BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. prinsip keadilan dan keterbukaan, yaitu Perbankan Syariah. operasional bisnisnya dengan sistem bagi hasil.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perekonomian pasti ada hubungannya dengan dunia keuangan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini merupakan hasil pengembangan dari peneliti-peneliti terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II LANDASAN TEORITIS. (2000:59.1) mengemukakan pengertian Bank Syariah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. keuangan menerapkan prinsip-prinsip syariah diantaranya adalah:

BAB II Landasan Teori

PERBANKAN SYARIAH SISTEM DAN OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH AFRIZON. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembiayaan dalam perbankan syariah menurul Al-Harran (dalam Ascarya,

PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Budi Asmita SE Ak, MSi. Bengkulu, 13 Februari 2008

Bank Kon K v on e v n e sion s al dan Sy S ar y iah Arum H. Primandari

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. ada perbedaan hanya nampak pada tugas atau usaha bank. Bank dapat didefinisikan

PENGARUH NON PERFORMING FINANCE

BAB 6 SISTEM OPERASIONAL PERBANKAN SYARIAH. AKUNTANSI PERBANKAN SYARIAH: Teori dan Praktik Kontemporer

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pinjaman pada dunia perbankan dan inilah yang terjadi pada perekonomian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar), berprinsip keadilan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

ANALISIS PERBANDINGAN BAGI HASIL DEPOSITO MUDHARABAH PADA BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA DEPOSITO PADA BANK KONVENSIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Indonesia merupakan negara dengan basis penduduk muslim terbesar di

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis jenis usaha yang dapat

BAB II. pendapatan total perusahaan dengan biaya totalnya. Menurut Kusnadi dkk (2004),

BAB II TUJUAN PUSTAKA. dikembangkan berlandaskan pada Al Qur an dan Al-Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, bank

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bank Syariah menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DI INDONESIA (TINJAUAN BANK SYARIAH DAN KONVENSIONAL)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Pengertian Bank Syariah Berdasarkan Undang Undang No 21 Tahun 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

KARAKTERISTIK TRANSAKSI PERBANKAN SYARIAH DIRINGKAS DARI PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO.59

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Tanah Air sebenarnya sudah dimulai secara formal dan informal jauh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. aktivitasnya, baik dalam menghimpun dana maupun dalam rangka penyaluran

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN BANK SYARIAH. Oleh : Junaedi,SE,M.Si

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. dikembangkan berlandaskan Al-qur an dan hadist Nabi Muhammad SAW untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata syariah berasal dari bahasa Arab, dari kata syara a, yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh pembiayaan mudharabah dan musyarakah terhadap tingkat profitabilitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kehidupan perekonomian di dunia tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan perbankan mempunyai peranan penting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. hidupnya. Untuk melakukan kegiatan bisnis tersebut para pelaku usaha

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Terbukti dengan bermunculannya bank umum syariah lainnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

ISTILAH-ISTILAH DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARI AH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAGIAN XI LAPORAN LABA RUGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. dijadikan dasar dalam penelitian ini, diantaranya : Tabel 2. 1 Tinjauan Pustaka. Judul

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

Penyajian Laporan Keuangan Bank Syariah. Elis Mediawati, S.Pd.,S.E.,M.Si.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1992, perbankan Indonesia menjadi maju dengan munculnya

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB II. Tentang Perbankan Syariah, bank syariah didefinisikan sebagai : Syariah dan Bank Perkreditan Rakyat Syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Undang-undang No.21 tahun 2008 bank syariah adalah Bank

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB 1 PENDAHULUAN. Bank pada hakikatnya merupakan lembaga perantara (intermediary) yaitu. menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan alternatif lembaga keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat; kedua, penyaluran dana (financing) merupakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah adalah Bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. Pada saat kuliah kerja praktek di PT. Bank BJB Kantor Pusat Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan bank syariah di dunia, baru dimulai di Mesir pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka a. Pengertian Bank Syariah Menurut Muhamad (2009), Bank syariah adalah lembaga intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan system nilai islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba) bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif, bebas dari hal-hal yang tidak jelas (gharar) berprinsip keadilan dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal Di dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 Perubahan atas UU No.7 tahun 1992 tentang Perbankan disebutkan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 8

9 Dalam kerangka ekonomi umat Islam, istilah bank memiliki konsep sendiri yakni bank syariah, yang memiliki prinsip operasional yang berbeda dengan prinsip operasional bank konvensional. Bank Islam menurut Antonio dan Perwataatmadja yang dikutip oleh Muhammad (2005:13) membedakan menjadi dua pengertian, yaitu Bank Islam dan Bank beroperasi dengan prinsip-prinsip syariah islam yaitu : Bank Islam adalah (1) bank yang beroperasi sesuai prinsip-prinsip syariah islam; (2) bank yang tata cara beroperasinya mengacu kepada ketentuan-ketentuan Al- Qur an dan Hadits, sementara bank yang beroperasi sesuai prinsip syariah islam adalah bank dalam beroperasinya itu mengikuti ketentuan-ketentuan syariah islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat dalam islam. b. Fungsi dan Produk Bank Syariah 1. Fungsi Bank Syariah Fungsi Bank Syariah secara garis besar tidak berbeda dengan bank konvensional, yakni sebagai lembaga intermediasi (intermediary institution) yang mengerahkan dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana-dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya dalam bentuk fasilitas pembiayaan. Perbedaan pokoknya terletak dalam jenis keuntungan yang diambil bank dari transaksi-transaksi yang dilakukannya. Bila bank konvensional mendasarkan keuntungannya dari pengambilan bunga, maka Bank syariah dari apa yang disebut sebagai imbalan, baik berupa jasa (fee-based income) maupun mark-up atau profit margin, serta bagi hasil (loss and profit sharing).

10 2. Produk Bank Syariah Produk Bank Syariah terbagi menjadi empat yaitu: 1) Produk pendanaan yang meliputi pola titipan (wadiah) berbentuk giro dan tabungan, pinjaman (qardh) berbentuk giro dan tabungan, bagi hasil (mudharabah) dalam bentuk tabungan, deposito dan obligasi serta sewa (ijarah)berbentuk obligasi, 2) Produk pembiayaan meliputi pola bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) berbentuk pembiayaan investasi dan modal kerja, jual beli (murabahah, salam, isthisna) berbentuk dalam pembiayaan properti, sewa (ijarah) berbentuk sewa beli dan akuisisi aset serta pinjaman (qardh) berbentuk pembiayaan surat berharga. 3) Produk jasa perbankan yang meliputi pola titipan (wadiah) berbentuk safe deposit box, bagi hasil (mudharabah) berbentuk investasi terikat dan pola lain (wakalah, kafalah, hawalah, rahn, ujr, sharf) berbentuk transfer dan kliring. 4) Produk kegiatan sosial dalam bentuk pola pinjaman (qardh) yang diterapkan untuk dana talangan kepada nasabah dan sumbangan sektor usaha kecil.(ascarya,2011:112) a. Produk Penyaluran Dana Dalam menyalurkan dana pada nasabah, secara garis besar produk pembiayaan syariah terbagi ke dalam tiga kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya yaitu: 1. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk memiliki barang dilakukan dengan prinsip jual beli.

11 2. Transaksi pembiayaan yang ditujukan untuk mendapatkan jasa dilakukan dengan prinsip sewa. 3. Transaksi pembiayaan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna mendapatkan sekaligus barang dan jasa, dengan prinsip bagi hasil. Pada kategori pertama dan kedua, tingkat keuntungan bank ditentukan di depan dan menjadi bagian harga atas barang atau jasa yang dijual. Produk yang termasuk dalam kelompok ini adalah produk yang menggunakan prinsip jual-beli seperti murabahah, salam, dan istishna serta produk yang menggunakan prinsip sewa yaitu ijarah. Sedangkan pada kategori ketiga, tingkat keuntungan bank ditentukan dari besarnya keuntungan usaha sesuai dengan prinsip bagi-hasil. Pada produk bagi hasil keuntungan ditentukan oleh nisbah bagi hasil yang disepakati di muka. Produk perbankan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah musyarakah dan mudharabah. A. Mudharabah Mudharabah adalah bentuk kerjasama antara dua atau lebih pihak dimana pemilik modal (Shahibul Maal) mempercayakan sejumlah modal kepada pengelola (mudharib) dengan suatu perjanjian pembagian keuntungan. Bentuk ini menegaskan kerjasama dengan kontribusi 100% modal shahibul maal dan keahlian dari mudharib. a. Jenis Jenis Mudharabah Bahwa pembiayaan mudharabah terbagi menjadi dua jenis yaitu mudharabah muthlaqah dan mudharabah muqqayadah. Berikut ini adalah penjelasan dari jenis-jenis pembiayaan mudharabah tersebut :

