BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah bagian penting dari kehidupan manusia, komunitas dan bahkan negara. Hal tersebut dikarenakan bahasa merupakan salah satu identitas sebuah negara. Dan Bahasa Indonesia adalah bahasa yang menjadi identitas dari bangsa Indonesia. Melihat pentingnya sebuah bahasa, di Indonesia diadakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang selain ditujukan untuk memperkokoh rasa kebangsaan bagi warga Negara Indonesia juga sebagai alat pemersatu warga Indonesia. Pembelajaran bahasa dan harapan dari pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu untuk mencetak generasi yang berpikiran kritis, analitis dan komunikatif serta kreatif dan imaginatif untuk membangun dan mempertahankan apa yang dimiliki Bangsa Indonesia terutama terhadap karya kesastraan Indonesia. Namun pada pelaksanaannya, Bahasa Indonesia sering disebut sebagai mata pelajaran mudah-susah. Hal tersebut terlihat pada tahun 2010-2011 dimana Bahasa Indonesia sempat menjadi hantu untuk para siswa terutama siswa SMA. Hal ini dikarenakan banyak siswa yang tidak lulus Ujian Nasional karena tidak lulus pada nilai ujian Bahasa Indonesia. Mohammad Nuh (dalam Kompas 2011) menyampaikan bahwa nilai rata-rata mata pelajaran bahasa Indonesia adalah 7,49. Sedangkan nilai maksimum yang diraih adalah 9,90, dan nilai terendah yang diperoleh adalah 0,80. Apabila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, nilai rata-rata bahasa Indonesia termasuk yang paling rendah. Bahkan Ribut Wahyu Eryanti (dalam Koran Pendidikan 2014) menyatakan bahwa Bahasa Indonesia dan pembelajarannya didalam kelas, telah diremehkan oleh elemen terbesar yaitu siswa dan guru dengan ketidaktaatan serta pemahamannya terhadap kurikulum ynag telah ditetapkan oleh pemerintah. Sehingga dalam pelaksanaannya proses pembelajaran bahasa Indonesia masih cenderung tidak berkesan. 1
2 Berdasarkan hasil observasi, keadaan di kelas III SD Negeri Banyubiru 01 dalam proses pembelajaran Bahasa Indonesia masih cenderung klasikal dan konvensional, dimana pembelajaran yang terjadi masih bersifat teacher centered atau terpusat pada guru. Serta monoton, karena kurangnya variasi kegiatan dalam pembelajaran yang membuat kurangnya antusiasme siswa selama proses pembelajaran. Jarangnya pemunculan pujian ataupun umpan balik kepada siswa membuat proses pembelajaran yang terjadi hanya satu arah. Adapun sikap siswa selama pembelajaran Bahasa Indonesia adalah menjadi kurang bertanggungjawab, mandiri dan disiplin. Hal tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang tidak memperhatikan guru, berteriak di dalam kelas, banyaknya tugas yang belum dapat diselesaikan secara mandiri, guru yang selalu memperjelas instruksinya dengan mendatangi meja siswa berkali-kali, membuat kegaduhan di dalam kelas dan sikap tersebut sering kali terjadi disaat kegiatan menulis berlangsung. Dan upaya yang telah guru lakukan dalam menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan membuat suara dipapan tulis dan menambah volume suara. Dari hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas III SD Negeri Banyubiru 01, Ibu Suwarni Kadariyah, S.Pd., standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III adalah 75. Selain itu, melihat dari nilai UKK semester I, ditemukan bahwa hanya 52,8% ( 19 siswa) dari 36 siswa kelas III di SD Negeri Banyubiru 01 yang mendapatkan nilai diatas KKM, yang berarti jumlah siswa yang tuntas dan menuhi KKM hampir sama dengan siswa yang belum memenuhi KKM, yaitu 47,2 % (17 siswa) memperoleh nilai dibawah KKM. Berkenaan dengan permasalahan tersebut, penulis sekaligus peneliti akan mencoba menggunakan model pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinesthetic) untuk meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa kelas III dalam kegiatan menulis pada pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Negeri Banyubiru 01 tahun ajaran 2013-2014.
3 1.2 Identifikasi Masalah Menyikapi permasalahan di atas, peneliti mengidentifikasi banyak hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa dan perlunya perbaikan sikap dalam kegiatan menulis yaitu: a. Pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas III masih berjalan monoton dan kurang menarik, b. Penggunaan alat peraga yang belum maksimal, c. Masih adanya hasil belajar siswa yang tidak memenuhi KKM, d. Kurangnya kedisiplinan, sikap bertanggungjawab dan kemandirian siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia. 1.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan yang ada adalah bahwa hasil belajar 47,2 % siswa kelas III masih belum memenuhi KKM (75). Selain itu, sikap belajar siswa terutama dalam kegiatan menulis dikelas, terllihat kurang disiplin, mandiri dan bertanggungjawab sehingga sering menimbulkan kegaduhan dan tidak memperhatikan instruksi guru, yang membuat proses pembelajaran tidak efektif. Hal ini dikarenakan cara mengajar guru yang masih konvensional. Maka dari itu, dengan ini peneliti mencoba untuk memperbaiki melalui penerapan model pembelajaran VAK (Visualization, Auditory, Kinesthetic) guna meningkatkan meningkatkan hasil belajar dan memperbaiki sikap siswa kelas III dalam kegiatan menulis SD Negeri Banyubiru 01 dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. 1.4 Tujuan Penelitian 1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri Banyubiru 01 tahun 2013 2014 2. Memperbaiki sikap kelas III dalam kegiatan menulis dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia SD Negeri Banyubiru 01 tahun 2013 2014
4 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan peneliti diperlukan untuk kepentingan dalam membuat karya ilmiah dalam bentuk skripsi. Model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik serta memperbaiki sikap belajar peserta didik untuk menjadi lebih disiplin, beranggung jawab dan mandiri. 1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi guru 1) Dapat meningkatkan kinerja guru sehingga menjadi guru yang lebih kreatif dan professional. 2) Dapat memberikan umpan balik kepada guru untuk melaksanakan perbaikan pembelajaran. 3) Dapat memberikan alternatif pemecahan masalah dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktifitas siswa dalam proes pembelajaran. 4) Dapat memberikan alternatif dalam memperbaiki sikap siswa di dalam kesastraan b. Bagi siswa 1) Seluruh siswa dapat mencapai nilai KKM yang ditetapkan 2) Siswa lebih disiplin, bertanggungjawab dan mandiri 3) Keaktifan siswa meningkat saat proses pembelajaran. 4) Siswa menjadi lebih kritis, analitis dan kreatif 5) Siswa tidak mudah jenuh dalam mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. 6) Siswa lebih termotivasi untuk membaca dan menulis serta mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia.
5 c. Bagi sekolah 1) Penelitian ini akan menjadi referensi bagi pihak sekolah yang mungkin dapat dijadikan acuan bagi guru lain yang menghadapi masalah yang sama. 2) Memberikan sumbangan positif bagi kemajuan dan kualitas sekolah, tercermin dari adanya peningkatan professional para guru, perbaikan proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa.