 15-20 menit. Setelah dua hari responden mendapatkan terapi relaksasi imajinasi terbimbing peneliti menanyakan skala nyeri pasien untuk mengetahui adanya pengaruh terapi (post test). Hasil Penelitian Tabel 1. karakteristik responden berdasarkan usia dan pengalaman nyeri (n=20) Variabel Karakteristik F (%) Usia Dewasa awal (26-35 tahun) Dewasa akhir (36-45 tahun) Lansia awal (46-55 tahun) Lansia akhir (56-65 tahun) 6 10 1 3 30 50 5 15 Total 20 100 Pengalaman nyeri Tidak pernah Pernah 4 16 20 80 Total 20 100 Berdasarkan tabel 1 menunjukan mayoritas usia responden yaitu usia responden yaitu usia dewasa akhir (36-45 tahun) sebanyak 10 (50%) responden, sedangkan paling sedikit yaitu usia responden lansia awal (46-55 tahun) hanya 1 (15%) responden.

Tabel 2. Prosentase Responden Berdasarkan Tingkat Intensitas Nyeri Sebelum dan Setelah Diberikan Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Berdasarkan tabel 2 hasil penelitian tingkat intensitas nyeri pasien post operasi hernia sebelum diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing yaitu nyeri sedang sebanyak 11 (55%) responden, dan yang mengalami nyeri berat sebanyak 9 (45%). Paired T Test Mean Std Deviation t P Value Pengaruh 3,850 13.578 0,000 (pre testpost test) Setelah diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing mayoritas nyeri pasien turun menjadi nyeri ringan, yaitu sebanyak 16 (80%) responden dan sisanya nyeri sedang sebanyak 4 (20%) responden. Tabel 3. Pengaruh Teknik Relaksasi Imajinasi Terbimbing Terhadap Intensitas Nyeri Relaksasi Imajinasi Pre Test Post Test Tingkat Intensitas Nyeri Ringan Sedang Berat N % N % N % 0 16 0 80 11 4 55 20 Berdasarkan tabel 3 menunjukkan hasil uji statistik Paired t Test untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing. Sebelum perlakuan sebanyak 11 (55%) responden mengalami nyeri sedang dan 9 (45%) responden mengalami nyeri berat. Setelah diberikan perlakuan sebanyak 16 (80%) responden mengalami nyeri ringan, dan 4 (20%) responden mengalami nyeri sedang. Rata-rata penurunan nyeri setelah diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing adalah 3,850. Hasil uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh menggunakan Paired t Test diperoleh nilai p value = 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dengan 9 0 45 0 kesimpulan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri. Pembahasan Karakteristik responden dalam penelitian ini adalah usia dan riwayat nyeri. Usia yaitu satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda atau makhluk. Usia seseorang diukur dari lahir hingga masa kini (Depkes 2009). Hasil uji univariat menunjukan bahwa mayoritas usia responden post operasi hernia adalah usia dewasa akhir (36-45 tahun). Hal ini sesuai dengan teori menurut Sjamsuhidajat (2010) bahwa semakin bertambahnya usia maka semakin tinggi risiko menderita hernia, dan rata-rata usia penderita adalah 40 tahun 3. Data tersebut menjelaskan bahwa usia dapat mempengaruhi kelemahan dinding abdomen (semakin bertambah usia, dinding abdomen semakin melemah) dan diusia dewasa diperparah dengan aktivitas berat dan sering mengangkat beban yang berat 7. Sensasi nyeri mulai terasa sebelum kesadaran pasien kembali penuh, dan semakin meningkat seiring dengan berkurangnya pengaruh anestesi. Nyeri pasca operasi secara serius mengacam proses penyembuhan pasien dengan menghambat kemampuan klien untuk terlibat aktif dalam fase pemulihan, meningkatkan komplikasi akibat imobilisasi dan rehabilitasi akan tertunda juga. Hospitalisasi akan menjadi lebih lama jika nyeri pasca operasi tidak dikontrol 10. Hasil analisa univariat tingkat intensitas nyeri sebelum diberikan perlakuan yaitu 11 responden dengan nyeri sedang dan 9 responden dengan nyeri berat. Hal ini sejalan dengan penelitian Aprianto (2012) dimana menyatakan bahwa tingkat intensitas nyeri penderita