12 1) Mudharabah Mutlaqah Trasnsaksi mudharabah mutlaqah adalah bentuk kerja sama antara shahibul maal dan mudharib yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha waktu dan daerah bisnis. 2) Mudharabah Muqayadah Transaksi mudharabah muqayyadah adalah bentuk kerjasama antara shahibul maal dan mudharib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu dan tempat usaha. Karakteristik mudharabah muqayadah pada dasarnya sama dengan persyaratan di atas. Perbedaannya adalah terletak pada adanya pembatasan penggunaan modal sesuai dengan permintaan pemilik modal. b. Rukun Akad Mudharabah Rukun akad mudharabah yang harus dipenuhi dalam transaksi, antara lain : 1. Pelaku akad, yaitu shahibul maal (pemodal) adalah pihak yang memiliki modal tetapi tidak bisa berbisnis, dan mudharb (pengelola) adalah pihak yang pandai berbisnis, tetapi tidak memiliki modal. 2. Objek akad, yaitu modal, kerja, dan keuntungan. 3. Shighah, yaitu ijab dan qabul c. Ketentuan Syariah Akad Mudharabah 1. Pelaku Pelaku harus cukup umur dan dapat dilakukan dengan sesama muslim ataupun dengan non muslim. 2. Objek mudharabah (modal dan kerja)

13 3. Modal merupakan uang atau asset lainnya yang harus jelas jumlah maupun jenisnya serta tunai atau tidak hutang. Kerja adalah kontribusi pengelola dana yang dapat berbentuk keahlian, keterampilan dan lain lain. d. Berakhirnya akad Mudharabah Menurut Rizal Yaya (2009), Akad mudharabah dapat berakhir karena hal hal berikut : 1. Dalam hal mudharabah tersebut dibatasi waktunya, maka mudharabah berakhir pada waktu yang telah ditentukan. 2. Salah satu pihak memutuskan untuk mengundurkan diri. 3. Salah satu pihak meninggal dunia atau hilang akal. 4. Pengelola dana tidak menjalankan amanahnya sebagai pengelola usaha dalam mencapai tujuan sebagaimana dituangkan dalam akad. 5. Modal sudah tidak ada. B. Musyarakah Bentuk umum dari usaha bagi hasil adalah musyarakah (syirkah atau syarikah). Transaksi musyarakah dilandasi adanya keinginan para pihak yang bekerja sama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersamasama. Semua bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya baik yang berwujud maupun tidak berwujud. Menurut Muhammad (2009), mendefinisikan pembiayaan almusyarakah adalah :

14 Akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal) dengan kesepakatan bahwa keuntungan resiko akann ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan pengertian Al-Musyarakah, menurut Sunarto Zulkifli (2007:53) yaitu : Akad kerjasama atau percampuran antara dua pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai dengn nisbah yang disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai porsi kerjasama. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Al-Musyarkah merupakan suatu akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu dengan kesepakatan bahwa apabila mengalami keuntungan ataupun resiko akan ditanggung bersama. a. Syarat dan Rukun Musyarakah 1. Syarat sah musyarakah, yaitu : a. Melafazakan kata-kata yang menunjukkan izin yang akan mengendalikan harta, b. Anggota syarikat percaya mempercayai, c. Mencampurkan harta yang disyarikatkan. 2. Adapun rukun sahnya melakukan syirkah, adalah a. Macam harta modal, b. Nisbah bagi hasil dari modal yang diserikatkan. c. Kadar pekerjaan masing-masing pihak yang berserikat.

15 C. Murabahah Murabahah adalah kesepakatan untuk transaksi jual beli antara bank sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli terhadap barang sebesar harga perolehan ditambah keuntungan (margin) yang disepakati dan dengan informasi yang lengkap dan transparan (jujur) diantara dua pihak. (Slamet Haryono,2009:84) Murabahah meupakan pembiayaan bank syariah melalui system jual beli barang dengan kesepakatan keuntungan dan jangka waktu tertentu. Murabahah dapat diartikan sebagai akad jual beli barang dengan harga jual sebesar biaya perolehan ditambah keuntungan yang disepakati dan penjual harus mengungkapkan biaya perolehan barang tersebut kepada pembeli. Dalam akad murabahah, pembayaran bias dilakukan dengan dua cara yaitu pembayaran tunai dan pembayaran yang ditangguhkan. Bisa ditangguhkan dengan cara mencicil setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan cara mencicil setelah menerima barang ataupun ditangguhkan dengan pembayaran sekaligus dikemudian hari (Nurhayati, 2013) Murabahah berasal dari kata Ribhu (keuntungan) adalah transaksi jual beli di mana bank menyebut jumlah keuntungannya, bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan.kedua pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waku pembayaran, harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat berubah selama berlakunya akad. (Ahmad Rodoni, 2006 : 31)

