I. PENDAHULUAN. Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. hidupnya. Salah satu contoh diantaranya penggunaan pelat baja lunak yang biasa

JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

JURNAL Teori dan Aplikasi Fisika Vol. 03, No. 02, juli 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. gigi secara bersamaan, dan dapat melakukan penggerakan gigi yang tidak mungkin

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Mei 2015 di

BAB I PENDAHULUAN. Cooling tower system merupakan sarana sirkulasi air pendingin yang

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

INHIBITOR KOROSI BAJA KARBON DALAM LARUTAN 1% 4 JENUH CO2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki lahan tambang yang cukup luas di beberapa wilayahnya.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGENDALIAN LAJU KOROSI BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM KLORIDA DAN NATRIUM KLORIDA MENGGUNAKAN INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis)

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Efektifitas Ekstrak Daun Sirsak sebagai Inhibitor pada Baja Karbon Api 5L dalam Larutan NaCl 3%

Pengendalian Laju Korosi pada Baja API 5L Grade B N Menggunakan Ekstrak Daun Gambir (Uncaria gambir Roxb)

PENGHAMBATAN KOROSI BAJA BETON DALAM LARUTAN GARAM DAN ASAM DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN SENYAWA BUTILAMINA DAN OKTILAMINA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini jumlah kendaraan bermotor di Indonesia telah mencapai lebih dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

Pengaruh Ekstrak Daun Trembesi (Samanea Saman (Jacq.) Merr.) Sebagai Bahan Inhibitor Terhadap Laju Korosi Baja Plat Hitam (Base Plate) A36

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. elektrokimia (Fontana, 1986). Korosi merupakan masalah besar bagi peralatan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penggunaan logam dalam perkembangan teknologi dan industri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Januari 2013 di

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa korosi sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari dan tanpa

PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK DAUN PEPAYA TERHADAP KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW DALAM MEDIUM AIR LAUT DAN AIR TAWAR

Pengaruh Variasi Konsentrasi Asam Klorida Terhadap Laju Korosi Baja Karbon Rendah Astm A 139 Tanpa Dan Dengan Inhibitor Kalium Kromat 0,2%

BAB I PEDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pipa merupakan salah satu kebutuhan yang di gunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya perubahan metalurgi yaitu pada struktur mikro, sehingga. ketahanan terhadap laju korosi dari hasil pengelasan tersebut.

PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS TERHADAP PENURUNAN LAJU KOROSI BAJA ST-37

BAB I PENDAHULUAN. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DEA JURUSAN TEKNIK MATERIAL DAN METALURGI FTI-ITS

EKSTRAK DAUN GAMBIR SEBAGAI INHIBITOR KOROSI Oleh: Dr. Ahmad Fadli, Ir.Rozanna Sri Irianty, M.Si, Komalasari, ST., MT. Abstralc

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN NACL (PPM) DAN PENINGKATAN PH LARUTAN TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DARI BIJIH BESI HEMATITE DAN BIJIH BESI LATERITE

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian oksidasi baja AISI 4130 pada

Penghambatan Korosi Baja Beton dalam Larutan Garam dan Asam dengan Menggunakan Campuran Senyawa Butilamina dan Oktilamina

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SCHEDULE 40 GRADE B ERW

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjadi 4 jenis yaitu nikel titanium, kobalt-kromiun-nikel, stainless steel dan

PEMANFAATAN OBAT SAKIT KEPALA SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3,5% NaCl DAN 0,1M HCl

Laju Korosi Baja Dalam Larutan Asam Sulfat dan Dalam Larutan Natrium Klorida

Pengukuran Laju Korosi Aluminum 1100 dan Baja 1020 dengan Metoda Pengurangan Berat Menggunakan Salt Spray Chamber

EFISIENSI INHIBISI INHIBITOR EKSTRAK DAUN TEH (Camelia sinensis) TERHADAP BAJA St-37 DALAM MEDIUM ASAM DAN GARAM

Penentuan Laju Korosi pada Suatu Material

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN KAKAO (Theobroma cacao) TERHADAP LAJU KOROSI BAJA HARDOX 450

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN INHIBITOR KALSIUM KARBONAT DAN TAPIOKA TERHADAP TINGKAT LAJU KOROSI PADA PELAT BAJA TANGKI BALLAST AIR LAUT

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI LARUTAN NaCl DENGAN KONSENTRASI 3,5%, 4% DAN 5% TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

ANALISA PENGARUH INHIBITOR EKSTRAK RIMPANG JAHE TERHADAP LAJU KOROSI INTERNAL PIPA BAJA ST-41 PADA AIR TANAH

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. dan banyak digunakan dalam aplikasi elektronik, keramik, adsorben semen,

