BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tiram (Pleurotus ostreatus) berupa jumlah tubuh buah dalam satu rumpun dan

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pada saat panen, lebar tudung ialah rerata lebar tudung (pileus), yaitu panjang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. protein dan senyawa pati dari organisme lain. Di alam, zat-zat nutrisi tersebut

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Aktivator Tanaman Ulangan Ʃ Ӯ A0 T1 20,75 27,46 38,59 86,80 28,93 T2 12,98 12,99 21,46 47,43 15,81 T3 16,71 18,85 17,90 53,46 17,82

PEMANFAATAN PUPUK KANDANG SAPI UNTUK PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. jagung juga digunakan sebagai bahan baku industri, pakan ternak dan industri

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dalam mendukung perekonomian, sehingga bidang pertanian

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pupuk buatan adalah bahan tertentu buatan manusia baik dari bahan alami

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyediakan makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh pemberian konsorsium mikroba dalam biofertilizer terhadap pertumbuhan kacang tanah

Pupuk Organik, Pupuk Hayati, dan Pupuk Kimia

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

TERM OF REFFERENCE (TOR) PENINGKATAN SERAPAN HARA, PENGISIAN TONGKOL, DAN PENCEGAHAN SERANGAN PENYAKIT HAWAR DAUN PADA TANAMAN JAGUNG (Zea mays)

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) merupakan komoditas hortikultura

BAB I PENDAHULUAN. sumber protein di Indonesia (Sumarno, 1983). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia dari

PEMBUATAN KOMPOS DENGAN MOL LIMBAH ORGANIK Dini Rohmawati Jurdik Kimia, FMIPA UNY

Arsip Meori September 2009 PUPUK HAYATI P

I. PENDAHULUAN. Pakchoy (Brassica sinensis L.) merupakan tanaman sayuran berumur pendek (±

BAB 1 PENDAHULUAN. tanah, mengandung unsur-unsur hara untuk pertumbuhan tanaman. Akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Bahan-bahan organik yang dibuat menjadi pupuk cair memiliki

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi pemakaian pestisida. Limbah padat (feses) dapat diolah. menjadi pupuk kompos dan limbah cair (urine) dapat juga diolah

I. PENDAHULUAN. bagi perekonomian Indonesia. Pada tahun 2012 luas perkebunan kakao di

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.) merupakan salah satu komoditas

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN A. HASIL 1. Laju pertumbuhan miselium Rata-rata Laju Perlakuan Pertumbuhan Miselium (Hari)

Ir. ZURAIDA TITIN MARIANA, M.Si

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk ke dalam, kingdom: Plantae, divisio:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. di daerah yang minim nutrisi. Rumput gajah membutuhkan sedikit atau tanpa

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kandungan zat gizi yang lengkap dalam menu makanan yang sehat dan seimbang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan sektor yang penting dalam pembangunan. Indonesia, yaitu sebagai dasar pembangunan sektor-sektor lainnya.

PENGARUH SUMBER DAN KONSENTRASI NUTRISI TAMBAHAN TERHADAP PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan sumber protein dan mineral yang baik, dengan kandungan kalium,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Jamur tiram putih banyak dijumpai di alam, terutama dimusim hujan

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. Protein merupakan suatu senyawa yang dibutuhkan dalam tubuh. manusia sebagai zat pendukung pertumbuhan dan perkembangan.

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

Limbah dan Pemanfaatannya. Telco 1000guru dengan SMA Batik 1 Solo 23 Februari 2012

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI, SERASAH DAUN PISANG DAN BEKATUL NASKAH PUBLIKASI

TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh terhadap pencapaian hasil produksi dan masa selanjutnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Penambatan nitrogen secara hayati yang non simbiotik dilakukan oleh jasad mikro

Pengemasan dan Pemasaran Pupuk Organik Cair

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. kelapa sawit terluas di dunia. Menurut Ditjen Perkebunan (2013) bahwa luas areal

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annuum L.) merupakan komoditas sayuran yang mempunyai

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sayuran merupakan tanaman hortikultura yang memiliki peran sebagai sumber vitamin dan mineral.