hernia sebelum diberikan perlakuan (intervensi) paling banyak mengalami nyeri sedang yaitu mencapai 80% 17. Nyeri post operasi merupakan masalah utama yang menjadi fokus intervensi keperawatan. Peran perawat pada fase post operasi hernia diawali dari pengkajian nyeri yang dirasakan klien dengan skala nyeri VDS apakah termasuk nyeri ringan, sedang berat atau sangat berat. Hasil pengkajian tersebut dapat dijadikan langkah awal dalam memenuhi kebutuhan kenyamanan pasien, dalam hal ini tindakan penanganan untuk mengurangi intensitas nyeri pasien post operasi hernia 18. Penanganan nyeri dapat dilakukan dengan berbagai macam cara yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Secara farmakologis dapat dengan pemberian obat-obatan analgesik dan penenang, sedangkan secara non farmakologis dapat dilakukan dengan cara bimbingan antisipasi, terapi es dan panas/kompres panas dan dingin, TENS (Transcutaneous Elektrical Nerve Stimulation), distraksi, relaksasi, imajinasi terbimbing, hipnosis, akupuntur, massage, serta terapi musik 13. Peneliti menggunakan imajinasi terbimbing sebagai pengobatan non farmakologis untuk mengurangi tingkat intensitas nyeri pada pasien post operasi hernia. Hasil analisa univariat tingkat intensitas nyeri pasien post operasi hernia setelah diberi perlakuan mayoritas mengalami penurunan nyeri dengan hasil responden dengan nyeri ringan sebanyak 16 (80%) responden dan nyeri sedang sebanyak 4 (20%) responden. Setelah diberikan perlakuan tidak ada responden dengan keluhan nyeri berat. Hal ini sesuai dengan penelitian Patasik (2013) yang menunjukan bahwa setelah pemberian guided imagery dan nafas dalam terhadap pasien post operasi sectio caesarea, didapatkan tingkat intensitas nyeri responden menurun yaitu nyeri ringan sebanyak 13 (65%) responden dan nyeri sedang sebanyak 7 (35%) responden. Setelah pemberian guided imagery dan nafas dalam tidak ada responden yang merasakan nyeri dengan skala nyeri hebat 12. Imajinasi terbimbing dipilih dalam penelitian ini karena imajinasi terbimbing adalah teknik non farmakologi yang menggabungkan teknik relaksasi nafas dalam, distraksi dan musik menjadi satu. Responden menjadi rileks dan tenang saat melakukan relaksasi nafas dalam, diawali mengambil oksigen di udara melalui hidung, oksigen masuk kedalam tubuh sehingga aliran darah menjadi lancar. Dengan dikombinasikan imajinasi terbimbing pasien mengalihkan perhatiannya pada nyeri ke halhal yang membuatnya senang dan bahagia sehingga melupakan nyeri yang sedang dialaminya 14 (Prasetyo, 2010). Saat pasien mulai mengalihkan perhatianya, musik berperan penting untuk memperkuat relaksasi klien sehingga imajinasi dan sugesti yang diberikan akan lebih mudah diinduksikan dan lebih efektif. Inilah yang menyebabkan intensitas nyeri yang dirasakan pasien post operasi hernia berkurang setelah dilakukan teknik imajinasi terbimbing 19. Analisa bivariat untuk mengetahui suatu pengaruh dalam penelitian ini menggunakan paired t test, Hasil analisa paired t test pada penelitian ini menunjukan ada pengaruh yang signifikan setelah diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri pasien post operasi hernia. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sucipto (2012) yang menyatakan ada pengaruh teknik guided imagery pada pasien post operasi section cesarea 18. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 17 responden yang mengalami

penurunan nyeri, 9 diantaranya (53%) adalah perubahan tingkat nyeri dari nyeri sedang ke nyeri ringan atau tidak ada nyeri. Hasil ini mengindikasikan bahwa relaksasi guided imagery bekerja optimal pada tingkat nyeri sedang maupun tingkat nyeri dibawahnya Hasil penelitian lain yang sejalan adalah penelitian Gilar (2014) yang menyatakan bahwa ada perbedaan yang signifikan intensitas nyeri sebelum dan setelah dilakukan intervensi terapi imajinasi terbimbing pada pasien pasca bedah mayor abdomen di RSUD Tugurejo Semarang tahun 2014 20. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa rata-rata tingkat nyeri sebelum diberikan imajinasi terbimbing adalah 7,19, dan setelah Setelah diberikan terapi imajinasi terbimbing intensitas nyeri menjadi 5,38. Adanya perbedaan yang signifikan ini berkaitan dengan mekanisme imajinasi terbimbing yang dapat melemahkan psikoneuroimunologi yang mempengaruhi respon stres, dan berkaitan dengan teori Gate Control yang menyatakan bahwa hanya satu impuls saja yang dapat berjalan sampai sumsum tulang ke otak pada satu waktu dan jika impuls ini diisi dengan pikiran lain maka sensasi rasa sakit tidak dapat dikirim ke otak oleh karena itu rasa sakit berkurang. Seseorang