BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. keadaan perekonomian sejak bulan Oktober 2014 hingga saat ini masih

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya maupun kinerja industri secara keseluruhan. Semua perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin kompetitif. Perusahaan dituntut untuk dapat mengolah fungsi-fungsi

I. PENDAHULUAN. total aktiva, maupun modal sendiri (Sartono, 1998). Besarnya laba digunakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. profitabilitas yang tinggi. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. tetapi perusahaan juga memiliki tujuan utama yaitu meningkatkan. kekayaan pemegang saham. Melihat bahwa kekayaan pemegang saham

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi suatu negara. Hal ini dikarenakan pasar modal mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

UKDW BAB I PENDAHULAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian, memacu perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melakukan ekspansi usaha. Untuk tujuan tersebut, maka perusahaan. merger, atau menerbitkan saham di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha dengan tingkat persaingan yang ada saat ini

BAB I PENDAHULUAN. terganjal oleh kualitas infrastruktur yang kurang. Industri semen mampu

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Berdirinya suatu perusahaan harus memiliki suatu tujuan yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dagang bertujuan untuk mencari laba, agar kelangsungan hidup dan

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan dunia yang bebas melahirkan era persaingan dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mana yang harus dibeli oleh perusahaan misalnya pemilihan proyek atau

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semua perusahaan termasuk perusahaan manufaktur sektor makanan dan minuman pada dasarnya melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham atau equity investor. Dividen merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi di pasar modal. Mulai dari pengusaha, pegawai, buruh,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Seiring bertambah dewasanya perusahaan, mereka harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia otomotif kini semakin pesat khususnya di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan tujuan perusahaan. Kegiatan pendanaan berhubungan penting

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semua perusahaan makanan di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tingkat kompetisi bisnis pada masa ini semakin ketat dikarenakan adanya

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.6 Latar Belakang Masalah. Investasi merupakan kegiatan yang sangat dianjurkan, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Kinerja Perusahaan Terhadap Return Saham

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan pasti memiliki tujuan untuk memperoleh laba sebanyakbanyaknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian yang semakin berkembang pada saat ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. Ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi, naiknya suku bunga, dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sejalan dengan makin berkembangnya dunia bisnis yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha, keputusan melakukan investasi sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pasar modal adalah tempat bertemunya penawaran dan permintaan dana

BAB I PENDAHULUAN. memiliki banyak kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan dana. Dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Likuiditas terhadap Harga Saham BCA Syariah. hubungan negatif antara likuiditas dan harga saham BCA Syariah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi banyak perusahaan-perusahaan industri, dagang maupun jasa yang ada bersaing dalam mendapatkan konsumen maupun investor dengan menggunakan kemajuan teknologi yang semakin canggih. Masyarakat yang semakin modern turut dapat memilih dan membandingkan perusahaan mana yang seharusnya dijadikan sebagai produsen barang maupun jasa untuk memenuhi kebutuhan masing-masing individu maupun kelompok atau dalam hal menanam investasi. Perusahaan biasanya dihadapkan pada masalah penentuan sumber dana. Pemenuhan kebutuhan dana suatu perusahaan dapat dipenuhi dari sumber intern perusahaan, yaitu dengan mengusahakan penarikan modal melalui penjualan saham kepada masyarakat atau laba ditahan yang tidak dibagi dan digunakan kembali sebagai modal. Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dapat juga dipenuhi dari sumber ekstern yaitu dengan meminjam dana kepada pihak kreditur seperti bank, lembaga keuangan bukan bank, atau dapat pula perusahaan menerbitkan obligasi untuk ditawarkan kepada masyarakat. Sektor manufaktur di BEI dibagi dalam beberapa jenis industri, salah satunya adalah industri obat-obatan atau industri farmasi. Pertumbuhan industri farmasi di Indonesia berpotensi membaik ke depan. Hal itu didukung dari pertumbuhan kelas menengah yang penduduknya ingin lebih sehat sehingga pertumbuhan pasar farmasi akan lebih baik lagi. Selain itu, daerah-daerah juga kian memberi jaminan kesehatan kepada penduduknya. Perhatian kepada aspek kesehatan itu akan mendorong pertumbuhan farmasi. Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Indonesia, investasi Penanaman Modal Asing di sektor industri kimia dan farmasi Indonesia, sepanjang 2010 memperlihatkan tren kenaikan. Dari periode Januari sampai Desember 2010, ada 159 proyek baru dengan realisasi investasi sebesar USD 798,4 Juta. Grafik investasi Penanaman Modal Daerah Nasional (PMDN) di industri ini, juga turut merambat naik. Periode Januari-Desember 2010, sektor industri ini mendapatkan 64 proyek baru, dengan total nilai investasi Rp 3.266 Miliar. Sementara, 1

