LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

LAPORAN PRAKTIKUM 2 ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 31 Maret 2016

PRAKTIKUM 3 : PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA. Oleh : Henny Erina Saurmauli Ompusunggu. Jekson Martiar Siahaan

LAPORAN PRATIKUM II PRATIKUM PH METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PH METER

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

KESEIMBANGAN ASAM BASA

: Kirana patrolina sihombing

PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

: Kirana patrolina sihombing

Laporan Praktikum 3. Praktikum 3 : ph meter, Persiapan larutan penyangga, Pengenceran stok glukosa. Oleh : Rebecca Rumesty L dan Jimmy

LAPORAN PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, DAN PENGENCERAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2. : Magister Ilmu Biolmedik : ph meter, persiapan larutan penyangga Tanggal pelaksanaan : 10 Maret 2015

Laporan Praktikum 3. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

Laporan Praktikum ph Meter, Persiapan Larutan Penyangga

PRAKTIKUM 2 PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA, PENGENCERAN STOK GLUKOSA Oleh: Melviana Aditya Candra

LAPORAN PRAKTIKUM 2 BM 506. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

ph = pk a + log ([A - ]/[HA])

Laporan Praktikum ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 2:

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA DAN PENGENCERAN GLUKOSA

LAPORAN PRAKTIKUM. ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM 03 ph Meter dan Persiapan Larutan Penyangga

LAPORAN PRAKTIKUM. ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA

Praktik Biomedik 506 Ketrampilan Dasar Laboratorium. Laporan Praktikum ph Meter, Buffer dan Pengenceran

H 2 PO 4 H + + HPO 4 [H + ] [HPO 4 2- ] [H 2 PO 4 - ] K a = kalau disusun kembali... [H + ] = K a [H 2 PO 4 [HPO 4 2- ] bila diuraikan didapat rumus

LAPORAN PRAKTIKUM 3 ph METER, BUFFER, dan PENGENCERAN DISUSUN OLEH : MARIA LESTARI DAN YULIA FITRI GHAZALI Kamis 04 Oktober s/d 16.

LAPORAN PRAKTIKUM PH METER, PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGAN, DAN PENGENCERAN

Metodologi Penelitian

Menyiapkan tabung reaksi yang bersih dan kering. Setelah itu dipipet 5 ml reagen benedict lalu dimasukkan kedalam tabung.

LAPORAN PRAKTIKUM 1 TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Uji Kualitatif Karbohidrat dan Hidrolisis Pati Non Enzimatis

Uji benedict (Semikuantitatif) Tujuan : Menghitung secara kasar kadar glukosa dalam urin. Dasar teori :

UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT DAN PROTEIN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN BIOKIMIA UJI BENEDICT PADA BUAH

I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Percobaan, (2) Tujuan Percobaan, (3) Prinsip Percobaan, dan (4) Reaksi Percobaan.

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN RESMI PABRIKASI GULA I PENGARUH WAKTU TERHADAP KERUSAKAN MONOSAKARIDA

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

SIFAT DAN REAKSI MONOSAKARIDA DAN DISAKARIDA

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2006.

PENENTUAN KADAR GULA METODE NELSON-SOMOGYI. Kelompok 8 Dini Rohmawati Nafisah Amira Nahnu Aslamia Yunus Septiawan

NAMA PRAKTIKAN : Yuliandriani Wannur Azah ( ) Rahmiwita ( ) Irma Yanti ( )

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

Bab IV Hasil dan Pembahasan

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

MODUL PRAKTIKUM BIOKIMIA PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

TEKNIK DASAR: PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

LAPORAN PRAKTIKUM 2 TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN DISUSUN OLEH : JEKSON MARTIAR SIAHAAN DAN MARIA LESTARI

KARBOHIDRAT II (KARAKTERISTIK ZAT PATI)

Laporan praktikum Teknik Dasar: Pipet, Timbangan, Pembuatan Larutan. : Mesrida Simarmata Nim :

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

DAFTAR PEREAKSI DAN LARUTAN

Modul 1 Analisis Kualitatif 1

Metodologi Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : TIMBANGAN, PIPET DAN PEMBUATAN LARUTAN IRA ASTUTI HASIBUAN PROGRAM STUDI MAGISTER BIOMEDIK FK USU

LAPORAN PRAKTIKUM I TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : Kamis, 17 Maret 2016

PENYEHATAN MAKANAN MINUMAN A

TEKNIK DASAR PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL DAN DIGITAL PENGGUNAAN TIMBANGAN MANUAL

TEKNIK DASAR LABORATORIUM: PIPET; TIMBANGAN; PEMBUATAN LARUTAN.

