BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan Guru PKn kelas VII D di SMP

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai salah satu mata pelajaran

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. setiap tindakan yang dilakukan mulai dari siklus I, II dan III pada pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas X-C Pariwisata di

BAB I PENDAHULUAN Penerapan Model Pembelajaran Active Learning Tipe Quiz Team Dengan Keterampilan Bertanya Probing Question

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Pendidikan Kewarganegaraan di kelas VIII-D SMP Negeri 40 Bandung mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara awal yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan dan sikap-sikap yang diharapkan dapat membuat seseorang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara juga. meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan seni (Ipteks) yang berlandaskan nilai-nilai keagamaan, nilai-nilai

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan masyarakat suatu bangsa. Pendidikan diharapkan mampu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mental spiritual yang membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. Optimalisasi pendidikan sangat penting dilakukan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan esensi dari sebuah pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB 1 PENDAHULUAN. bagi seluruh umat manusia. Hal ini sejalan dengan tujuan pendidikan seperti. Tahun 2003, yang menjelaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik. mewujudkan hasil pembelajaran yang efektif dan efesien, peranan guru sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses pembentukan sikap, kepribadian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga negara yang. memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Pendidikan adalah usaha terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting pengembangan ilmu dan pondasi

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk memahami nilai-nilai warga negara yang baik. Sehingga siswa

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

UCEJ, Vol. 2 No. 1, Desember 2017, Hal Untirta Civic Education Journal ISSN : e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang telah diterapkan terdapat masalah klasik yang sulit dipecahkan. Data-data

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian mengenai Implementasi Pendidikan Politik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Negara yang baik, yang diharapkan diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. aktivitas guru sebagai pengajar. Siswa dapat dikatakan belajar dengan aktif

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. (SDM). Pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Guru Sekolah Dasar UMI CHASANAH A 54A100106

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan implementasi di lapangan, pembelajaran seni budaya khususnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI METODE INKUIRI MATA PELAJARAN PKn KELAS IV SD NEGERI KOTA TEBING TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. negara, demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara. Pendidikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Peran pendidikan sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. sendiri maupun orang lain. Pendidikan sebagai gejala yang universal

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan tersebut maka pada tiap jenjang dan jenis. pendidikan disusun kurikulum yang digunakan sebagai acuan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional sebagai mana yang tercantum dalam UU No. 20 tahun 2003,

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SIMETRI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF DENGAN PERMAINAN MATEMATIKA

PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPS DI SMP (Oleh: Dra. Neti Budiwati, M.Si.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu proses interaksi yang terencana dari seorang dengan pendidikan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia -manusia pembangunan yang ber-pancasila serta untuk membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas sumber manusia itu tergantung pada kualitas pendidikan. Peran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, karena

BAB I PENDAHULUAN. belajar siswa, salah satu upayanya adalah dengan pemilihan strategi belajar yang

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

Jurnal Belajar dalam Pembelajaran Biologi

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas atau yang lebih dikenal dengan classroom action

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya merupakan proses pengembangan sumber daya

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan. Disusun oleh: DEWI WIJAYANTI A.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan hasil wawancara dengan guru PKn kelas VIII SMP N 40 Bandung, terdapat beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran diantaranya kurangnya berpikir kreatif siswa pada saat kegiataan pembelajaran berlangsung, hal itu dapat terlihat pertama pada saat guru dalam proses pembelajaran lebih dominan di kelas sehingga dalam pembelajaran di kelas siswa tidak diberi kebebasan untuk menjadi kreatif dalam berpikir seperti halnya siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan dan mencatat hal-hal yang dianggap penting tanpa diberi kesempatan untuk bertanya. Yang kedua cara mendidik guru kurang demokratis terkesan mendidik secara otoriter sehingga dapat memadamkan kreativitas anak seperti halnya guru dalam menyampaikan materi, siswa tidak diberi kesempatan untuk bertanya apa yang tidak diketahuinya karena dalam proses pembelajaran yang otoriter yang mengakibatkan siswa enggan untuk bertanya karena takut salah. Menurut keterangan dari beberapa siswa berpikir kreatif mereka dalam proses pembelajaran kurang karena sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa mata pelajaran PKn itu adalah mata pelajaran yang kurang menarik dan cenderung membosankan, ditambah dengan pembelajaran guru yang otoriter di kelas sehingga siswa kurang menyukai mata pelajaran tersebut. Menurut keterangan guru PKn dalam proses belajar mengajar guru sudah semaksimal mungkin memberikan materi dengan menggunakan metode yang bervariasi agar

2 siswa tidak merasa jenuh dan bosan namun tetap saja sebagian siswa masih menganggap bahwa mata pelajaran PKn itu membosankan dan monoton. Melihat beberapa permasalahan di kelas, maka menurut pandangan peneliti, masalah yang dikaji dalam penelitian ini yaitu mengenai kurangnya berpikir kreatif siswa terutama dalam mengikuti pembelajaran PKn. Masalah tersebut harus segera dipecahkan karena berpikir kreatif merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dalam proses pembelajaran sebagaimana diungkapkan oleh (Munandar, 1987:50) bahwa kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan, kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinalitas, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan. Menurut Munandar (1987:10), mengembangkan kreativitas siswa meliputi segi kognitif, afektif dan psikomotorik, yaitu: 1) Pengembangan kognitif, antara lain dilakukan dengan merangsang kelancaran, kelenturan, dan keaslian dalam berfikir. 2) Pengembangan afektif, dilakukan dengan memupuk sikap dan minat untuk bersibuk diri secara kreatif. 3) Pengembangan psikomotorik, dilakukan dengan menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang memungkinkan siswa mengembangkan keterampilannya dalam membuat karya-karya yang produkktif dan inovatif. Sesuai dengan pendapat di atas bahwa, kreativitas muncul karena adanya kemampuan untuk dapat mengembangkan kreativitas dalam beberapa aspek. Dalam hal ini guru dalam proses pembelajaran harus lebih tepat dalam memunculkan kemampuan berpikir kreatif siswa sesuai dengan aspek-aspek di atas agar terciptanya berpikir kreatif siswa di kelas, mungkin bagi guru suatu pemecahan soal tentang materi pelajaran dalam proses belajar mengajar yang

3 dikelolanya adalah bukan sesuatu yang baru, tetapi bagi muridnya adalah sesuatu yang baru, Berdasarkan penelitian UngWati (2009) bahwa: Ternyata dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa dapat dilihat dari beragamnya masalah dan penyelesaiannya yang disajikan oleh siswa dalam bentuk laporan atau makalah yang kemudian dipresentasikan di depan kelas. Kreativitas siswa juga dapat dilihat dari pembuatan laporan kelompok itu sendiri yang dilengkapi dengan data-data yang akurat dan lengkap sesuai dengan materi pelajaran yang telah disampaikan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa dalam menumbuhkan kreativitas belajar siswa dilakukan dengan berbagai tugas-tugas dalam bentuk laporan kelompok ataupun presentasi di depan kelas. Dalam penelitian ini dapat mengkonstruksikan pengetahuan di benak siswa dari hasil pengalaman belajar dan dari berbagai sumber dan materi yang diberikan oleh guru serta menyesuaikannya dengan lingkungan sekitar atau dunia nyata, sehingga siswa memiliki pengalaman belajar yang nyata, lebih aktif belajar di kelas dan kreatif dalam membuat hasil karya. Didalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, pendidikan merupakan salah satu tonggak utama dalam upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan adanya proses pendidikan, maka diharapkan seseorang dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya, serta selalu memperhatikan seluruh prinsip-prinsip yang hidup ditengah-tengah masyarakat dalam melakukan berbagai aktivitas. Karena dengan pendidikan seseorang dibina dari yang tadinya tidak tahu menjadi tahu, kurang pandai menjadi pandai, dan yang pandai semakin meresapi makna akan input yang diterimanya.

4 Salah satu upaya yang relevan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa adalah pendidikan secara formal. Pendidikan formal merupakan salah satu kunci didalam mencerdaskan kehidupan bangsa, karena didalam pendidikan formal berbagai disiplin ilmu didapatkan serta penanaman watak dan prilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pelaksanaannya, pendidikan nasional memiliki tujuan dan fungsinya seperti yang telah digariskan didalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pada masa kini dan masa depan peran pendidikan semakin penting, terutama dalam merorientasikan pola berfikir, bersikap dan bertindak yang sesuai dengan tatanan nilai sosial baru dalam rangka mengantisipasi dinamika perubahan pada segenap aspek kehidupan. Proses pendidikan tidak dapat lagi hanya sekedar mentransferkan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, melainkan harus diarahkan pada upaya pengembangan kemampuan peserta didik untuk dapat mengantisipasi dinamika perubahan sosial dengan mendasarkan pada ilmu pengetahuan. Proses pendidikan yang perlu diperhatikan pada masa kini dan masa depan adalah yang dapat membangkitkan potensi kemampuan intelektual, sikap dan ketrampilan pada setiap peserta didik. Mata pelajaran PKn itu sendiri memiliki andil dalam menentukan keberhasilan dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran PKn siswa sebaiknya bukan hanya sebagai pendengar saja, akan tetapi siswa juga dituntut untuk terlibat dan aktif dalam proses pembelajaran. Dan adanya mata pelajaran PKn di sekolah bertujuan agar siswa mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi dirinya dalam kehidupan masyarakat, berbangsa,

5 dan bernegara. Dalam proses belajar PKn diperlukan adanya keaktifan, supaya siswa mampu mengembangkan pola berfikir sehingga dapat berfikir kritis dan rasional. Hal ini sesuai dengan tujuan PKn yang terdapat pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah sebagai berikut: 1) Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan. 2) Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi. 3) Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya. 4) Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi Melihat beberapa permasalahan di kelas, maka menurut pandangan peneliti, Penelitian Tindakan Kelas dapat dijadikan sebagai salah satu cara mengatasi permasalahan guru ketika mengajar di kelas. Penelitian Tindakan Kelas Menurut Sudikin et.al (2002:16) mengemukakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, dan memperbaiki kondisi praktik-praktik pembelajaran yang telah dilakukan. Oleh karena itu maka pembelajaran dengan menggunakan metode studi lapangan ini sangat tepat diterapkan sebagai salah satu alternatif siswa belajar lebih aktif dan kreatif, karena metode pembelajaran ini dapat membelajarkan dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa, selain itu proses pembelajaran dan

6 pengalaman belajar ini menjadi suatu keharusan bagi guru PKn pada Khususnya dan para pendidik pada umumnya, pola pembelajaran ini menggunakan metode studi lapangan karena siswa tidak hanya menghubungkan materi melalui pengalaman saja tetapi siswa diajak ikut berpartisipasi dalam studi lapangan. Dalam proses pembelajaran perlu adanya metode pembelajaran untuk mengintegrasikan materi, metoda, media, sumber dan evaluasi yang digunakan metode Studi Lapangan (Field Study) merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi siswa. Proses pembelajaran ini berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan mengalami, bukan hanya pengetahuan dari guru ke peserta didik saja akan tetapi peserta didik dapat mengalami langsung apa yang diamatinya di lapangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode Studi Lapangan (Field Study). Studi lapangan ini memiliki keunggulan atau manfaat yang dapat kita ambil dari penerapan metode studi lapangan, Kartawidjaya (1988 : 48) mengemukakan sebagai berikut: a. Dapat menghadapkan siswa kepada pengalaman langsung b. Pengalaman studi lapangan dapat dijadikan dasar aktivitas belajar lainnya. c. Siswa lebih sadar akan lingkungan d. Studi lapangan memperluas hubungan sekolah dengan instansi lainnya e. Apa yang dipelajari mempunyai dampak besar terhadap pengalaman multi-sensori

7 f. Prosedur bisa dibuat guru bagi setiap bahan g. Studi lapangan mengembangkan pelajaran yang didapat di kelas melalui kenyataan h. Studi lapangan memberikan selingan dari kelas yang membosankan. Sementara itu dalam menjelaskan kebaikan / manfaat studi lapangan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, Sumaatmadja, (1996 : 77) mengemukakan ; selain dapat memberikan suasana segar dan memecahkan kejemuan belajar, studi lapangan ini dapat meliputi dorongan ingin tahu (Sense of curiosity), minat (sense of interest), ingin membuktikan kenyataan (sense of reality), dan ingin menemukan sendiri masalah-masalah yang ada di lapangan (sense of discovery). Bertolak dari uraian-uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui bagaimana proses pembelajaran dengan menggunakan metode Studi Lapangan terhadap pengembangan berfikir kreatif siswa. Pembahasan terhadap masalah-masalah tersebut penulis susun dalam skripsi yang berjudul: PENGEMBANGAN BERFIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMBELAJARAN DEMOKRASI DENGAN MENGGUNAKAN METODE STUDI LAPANGAN (PTK PADA PEMBELAJARAN PKN DI KELAS VIII- D SMP N 40 BANDUNG). B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas masalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode studi lapangan dapat mengembangkan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Kelas VIII-D SMP N 40 Bandung.

8 Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Penerapan dalam proses pembelajaran PKn di kelas VIII-D SMP N 40 Bandung? 2. Apa saja Kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan Metode Studi Lapangan di kelas VIII-D SMP N 40 Bandung? 3. Bagaimana Upaya Guru dalam mengatasi kendala yang terjadi pada proses Pembelajaran PKn dengan menggunakan? 4. Bagaimana Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa setelah Penerapan? C. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tujuan umum Tujuan umum dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan berfikir kreatif siswa SMP pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan Metode Pembelajaran Studi Lapangan (Field Study). 2. Tujuan Khusus Berdasarkan tujuan penelitian secara umum di atas, maka penelitian ini mempunyai tujuan khusus sebagai berikut: a. Mengetahui Penerapan dalam proses pembelajaran PKn di kelas VIII-D SMP N 40 Bandung.

9 b. Mengetahui Kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan di kelas VIII-D SMP N 40 Bandung. c. Mengetahui Upaya Guru dalam mengatasi kendala yang terjadi pada proses Pembelajaran PKn dengan menggunakan Metode Studi Lapangan. d. Mengetahui Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif Siswa setelah Penerapan D. MANFAAT PENELITIAN Melalui penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat sebagai berikut: 1. Secara teoritis a. Diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengkajian dan penelitian keilmuan khususnya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaran. b. Diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pengembangan berfikir kreatif siswa melalui metode studi Lapangan. 2. Secara Praktis a. Bagi pihak yang bersentuhan secara langsung yakni Guru, Seluruh Staff SMP N 40 Bandung dan peserta didik dan juga Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan dapat dijadikan kajian yang sistematis dalam mengevaluasi pembelajaran dalam menumbuhkan kemampuan berfikir kreatif dan mampu berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran di kelas. b. Bagi penulis, mudah-mudahan dapat semakin memperluas wawasan berfikir dan sebagai pengalaman untuk pengembangan pendekatan

10 dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang lebih bervariasi dan bermakna. c. Bagi Jurusan, memberikan tambahan referensi bagi perpustakaan jurusan Pendidikan Kewarganegaraan, Khususnya mengenai Model Pembelajaran Studi Lapangan (Field Study) dalam meningkatkan kemampuan berfikir Kreatif. E. ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS TINDAKAN Berangkat dari rumusan tersebut, maka yang menjadi anggapan dasar dalam penelitian ini adalah: 1. Penggunaan metode Studi Lapangan (Field Study) dalam proses pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam menumbuhkan dan meningkatkan kemampuan berfikir kreatif siswa dalam mengikuti proses belajar mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Visi pendidikan kewarganegaraan adalah mewujudkan proses pendidikan untuk mengembangkan kemampuan dan kepribadian warga negara yang cerdas dan partisipatif, yang pada gilirannya mampu memfasilitasi berkembangnya kehidupan bangsa indonesia yang cerdas. Dalam suatu penelitian diperlukan hipotesis guna memperjelas arah pengujian terhadap masalah yang diteliti. Hal ini dijelaskan oleh M.Iqbal Hasan (2002: 50) sebagai berikut: Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian yang biasa dirumuskan dalam bentuk yang dapat di uji secara empirik. Dalam suatu penelitian hipotesis merupakan pedoman karena data yang

11 dikumpulkan adalah data yang berhubungan dengan variabel-variabel yang dinyatakan dalam hipotesis tersebut. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Adanya pengembangan berfikir kreatif siswa dalam pembelajaran demokrasi dengan menggunakan metode studi lapangan. F. DEFINISI OPERASIONAL Dalam penelitian ini penulis mengambil judul Pengembangan Berfikir Kreatif Siswa Dalam Pembelajaran Demokrasi Dengan Menggunakan Metode Studi Lapangan. Untuk mempermudah penulis memfokuskan pada pembahasan masalah yang dituju, maka penulis mendefinisikan istilah-istilah yang berkaitan dengan judul yaitu sebagai berikut: 1. Pengembangan Berfikir Kreatif Pengembangan berfikir kreatif disini dimaksudkan agar siswa dapat berfikir kreatif dengan berkreasi dalam berbagai hal salah satunya dalam merencanakan sesuatu, menciptakan sesuatu dan dapat memecahkan masalah baik di lingkungan sekolah ataupun di lingkungan masyarakat. Dan ini merupakan kebutuhan setiap manusia untuk mewujudkannya. Sekalipun setiap orang memandang bahwa kreativitas itu perlu dikembangkan, namun perhatian terhadap pengembangan kreativitas itu belum memadai khususnya dalam pendidikan formal. kreativitaslah yang memungkinkan manusia untuk meningkatkan kualitas hidupnya karena apabila siswa dapat memecahkan berbagai permasalahan yang ada disekitarnya maka dengan begitu ketika anak ini terjun di lapangan atau di masyarakat nanti akan terbiasa dan dapat memecahkan masalah.

12 Adapun beberapa indikator yang dikemukakan oleh Gordon dalam Joice and well (1996) dalam Mulyasa (2008 : 163), bahwa kreativitas itu dapat muncul melalui: a. Dikembangkan melaui seni dan penemuan-penemuan baru b. Adanya peningkatan kapasitas dan memecahkan masalah c. Meningkatkan ide-ide yang bermakna ntuk memperkaya pemikiran. d. Adanya kesadaran yang memberi petunjuk untuk mendeskripsikan dan menciptakan prosedur latihan yang dapat diterapkan di sekolah atau lingkungan lain. e. Kreativitas dapat dilihat dari adanya hubungan yang sangat erat antara perkembangan berpikir dalam seni dan ilmu pengetahuan lainnya. f. Kreativitas muncul melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. 2. Pembelajaran Demokrasi Pembelajaran demokrasi memiliki makna penting sebagai upaya mewujudkan sikap dan perilaku warganegara yang demokratis. Warganegara yang demokratis merupakan salah satu syarat penting dalam rangka mencapai kehidupan negara dan bangsa yang demokratis. Dalam konteks ini Pendidikan Kewarganegaraan berperan penting sebagai wahana pendidikan demokrasi. Untuk itu, dalam proses pembelajarannya, Pendidikan Kewarganegaraan harus merefleksikan nilai-nilai demokrasi, sehingga kelas sebagai laboratorium demokrasi sebagaimana diusung oleh Pendidikan Kewarganegaraan dapat dimenifestasikan. Pembelajaran demokrasi merupakan konsep yang memiliki makna dan ciri-ciri dasar yang bersifat universal, namun dalam penerapannya setiap negara memiliki kekhasan masing-masing, yang ditentukan oleh faktor-faktor yaitu: a. Ideologi dan falsafah nrgara yang dianut b. Sistem nilai budaya yang dimiliki

