PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN PENILAIAN PORTOFOLIO PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP ARTIKEL

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

PENERAPAN PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA SKRIPSI. Oleh

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN BANTUAN LKS ADAPTIF DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI TEKNIK SCAFFOLDING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT (NUMBERED HEAD TOGETHER) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA FISIKA SMP ARTIKEL.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING DENGAN TEKNIK BERTUKAR PASANGAN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI AINUN NADIFAH NIM.

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENERAPAN MODEL INQUIRY DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI MTs ARTIKEL. Oleh: Zuhriyati NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 JENGGAWAH

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING BERBANTUAN MACROMEDIA FLASH TERHADAP HASIL BELAJAR DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA PELAJARAN FISIKA

Ai Dina, Purwati Kuswarini, Ai Sri Kosnayani

HASIL BELAJAR BIOLOGI DITINJAU DARI METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW (PQ4R)

Anggarini Puspitasari* ) Purwati Kuswarini* )

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION DISERTAI LEMBAR KERJA LAPANGAN (LKL) DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP SKRIPSI.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

PENGARUH PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL QUANTUM LEARNING DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI KELAS VIII SMPN 7 JEMBER

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI UPW SMK NEGERI 1 JEMBER MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

ARTIKEL. Oleh : RINI MELIA SARI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD. Ikhwan Robi 1, Undang Rosidin 2, Viyanti 2,

PENGGUNAAN STRATEGI IMAGE STREAMING (MENGALIR - KAN BAYANGAN) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMK

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

SKRIPSI. Oleh. Dewi Nindya Sari NIM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE DISKUSI TIGA LAPIS PADA KONSEP KINGDOM PLANTAE

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

PENGARUH PENERAPAN MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 RANAH PESISIR ABSTRACT

PEMBELAJARAN GERAK LURUS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY DISERTAI LKS DI KELAS X MA NEGERI 1 JEMBER

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

Cahyono et al., Model Pembelajaran REACT (Relating, Experiencing, Applying, Cooperating...

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA (LKS) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI LKS BERBASIS KARTUN FISIKA TERHADAP HASIL DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

USING PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO INCREASE CRITICAL THINKING SKILL AT HEAT CONCEPT

PENERAPAN METODE INKUIRI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP KARTIKA 1-7 PADANG ARTIKEL OLEH: ZUMRATUN HASANAH

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

Unnes Physics Education Journal

(The Influence of Creative Problem Solving Learning Model by Video Media to The Student Achievement on The Material Environmental Pollution.

OPTIMALISASI HASIL BELAJAR DAN SIKAP KREATIF SISWA MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERBASIS HANDS ON ACTIVITIES UNTUK SISWA DI SMP ARTIKEL

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

Transkripsi:

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA Mahesa Kale 1), Sri Astutik 2), Rif ati Dina 2) 1) Mahasiswa Program S1 Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Jember Email: mahesa.imoet@gmail.com Abstract The goals of this research were to examine the differences of physic achievement between using TPS (Think,Pair,Share)Model with skill based process and conventional model, and to describes the ability of students' science process skills in the learning physics during TPS (Think,Pair,Share) Model. The kind of this study was true experiment by using control group pre test-post test design. The sample of this research was the students of class X at Kencong 1 Senior High School. The data were collected by observation, documentation, student worksheet, test, and interview. The analysis result that the student s ability of cognitive processes of students in the learning physics during TPS (Think,Pair,Share) Model with skill based process include in good category is equal to 83,4%, the student s physics achievement by use TPS (Think,Pair,Share) Model with skill based process is able to increasing, and the student s achievement by use TPS (Think,Pair,Share) Model with skill based process is better than conventional model. Keyword: TPS (Think,Pair,Share), Skill Process. PENDAHULUAN Fisika adalah bagian dari sains (IPA) yang pada hakikatnya adalah kumpulan pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang menggunakan metode ilmiah dalam prosesnya (Wirtha dan Rapi, 2008). Proses pembelajaran fisika bukan hanya memahami konsep-konsep fisika, tetapi juga mengajar siswa berpikir konstruktif melalui fisika sebagai Keterampilan Proses Sains (KPS), sehingga pemahaman siswa terhadap hakikat fisika menjadi utuh, baik sebagai proses maupun sebagai produk. Rapi (2008) menyatakan bahwa di kalangan siswa menengah, telah berkembang kesan yang kuat bahwa pelajaran fisika merupakan pelajaran yang sulit untuk dipahami dan kurang menarik. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya minat dan motivasi untuk mempelajari fisika dengan senang hati, merasa terpaksa. Dalam hal ini perubahan proses belajar mengajar diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran fisika, salah satunya dengan cara menggunakan pembelajaran yang banyak mengandung ketrampilan ketrampilan tertentu seperti ketrampilan dalam mengambil keputusan, ketrampilan dalam menganalisis data, berfikir secara logis, sistematis serta ketrampilan dalam mengajukan pertanyaan. Sehingga pembelajaran akan lebih mengacu kepada siswa dan siswa aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar Hal ini dikarenakan penggunaan metode pembelajaran yang cenderung monoton, kurangnya keterlibatan siswa 233