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Kelompok yang melibatkan 2 faktor perlakuan

PERCOBAAN 3 REAKSI ASAM BASA

cincin ungu pada batas larutan fruktosa cincin ungu tua pada batas larutan glukosa cincin ungu tua pada batas larutan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Kimia Analisis.

Lampiran 1. Prosedur analisis karakteristik kompos

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II KI1201

BERKAS SOAL BIDANG STUDI: KIMIA PRAKTIKUM MODUL I KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2012

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) BINAYANTI NAINGGOLAN ( )

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

mesh, kemudian dimasukkan kedalam erlenmeyer 500 ml selanjutnya diamkan selama 30 menit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

Kimia Pangan ~ Analisis Karbohidrat ~

Soal Latihan UTS Mata Kuliah Ketrampilan Dasar Laboratorium Biomedik 2011

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

METODOLOGI PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA, DAN PROTEIN (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) Yuliandriani Wannur ( )

Asam laktat (%)= V1 N BE FP 100% V2 1000

MATERI DAN METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR. Percobaan 3 INDIKATOR DAN LARUTAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai

Transkripsi:

LAPORAN PRAKTIKUM ph METER DAN PERSIAPAN LARUTAN PENYANGGA Nama : 1. Irmayanti (157008011) 2. Binayanti Nainggolan (157008008) 3. Henny Gusvina Batubara (157008010) Tanggal Praktikum : 31 Maret 2016 Tujuan Praktikum : 1. Memahami prinsip dasar larutan buffer 2. Memahami dan mampu menggunakan ph meter 3. Memahami dan mampu membuat buffer fosfat dengan cara titrasi larutan asam dan basa sampai mencapai ph yang diinginkan 4. Memahami membuat larutan pengenceran dengan menggunakan stok glukosa. 5. Mampu membuat dan interpretasi grafik Tabel 1: Alat dan Bahan Stel dan klem Pipet Mohr Aquadest 0,25 M NaH2PO4 Kertas timbangan Pipet otomatik Tabung reaksi 0,25 M Na2HPO4 ph meter Pipet tetes Rak tabung Larutan 5% glukosa Reagensia Benedict Otomatik stirrer Spidol Water bath I. PERSIAPAN BUFFER DAN TITRASI Catatan penggunaan ph meter: 1. Larutan yang akan diukur ditempatkan dalam beaker glass, usahakan volumenya cukup agar magnet yang akan digunakan tidak bersentuhan dengan ujung ph meter. 1

2. Ujung ph meter dicuci bersih dengan akuades sebelum dan sesudah pembacaan agar terhindar dari kontaminasi larutan KCl pekat pada bahan titrasi dan juga kontaminasi KCl dengan bahan yang dititrasi. 3. Tekan tombol ON, lalu lihat hasil pengukuran, tunggu sebentar sampai angka ditunjukkan di layar ph meter benar. 4. Lakukan titrasi dengan larutan asam/basa, magnet tetap digunakan dengan putaran pelan agar larutan dapat tercampur homogen, dan setiap titrasi yang dilakukan diukur ph nya. 5. Perhatikan perubahan nilai ph sampai ph yang diinginkan tercapai. Persiapan Buffer dan Titrasi : Ukuran ph 0,25 M larutan natrium monohidrogen fosfat (Na2HPO4) yang dibuat minggu lalu. ph = 8,36 Ukuran ph 0,25 M larutan natrium dihidrogen fosfat (NaH2PO4) yang dibuat minggu lalu. ph = 5,03 Cara kerja Persiapan Buffer Fosfat melalui Titrasi: a. Sediakan beaker glass 100 ml, isi dengan larutan Na2HPO4 sebanyak 50 ml. Masukkan magnet ke dalam beaker dan letakkan beaker di atas otomatik stirrer (kecepatan pelan). Masukkan temperatur probe kedalam beaker, jepitkan elektroda pada klem yang punya statif, jangan sampai elektroda ph meter mengenai magnet yang berputar. b. Lihat ph pada readout ph meter, catat ph awal. c. Tambahkan 500 µl larutan natrium fosfat dihidrogen (NaH 2PO4) dengan pipet otomatik, tunggu sekitar 5 detik dan ukur phnya lagi. Titrasi dengan larutan natrium dihidrogen fosfat (NaH 2PO4), dan diulang beberapa kali (setiap titrasi sebanyak 500 µl) sampai ph yang bertujuan dicapai. Siapkan ~ 75mL 0,125M buffer fosfat ph tertentu (7,5) pada 28,2 0 C (temperatur ruangan) dari larutan stok (0,25M) Na2HPO4 dan larutan stok (0,25M)NaH2PO4. a. Volume Na2HPO4 yang dipakai = 50 ml b. Volume NaH2PO4 yang dipakai = 1,5 ml 2