I. PENDAHULUAN. pencapaian sekitar 54 juta ton per tahun yang mencerminkan bahwa negara kita

PENGARUH PERLAKUAN PANAS PADA ANODA KORBAN ALUMINIUM GALVALUM III TERHADAP LAJU KOROSI PELAT BAJA KARBON ASTM A380 GRADE C

STUDI PENGGUNAAN EKSTRAK BAHAN ALAMI SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA CAT UTUK PELAT KAPAL A36

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses akhir logam (metal finishing) merupakan bidang yang sangat luas,

I. PENDAHULUAN. Pengembangan sumber energi alternatif saat ini terus digiatkan dengan tujuan

BAB II KOROSI dan MICHAELIS MENTEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan jenis martensitik, dan feritik, di beberapa lingkungan korosif seperti air

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN PELAPIS EPOKSI TERHADAP KETAHANAN KOROSI PIPA BAJA ASTM A53 DIDALAM TANAH SKRIPSI

Laporan Tugas Akhir. Saudah Dosen Pembimbing Prof. Dr. Ir. Sulistijono, DEA

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Perhitungan Laju Korosi di dalam Larutan Air Laut dan Air Garam 3% pada Paku dan Besi ASTM A36

I. PENDAHULUAN. material, antara lain sebagai komponen dari pembentukan gelas (Doweidar et al.,

PENGGUNAAN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA LINGKUNGAN ASAM. Irvan Kaisar Renaldi 1

PEMANFAATAN OBAT PARACETAMOL SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1M HCl

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

BAB I PENDAHULUAN. dari pulau dengan garis pantai sepanjang km. Garis pantai tersebut

Jurnal Reaksi Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Vol. 3 No.5, Juni 2005 ISSN X

Handout. Bahan Ajar Korosi

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mekanik, listrik, kimia dan konstruksi, dan bahkan kehidupan sehari-hari dapat

PEMANFAATAN SUPLEMEN VITAMIN C SEBAGAI INHIBITOR KOROSI PADA BAJA API 5L GRADE B DALAM MEDIA 3.5% NaCl DAN 0.1 M HCl

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print) G-292

II. TINJAUAN PUSTAKA. Korosi merupakan suatu peristiwa kerusakan atau penurunan kualitas suatu logam akibat

METODA AKTIVASI ZEOLIT ALAM DAN APLIKASINYA SEBAGAI MEDIA AMOBILISASI ENZIM α-amilase. Skripsi Sarjana Kimia. Oleh WENI ASTUTI

BAB I PENDAHULUAN. ragam, oleh sebab itu manusia dituntut untuk semakin kreatif dan produktif dalam

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH RASIO DIAMETER TERHADAP KEDALAMAN PADA LAJU KOROSI BAJA KARBON SEDANG

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata korosi berasal dari bahasa latin Corrodere yang artinya perusakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. oksidasi yang dilakukan dengan metode OM ( Optic Microscope) dan

PENGARUH KONSENTRASI INHIBITOR EKSTRAK DAUN GAMBIR DENGAN PELARUT ETANOL-AIR TERHADAP LAJU KOROSI BESI PADA AIR LAUT

PENGARUH TEMPERATUR TERHADAP LAJU KOROSI BAJA KARBON DAN BAJA LATERIT PADA LINGKUNGAN AIR SKRIPSI

Korosi merupakan efek yang paling merusak pada logam, oleh karena itu untuk melindungi bagian-bagian logam dari korosi dapat digunakan banyak cara,

BAB I PENDAHULUAN. adalah karena sifat-sifat dari logam jenis ini yang bervariasi, yaitu bahwa

Analisa Temperatur Nitridisasi Gas Setelah Perlakuan Annealing pada Baja Perkakas

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Korosi Baja Karbon dalam Lingkungan Elektrolit Jenuh Udara

BAB III METODE PENELITIAN

PEMETAAN KOROSIFITAS BAJA KARBON YANG DILAPISI POLIMER HIBRID POLI(GLYMO) DALAM KONDISI ATMOSFERIK

SAT. Ekstrak Daun Pepaya sebagai Inhibitor Korosi pada Baja AISI 4140 dalam Medium Air Laut. Rozanna Sri Irianty dan Khairat. 1.