Mahesa, Penerapan Ketrampilan Proses Sains...234 dalam menemukan suatu konsep dalam proses kegiatan belajar dan mengajar (KBM), serta pembelajaran lebih bersifat teacher-centered yaitu guru hanya menyampaikan fisika sebagai produk dan siswa menghafal informasi aktual. Pembelajaran seperti itu akan menimbulkan ketidaktahuan pada diri siswa mengenai proses maupun sikap dari konsep fisika yang mereka peroleh. Ketrampilan Proses Sains dan Sikap Ilmiah merupakan bagian dari sains itu sendiri, sehingga sangat strategis untuk dikembangkan. Walaupun menduduki posisi strategis dalam setiap kurikulum, implementasinya di lapangan tidak sesuai dengan harapan. Kondisi ini disebabkan oleh guru guru pendidikan dasar dan menengah kurang memahami hakekat pengembangan Ketrampilan Proses Sain dan enggan melakukannya (Suja, 2006) Seorang pendidik perlu menerapkan suatu model pembelajaran dimana siswa dituntut untuk ikut andil atau aktif dalam pembelajaran, tidak hanya aktif tetapi juga bisa menggali potensi yang ada pada diri siswa tersebut. Salah satu model yang melibatkan keaktifan siswa dan juga dapat menggali potensi dapa diri siswa adalah model kooperatif tipe Think Pair Share. TPS merupakan sebuah model yang sederhana tetapi sangat berguna yang dikembangkan oleh frank lyman dari maryland university. Ketika proses belajar mengajar berlangsung, siswa duduk berpasangan dalam kelompoknya, siswa diberi suatu pertanyaan. Lalu siswa diperintahkan untuk memikirkan jawaban, kemudian siswa berpasangan dengan masing masing pasangannya untuk mencari kesepakatan jawaban. Terakhir, siswa membagi jawaban kepada seluruh siswa dikelas (Muhammad Thonroni dan Arif Mustofa 2011 : 298) Penerapan pendekatan ketrampilan proses sains melalui model pembelajaran Think Pair Share adalah pembelajaran kooperatif dimana siswa dapat bekerja untuk menemukan jawaban dari hasil berfikirnya sendiri maupun dengan kerja sama dalam kelompoknya dengan menggunakan alat praktikum sehingga terciptanya nuansa ketrampilan proses sains dalam kelas, sehingga siswa dapat mengungkap masalah terhadap masalah yang diberikan guru atau menemukan fakta-fakta, konsep-konsep, dan teori-teori dengan ketrampilan proses dan sikap ilmiahnya di bawah pengawasan guru. Berdasarkan latar belakang diatas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika menggunakan pendekatan Ketrampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share dengan model konvensional dalam pembelajaran fisika di SMA?, Bagaimana Ketrampilan Proses Sains siswa dengan penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains melalui Model Think Pair Share dalam pembelajaran fisika di SMA?. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji perbedaan hasil belajar fisika menggunakan pendekatan ketrampilan proses sains melalui Model Think Pair Share dengan model konvensional di SMA dimana model konvensional yang dimaksud adalah direct instruction, Mendeskripsikan pendekatan ketrampilan proses sains siswa selama pembelajaran dengan penerapan pendekatan ketrampilan proses sains melalui Model Think Pair Share Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan guru tentang cara meningkatkan keterampilan proses sains dan hasil belajar siswa, model TPS (Think Pair Share) dapat dijadikan sebagai alternatif model pembelajaran dalam proses pembelajaran fisika di kelas, dan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian sejenis. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen, dengan tempat penelitian ditentukan dengan menggunakan purposive sampling area. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kencong. Responden penelitian ditentukan setelah dilakukan uji homogenitas. Penentuan sampel penelitian dengan cluster random sampling. Rancangan penelitian menggunakan control group pre-test post-test design. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, dokumentasi, penilaian unjuk kerja, tes, dan wawancara. Teknik analisis data untuk mempresentasikan skor untuk masing-masing aspek kognitif proses yang diamati dengan menggunakan persamaan sebagai berikut. P k = P x 100 % N

