BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. lalang 40 % ini dikategorikan kurang berperan, PKK berperan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Perkembangan zaman melalui kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Tiongkok merupakan negara dengan populasi penduduk terbesar di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. tentunya sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia serta kemanusiaan. Ia

BAB I PENDAHULUAN. Kumpulan surat Habis gelap Terbitlah Terang ditulis oleh R.A Kartini pada

BAB II FENOMENA KELUARGA DAHULU DAN SEKARANG. bekerja, peran istri yang bekerja terhadap keharmonisan keluarga, dan faktor

PERGESERAN PERAN WANITA KETURUNAN ARAB DARI SEKTOR DOMESTIK KE SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya di kehidupan sehari-hari, sehingga akan terjadi beberapa masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengasuhan anak merupakan kebutuhan pokok bagi orang tua dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. upaya dari anggota organisasi untuk meningkatkan suatu jabatan yang ada.

BAB I PENDAHULUAN. gender yaitu suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya, setiap manusia diciptakan sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat biasa adalah mahkluk yang lemah, harus di lindungi laki-laki,

BAB V MENGGAPAI EFEKTIFITAS POKMAS. A. Penguatan Potensi untuk Meningkatkan Partisipasi Perempuan. Dari pengamatan menyimpulkan bahwa terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sah untuk membina rumah tangga dan

Resensi Buku JADI KAYA DENGAN BERBISNIS DI RUMAH OLEH NETTI TINAPRILLA * FENOMENA WANITA * WANITA BERBISNIS : ANTARA KELUARGA DAN KARIR

BAB 1 PENDAHULUAN. Fenomena kaum perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki-laki

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS NOVEL TIGA ORANG PEREMPUAN KARYA MARIA.A. SARDJONO (KAJIAN RELATIVISME) Rahmat Kartolo 1. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia saat ini memasuki era globalisasi yang ditandai dengan arus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengertiannya tentang fakta-fakta atau kenyataan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting atau tokoh pembawa jalannya cerita dalam karya sastra.

BAB I PENDAHULUAN. 104).Secara historis keluarga terbentuk paling tidak dari satuan yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekhasannya sendiri yang berbeda dengan lembaga pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. rumah adalah ayah, namun seiring dengan berkembangnya zaman, tidak

2016 EKSISTENSI MAHASISWI D ALAM BERORGANISASI D I LINGKUNGAN FAKULTAS PEND ID IKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menciptakan manusia sebagai makhluk hidup-nya, akan tetapi makhluk hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin banyak, hal ini disebabkan karena faktor urbanisasi yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi manusia banyak dipengaruhi oleh budaya yang diyakini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Emansipasi adalah suatu gerakan yang di dalamnya memuat tentang

BAB I PENDAHULUAN. masih dapat kita jumpai hingga saat ini. Perbedaan antara laki- laki dan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang secara pesat, baik yang bersifat positif maupun negatif.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk etnis Arab yang mempengaruhi Negara Indonesia sejak 100 tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tidak dapat dipungkiri bahwa keluarga miskin dan kemiskinan pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pembangunan pedesaan sangat diperlukan untuk Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EMANSIPASI WANITA KINI TIDAK HANYA SEBATAS TEMBOK RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Akan tetapi wanita sendiri juga memiliki tugas

I. PENDAHULUAN. Keluarga merupakan suatu kelompok yang menjadi bagian dalam masyarakat.

BAB V PENUTUP. Pada bab ini maka penulis akan mengakhiri seluruh penulisan tesis ini dengan

BAB I PENDAHULUAN. tua, lingkungan masyarakat sekitarnya, dan negara. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasiona No 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perempuan adalah tiang penyangga dalam rumah tangga. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama, baik Pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra merupakan gambaran tentang kehidupan yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. menghendaki berbagai penyelenggaraan pendidikan dengan program-program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam dan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan sosial, yaitu berupa kegiatan-kegiatan yang dilakukan suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

Eksistensi Perempuan dalam Pembangunan yang Berwawasan Gender

PELUANG WANITA BERPERAN GANDA DALAM KELUARGA SEBAGAI UPAYA MENDUKUNG KEMITRASEJAJARAN PRIA DAN WANITA DI KABUPATEN BANDUNG

IV.B.14. Urusan Wajib Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. gagasan anti poligami (Lucia Juningsih, 2012: 2-3). keterbelakangan dan tuntutan budaya.

BAB IV INTERPRETASI TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. dibahas dengan menggunakan perspektif teori pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Perkebunan teh PTPN VIII Ciater Subang merupakan perkebunan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang bermacam-macam, seperti politik, keyakinan agama, rasisme dan ideologi

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA DAN MENULIS PADA IBU-IBU AISYIYAH MELALUI STRATEGI PEMBELAJARAN PARTISIPATIF BERORIENTASI KECAKAPAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kemiskinan yang akurat dan tepat sasaran. Data kemiskinan yang baik dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu aset bangsa, karena pendidikan mencirikan pembangunan karakter bangsa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gerakan sosial lahir dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya

BAB IV KESIMPULAN. atau isu-isu yang sering terjadi dalam kehidupan perempuan. Melalui

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Historis. Menurut H. Roeslan Abdulgani yang dikutip oleh Hugiono dan P.K.

BAB I PENDAHULUAN. penghasilan sebanyak-banyaknya dengan melakukan usaha sekecil-kecilnya. Para

Nomer : Fakultas : Usia : Agama :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahwa pada dasarnya tempat wanita adalah di dapur, yang berarti bahwa dalam

BAB I PENDAHULUAN. bekerja. Tanggapan individu terhadap pekerjaan berbeda-beda dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap perempuan pada dasarnya mempunyai keinginan untuk dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. pekerja atau buruh. Oleh karena itu seorang tenaga kerja sebagai subyek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena orangtua tunggal beberapa dekade terakhir ini marak terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era modern ini kedudukan wanita dan pria bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan merupakan bersatunya seorang laki-laki dengan seorang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seperti kesehatan, ekonomi, sosial, maupun politik. Pergeseran peran tersebut terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN. memberantas kemiskinan yang tujuannya untuk mensejahterakan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maha Esa kepada setiap makhluknya. Kelahiran, perkawinan, serta kematian

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. yakni Bagaimana struktur novel Tanah Tabu karya Anindita S. Thayf? dan

BAB I PENDAHULUAN. terhadap keberhasilan pembangunan bangsa. Ahmadi (2004:173) menyatakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perempuan terjadi melalui proses yang sangat panjang. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Badan Pusat Statistik (BPS) hanya sekitar 1,65% pada tahun Dan saat ini

SAMBUTAN Pada Acara Seminar Kekuatan Perempuan, Inspirasi Perubahan Jakarta, 22 April 2016

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pasar memegang peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.

MENTERI PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pekerja dan itu menjadi penanda waktu yang beremansipasi.

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas permasalahan yang bersifat krusial seringkali dihadapi para

FENOMENA TAMAN PENITIPAN ANAK BAGI PEREMPUAN YANG BEKERJA. Nur Ita Kusumastuti K Pendidikan Sosiologi Antropologi

I. PENDAHULUAN. dalam keluarga dibanding pria. Wanita di mana-mana mencurahkan tenaganya

Abstrak. Kata kunci: pemberdayaan, kesejahteraan, potensi, koperasi wanita

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kualitas hidup manusia merupakan upaya yang terus

sosial kaitannya dengan individu lain dalam masyarakat. Manusia sebagai masyarakat tersebut. Layaknya peribahasa di mana bumi dipijak, di situ

BAB 5 RINGKASAN. orang-orang dari negara lain. Perkawinan masyarakat Jepang didasarkan pada konsep ie.

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan pada saat ini telah berkembang sangat pesat di Indonesia. Pembangunan tersebut meliputi berbagai aspek, baik di bidang sosial, politik, ekonomi, maupun pendidikan. Pelaksanaan pembangunan dilakukan diberbagai daerah di Indonesia, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan. Pembangunan yang dilakukan di daerah pedesaan tidak kalah berkembangnya dengan pembangunan yang dilakukan di daerah perkotaan. Seperti yang kita lihat sekarang ini, pemerintah kebanyakan lebih memfokuskan pembangunan hanya pada perkotaan saja, namun seiring berjalannya waktu pemikiran seperti itu lambat laun mulai berubah, dikarenakan pembangunan di pedesaan pun sangat menunjang perekonomian di negara ini. Berbagai upaya dilakukan dalam rangka meningkatkan pembangunan desa. Upaya tersebut dilakukan dengan mengembangkan organisasi-organisasi kemasyarakatan melalui pembinaan kelompok-kelompok. Mereka juga pun dapat ikut berpartisipasi dalam pembangunan desa dengan menggerakkan partisipasi masyarakat desa. Salah satu wadah organisasi perempuan dimasyarakat desa dan kelurahan adalah Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK). PKK adalah sebuah organisasi kemasyarakatan desa yang mampu menggerakkan partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan, juga berperan dalam kegiatan pertumbuhan desa. PKK sebagai gerakan yang tumbuh dari bawah dengan perempuan sebagai penggerak 1

2 dalam membangun, membina, dan membentuk keluarga guna mewujudkan kesejahteraan keluarga. Perempuan dalam isyarat kultur Jawa merupakan sangkan paraning dumadi yang berarti tempat berasal dan berakhirnya kehidupan. Identitas perempuan sebagai ibu, dipercaya mampu menjalankan proses sosialisasi terhadap anak-anak tentang nilai-nilai kultural, kebenaran, hingga penghayatan atas rasa kemanusiaan. Tumpuan ibu sebagai pengasuh, pendidik, dan penolong dipasangkan dengan fungsi lainya sebagai istri. Sebagai seorang pendamping, perempuan juga memiliki tanggung jawab untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga relasinya dengan suami (Asriani, 2010:1). Menjadi perempuan memang bukan sebuah pilihan namun menjelma sebagai seorang perempuan pilihan adalah suatu perjuangan.meskipun dihadapkan pada berbagai realitas yang dilematis, perempuan tetaplah seorang perempuan yang memiliki kekayaan dalam berpikir dan ketahanan dalam merasakan. Artinya, akan selalu ada nilai-nilai kebaikan yang ditawarkan dari setiap tradisi agar perempuan dapat menjalankan perannya sesuai dengan kesepakatan kultural tersebut, tentu saja melalui pemahamanya masing-masing. Tradisi budaya di Jawa misalnya, perempuan identik dengan sosok yang penuh kelembutan dan kasih sayang yang hadir sebagai pelipur lara disamping laki-laki yang bertugas sebagai pengayom.jika laki-laki bertugas sebagai pemimpin, pelindung dan pengayom, maka kewajiban perempuan diletakkan dengan tiga nilai kebaikan, yakni bertutur sapa dengan santun, pandai mengatur pakaian yang pantas, luwes gerak-geriknya. Karena memiliki kehalusan budi yang demikian,

3 maka, perempuan di percaya memiliki rasa yang kuat terhadap sesama terutama pada keluarganya. Naluri inilah yang nantinya dijadikan bekal bagi perempuan untuk merawat, membesarkan dan mendidik anak-anaknya. Sebagai seorang ibu, perempuan dituntut untuk menjadi seorang yang luluh yang berarti penyabar, tidak keras kepala, menerima segala masalah dengan hati lapang. Perempuan, sebagai ibu harus mampu momong, momor dan momot. Momong artinya mengasuh, membimbing dan menjaga anak keturunan supaya selamat dalam melewati fase-fase pertumbuhannya. Bagi masyarakat Jawa, kewibawaan seorang ibu akan memancar kalau keluarga yang di asuh sejahtera, makmur dan bahagia. Sedangkan momor merupakan representasi dari kepandaian seorang perempuan dalam bergual dengan lingkungan yang terdiri dari bermacam-macam kelas sosial, kegemaran, dan watak. Terakhir momot, seorang perempuan yang berjiwa momot akan mampu menampung seluruh permasalahan keluarganya. Perempuan memiliki hati yang kuat umtuk mendengar segala keluh kesah suami dan anakanaknya. Kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang istri dan ibu inilah yang sangat dibutuhkan untuk menjaga kestabilan rumah tangga (Asriani 2010:1). Zaman kaum perempuan bergerak di Indonesia dibuka oleh pikiran Kartini. Kegiatan Kartini pada awalnya menekankan pada pendidikan yang membuka cakrawala kaum perempuan misalnya, memasak, merawat anak, melayani suami, menjahit, dan lain-lain. Lebih jauh dari itu, Kartini memberikan pula kesadaran yang belakangan disebut sebagai emansipasi wanita, bahwa kaum perempuan sederajat dengan kaum laki-laki. Banyak sekali pemikiran modern yang hadir dari sosok Kartini. Salah satunya pemikiran besar Kartini adalah masalah kesetaraan