13 c. Karakteristik masyarakatnya, dan d. Sejarah kehidupan bangsa dan negara. Pada dasarnya demokrasi menekankan adanya prinsip-prinsip persamaan, kebebasan, dan keadilan yang dilandasi oleh nilai-nilai dan norma yang berlaku. 3. Metode studi lapangan (Field Study) menekankan pada usaha membantu siswa dalam mengkaji dan memecahkan masalah dengan menghubungkan materi melalui pengalaman dalam studi lapangan. pembelajaran Kontekstual ini sangat tepat diterapkan sebagai salah satu alternatif siswa belajar lebih aktif dan kreatif, karena pembelajaran kontekstual ini dapat membelajarkan dan memberikan pengalaman belajar kepada siswa, melalui metode studi lapangan karena siswa tidak hanya menghubungkan materi melalui pengalaman saja tetapi siswa diajak ikut berpartisipasi dalam studi lapangan. Adapun langkah-langkah dalam metode studi lapangan secara lebih rinci dijelaskan Wass (1990 : 25, 39, 55) sebagai berikut: a. Perencanaan (planing), kegiatannya meliputi persiapan awal dan persiapan akhir serta pengaturan dalam perjalanan. b. Aktivitas di lapangan (Activities on the trip), yang meliputi pengukuran, pencatatan, pengamatan, wawancara, mengoleksi benda dan lain-lain. c. Tindak lanjut (following up), kegiatan ini meliputi; menulis kembali catatan lapangan dan / atau membuat sketsa, memproses data lapangan, membuat kesimpulan, presentasi atau pelaporan G. METODOLOGI PENELITIAN Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Kualitatif. Dengan mengunakan pendekatan Kualitatif peneliti dapat menguraikan beberapa data yang diperoleh.

14 Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Penelitian ini dilaksanakan dengan metode penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research), yang berusaha mengkaji dan merefleksi secara kolaboratif suatu pendekatan pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pengajaran di kelas. Teknik pengumpulan data yang telah penulis gunakan, yaitu wawancara, lembar observasi, study dokumentasi, dan catatan lapangan. Dalam melakukan pengolahan dan analisis data, peneliti mengacu pada tehnik yang dikemukakan oleh Lexy J.Moleong (2005:190) sebagai berikut: 1. Reduksi data yang dilakukan dengan jalan membuat abstraksi, yang merupakan usaha untuk membuat rangkuman isi. 2. Menyusun dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan sambil membuat koding. 3. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data dan kemudian diakhiri dengan penafsiran data. Dengan mengacu pada pendapat di atas, maka proses analisis data yang dilakukan adalah penyeleksian dan pengelompokan data, validasi data, Interpretasi data. H. SUBJEK DAN LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian mengarah atau menunjukan pengertian yaitu tempat/lokasi sosial penelitian yang dicirikan dengan adanya tiga (3) unsur, yaitu tempat, pelaku yakni semua orang yang terdapat dalam lokasi itu, dan kegiatan yang dapat diamati atau diobservasi (S. Nasution, 2003 : 4). Adapun tempat/lokasi penelitian ini berlokasi di SMP N 40 Bandung, jalan Wastukencana.

15 Subyek dalam penelitian ini adalah guru Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dan siswa kelas VIII D SMP N 40 Bandung, dengan jumlah siswa 40 orang, kelas ini dipilih atas rekomendasi dari mitra/guru pamong yang merupakan salah satu guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SMP N 40 Bandung, karena kelas ini dianggap sebagai kelas yang kurang aktif dan kurang memperhatikan ketika proses pembelajaran sedang berlangsung.