235 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2, September 2013, hal 233-237 Kriteria kognitif proses sains dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Kriteria Ketrampilan Proses Sains Interval Kriteria 75% Skor < 100% Baik 55% Skor < 75% Cukup Baik 40% Skor < 55% Kurang Baik Skor < 40% Tidak Baik (Widayanto, 2009 ) Sedangkan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dihitung dengan menggunakan uji Independent samples t test pada SPSS 16 (Turhendradi, 2010:114-115). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kencong pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013 mulai tanggal 03 April 2013 sampai dengan 12 April 2013. Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X yaitu kelas X-1, X-3, X-6, X-7 dan X-8. Setelah itu, dilakukan uji homogenitas dengan maksud untuk menguji keseragaman variasi sampel yang diambil dari populasi yang sama. Dari data yang diperoleh pada uji homogenitas menggunakan SPSS 16, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,32, jika dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan yaitu 0,032 lebih besar daripada α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa kelas X-1, X-3, X-6, X- 7 dan X-8 SMA Negeri 1 Kencong bersifat homogen. Selanjutnya penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan cluster random sampling. Penetapan kelas yang akan digunakan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan teknik undian. Adapun kelas yang menjadi sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas X-6 sebagai kelas eksperimen dan siswa kelas X- 1 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapatkan pembelajaran menggunakan pendekatan ketrampilan proses sains melalui model TPS. Sedangkan kelas kontrol mendapatkan pembelajaran seperti biasa yang dilakukan oleh guru pengajar pada kelas tersebut yaitu menggunakan model pembelajaran direct instruction. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi Perpindahan Kalor dan pembelajaran dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, data KPS ( Ketrampilan Proses Sains) siswa diperoleh dari hasil analisis jawaban pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Gambaran mengenai KPS siswa dari hasil analisis jawaban LKS pada pertemuan I, II, dan III ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini.. Gambar 1. Diagram Hasil Penilaian Kognitif Proses Siswa Pada Kelas Eksperimen Berdasarkan Gambar 1 diperoleh informasi bahwa kognitif proses siswa kelas eksperimen dari hasil penilaian LKS tergolong dalam kategori baik Persentase rata-

Mahesa, Penerapan Ketrampilan Proses Sains...236 rata kognitif proses siswa tiap aspek dari pertemuan I, II, dan III yaitu merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, mencatat hasil pengamatan, menganalisis data, dan menarik kesimpulan, secara berurutan 91,2%, 79,7%, 91,9%, 85,8%, dan 93,2% Sedangkan persentase keterampilan proses sains rata rata totalnya adalah 88,56% dan apabila persentase keterampilan proses siswa tersebut disesuaikan dengan kriteria keterampilan proses siswa maka tergolong dalam kategori baik. Untuk mengetahui perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol, dianalisis menggunakan uji t yaitu independent sampel t test. Adapun hipotesis statistik dari uji t adalah sebagai berikut : H 0 = Tidak ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan Pedekatan Ketrampilan Proses Sains Melalui Model TPS di SMA. H a = Ada perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa menggunakan Pedekatan Ketrampilan Proses Sains Melalui Model TPS di SMA. Berdasarkan hasil perhitungan uji t dengan menggunakan bantuan SPSS 16 nilai signifikasi yang diperoleh sebesar 0,001 menunjukkan bahwa nilainya kurang dari 0,05 atau 0,001 < 0,05. Maka sesuai dengan pedoman pengambilan keputusan di atas dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (H o ) ditolak dan hipotesis alternatif (H a ) diterima. Dengan kata lain, ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara menggunakan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains Melalui Model TPS dengan yang tidak menggunakan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains Melalui Model TPS. PEMBAHASAN Permasalahan pertama dalam penelitian ini adalah untuk mengkaji perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk menjawab permasalahanan kedua ini, dilakukan dengan cara menganalisis perbedaan hasil belajar fiska dari nilai pre-test dan post-test pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan meggunakan uji t yaitu independen sample t test. Hasil penelitian dan analisis data menggunakan SPSS 16.00 dapat dilihat pada lampiran F halaman 83. Hasil yang diperoleh menunjukkan hipotesis kerja (H a ) diterima. Sehingga dapat dinyatakan bahwa ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara menggunakan keterampiln proses sains dengan model think pair share dengan yang menggunakan model konvensional. Perbedaan hasil belajar fisika antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dikarenakan penerapan model pembelajaran TPS disertai dengan ketampilan proses sains pada kelas eksperimen dapat menanamkan konsep pada diri siswa melalui praktikum. Adanya praktikum siswa dapat menemukan jawaban atas masalah yang diberikan oleh guru sehingga muncul lah kertampilan proses sains siswa sedangkan di kelas kontrol diterapkan model pembelajaran konvensional. Dalam penelitian ini, model pembelajaran konvensional didefinisikan sebagai model pembelajaran yang biasa diterapkan ditempat penelitian yaitu SMA Negeri 1 kencong. Model pembelajaran yang sering digunakan di SMA Negeri 1 Kencong adalah model pembelajaran direct instruction dimana Guru sebagai pusat pembelajaran atau yang biasa disebut dengan TCL (Teacher Center Learning). Permasalahan kedua dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan keterampilan proses sains dengan menggunakan model think pair share. Berdasarkan hasil penilaian jawaban pada Lembar kerja Siswa (LKS), kelas eksperimen tergolong dalam kategori baik. Untuk menjawab permasalahan tersebut dilakukan pengambilan data dari hasil penilaian jawaban pada Lembar Kerja Siswa (LKS). Analisis data menunjukkan bahwa tiap keterampilan proses sains siswa kelas eksperimen tergolong dalam kategori baik. Persentase keterampilan proses sains siswa tiap pertemuan berturut-turut adalah 88,02%, 90,28%, dan 89,24%. Data tersebut menunjukkan bahwa ketrampilan Proses Sains siswa selama pembelajaran menggunakan keterampilan proses sains dengan menggunakan model think pair share termasuk dalam kategori baik. Sedangkan persentase keterampilan proses sains siswa rata rata totalnya adalah 88,56% dan termasuk dalam kategori baik. Dikarenakan pada model think pair share ini memberikan banyak waktu siswa untuk berfikir dan pola berdiskusi dengan pasangannya sehingga