2 Gabungan Pengusaha Farmasi Indonesia mengklaim setiap tahun industri farmasi tumbuh 10-15 persen. Industri farmasi memiliki sifat khas yang tidak dijumpai di industri lain, salah satu sifat tersebut adalah adanya hambatan untuk masuk ke industri farmasi, yang dapat mempengaruhi harga obat. Hambatan-hambatan tersebut bisa dalam bentuk regulasi obat, hak paten dan sistem distribusi. Apabila dihubungkan dengan rumah sakit. Berbagai rumah sakit menyatakan bahwa keuntungan penjualan obat merupakan hal yang mudah dilakukan dibanding dengan jasa lain. Obat merupakan barang ekonomi strategis yang ada di rumah sakit. Berdasarkan kenyataan yang ada, saham-saham farmasi memang layak menjadi pilihan para investor saat ini. Pasalnya, prospek bisnisnya memang bagus, hingga harga saham produsen obat berpeluang baik. Meskipun prospek industri farmasi ini cerah, investor harus tetap jeli memilih saham yang tepat. Di Indonesia, perusahaan-perusahaan jenis tersebut juga semakin maju. Kemajuan perusahaan dapat dilihat dari tingkat profitabilitas atau keuntungan perusahaan, tingkat resiko maupun kesehatan dari perusahaan itu sendiri. Pihak internal yakni pihak manajemen yang telah diberi tanggung jawab oleh para pemilik perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan harus mengambil keputusan yang tepat. Akuntansi salah satu media yang dijadikan sebagai acuan posisi keuangan atas aktivitas suatu perusahaan dalam suatu periode yang merupakan informasi berupa laporan keuangan yang dapat membantu manajemen mengambil keputusan. Laporan keuangan tersebut dapat dilihat kinerja manajemen dalam mengelola sumbar daya perusahaan apakah dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Laba/Rugi, Neraca, Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan juga dapat digunakan sebagai informasi atas aktivitas dan kinerja pada periode lalu sehingga menajemen dapat mengevaluasi maupun menyusun perencanaan untuk kegiatan perusahaan di masa yang akan datang. Apa yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu tujuan perusahaan adalah bagaimana mencapai keuntungan sehingga nantinya dapat meningkatkan kesejahteraan para pemegang saham. Kemampuan perusahaan untuk mencapai laba ini sering disebut

3 dengan istilah Profitabilitas. Kemampuan perusahaan untuk mencapai laba ini merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba (profit) selama periode tertentu dengan menggunakan aktiva yang produktif atau modal, baik modal secara keseluruhan maupun modal sendiri (Van Horn dan Wachowiez, 1997:148-149). Pendapat lain menyebutkan bahwa profitabilitas perusahaan merupakan salah satu indikator yang tercakup dalam informasi mengenai kinerja perusahaan jangka panjang. Kinerja keuangan tersebut dapat dilihat melalui analisis laporan keuangan. Menurut Brigham dalam bukunya Managerial Finance mengemukakan profitabilitas sebagai berikut : Profitability is the result of a large number of policies and decision. Sartono (2001:119) mendefinisikan profitabilitas sebagai kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan, total aktiva produktif maupun modal sendiri. Rasio profitabilitas ini akan memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas pengelolaan perusahaan. Semakin besar profitabilitas berarti semakin baik, karena kemakmuran pemilik perusahaan meningkat dengan semakin besarnya profitabilitas. Salah satu jenis dari rasio profitabilitas yang dapat digunakan untuk mengukur capaian profit perusahaan adalah Return On Investment (ROI). Return On Investment (ROI) dapat digunakan untuk meramalkan laba di masa depan (Utami,2011). Return on investment mencerminkan kemampuan perusahaan dalam pengembalian investasi perusahaan yang dihitung dengan membandingkan laba yang diperoleh dengan total asset perusahaan. Return on investment (ROI) sangat penting dalam analisis rasio profitablitas perusahaan. Untuk mengetahui perkembangan return on investment (ROI) pada perusahaan sangat perlu pemahaman akan susunan laporan keuangan perusahaan. Pada perusahaan penilaian kinerja melalui return on investment (ROI) dapat dilihat dari susunan aset, liabilitas, serta ekuitas perusahaan itu sendiri. Modal kerja dan pengelolaan biaya dalam perusahaan sangat penting untuk penilaian kinerja perusahaan. Pengetahuan akan faktor-faktor yang mempengaruhi return on investment (ROI) pada perusahaan akan menjadi suatu tonggak bagi manajemen dalam peningkatan kinerja perusahaan. Faktor-faktor yang