16 Murabahah Yaitu kontrak jual-beli di mana bank bertindak sebagai penjual sementara nasabah sebagai pembeli. Harga jual adalah harga beli bank di tambah keuntungan. Dalam transaksi ini barang diserahkan segera setelah akad, sedangkan pembayaran dapat dilakukan secara cicil (bitsaman ajil) maupun sekaligus. Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara bank dengan nasabah. Bank syariah membeli barang yang diperlukan nasabah kemudian menjualnya kepada nasabah yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati antara bank syariah dan nasabah. Murabahah, dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Satu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa lumpsum atau berdasarkan persentase. Jika seseorang melakukan penjualan komoditi/ barang dengan harga lumpsum tanpa memberi tahu berapa nilai pokoknya, maka bukan termasuk murabahah, walaupun ia juga mengambil keuntungan dari penjualan tersebut. Murabahah Adalah suatu perjanjian yang disepakati antara Bank Syariah dengan nasabah, dimana Bank menyediakan pembiayaan untuk pembelian bahan baku atau modal kerja lainnya yang dibutuhkan nasabah, yang akan dibayar kembali oleh nasabah sebesar harga jual bank (harga beli bank + margin keuntungan) pada waktu yang ditetapkan. Pembiayaan Murabahah dalam istilah fiqih ialah akad jual beli atas barang tertentu. Dalam transaksi jual beli tersebut, penjual menyebutkan dengan jelas

17 barang yang diperjual belikan termasuk harga pembelian dan keuntungan yang diambil. Murabahah dalam teknis perbankan adalah akad jual beli antara bank selaku penyedia bank dengan nasabah yang memesan untuk membeli barang. a. Rukun dan Syarat Murabahah 1. Rukun Murabahah yaitu : 1. Transaktor (pihak yang bertransaksi). 2. Obyek murabahah. 3. Ijab dan kabul. 2. Syarat Murabahah yaitu : 1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah. 2. Kontrak pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan. 3. Kontrak harus bebas riba. 4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas barang sesudah pembelian. 5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan pembelian, misalnya: jika pembelian dilakukan secara utang. Jadi di sini terlihat adanya unsur keterbukaan. D. Profitabilitas Setiap perusahaan atau lembaga usaha termasuk bank memiliki tujuan untuk dapat meningkatkan nilai perusahaanya salah satunya adalah dengan berusaha meningkatkan profitabilitas bank, sebagaimana bank umum lainnya

18 (bank konvensional), tugas utama bank syariah adalah mengoptimalkan laba, meminimalkan resiko, dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. Potensi resiko yang dihadapi bank konvensional juga dihadapi bank syariah, kecuali resiko tingkat bunga, karena prinsip profit dan loss sharing yang menjadi landasan operasionalnya. Menurut Citra (2013) mendefinisikan proditabilitas sebgai berikut : Profitabilitas adalah kemampuan suatu bank untuk mendapatkan keuntungan yang sebagian besar bersumber pada pembiayaan yang dipinjamkan. Tingkat keuntungannya tergantung pada kelancaran pembiayaan yang diberikan kepada masyarakat, maka jika terjadi pembiayaan bermasalah yang mengarah kepada kredit macet, maka tingkat profitabilitas akan terganggu. Sedangkan menurut Russely (2013) menjelaskan bahwa pengertian profitabilitas adalah : Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba sebelum periode tertentu, yang diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemampuan menggunakan aktivanya secara produktif dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut. Jadi profitabilitas dapat mencerminkan tingkat evektifitas yang dicapai oleh suatu usaha operasional bank. Dengan dasar pemikiran bahwa tingkat keuntungan dipakai sebagai salah satu untuk menilai kesehatan bank dan efektivitas kepada masyarakat. Tingkat profitabilitas bank syariah merupakan suatu kualitas yang dinilai berdasarkan keadaan atau kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba selama periode tertentu.

19 Mengoptimalkan laba dalam akuntansi syariah tidak berarti bahwa perusahaan hanya melakukan usaha peningkatan laba, lebih dari itu perusahaan juga harus memperhitungkan tingkat investasi modal untuk menjaga agar pendapatan terutama laba terus dapat ditingkatkan. Bank harus mempersiapkan strategi penggunaan dana-dana yang dihimpunnya sesuai dengan rencana alokasi berdasarkan kebijakan yang telah digariskan agar mencapai tingkat laba yang cukup dan tingkat risiko yang rendah. Tingkat laba yang dihasilkan bank dikenal dengan istilah profitabilitas, yang merupakan pengukuran mengenai kemampuan bank untuk menghasilkan laba dari asset yang digunakan. Lukman Dendawijaya (2009 : 118), mengatakan bahwa Analisis rasio profitabilitas bank adalah alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaga dan profitabilitas yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Selain itu, rasio-rasio dalam kategori ini dapat pula digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. a. Analisis rasio profitabilitas Profitabilitas dapat dihitung dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan. Profitabilitas yang tinggi menunjukan kemampuan manajemen dalam mengelola dana yang dihimpun, sehingga keuntungan yang diperlukan dalam mendanai perluasan usaha, membiayai usaha peningkatan mutu jasa bank kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau pembiayaan.

20 Menurut Lukman Dendawijaya (2008:118) Analisis tingkat profitabilitas suatu bank dapat diukur sebagai berikut : 1. Return On Assets (ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan asset. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Return On Asset (ROA) = Laba Sebelum Pajak Total Asset 100% 2. Retur On Equity (ROE) Rasio ini adalah perbandingan antara laba sebelum pajak dengan modal sendiri. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Return On Equity = Laba Sebelum Pajak Modal Sendiri 100% Rasio ini merupakan profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba yang berkaitan dengan modal sendiri dari bank yang bersangkutan. 3. Rasio Biaya (Beban) Operasional Rasio biaya (beban) operasional adalah perbandingan antara biaya (beban) operasional dan pendapatan operasional.nrasio biaya (beban) operasional dan pendapatan operasional. Rasio biaya (beban) operasional digunakan untuk

21 mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut: Rasio Biaya Operasional = Biaya (beban)operasional Pendapatan operasional x100% 4. Net Pofit Margin (NPM) Net Profit Margin adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : laba sebelum pajak Net Pro it Margin = pendapatan operasional x100% b. Perhitungan profitabilitas dengan ROA Profitabilitas menunjukkan kempuan perusahaan dalam memperoleh laba yang dikur dengan kesuksesan melalui sumber dana yang ada. Perhitungan yang seringkali digunakan dalam hal mengukur prfitabilitas adalah Return On Asset (ROA), melalui perhitungan ROA dapat diketahui kemampuan menajemen bank dalam memperoleh laba secara keseluruhan profitabilitas dengan tolak ukur ROA bertujuan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk menghasilkan keuntungan. Menurut Rivai, Andri dan Ferry (2007:720) menyatakan ROA menggambarkan perputaran aktiva yang diukur dari volume penjualan. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank untuk memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

22 Bank Indonesia dalam menghitung profitabilitas lebih mengutamakan menggunakan rasio Return On Asset (ROA) yang mengindikasikan seberapa besar keuntungan yang dapat diperoleh dari rata-rata setiap rupiah asset yang dimiliki bank. Sebagaimana dinyatakan oleh Lukman Dendawijaya (2005:119) bahwa dalam penilaian tingkat kesehatan bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya return on asset. Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat. Dari pengertian diatas darpat ditarik kesimpulan bahwa return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahan dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak, berdasarkan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Besarnya nilai (angka) untuk laba sebelum pajak dapat dibaca pada perhitungan laba rugi yang disusun oleh bank yang bersangkutan, sedangkan total aktiva dapat dilihat pada neraca. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut : Menurut Aditya (2014), menyatakan bahwa Rasio ROA memberikan informasi seberapa efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan usahanya, karena rasio ini mengindikasikan berapa besar keuntungan yang dapat diperoleh rata-rata terhadap setiap rupiah dana yang ditanamkan. Return On Asset (ROA) terdiri dari dua unsur pokok sebagai berikut : 1. Laba Sebelum Pajak