237 Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.2, September 2013, hal 233-237 anak akan membangun sendiri skemanya serta membangun konsep-konsep melalui diskusi sehingga mereka akan lebih memahami konsep fisika yang dimiliki. Persentase Ketrampilan Proses Sains Siswa yang tertinggi adalah menarik kesimpulan (93,2%). Semua siswa melaksanakan percobaan dan diminta untuk menganalisis hasil pengamatan yang sudah tersedia pada isian LKS. Dalam melaksanakan percobaan, semua siswa aktif dalam pengambilan data sehingga siswa mencatat semua hasil percobaan yang telah dilaksanakan. Sedangkan persentase aspek keterampilan proses sains siswa yang terendah adalah mengidentifikasi variabel (79,7%). Hal ini karena siswa belum terbiasa untuk melakukan praktikum. Kurangnya pengalaman siswa dalam melakukan praktikum mengakibatkan siswa kurang terampil dalam mengolah data untuk dianalisis pada isian LKS. Kendala yang muncul selama pembelajaran antara lain alokasi waktu dalam penerapan model ini, hal ini dikarenakan siswa sering terlambat untuk masuk kelas kendala lain juga karena guru kurang memahami karakteristik siswa didalam kelas, sehingga guru kurang menguasai kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Namun jika semua faktor yang ada dalam model pembelajaran ini dapat dikelola dengan baik maka akan sangat dimungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal..nadifah,a. 2006. Penerapan Model Cooperatif Learning dengan Teknik Bertukar Pasangan pada Pembelajaran Fisika di SMP Studi pada Pokok Bahasan Tekanan Kelas VII Semester 2 SMP Negeri 9 JemberTahun Ajaran 2006-2007. Jember : FKIP Universitas Jember Rapi, N. K. 2008. Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Terpimpin dalam Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, No.1 TH. XXXXI Januari 2008. Wirtha, I.M dan Rapi, N.K. 2008. Pengaruh Model Pembelajaran dan Penalaran Formal terhadap Penguasaan Konsep Fisika dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Negeri 4 Singaraja. Jurnal Pendidikan dan Pengembangan Pendidikan, April 2008. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada perbedaan signifikan hasil belajar siswa antara menggunakan ketrampilan proses sains melalui model TPS dengan yang menggunakan model konvensional, ditunjukkan dari nilai signifikan yang diperoleh yaitu 0,001 < 0,05. 2. Keterampilan proses sains siswa setelah menggunakan ketrampilan proses sains dengan model think pair share termasuk dalam kategori baik. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta