BAB I PENDAHULUAN. sendirinya akibat ulah para penduduknya. Kejahatan, penipuan, dan korupsi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini sering diterjemahkan sebagai character (Amin, 1:2016). dan mendo akan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual. Pada umumnya kebanyakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wilda Akmalia Fithriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran dan pendidikan agama dari guru Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran penting dalam rangka memelihara

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan hal yang marak menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. asuh dan arahan pendidikan yang diberikan orang tua dan sekolah-sekolah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (Jogyakarta: Media Wacana Press, 2003), hlm Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memiliki peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN. I.1. Batasan Pengertian Judul

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruh dan perubahan yang besar dalam dunia pendidikan. Begitu pula

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesuksesan yang dicapai seseorang tidak hanya berdasarkan kecerdasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj. Rahmani Astuti, dkk, (Bandung: Mizan, 2002), hlm. 3.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang primer dan fundamental. Pengertian keluarga disini berarti nuclear family

BAB I PENDAHULUAN. akademik (Intelligence Quotient atau sering disebut IQ ) mulai dari bangku

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional, dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003, pasal 37

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi seluruh potensi sekolah yang ada. Tujuan suatu organisasi dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi, namun cenderung rasa penasaran itu berdampak negatif bagi remaja,

BAB I PENDAHULUAN. maupun luar sekolah. Salah satu acuannya adalah pendidikan harus berprinsip

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

BAB I PENDAHULUAN. bisa kita hindari. Revolusi di berbagai bidang baik dalam bidang teknologi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang diinginkan. Pendidikan memiliki peran yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. tinggi terhadap segala sesuatu yang menarik perhatiannya. 1 Tidak diragukan. pendidikan yang mempengaruhinya. 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagai contoh kasus tawuran (metro.sindonews.com, 25/11/2016) yang terjadi. dengan pedang panjang dan juga melempar batu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak dan budi mulia serta ketrampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan perilaku maupun sikap yang diinginkan. Pendidikan dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

BAB I PENDAHULUAN. dan berakhlak adalah tugas dunia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kecerdasan emosional atau Emotional Questient (EQ)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan masa yang banyak mengalami perubahan dalam status emosinya,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perubahan zaman yang semakin pesat ini membawa dampak ke berbagai

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. para siswa mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. (aspek keterampilan motorik). Hal ini sejalan dengan UU No.20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tanpa karakter adalah manusia yang sudah membinatang. Orang orang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan serta kesulitan yang harus dihadapi. Masa remaja. hubungan lebih matang dengan teman sebaya.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai kehidupan guna membekali siswa menuju kedewasaan dan. kematangan pribadinya. (Solichin, 2001:1) Menurut UU No.

BAB I PENDAHULUAN. dewasa dimana usianya berkisar antara tahun. Pada masa ini individu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara

BAB I PEDAHULUAN. Pendidikan juga mengarahkan pada penyempurnaan potensi-potensi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia seutuhnya. Tujuan ini tertera pada Garis Besar Haluan Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu kunci keberhasilan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB IV ANALISIS PERAN GURU DALAM PROSES PENGEMBANGAN KECERDASAN. Peran Guru dalam Proses Pengembangan Kecerdasan Spiritual siswa di MI Walisongo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi jangka panjang manusia guna dapat bersaing pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kepribadian, kecerdasan dan memiliki akhlak mulia, serta keterampilan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi tidak

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. dialami oleh negara lain, seperti perubahan sistim pendidikan, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dari belum mengerti sampai mengerti agar lebih maju dan handal dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak merupakan individu yang sedang berkembang dimana mereka

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal. Pendidikan sebagai sistem terdiri dari tiga komponen, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sendiri. Namun, sangat disayangkan dari produksi yang ada mayoritas disisipi

BAB I PENDAHULUAN. mengubah emosi, sosial dan intelektual seseorang. Menurut Tudor (dalam Maurice

BAB I PENDAHULUAN. sejak terjadinya conception antara sel telur dan sel kelamin laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. bersifat fisik maupun rohani (Ahid, 2010: 99). Beberapa orang juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lina Nurliana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada perkembangan zaman post modern manusia cenderung mengalami

BAB I PENDAHULUAN. ujian-nya. Kebahagiaan dan kesedihan merupakan salah satu bentuk ujian

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN KEPATUHAN SISWA MENTAATI TATA TERTIB SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA SD N 01 GEDONGAN TAHUN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 2013, hlm Barnawi & M. Arifin, Strategi & kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter,

BAB I PENDAHULUAN. UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

Upaya untuk Menyiapkan Insan Yang Berkarakter Melalui Program Leader Class di Kabupaten Cilacap Oleh : Nur Fajrina R.