Caranya supaya dapat konsentrasi 0.125M buffer fosfat (ph= C1.V1 = C2.V2 0,25M. (50 + 1,5) ml = 0,125M. V2 V2 = 103 ml Tabel 2 : Ringkasan Hasil Pembuatan Buffer Fosfat ph Bertujuan Volume 0,25 M Na2HPO4 Volume 0,25 M NaH2PO4 Volume 0,125 M Buffer Fosfat yang Disiapkan 6,3 50 ml 113,0 ml 326 ml 6,8 50 ml 38,0 ml 176 ml 7,0 50 ml 24,5 ml 149 ml 7,5 50 ml 8,0 ml 116 ml 7,8 50 ml 4,0 ml 108 ml Dalam percobaan pembuatan buffer dihidrogen fosfat ini, larutan Na2HPO4 bertindak sebagai larutan yang ditiitrasi sedangkan NaH2PO4 sebagai larutan pentitrasi. Untuk mengetahui volume 0,125 M Buffer dihidrogen Fosfat yang disiapkan dapat dihitung menggunakan rumus V2 = V1xC1/C2 di mana nantinya akan diencerkan menggunakan akuades hingga sejumlah V2 yang didapat. 1. Pada ph 7,8 : V2 = (50 + 4) x 0,25/0,125 = 108 ml 2. Pada ph 7,5 : V2 = (50 + 8) x 0,25/0,125 = 116 ml 3. Pada ph 7,0 : V2 = (50 + 24,5) x 0,25/0,125 = 149 ml 4. Pada ph 6,8 : V2 = (50 + 38) x 0,25/0,125 = 176 ml 5. Pada ph 6,3 : V2 = (50 + 113) x 0,25/0,125 = 326 ml 3

Gambar 1. Grafik Hubungan Perubahan ph Na2HPO4 dengan Penambahan Larutan NaH2PO4 8 Perubahan ph dengan penambahan volume NaH 2 PO 4 Perubahan ph 7.5 7 6.5 6 5.5 8 ml 24.5 ml 38 ml 113 ml Penambahan Larutan NaH 2 PO 4 (ml) Kesimpulan : 1. ph 0,25 M larutan natrium monohidrogen fosfat (Na 2HPO4) yang dibuat minggu lalu adalah 8,36 sedangkan ph 0,25 M larutan natrium dihidrogen fosfat (NaH 2PO4) adalah 5,03. Hal ini menunjukkan bahwa larutan Na2HPO4 bersifat basa karena hanya memiliki satu ion hidrogen sedangkan larutan NaH2PO4 bersifat asam karena memiliki 2 atom hidrogen. 2. Larutan 0,25 M NaHPO4 bila ditambahkan larutan 0,25 M NaH2PO4 maka akan membentuk larutan 0,25 M Buffer Dihidrogen Fosfat sesuai dengan teori bila asam lemah (NaH 2PO4) ditambahkan dengan basa konjugasinya (NaHPO4) akan membentuk larutan buffer (Buffer Dihidrogen Fosfat). 3. Setiap penambahan 500µl larutan NaH2PO4 akan menyebabkan perubahan ph larutan Na2HPO4 menjadi asam. Perubahan ph larutan Na2HPO4 menjadi asam disebabkan ion-ion hidrogen ditambah dalam larutan yang ditahankan oleh buffer fosfat, keseimbangan akan ke arah kiri (yaitu, ion H + yang kelebihan akan bereaksi dengan ion hidrogen fosfat dan menghasilkan ion dihidrogen fosfat).. 4. Dibutuhkan jumlah larutan NaH2PO4 yang lebih banyak yaitu 113 ml untuk mencapai ph 6,3, semakin meningkat ph yang diinginkan semakin sedikit jumlah NaH2PO4 yang ditambahkan. 4