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

I. PENDAHULUAN. Mentimun (Cucumis sativus L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang

I. PENDAHULUAN. Teknologi revolusi hijau di Indonesia digulirkan sejak tahun 1960 dan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. sangat berperan penting sebagai sumber asupan gizi yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keunggulan nyata dibandingkan dengan pupuk kimia. Pupuk organik dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Cahyana (1999),kandungan gizi jamur tiram putih yaitu protein

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Dilihat dari

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

LAPORAN DEMPLOT PEMUPUKAN ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Jamur ini bersifat heterotrof dan saprofit, yaitu jamur tiram

KAJIAN PEMANFAATAN LIMBAH NILAM UNTUK PUPUK CAIR ORGANIK DENGAN PROSES FERMENTASI

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

Pupuk Hayati Wednesday, 26 January :40 - Last Updated Wednesday, 26 January :04

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat dunia mulai memperhatikan persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan melaksanakan usaha-usaha yang terbaik untuk menghasilkan pangan tanpa menyebabkan terjadinya kerusakan sumber daya tanah, air dan udara, serta menghasilkan pangan yang bebas dari bahan-bahan kimia. Teknologi modern yang mempunyai ketergantungan tinggi terhadap bahan agrokimia, seperti pupuk kimia, pestisida dan bahan kimia pertanian lainnya lebih diminati petani daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006). Pertanian organik sebagai bagian dari pertanian yang ramah lingkungan perlu dilakukan mulaidari sekarang karena makin banyaknya dampak negatif yang terjadi akibat penerapan teknologi modern yang mengandalkan bahan kimia pertanian. Pakar pertanian barat menyebutkan bahwa sistem pertanian organik merupakan Hukum Pengembalian (low of return) yang berarti suatu sistem yang berusaha untuk mengembalikan semua jenis bahan organik, baik dalam bentuk residu dan limbah pertanian maupun ternak yang selanjutnya bertujuan memberikan makanan pada tanaman (Sutanto, 2008). Kegunaan pertanian organik pada dasarnya adalah meniadakan atau membatasi kemungkinan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pertanian yang menggunakan produk kimiawi. 1

2 Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu pertanian yang diminati masyarakat saat ini karena bernilai ekonomis. Hal ini tidak terlepas dari tingginya permintaan dan nilai jual dari jamur tiram. Selain itu, budidaya jamur tiram ini memiliki keuntungan jika dibandingkan dengan budidaya tanaman sayur lainnya. Keuntungan itu meliputi ketersediaan bibit, bibit jamur tiram mudah didapatkan di Indonesia, perguruan tinggi seperti ITB, IPB dan UGM telah menyediakannya. Media tanam yang mudah didapat karena memanfaatkan limbah serbuk kayu, selain itu tidak memerlukan lahan yang luas untuk proses budidaya (kumbung berukuran 24 m 2 ) (Parjimo, 2007). Pertumbuhan jamur dimulai apabila spora yang sudah masak jatuh di tempat yang cocok, kemudian spora tersebut akan tmbuh menjadi miselium. Miselium adalah pertumbuhan dari hifa yang meyerupai serat-serat kasar, apabila lingkungan tenpat miselium baik, dalam arti temperatur, kelembapan, dan substrat tempat tumbuh memungkinkan maka kumpulan miselium akan tumbuh menjdi bakal tubuh buah jamur. Bakal tubuh buah jamur kemudian membesar dan pada akhirnya membentuk tubuh buah jamur (Suriawiria, 2006). Tubuh buah jamur inilah yang kemudian dipanen untuk dikonsumsi. Berat basah dari tubuh buah jamur inilah yang menentukan tinggi atau rendahnya produktivitas jamur tiram. Untuk kehidupan dan perkembangannya jamur memerlukan nutrisi dalam bentuk unsur-unsur kimia misalnya nitrogen, fosfor, belerang, kalium, karbon yang telah tersedia dalam jaringan kayu, walaupun dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dari luar dalam bentuk pupuk

3 yang digunakan sebagai bahan campuran pembuatan substrat tanaman atau media tumbuh jamur (Suriawiria, 2006). Pupuk adalah suatu bahan yang digunakan untuk mengubah sifat fisik, kimia atau biologi tanah sehingga menjadi lebih baik bagi pertumbuhan tanaman. Pupuk yang diberikan untuk menambah unsur hara ada dua macam ditinjau dari bahan bakunya, pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik atau bisa disebut juga kompos adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan organik seperti dedaunan, batang yang melapuk atau kotoran ternak. Adapun pupuk anorganik adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia seperti urea, ZA, NPK atau TSP (Indriani, 2007). Para petani jamur tiram (Pleurotus ostreatus) lebih banyak menggunakan pupuk kimia NPK untuk budidaya karena kandungan unsur hara yang terdapat pada pupuk kimia lebih tinggi, tetapi di sisi lain penggunaan pupuk kimia tentu memiliki dampak negatif bagi tanaman. Dampak yang timbul akibat penggunaan pupuk kimia adalah sebagian pupuk kimia hanya mengandung unsur tertentu saja bagi tanaman, tanaman akan tumbuh lebih cepat sehingga akan menjadi lemah dan mudah terserang hama dan penyakit (butuh menggunakan pestisida kimia), dan kemungkinan bisa meracuni tanaman sehingga terjadi penumpukan residu kimia pada bahan pangan (Sutanto, 2008). Selain itu, pupuk kimia hanya menyediakan unsur yang dibutuhkan tanaman saja sehingga tidak memiliki peran untuk memperbaiki kualitas media tanam.

4 Pemakaian pupuk hayati dalam budidaya jamur tiram (Pleurotus ostreatus) untuk menggantikan pupuk kimia merupakan salah satu penerapan konsep pertanian organik yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari pupuk kimia. Pupuk hayati dengan konsorsium mikroba merupakan produk biologi aktif yang terdiri atas berbagai macam mikroba yang berfungsi meningkatkan efisiensi pemupukan dan kesuburan media tanam (Saraswati dan Sumarno, 2008). Mikroba penyusun pupuk hayati umumnya terdiri atas mikroba penambat nitrogen (simbiosis dan nonsimbiosis), mikroba pelarut fosfat dan mikroba perombak bahan organik. Mikroba penambat nitrogen adalah bakteri yang mampu menggunakan N 2 dari udara sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhannya dan membantu menyediakan unsur nitrogen bagi tanaman. Mikroba tersebut ada yang mampu mengikat N 2 dari udara secara simbiosis maupun non-simbiosis. Rhizobium merupakan mikroba penambat nitrogen yang bersimbiosis dengan tanaman legum. Penambat nitrogen non-simbiosis merupakan kelompok mikroba yang hidup bebas atau asosiatif, mikroba yang tergolong kelompok ini adalah Azotobacter, Azospirillum, Clostridium, Klebsiela dan ganggang biru-hijau (Simanungkalit, 2001). Unsur nitrogen sangat penting bagi pertumbuhan jamur karena berperan untuk pembentukan asam amino dan senyawa organik pada jamur. Mikroba pelarut fosfat atau phosphate solubilizing bacteria merupakan salah satu kelompok mikroba pelarut fosfat yang terdapat di dalam tanah yang dapat hidup bebas dan dapat melarutkan fosfat dari bentuk tidak tersedia bagi

5 tanaman menjadi bentuk-bentuk fosfat yang tersedia bagi tanaman. Mikroba pelarut fosfat terdiri dari BPF (bakteri pelarut fosfat) dan FPF (fungi pelarut fosfat). Beberapa bakteri pelarut fosfat yaitu Pseudomonas sp., Bacillus sp., Micrococcus sp., sedangkan fungi yang mampu melarutkan fosfat yaitu Penicillium sp., Sclerotium sp., Fusarium sp. Dan Aspergillus sp (Saraswati dan Sumarmo, 2008). Unsur fosfat dibutuhkan jamur untuk mempercepat pertumbuhan dan memperkuat tubuh buah jamur. Pengertian umum mikroba perombak bahan organik atau biodekomposer adalah mikroba pengurai serat, lignin dan senyawa organik yang mengandung nitrogen dan karbon dari bahan organik. Mikroba perombak bahan organik terdiri atas Trichoderma ressei, T. harzianum, T. koningii, Cellulomonas, Pseudomonas, Aspergilus niger, Pennicillium dan Streptomyces. (Rosmarkam dan Nasih, 2002). Perombakan bahan organik sangat penting agar unsur yang terdapat pada media serbuk kayu dapat diurai menjadi lebih sederhana dan mudah diserap oleh jamur, contohnya adalah bakteri Cellulomonas yang dapat menghasilkan enzim selullase sehingga dapat membantu dalam proses penguraian serbuk kayu. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa pemberian pupuk NPK mampu meningkatkan pertumbuhan jamur tiram (Semiatun, 2007). Namun, sampai saat ini belum ada penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk hayati untuk meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram yang dikhususkan untuk proses budidaya jamur tiram. Penggunaan pupuk hayati dinilai lebih baik karena pupuk hayati memiliki komposisi mikroba yang lebih