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Islam pendidikan sangat diutamakan dan ditekankan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peristiwa merosotnya moral di kalangan remaja, akhir-akhir ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lidia Susantii, 2015 Optimalisasi partisipasi orang tua dalam pengelolaaan program di PAUD EAGLE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada Zaman globalisasi seperti saat ini, manusia tidak hanya dituntut untuk cerdas secara intelektual, tetapi juga dituntut untuk memiliki perilaku, karakter, dah akhlak yang baik. Suatu negara akan dihargai dan disegani oleh negara lain karena akhlak atau perilaku penduduk negara tersebut. Apabila seluruh penduduknya memiliki perilaku atau akhlak terpuji, maka negara itu akan aman, terbebas dari segala bentuk kejahatan, dan akan menjadi suatu bangsa yang maju. Begitu sebaliknya apabila penduduk suatu negara berperilaku dan berakhlak buruk, maka lambat laun akan hancur dengan sendirinya akibat ulah para penduduknya. Kejahatan, penipuan, dan korupsi akan terjadi dimana-mana, jika penduduknya tidak mempunyai akhlak dan perilaku mulia. Akhlak mulia merupakan karakter yang diharapkan oleh semua orangtua dari anaknya. Anak yang memiliki akhlak mulia akan memberikan rasa bangga dan bahagia kepada orangtuanya. Kebahagiaan yang diperoleh orangtua tidak sebatas di dunia saja, tetapi juga di akherat. Seorang anak yang mempunyai akhlak mulia akan selalu patuh, berbakti, dan mendoakan kedua orangtuanya. Dengan demikian orangtua tidak hanya bahagia di dunia saja, tetapi di akherat juga akan bahagia. Begitu juga sebaliknya, anak yang

2 mempunyai akhlak buruk akan selalu membuat orangtuanya susah dan sengsara dunia dan akherat (Helmawati, 2014 : 155). Anak sebagai generasi penerus bangsa haruslah sejak usia dini diajarkan tentang pendidikan karakter dan kepribadian, selain pendidikan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan. Hal ini dimaksudkan agar nantinya terbentuk generasi yang cerdas dan berkhlak mulia. Dalam proses pembentukan karakter dan kepribadian tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor lingkungan, keluarga, agama, budaya, ekonomi, sosial-politik, dan pendidikan merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pembentukan karakter dan kepribadian anak. Dari faktor-faktor tersebut, faktor keluarga merupakan faktor terpenting dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak (Surbakti, 2009 : 30). Di dalam keluargalah anak tumbuh dan berkembang mengikuti pola asuh yang diterapkan orangtua. Jika orangtua menginginkan anaknya cerdas, terampil, dan memiliki akhlak mulia harus mampu memberikan pola asuh yang tepat bagi anaknya. Kesalahan dalam memberikan pola asuh kepada anak akan membuat anak tidak tenang, menyebabkan kekacauan dalam jiwanya, dan perkembangannya akan terhambat (Jamaludin, 2001 : 50). Namun pada kenyataannya masih banyak anak-anak di negara ini yang memiliki akhlak kurang baik. Contoh perbuatan yang menunjukkan betapa rendahnya akhlak anak Indonesia pada umumnya, yaitu maraknya tawuran dikalangan pelajar, geng motor, kekerasan antar siswa di dalam sekolah, kekerasan seksual, dan tindak kriminalitas lainnya. Aksi brutal siswa SD di