5. Pada percobaan ini harus diperhatikan dengan benar-benar setiap penambahan 500 µl larutan 0,25 M NaHPO4 agar didapatkan akurasi hasil ukur ph yang diinginkan. Gambar 1: Pembuatan buffer posfat II. Pengenceran Cara Kerja : Siapkan 10-12 tabung reaksi dalam rak tabung. Tandai dengan spidol. Encerkan ke dalam tabung reaksi supaya volume yang disiapkan 2ml. 1. 1 : 10 glukosa 5% (Tabung I) Tabung I = 1/11 x 2 ml = 0,18 ml glukosa 5% + 1,82 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,18/2 = 0,45 % 2. 2 : 3 glukosa 5% (Tabung II) Tabung II = 2/5 x 2 ml = 0,8 ml glukosa 5% + 1,2 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,8/2 = 2 % 5

3. Pengenceran serial 0,1X glukosa 5% (Tabung III) Tabung III = 1/10 x 1 ml = 0,1 ml glukosa 5% ( tabung stok) + 0,9 ml menjadi 1ml. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,1/1 = 0,5 % 4. Pengenceran 0,01X glukosa 5% (Tabung IV) Tabung IV = 1/10 x 1 ml = 0,1 ml tabung III (0,1X larutan 5% glukosa) + 0,9 ml akuades menjadi 1 ml. Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,5 x 0,1/1 = 0,05 % 5. Pengenceran 0,001X glukosa 5% (Tabung V) Tabung V = 1/10 x 1 ml = 0,1 ml tabung IV (0,01X larutan 5% glukosa) + 0,99 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,05 x 0,1/1 = 0,005 % 6. Pengenceran serial 0,3X glukosa 5% (Tabung VI) Tabung VI = 1/3 x 1 ml = 0,33 ml glukosa 5% + 0,67 ml akuades menjadi 1 ml Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,33/1 = 1,65 % 7. Pengenceran 0,03X glukosa 5% (Tabung VII) Tabung VII = 1 ml tabung VI ditambah 9 ml akuades Tabung VII = 1/10 x 1 ml = 0,1 ml tabung VI (0,3X larutan 5% glukosa) + 0,9 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 1,65 x 0,1/1 = 0,165 % 8. Pengenceran 0,003X glukosa 5% (Tabung VIII) Tabung VIII = 1/10 x 1 ml = 0,1 ml tabung VII (0,03X larutan 5% glukosa) + 0,9 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 0,165 x 0,1/1 = 0,0165 % 9. Pengenceran serial pada faktor 2 glukosa 5% (Tabung IX) Untuk membuat 2 ml larutan 1:1 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/2 = 1 ml. 6

Tabung IX = 1 ml glukosa 5% + 1 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 1/2 = 2,5 % 10. Pengenceran serial pada faktor 4 glukosa 5% (Tabung X) Untuk membuat 2 ml larutan 1:3 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/4 = 0,5 ml. Tabung X = 0,5 ml glukosa 5% + 1,5 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,5/2 = 1,25 % 11. Pengenceran serial pada faktor 8 glukosa 5% (Tabung XI) Untuk membuat 2 ml larutan 1:7 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/8 = 0,25 ml. Tabung XI = 0,25 ml glukosa 5% + 1,75 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,25/2 = 0,625 % 12. Pengenceran serial pada faktor 16 glukosa 5% (Tabung XII) Untuk membuat 2 ml larutan 1:15 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/16 = 0,125 ml. Tabung XII = 0,125 ml glukosa 5% + 1,875 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,125/2 = 0,3125 % 13. Pengenceran serial pada faktor 32 glukosa 5% (Tabung XIII) Untuk membuat 2 ml larutan 1:31 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/32 = 0,0625 ml. Tabung XIII = 0,0625 ml glukosa 5% + 1,9375 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,0625/2 = 0,15625 % 14. Pengenceran serial pada faktor 64 glukosa 5% (Tabung XIV) Untuk membuat 2 ml larutan 1:63 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/64 = 0,03125 ml. Tabung XIV = 0,03125 ml glukosa 5% + 1,96875 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,03125/2 = 0,078125 % 15. Pengenceran serial pada faktor 128 glukosa 5% (Tabung XV) 7

Untuk membuat 2 ml larutan 1:127 5% glukosa, volume per bagian = 2 ml/128 = 0,015625 ml. Tabung XV = 0,015625 ml glukosa 5% + 1,984375 ml akuades Konsentrasi : C2 = C1 x V1/V2 = 5 x 0,015625/2 = 0,0391 % Gambar 2 : tabung yang berisi larutan glukosa 5% dengan pengenceran Pemeriksaan pengenceran dengan Reaksi Benedict Kita menggunakan uji benedict untuk memeriksa pengenceran yang telah dilakukan. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara : a. Sediakan 12 tabung reaksi dan diberi tanda (nomor) b. Isi 5 ml larutan benedict pada masing-masing tabung. c. Kemudian masing-masing tabung ditambahkan 8 tetes larutan glukosa yang telah diencerkan. d. Setelah itu diaduk hingga tercampur, kemudian panaskan dengan air mendidih di waterbath selama 5 menit. e. Setelah itu diamkan dan amati hasil reaksinya 8

Gambar 3 :tabung reaksi yang berisi 5ml benedict yang telah ditambah dengan 8 tetes larutan glukosa 5% yang telah diencerkan Gambar 4 : tabung benedict 5 ml yang telah ditambah dengan 8 tetes larutan glukosa 5% dipanaskan dalam waterbath selama 5 menit 9

Gambar 5 : Tabung reaksi yang berisi 5ml benedict yang telah ditambahkan 8 tetes larutan glukosa yang telah diencerkan dan telah dipanaskan didalam waterbath Tabel 3 : Hasil Pengenceran Stok Glukosa Tabung Pengenceran 5% glukosa Konsentrasi yang diprediksikan Hasil pemeriksaan Benedict (warna) Interpretasi hasil sesuai atau tidak dengan konsentrasi yang di prediksikan? 1 1 : 10 0,45 % +++ Jingga (endapan) 2 2 : 3 2 % ++++ Merah (endapan) 3 0,1X 0,5 % SULIT DINILAI (sedikit kemerahan ) 4 0,01X 0,05 % Negatif (biru jernih) 5 0,001X 0,005 % Negatif (biru jernih) 6 0,3X 1,65 % ++++ Merah (endapan) 7 0,03X 0,165 % +++ Jingga (endapan) 8 0,003X 0,0165 % ++ ( Kuning ) 9 Faktor 2 2,5 % ++++ Merah (endapan) 10 Faktor 4 1,25 % ++++ Merah (endapan) 11 Faktor 8 0,625 % +++ Jingga (endapan) 12 Faktor 16 0,3125 % ++ (kekuningan) 13 Faktor 32 0,15624 % Negatif (Biru jernih) SULIT DINILAI 10

14 Faktor 64 0,078125 % Negatif (Biru jernih) 15 Faktor 128 0,0391 % Negatif (Biru jernih) Interpretasi: Warna Penilaian Kadar Karbohidrat (Khusus Reaksi Benedict) Biru jernih negatif 0 Hijau atau kuning hijau + < 0,5% Kuning atau kuning kehijauan ++ 0,5 1,0% Jingga +++ 1,0 2,0% Merah (ada endapan) ++++ >2,0% Kesimpulan 1. Reagensia Benedict digunakan sebagai satu uji atas adanya gula reduksi. Ini meliputi semua monosakarida dan banyak disakarida, termasuk laktosa dan maltosa, lebih umum bahwa uji Benedict akan mendeteksi adanya aldehid, dan alfa-hidroksi-keton, termasuk yang terjadi sebagai keton tertentu Reagen Benedict mengandung ion tembaga(ii) (Cu2+) biru yang direduksi menjadi ion tembaga(i) (Cu+). Ini diendapkan sebagai tembaga(i) oksida berwarna merah yang tidak larut dalam air. Tembaga sulfat dalam larutan Benedick bereaksi dengan gula reduksi. Perubahan warna akan signifikan dengan adanya glukosa. Semakin tinggi konsentrasi glukosa, maka semakin pekat warna endapannya dan sebaliknya. 2. Pada latihan pengenceran glukosa ditemukan hasil yang sudit dilakukan penilaian, perubahan warna sulit ditentukan dimungkinkan karena kesalahan praktikan yang tidak melakukan pembilasan pipet tetes pada waktu pengambilan glukosa dari tabung stok. 11

Saran a. Sebaiknya kesiapan alat-alat yang akan digunakan sebelum praktikum diperhatikan, sehingga praktikum bisa berjalan dengan lancar. b. Perlunya penambahan alat praktikum agar setiap kelompok mempunyai alat yang diperlukan/tidak menunggu kelompok lain memakai alat, sehingga waktu pun akan menjadi lebih efisien. 12