23 Laba merupakan salah satu indikator keberhasilan usaha bank yang utama. Besar kecilnya laba yang diperoleh, akan memberikan gambaran mengenai kinerja yang dicapai bank atas keberhasilan usahanya. 2. Aktiva (Asset) Aktiva (Asset) merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan atau bank yang digunakan untuk memperoleh keuntungan atas kegiatan usaha yang dijalankan serta dinyatakan dalam satuan uang. Perhitungan ROA dilakukan dengan rumus sebagai berikut: ROA = laba Sebelum Pajak Total Aset x 100% Keterangan : Untuk rasio 0% atau negatif diberi nilai kredit 0 dan untuk setiap kenaikan 0,015% dimulai dari 0% nilai kredit ditambah 1 dengan maksimal 100. Dalam penentuan tingkat kesehatan atau kinerja suatu bank. Bank Indonesia lebih mementinghkan penilaian besarnya Return on Aset (ROA) dan tidak memasukan unsur Return On Equity (ROE). Hal ini dikarenakan Bank Indonesia sebagai Pembina dan pengawas perbankan lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang sumber dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan rakyat.

24 A. Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti dapat dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam penelitian ini. Dalam hal ini, fokus penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait dengan masalah pengaruh pendapatan mudharabah dan musyarakah terhadap profitabilitas. Berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan menyiratkan bahwa sebagian besar menyatakan bahwa variabel-variabel Dependen tersebut mempengaruhi variabel independent. Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan judul peneliti diantaranya sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan oleh Russely Inti Dwi Permata Fransisca Yaningwati Zahroh Z.A 2014 dari fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang dengan judul Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Study pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan mudharabah memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas secara parsial.

25 b. Penelitian dilakukan oleh Muhamad Ziqri pada tahun 2009 dari Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah dengan judul Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank. Sample yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan populasi yang terdaftar di bank Indonesia (BI) dari tahun 2005 sampai 2008, Metode statistic yang digunakan adalah metode Regresi Berganda. Hasil statistic menunjukan bahwa Mudharabah mempengaruhi Profitabilitas secara signifikan. Murabahah dab Musyarakah tidak mempengaruhi Profitabilitas secara signifikan. c. Penelitian dilakukan oleh Citra Pravitasari pada tahun 2013 dari Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama dengan judul Pengaruh Pendapatan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Mandiri Syariah Pada penelitian ini metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan metode verifikatif. Dengan metode sampling purposive pada Bank Mandiri Syariah. Berdasarkah hasil uji regresi berganda memperlihatkan bahwa pengaruh pendapatan mudharabah terhadap profitabilitas diperoleh dari perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai thitung (3.206) > ttabel (3.182), artinya H 0 ditolak dan H a diterima, sedangkan pengaruh pendapatan murabahah terhadap profitabilitas yang diperoleh dari perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung (3.451) > t tabel (2.110), artinya H 0 ditolak dan H a diterima.

26 d. Penelitian dilakukan oleh Aditya Refinaldy 2014 dari fakultas Ekonomi Universitas Jember Jurusan Akuntansi dengan judul Pengaruh Tingkat Resiko Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Penelitian ini bertujuan mengetahui adanya Pengaruh Risiko Pembiayaan Musyarakah dan Risiko Pembiayaan Mudharabah terhadap Tingkat Profitabilitas pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Populasi dari penelitian ini adalah Bank Umum Syariah di Indonesia periode 2009-2013 yang berjumlah 11 berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia. Samplenya adalah 8 bank selama 5 tahun. Data menggunakan metode regresi liniear berganda dan uji T. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa risiko pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. e. Penelitian dilakukan oleh Indriani Laela Qodriasari (2014), dari fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta, dengan judul Analisis Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (2011-2013). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fungsi keuntungan Cobb-Dauglas memaksimumkan keuntungan yang ditunjukan dengan garis singgung positif kekanan. Kemudian dari analisis data menunjukan bahwa variabel pendapatan pembiayaan mudhrabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah memiliki pengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas.