3 Bukittinggi yang terekam dalam sebuah video menjadi bukti nyata betapa bobroknya akhlak anak jaman sekarang. Dalam tayangan video tersebut terlihat seorang siswi dianiaya oleh 6 orang temannya sendiri. Lebih memprihatinkan lagi karena kekerasan yang terjadi pada 18 September 2014 tersebut dilakukan di sebuah ruang kelas SD tersebut (www.detik.com). Perilaku anak atau remaja di atas merupakan contoh akhlak yang dikategorikan sangat buruk atau berat. Tindakan sepele yang menunjukkan akhlak kurang baik juga masih muncul di dalam sekolah-sekolah yang berbasis agama maupun sekolah negeri. Misalnya masih terdapat anak yang dengan santainya makan minum sambil berdiri, melakukan corat-coret meja, saling ejek antar teman, bahkan ada yang tidak patuh terhadap peraturan sekolah maupun kepada guru. Berdasarkan hasil observasi, peneliti masih menemukan beberapa permasalahan tersebut di Sekolah Dasar (SD) Unggulan Aisyiyah Bantul khususnya pada siswa kelas V. Masih terdapat beberapa siswa yang kurang taat dan patuh kepada guru, berbuat gaduh ketika di dalam kelas, makan dan minum berdiri, dan masih saling ejek antar teman. Timbul sebuah pertanyaan, apakah akhlak anak yang seperti itu diakibatkan oleh faktor pola asuh orangtua ataukah ada faktor lain yang mempengaruhi akhlak anak tersebut? Seperti yang diungkapkan oleh pakar sosiolog Robertus Robert bahwa hal-hal yang menyebabkan anak mempunyai karakter yang demikian karena disebabkan kondisi keluarga dalam melakukan pengasuhan kepada anak.

4 Faktor lainnya berasal dari lingkungan seperti tayangan di media televisi (www.liputan6.com). Sebagai sekolah berbasis agama Islam dan telah memiliki banyak prestasi akademik maupun non akademik, menjadikan SD Unggulan Aisyiyah sebagai sekolah favorit bagi orangtua. Hal ini terlihat dari banyaknya orangtua yang mendaftarkan anaknya di SD Unggulan dari tahun ke tahun. Tujuan sekolah yang ingin menciptakan generasi akhlakul karimah, berkembang Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), Spiritual Quotient (SQ), dan Emotional Spiritual Quotient (ESQ) secara seimbang, akan tetapi pada kenyataannya masih terdapat beberapa anak yang belum mempunyai sikap dan perilaku akhlakul karimah menjadikan alasan peneliti memilih SD Unggulan Aisyiyah sebagai tempat penelitian. Sedangkan alasan pemilihan siswa kealas V sebagai subyek penelitian dikarenakan pada usia tersebut anak berada pada masa transisi kanak-kanak ke masa remaja. Pola pemikiran anak juga sudah mencapai tahap yang optimal, sehingga nantinya dapat memperoleh informasi secara maksimal. Merujuk dari persoalan diatas peneliti tertarik untuk mengetahui apakah akhlak anak kelas V SD Unggulan Aisyiyah tersebut dipengaruhi oleh faktor pola asuh orangtua ataukah ada faktor lainnya?dengan demikian peneliti mengambil judul penelitian Pengaruh Pola Asuh Orangtua terhadap Akhlak Anak Kelas 5 Sekolah Dasar Unggulan Aisyiyah Bantul.

5 B. Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah? 2. Bagaimana pola asuh orangtua pada anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah? 3. Adakah pengaruh pola asuh orangtua terhadap akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah : a. Mengkaji akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. b. Mengetahui pola asuh orangtua pada anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. c. Menganalisis pengaruh pola asuh orangtua terhadap akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini adalah : a. Secara Teoritis Sebagai sumbangan bagi pengembangan keilmuan bidang psikologi pendidikan. b. Secara Praktis Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi orangtua dalam menerapkan pola asuh yang tepat bagi anak.

6 D. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan dalam memahami hasil penelitian pada karya tulis ilmiah ini, maka peneliti membuat sistematika pembahasan sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori, membahas tentang telaah penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini, dan hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian, berisi tentang jenis penelitian, variabel dan definisi operasional variabel, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, validitas dan reliabilitas, teknik analisis data, dan gambaran umum SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Bab IV Hasil dan Pembahasan, memuat hasil penelitian dan pembahasan penelitian tentang pola asuh orangtua dan akhlak anak kelas 5 SD Unggulan Aisyiyah Bantul. Bab V Penutup, menyajikan kesimpulan penelitian yang telah dilakukan dan saran-saran.