6 efektif, lengkap dan lebih aman terhadap tanaman edible dibanding dengan penggunaan pupuk kimia. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini ditujukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram, kemudian untuk mengetahui perlakuan mana yang paling efektif sebagai alternatif pengganti pupuk kimia NPK berdasarkan nilai RAE (relative agronomic effectiveness). Pada akhirnya, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam upaya pengembangan budidaya jamur tiram, sehingga dapat memenuhi permintaan masyarakat terhadap jamur tiram yang semakin meningkat. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat diambil dari latar belakang di atas adalah sebagai berikut: 1. Apakah kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus)? 2. Apakah konsentrasi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus)? 3. Apakah frekuensi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus) 4. Perlakuan pupuk hayati manakah yang menghasilkan nilai RAE (relative agronomic effectiveness) tertinggi?

7 1.3 Asumsi Penelitian Untuk kehidupan dan perkembangan jamur tiram memerlukan nutrisi dalam bentuk unsur-unsur kimia seperti nitrogen, fosfor, belerang, kalium dan karbon. Pupuk hayati terdiri dari mikroba penambat nitrogen Azotobacter sp. dan Rhizobium sp. yang mampu menambat nitrogen dari udara untuk membantu menyediakan unsur nitrogen bagi jamur tiram, mikroba pelarut fosfat Bacillus sp. dan Pseudomonas sp. yang dapat melarutkan fosfat dalam media serbuk kayu dari bentuk yang tidak tersedia bagi jamur tiram menjadi bentuk-bentuk fosfat yang tersedia bagi jamur tiram, dan mikroba perombak bahan organik Cellulomonas sp., Lactobacillus plantarum dan Saccharomyces cereviceae yang dapat menguraikan unsur yang terdapat pada media serbuk kayu menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh jamur tiram. Berdasarkan hal tersebut, maka diasumsikan bahwa pupuk hayati dapat digunakan sebagai pengganti pupuk kimia NPK untuk membantu menyediakan unsur hara yang dibutuhkan jamur, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram. 1.4 Hipotesis Penelitian 1.4.1 Hipotesis kerja Jika pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus), maka konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati yang berbeda akan berpengaruh

8 terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dengan tingkatan yang berbeda. 1.4.2 Hipotesis statistik H0 1 : Kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreus). Ha 1 : Kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreus). H0 2 : Konsentrasi pemberian pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap Ha 2 : Konsentrasi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap H0 3 : Frekuensi pemberian pupuk hayati tidak berpengaruh terhadap Ha 3 : Frekuensi pemberian pupuk hayati berpengaruh terhadap 1.5 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

9 1. Mengetahui pengaruh kombinasi konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk hayati terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus). 2. Mengetahui pengaruh konsentrasi pemberian pupuk hayati terhadap 3. Mengetahui pengaruh frekuensi pemberian pupuk hayati terhadap 4. Mengetahui perlakuan pupuk hayati manakah yang memiliki nilai RAE (relative agronomic effectiveness) tertinggi. 1.6 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat pada umumnya dan kepada para petani jamur khususnya tentang pengaruh pemberian konsentrasi dan frekuensi pupuk hayati serta kombinasi keduanya terhadap pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus), selain itu perbedaan konsentrasi dan frekuensi variabel penelitian yang diberikan diharapkan dapat memberi saran konsentrasi dan frekuensi pemberian pupuk yang tepat berdasarkan nilai RAE (relative agronomic effectiveness) sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram (Pleurotus ostreatus).