yang telah menjalani operasi pasti terjadi kerusakan jaringan yang merangsang noosiseptor untuk mentransmisikan nyeri ke otak namun dengan adanya guided imagery akan mengurangi transmisi rasa nyeri ke otak sehingga tingkat nyeri berkurang 21. Stimulus yang menyenangkan menyebabkan pelepasan endorfin (substansi seperti morfin yang diproduksi oleh tubuh yang menghambat transmisi impuls nyeri). Pelepasan endorfin ini menghambat transmisi neurotransmiter tertentu (substansi P) sehingga terjadi penurunan intensitas nyeri 10. Efek imajinasi terbimbing pada nyeri memberikan efek rileks dengan menurunkan ketegangan otot sehingga nyeri akan berkurang 9. Kesimpulan Dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa ada pengaruh teknik relaksasi imajinasi terbimbing terhadap tingkat intensitas nyeri pasien post operasi hernia di ruang Bougenvil RSUD Dr.Soeselo Slawi kabupaten Tegal. Hasil uji statistik Paired t-test didapatkan p value= 0,000 < 0,05 dengan rata-rata penurunan nyeri setelah diberikan teknik relaksasi imajinasi terbimbing yaitu 3,850. Kepustakaan 1 Hidayati, R. (2009). Asuhan Keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba Medika 2 Nanda. (2006). Panduan Diagnosa NANDA 2005-2006: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC. 3 Sjamsuhidajat, R & Wim de Jong. (2010). Buku Ajar Ilmu Bedah (3rd Ed). EGC: Jakarta. 4 Ratu, A.R. & Made, G.A. (2013). Penyakit Hati Usus, dan Ambeien. Yogyakarta: Nuha Medika. 5 Black, J.M, Hawks J.H,. (2006). Medical Surgical Nursing, Clinical Management for Positive Outcomes (8th Ed). Philadelpia: WB. Saunders Company. 6 Sugeng, J. & Weni, K. (2010). Asuhan Keperawatan Post Operasi. Yogyakarta: Nuha Medika. 7 Dermawan, D. & Rahayuningsih. (2010). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan). Yogyakarta: Gosyen Publising. 8 Long, Barbara C. (2006). Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses Keperawatan) (3rd Ed). Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan. 9 Tamsuri, A. (2007). Konsep & Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta: EGC.

10 Potter, P. A. & Perry, A. G. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktek. (Eds.4) (Vols.2). Jakarta: EGC. 11 Oswari, E. (2006). Penyakit dan Penanggulangannya. Jakarta: Balai Penerbit FKUI 12 Patasik, C.K. (2013). Efektifitas Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Guided Imagery Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Post Operasi Sectio Cesarea DI IRINA RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. ejurnal keperawatan (e-kp) 1(1). 13 Andarmoyo, S. (2007). Pengaruh Terapi Non- Farmakologi (Imaginasi Terbimbing) Terhadap Tingkat Nyeri Pasien Post Operasi Sectio Cesarea Pada Ibu Primipara Hari 1-2 Di Ruang Melati RSUD Prof. DR. Hardjono Ponorogo. Diakses 9 Maret 2016, melalui http://lib.umpo.ac.id. 14 Prasetyo, S. N. (2010). Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Yogyakarta : Graha Ilmu 15 Amalia, E. (2014). Efektifitas Terapi Imajinasi Terbimbing dan Terapi Musik Terhadap Penurunan Skala Nyeri Pada Pasie Post Operasi Apendiktomi Akut Di Ruang Rawat Bedah RSUD DR.Achmad Darwis Suliki. Jurnal ilmu Kesehatan Afiyah 1(2). 16 Sugiyono. (2009). Metode Penalitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 17 Sucipto, A.Y. (2012). Pengatuh Relaksasi Guided Imagery Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi jember. Diakses 12 Maret 2016, melalui http://repository.unej.ac.id. 18 Sucipto, A.Y. (2012). Pengatuh Relaksasi Guided Imagery Terhadap Tingkat Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Sectio Caesarea Di Rumah Sakit Daerah Dr. Soebandi jember. Diakses 12 Maret 2016, melalui http://repository.unej.ac.id. 19 Beebe, L.H. & Wyatt, T.H. (2009). Guided imagery & music using the Bonny method to evoke emotion & access the unconscious. Journal of Psychosocial Nursing 47(1). 20 Gilar, M.F. (2014). Perbedaan Efektifitas Terapi Musik Klasik dan Terapi Imajinasi Terbimbing Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pasca Bedah Mayor Abdomen Di RSUD Tugurejo Semarang. Diakses 11 Maret 2016, melalui http://pmb.stikestelogorejo.ac.id. 21 Jacobson, A.F. (2006). Cognitive-behavioral interventions for IV insertion pain. AORN JOURNAL, 84(6), 1031-1045