4 mempengaruhi return on investment (ROI) dapat diketahui dari hasil rasio likuiditas dan rasio leverage yang dapat dianalisa dari laporan keuangan perusahaan. Menurut Syamsuddin (2004: 41), rasio likuiditas adalah suatu indikator mengenai kemampuan perusahaan untuk membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada saat jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2006:205), likuiditas digunakan unt uk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber daya jangka pendek (aktiva lancar) yang tersedia untuk memenuhi kewajiban jangka pendek tersebut. Van Horne dan Wachowic (2006:313) menyebutkan adanya indikasi semakin besar likuiditas perusahaan semakin kuat keseluruhan kondisi keuangan dan semakin besar laba perusahaan berarti semakin tinggi tingkat risiko pendanaan yang digunakan yaitu pendanaan hutang semakin menarik dengan adanya perbaikan dalam likuiditas. Menurut Kasmir (2010:119), rasio likuiditas yang biasa digunakan dan dipakai perusahaan adalah Current Ratio atau Rasio Lancar. Current ratio merupakan rasio untuk mengukur seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Dalam mengukur likuiditas yang penting bukan besar kecilnya perbedaan aktiva lancar dengan hutang lancar melainkan harus dilihat pada hubungannya atau perbandingannya yang mencerminkan kemampuan membelikan hutang. Current ratio yang tinggi mungkin menunjukkan adanya tingkat kebutuhan atau adanya unsur aktiva lancar yang rendah likuiditasnya (seperti persediaan) yang berlebihan. Selain rasio likuiditas, rasio lain yang dapat digunakan untuk mengukur ROI adalah rasio leverage. Salah satu rasio leverage yang dapat digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). Debt to Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini berguna untuk mengetahui jumlah data yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan atau untuk mengetahui jumlah rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas. Bagi bank (kreditor), semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar resiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Namun, bagi perusahaan

5 semakin besar akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik dan semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva, Kasmir (2008:158). Bagi perusahaan, semakin besar rasio akan semakin baik. Sebaliknya dengan rasio yang rendah, semakin tinggi tingkat pendanaan yang disediakan pemilik semakin besar batas pengamanan bagi peminjam jika terjadi kerugian atau penyusutan terhadap nilai aktiva. Berdasarkan penelitian sebelumnya terhadap penelitian terhadap ROI, masih terdapat hasil yang berbeda. Menurut penelitian Falentina Hutagaol (2011) tentang Pengaruh Rasio Likuiditas, Rasio Leverage. dan Rasio Aktivitas terhadap ROI Perusahaan, diketahui secara serempak variabel current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh terhadap ROI. Secara parsial current ratio dan debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap ROI. Sementara menurut penelitian Handayani (2013) diketahui bahwa secara simultan CR dan DER tidak berpengaruh terhadap ROI. Berdasarkan dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Invesment (ROI) pada Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009-2013. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh antara Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Investment (ROI) secara simultan? 2. Apakah terdapat pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return On investment (ROI) secara parsial? 3. Apakah terdapat pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On investment (ROI) secara parsial? 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Untuk memberikan gambaran yang jelas terhadap pembahasan, serta agar analisis menjadi terarah dan sesuai dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasannya dengan mengangkat rasio likuiditas

6 yaitu Current Ratio (CR) serta rasio solvabilitas yaitu Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Return On Investment (ROI) pada Perusahaan Farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh antara Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Investment (ROI) secara simultan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Return On investment (ROI) secara parsial. 3. Untuk mengetahui pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On investment (ROI) secara parsial. 1.4.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak antara lain: 1. Untuk memperoleh informasi mengenai pengaruh Current Ratio (CR) dan Debt To Equity Ratio (DER) terhadap Return On Investment (ROI) pada perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2. Bagi calon investor menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk berinvestasi sehingga dapat meminimalisasi resiko bisnis yang mungkin akan terjadi. 3. Sebagai bahan referensi serta bahan masukkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Sistematika Penulisan Sistem penulisan ini bertujuan untuk memberikan garis besar mengenai isi Laporan Akhir secara ringkas dan jelas. Sehingga terdapat gambaran hubungan antara masung-masing bab, dimana bab tersebut dibagi menjadi beberapa sub-sub secara keseluruhan. Adapun sistematika penulisan terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu sebagai berikut :

7 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, penulis mengemukakan tentang apa yang melatar belakangi penulis dalam memilih judul, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode pengumpulan data dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini, penulis akan menguraikan teori-teori yang terkait dan melandasi penelitian ini. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini berisi identifikasi variabel dan defenisi operasional variabel, jenis penelitian, populasi dan sampel, jenis data, metode pengumpulan data, model dan teknik analisis serta hipotesis. BAB IV HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan analisis data yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Selain itu juga akan dijelaskan hasil pengujian hipotesis penelitian ini. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini adalah bab terakhir dimana penulis memberikan kesimpulan dari isi pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran yang diharapkan akan bermanfaat dalam pemecahan masalah dan penelitian yang akan data.

8