KLASIFIKASI ZAT. 1. Identifikasi Sifat Asam, Basa, dan Garam

UJI KETAHANAN KOROSI TEMPERATUR TINGGI (550OC) DARI LOGAM ZIRKONIUM DAN INGOT PADUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Baja atau besi banyak digunakan di masyarakat, mulai dari peralatan rumah tangga, sekolah, gedung, mobil, motor, dan lain-lain. Tidak hanya dalam masyarakat, penggunaan baja atau besi dalam suatu industri memegang peranan penting. Alat dan mesin serta instalasi dalam industri hampir 90% berasal dari bahan logam. Akan tetapi logam memiliki kelemahan yaitu mudah terkorosi, sehingga dapat mengakibatkan kegagalan produksi pada komponen industri (Budianto dkk, 2009). Kata korosi berasal dari bahasa latin yaitu corrodere yang artinya perusakan logam atau berkarat (Supardi, 1997). Korosi adalah salah satu proses perusakan material khusunya logam, akibat terjadinya reaksi logam tersebut dengan lingkungannya oleh karena itu bahan-bahan yang terbuat dari logam atau paduannya dapat mengalami kerusakan akibat terserang korosi (Pattireuw, 2013). Korosi merupakan masalah besar bagi bangunan dan peralatan yang menggunakan material dasar logam seperti gedung, jembatan, mesin, pipa, mobil, kapal, dan lain sebagainya (Rieger, 1992). Dampak yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan oleh korosi akan sangat besar pengaruhnya terhadap kehidupan

2 manusia. Dari segi ekonomi akan mengakibatkan tingginya biaya perawatan, dari segi keamanan akan menyebabkan robohnya bangunan atau jembatan, dan dari segi lingkungan akan menimbulkan adanya proses pengkaratan besi yang berasal dari berbagai konstruksi sehingga dapat mencemarkan lingkungan (Trethewey and Chamberlain, 1991). Beberapa kasus korosi yang merugikan antara lain, kasus pertama: PT. Pertamina (Persero) unit pemasaran 1 Terminal BBM Teluk Kabung, Jl. Raya Padang- Painan Km 24 Padang, yang selama 3 tahun terakhir mengalami kebocoran pipa sebanyak 2 kali. Kebocoran yang sering terjadi di daerah dermaga karena pipa sering terkena percikan ombak air laut (Ludiana, 2012). Kasus kedua: perhitungan yang dilakukan di Inggris bahwa 1 ton baja diubah seluruhnya menjadi karat setiap 90 detik, padahal untuk memproduksi 1 ton baja dari bijih besi diperlukan energi yang besarnya sama dengan kebutuhan energi satu keluarga selama tiga bulan (Trethewey and Chamberlain, 1911). Kasus ketiga: pada tahun 1985, bagian atas kolam renang di Swiss runtuh dan melukai banyak orang, diduga penyebabnya adalah baja pendukung yang berkarat (Supardi, 1997). Proses korosi merupakan fenomena alam yang tidak dapat dihentikan, namun dapat dicegah dengan banyak cara yaitu pelapisan pada permukaan logam, perlindungan katodik, penambahan inhibitor dan lain-lain. Sejauh ini, penambahan inhibitor merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah korosi karena dalam penggunaannya memerlukan biaya relatif murah dan prosesnya sederhana (Ilim dan Hermawan, 2008).

3 Inhibitor korosi dapat didefenisikan sebagai suatu zat yang apabila ditambahkan ke dalam lingkungan akan menurunkan serangan korosi lingkungan terhadap logam. Umumnya inhibitor korosi berasal dari senyawa-senyawa organik dan anorganik (Aidil, 1972). Inhibitor anorganik adalah inhibitor yang diperoleh dari mineral-mineral yang tidak mengandung unsur karbon dalam senyawanya (Haryono dan Sugiarto, 2010). Penggunaan inhibitor dari senyawa anorganik seperti nitrit ), kromat ( ), fosfat ( ) telah banyak digunakan. Tetapi penggunaan inhibitor tersebut tidak ramah lingkungan (Ameer dkk, 2000), sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan inhibitor korosi yang ramah lingkungan. Inhibitor organik yaitu inhibitor yang berasal dari bagian tumbuhan yang mengandung tanin. Tanin merupakan zat kimia yang terdapat pada daun, akar, kulit, buah dan batang tumbuhan (Haryati, 2008). Senyawa ekstrak bahan alam yang dijadikan inhibitor harus mengandung atom N, O, P, S dan atom-atom yang memiliki pasangan elektron bebas yang dapat berfungsi sebagai ligan yang akan membentuk senyawa kompleks dengan logam (Ilim dan Hermawan, 2008). Jenis tumbuhan yang mengandung tanin pada bagian daunnya adalah teh (Camellia sinensis) dengan kandungan tanin 17.68% (Tim Peneliti dan Pengembangan industri, 2013). Penelitian sebelumnya oleh Ludiana (2012) mengenai pengaruh konsentrasi inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) terhadap laju korosi baja karbon schedule 40 Grade B ERW dengan medium korosif NaCl 3% dan waktu perendaman selama 3 hari dan 6 hari untuk melihat kemampuan inhibitor menghambat laju korosi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi korosi