27 Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu No Penelitian dan Tahun Judul Hasil Penelitian 1. Russely Inti Dwi Permata Fransisca Yaningwati Zahroh Z.A (2013) 2. Muhammad Ziqri pada tahun 2009 3. Citra Pravitasari pada tahun 2013 Analisis Pengaruh Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Tingkat Profitabilitas Study pada Bank Umum Syariah yang terdaftar di Bank Indonesia Periode 2009-2012. Analisis Pengaruh Pendapatan Murabahah, Mudharabah, dan Musyarakah terhadap Profitabilitas Bank. Pengaruh Pendapatan Mudharabah dan Musyarakah Terhadap Profitabilitas Bank Mandiri Syariah Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa pembiayaan mudharabah memberikan pengaruh negative dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas, sedangkan pembiayaan musyarakah memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat profitabilitas secara parsial Hasil statistik yang menunjukan bahwa Mudharabah mempengaruhi Profitabilitas secara signifikan. Murabahah dan Musyarakah tidak mempengaruhi Profitabilitas secara signifikan Berdasarkah hasil uji regresi berganda memperlihatkan bahwa pengaruh pendapatan mudharabah terhadap profitabilitas diperoleh dari perbandingan t hitung dengan

28 4. Aditya Refinaldy 2014 5. Indriani Laela Qodriasari (2014) Pengaruh Tingkat Resiko Pembiayaan Musyarakah dan Pembiayaan Mudharabah terhadap Tingkat Profitabilitas Bank Syariah. Analisis Pengaruh Pendapatan Pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, dan Sewa Ijarah Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia (2011-2013) t tabel adalah nilai thitung (3.206) > t tabel (3.182), artinya H 0 ditolak dan H a diterima, sedangkan pengaruh pendapatan murabahah terhadap profitabilitas yang diperoleh dari perbandingan t hitung dengan t tabel adalah nilai t hitung (3.451) > t tabel (2.110), artinya H 0 ditolak dan H a diterima. Data menggunakan metode regresi liniear berganda dan uji T. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa risiko pembiayaan mudharabah tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas. Hasil analisis data menunjukan bahwa variabel pendapatan pembiayaan mudharabah, musyarakah, murabahah, dan ijarah memiliki pengaruh negative signifikan terhadap profitabilitas.

29 B. Rerangka Pemikiran 1. Pengaruh Pendapatan Mudharabah terhadap ROA (Return On Asset) Setiap bank pasti menghimpun dana dan mengalokasikan dananya untuk kegiatan lain yang menghasilkan keuntungan. Salah satu pengalokasian dana tersebut adalah pembiayaan mudharabah dan musyarakah. Kedua pembiayaan tersebut akan menghasilkan laba dari perhitungan bagi hasilnya. Keuntungan tersebut akan dibagi antara bank dan nasabah pengelolanya. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk mengembalikan modal yang dialokasikan untuk pembiayaan. Tingkat pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat ROA (Return On Asset) suatu bank dengan cara memperbandingkan keuntungan/laba dan modal yang dimilikinya. 2. Pengaruh Pendapatan Musyarakah terhadap ROA (Return On Asset) Musyarakah adalah akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dan dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan. Keuntungan tersebut akan digunakan untuk mengembalikan modal yang dialokasikan untuk pembiayaan. Tingkat pengembalian modal tersebut dapat mengukur tingkat ROA (Return On Asset) suatu bank dengan cara memperbandingkan keuntungan/laba dan modal yang dimilikinya. 3. Pengaruh Margin Murabahah terhadap ROA (Return On Asset) Prinsip margin Sistem margin yang digunakan bank syariah merupakan sistem dimana dilakukannya akad perjanjian antara bank dengan nasabahnya. Margin yang ditentukan bank hendaknya disepakati oleh nasabah. Ini

30 dimaksudkan agar menghindari riba dan mempunyai rasa kepuasan antara bank dan nasabah. Margin bank syariah digunakan dalam melakukan akad jual beli dan jasa, seperti murabahah, isthisna, salam, hawalah, kafalah, dan lain sebagainya yang tentunya dapat mempengaruhi ROA (Return On Asset). Gambar 2.1 Rerangka Pemikiran Pendapatan Mudharabah H1 Pendapatan Margin Murabahah H2 Profitabilitas (ROA) Pendapatan Musyarakah H3 Sumber : Muhammad (2009) Berdasarkan rerangka pemikiran diatas terlihat bahwa variabel pendapatan mudharabah, pendapatan musyarakah, pendapatan margin murabahah yang mempengaruhi Profitabilitas (ROA). C. HIPOTESIS Hipotesis menurut Sugiyono (2009: 96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori.

31 Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Atas dasar tujuan, kajian pustaka, penelitian terdahulu, dan rerangka pemikiran teoritis diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H1 : Pendapatan Mudharabah berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) H2 : Pendapatan Musyarakah berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA) H3 : Pendapatan Margin Murabahah berpengaruh positif terhadap Return On Asset (ROA)