4 gender di bidang pendidikan. Kartini menggambarkan kehidupan keluarganya dan semua kekacauan yang terjadi di sekitar hidupnya, pingitan terjadi pada gadisgadis yang telah dijodohkan, kehidupan perempuan rumah tangga yang hanya bermalas-malasan dan dibiarkan menjadi bodoh (tidak tahu apa-apa). Berbagai pemikirannya yang dituangkan dalam surat-surat yang dikirimkan kepada sahabatnya dari Belanda, Rosa Abendanon, salah satu suratnya yang berbunyi sebagai berikut : Dari perempuanlah manusia pertama kali menerima pendidikan... dan makin lama makin jelas bagiku bahwa pendidikan yang pertama kali itu bukan tanpa arti bagi seluruh kehidupan. Dan bagaimana ibu-ibu bumiputra dapat mendidik anak-anaknya jika mereka sendiri tidak berpendidikan?..bukan hanya untuk perempuan saja, tetapi untuk seluruh masyarakat indonesia, pengajaran kepada anak-anak perempuan akan merupakan rahmat. Kartini sangat menyadari, betapa kaum perempuan di negerinya sangat inferior dan tertindas. Hal ini tertulis dalam sebagian besar suratnya yang berisi gugutan maumpun keluhan terutama menyangkut budaya jawa yang dipandang penghambat kemajuan perempuan. Kartini bercita-cita agar kedudukan perempuan sama dengan kaum laki-laki, termasuk dalam hal memperoleh kesempatan belajar dan menimba ilmu pengetahuan (Cora, 2008:66). Seperti yang diungkapkan Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Pelindungan Anak Yohana Yembise dihari Kartini lalu, momen hari Kartini adalah saat yang tepat untuk kita mengingat perjuangan perempuan dan pesan Ibu Kartini tentang hak kesetaraan dengan laki-laki. Yohana mengatakan pada saat ini sudah banyak sekali perempuan hebat yang lahir di Indonesia, namun tantangan para perempuan bukan berarti selesai disini. Masih banyak sekali yang harus diperjuangkan, salah satunya pola pikir dan stereotype yang terpasung budaya

5 masih mendiskriminasi perempuan. Perempuan adalah tiang negara, maka akses bagi perempuan untuk memenuhi haknya menjadi sangat penting, salah satunya adalah pendidikan. Kita harus bersama-sama melindungi perempuan dari kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi. Selamatkan satu perempuan sama dengan menyelamatkan satu bangsa, selamatkan satu perempuan Indonesia sama dengan menyelamatkan bangsa Indonesia. (jaringnews.com diakses 10 Oktober 2016) Indonesia saat ini penduduknya 237.641.326 jiwa, dimana laki-laki sebanyak 50,25% dan perempuan 49,75 %. Dengan jumlah perempuan yang banyak ini maka, dibutuhkan potensi yang sangat strategis apabila perempuan Indonesia punya SDM yang layak untuk diandalkan. Perempuan itu tangguh dan kuat, dan ini dapat dilihat dari keseharianya dia mampu sebagai seorang istri mengurusi suami dan anak-anaknya, juga mampu berkarya dan bekerja dimana saja. Kondisi dan posisi perempuan di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan laki-laki dalam berbagai aspek kehidupan, antara lain di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan dan budaya. Fenomena di atas menunjukkan perempuan masih menjadi kaum yang tertinggal sehingga persoalan pemberdayaan perempuan memiliki bidang garapan yang luas. Salah satu bidang yang menarik untuk dibahas adalah pemberdayaan ekonomi bagi perempuan. Keberdayaan perempuan di bidang ekonomi adalah salah satu indikator meningkatnya kesejahteraan. Saat perempuan menjadi kaum terdidik, mempunyai hak-hak kepemilikan, dan bebas untuk bekerja di luar rumah serta mempunyai

6 pendapatan mandiri, inilah tanda kesejahteraan rumah tangga meningkat (hhtp://www.bps.go.id). Dengan jumlah penduduk perempuan yang besar itu perlu mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dalam arti kedudukan dan peranannya sebagai subjek dan objek pembangunan perlu ditingkatkan lagi serta didaya gunakan agar dapat memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan bangsa dan negara. Tetapi, kalau jumlahnya besar, sedangkan kualitasnya rendah, maka penduduk perempuan akan menjadi beban pembangunan. Dari hasil pengamatan awal yang dilakukan peneliti penduduk di kelurahan lalang berjumlah 6061 jiwa, diantaranya 3272 laki-laki dan 2789 perempuan. Dari data di atas dapat dijelaskan bahwa kenyataannya di kelurahan lalang masih terdapat perempuan-perempuan yang tidak memiliki pekerjaan dan lemah dalam pengetahuan sebanyak 1291 jiwa dari 2789 perempuan yang ada di kelurahan lalang. Perempuan di kelurahan lalang menghabiskan waktunya hanya di rumah saja, tanpa mengikuti kegiatan-kegiatan dari Kelurahan, Dinas Sosial, maupun Dinas Pemberdayaan Perempuan. Kaum perempuan masih berfikir bahwasannya wanita tidak bisa bergerak bebas maksudnya perempuan hanya di rumah saja, mengurus suami dan anak, tidak boleh bekerja, padahal partisipasi perempuan sangatlah berpengaruh dalam perkonomian keluarga, tanpa menganggu kodradnya sebagai perempuan dan seorang ibu. Akan lebih baik perempuan-perempuan di Indonesia menujukkan hasil potensi yang dimiliki dan mengembangkannya dengan berbagai cara misalnya mengikuti pelatihanpelatihan untuk mengasah kemampuannya. ( Buku Induk Kelurahan Lalang)

7 Perempuan perlu diberdayakan untuk mengubah kehidupan mereka dari lemah pengetahuan menjadi luas wawasan, menggali potensi dan mengembangkannya dengan berbagai program vocasional skill, sehingga perempuan-perempuan mampu mensejahterakan keluarga mereka melalui berbagai kegiatan pelatihan, seperti pelatihan keterampilan tata rias (Salon). Pelatihan tata rias yang diadakan dari TP PKK Kelurahan bertujuan untuk membentuk, menyadarkan pola pikir masyarakat khususnya perempuan agar di kelurahan mereka mengadakan kegiatan pelatihan yang bertujuan untuk mengasah bakat, menambah penghasilan, menambah wawasan, sehingga peran PKK dalam memberdayakan masyarakat sangatlah penting. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, maka penulis merasa ingin mengetahui pemberdayaan perempuan yang dilakukan PKK untuk mengembangkan bakat melalui pelatihan terutama pelatihan Tata Rias. Maka dari itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti tentang Peranan Kader PKK Dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Pelatihan Tata Rias di Kelurahan Lalang Kota Tebing Tinggi. 1.2 Identifikasi Masalah Untuk mempermudah penulis menganalisis hasil penelitian, maka peneliti memfokuskan penelitian pada Peranan Kader PKK Dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Pelatihan Tata Rias di Kelurahan Lalang Kota Tebing Tinggi

8 1.3 Rumusan Masalah Secara umum rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu Seberapa Besar Peranan Kader PKK Dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Pelatihan Tata Rias di Kelurahan Lalang Kota Tebing Tinggi. 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Kader PKK Dalam Memberdayakan Perempuan Melalui Program Pelatihan Tata Rias di Kelurahan Lalang Kota Tebing Tinggi? 1.4 Manfaat Penelitian 1. Secara Konseptual Teoritis a. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan konsep, teori dan keilmuan pendidikan luar sekolah khususnya yang terkait dengan pelatihan. b. Sebagai pengembangan wawasan dan penguasaaan kognitif serta memberikan informasi empirik mengenai keberhasilan hasil belajar dalam pelatihan dan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian usaha. 2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut : a. Bagi Program Studi, Pendidikan Luar sekolah dapat dijadikan sebagai bahan atau referensi khususnya tentang Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dan Program Vocasional Skill

9 b. Bagi penyelengara program temuan ini dapat dijadikan umpan balik untuk pengembangan lebih lanjut berhubungan dengan penyelenggaraan program Vocasional Skill c. Bagi diri penulis sangat bermanfaat sebagai pengalaman praktis dalam mencoba mengaplikasikan cara berpikir sistematik dan realistik yang dituangkan dalam tulisan. d. Bagi pihak lain sebagai bahan kajian untuk meneliti lebih jauh permasalahan yang berhubungan dengan Peranan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga dalam Pemberdayaan Perempuan Melalui Program Vocasional Skill. e. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Universitas Negeri Medan.