4 yang paling besar terjadi pada konsentrasi 4%, baik untuk perendaman 3 hari maupun 6 hari dengan efisiensi masing-masing adalah 74,32% dan 73,41%. Penelitian yang mirip juga dilakukan oleh Sari (2013) mengenai pengendalian laju korosi Baja St-37 dalam medium asam klorida dan natrium klorida menggunakan inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dengan kandungan medium korosif HCl 3% dan NaCl 3%. Baja direndam dalam medium korosif dengan penambahan dan tanpa penambahan inhibitor, dengan konsentrasi inhibitor 1% - 10% dengan lama perendaman selama 4 hari. Nilai efisiensi terbesar didapatkan pada penambahan konsentrasi inhibitor 10% untuk medium korosif mencapai 86,3% dan untuk NaCl mencapai 92%. Kesimpulan yang didapat menunjukkan bahwa inhibitor ekstrak daun teh sangat efisien dalam mengendalikan laju korosi dalam medium korosif HCl maupun NaCl dan semakin besar konsentrasi inhibitor yang ditambahkan maka nilai laju korosi akan semakin menurun dan nilai efisiensi inhibisi korosi semakin tinggi. Pada penelitian kali ini, baja yang digunakan adalah baja karbon rendah yang dipakai pada industri penghasil minyak bumi dan gas yaitu C-Mn steel. Selanjutnya C-Mn steel direndam dalam larutan ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dengan konsentrasi 0%, 10%, 15%, 20% dengan penambahan larutan HCl dan NaCl masing-masing konsentrasi 3%. Penelitian ini bertujuan untuk melihat laju korosi pada C-Mn steel dalam medium korosi HCl dan NaCl dengan penambahan inhibitor 0%, 10%, 15%, dan 20% dengan lama perendaman selama 4 hari. Sampel baja hasil korosi akan dikarakterisasi dengan SEM (Scanning

5 Electron Microscopy) untuk melihat struktur mikro, XRD (X-Ray Diffraction) untuk melihat fasa pada baja, dan EDS (Energy Dispersive Spectroscopy) untuk melihat produk-produk korosi yang terjadi dan menentukan laju korosi menggunakan metode penurunan berat. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh penambahan konsentrasi inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dalam medium korosif HCl 3% dan NaCl 3% terhadap laju korosi pada C-Mn steel? 2. Apakah ekstrak daun teh (Camellia sinensis) efisien dalam menghambat korosi pada C-Mn steel? 3. Bagaimana struktur mikro, fasa, dan produk-produk korosi yang dihasilkan pada C-Mn steel setelah direndam dalam larutan NaCl 3% dan HCl 3%? C. Batasan Masalah Pada penelitian ini, batasan masalah yang digunakan adalah: 1. Sampel yang digunakan adalah baja karbon rendah C-Mn steel. 2. Medium korosif yang digunakan adalah HCl dan NaCl dengan konsentrasi masing-masing 3%. 3. Perendaman baja pada medium korosif tanpa dan dengan inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) dengan konsentrasi 10%, 15%, dan 20% selama 4 hari. 4. Laju korosi dihitung dengan metode penurunan berat.

6 5. Karakterisasi yang dilakukan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy), XRD (X-Ray Diffraction), dan EDS (Energi Dispersive Spectroscopy). D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian yang akan dilaksanakan ini adalah: 1. Mengetahui laju korosi yang dihasilkan pada C-Mn steel dengan penambahan inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) pada medium korosif HCl dan NaCl dengan konsentrasi masing-masing 3%. 2. Mengetahui efisiensi dari ekstrak daun teh (Camellia sinensis) pada C-Mn steel dengan perlakuan yang diberikan. 3. Mengetahui struktur mikro, fasa, dan produk-produk korosi yang dihasilkan pada baja setelah direndam dalam larutan inhibitor dan medium korosif. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai: 1. Untuk memberikan informasi mengenai pengaruh konsentrasi larutan inhibitor ekstrak daun teh (Camellia sinensis) pada baja berkarbon rendah pada medium korosif. 2. Dapat menjadi tambahan referensi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, terutama di Jurusan Fisika.