BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR: 77 TAHUN 2011 TENTANG

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2012 BAB I PENDAHULUAN

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN KOTA DUMAI TAHUN 2014

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 42 TAHUN 2010 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2010

TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENYALURAN BERAS MISKIN DI KOTA SURABAYA TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BAB VI EFEKTIFITAS KONTROL PROGRAM RASKIN

WALIKOTA SURABAYA PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENDISTRIBUSIAN BERAS MISKIN DIKOTA SURABAYA TAHUN 2011

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 18 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN

10. Satuan kerja beras miskin yang selanjutnya disebut Satker Raskin adalah petugas yang melayani dan bertangung jawab atas pengambilan dan

pelaksanaan dan pengawasan dengan mengedepankan peran serta masyarakat;

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 58 TAHUN 2012 TENTANG

BAB II PENGATURAN TENTANG BERAS BERSUBSIDI. A. Pengertian dan Dasar Hukum Beras Bersubsidi

D E N G A N R A H M A T T U H A N Y A N G M A H A E S A

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 14 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR 269 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

WALIKOTA PROBOLINGGO

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI POLEWALI MANDAR

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

BUPATI BENGKAYANG, PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOHOR: 5 TAHUN 2013

G U B E R N U R J A M B I

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rumah tangganya. Program raskin tersebut merupakan salah satu program

GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 188/ 98 /KPTS/013/2015 TENTANG TIM KOORDINASI RASKIN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015

BERPENDAPATAN RENDAH (RASKIN) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR 5 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN GAYO LUES. Nomor : 241 Tahun : 2016 PERATURAN BUPATI GAYO LUES NOMOR 8 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 45

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASKIN (JUKNIS RASKIN) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 75

BUPATI PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA PROBOLINGGO

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI DAN DIREKTUR UTAMA PERUM BULOG NOMOR : 25 TAHUN 2003 NOMOR : PKK-12/07/2.003

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PROGRAM BERAS UNTUK RUMAH TANGGA MISKIN TAHUN 2013

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR : 16 TAHUN 2015 TANGGAL : 3 Maret BAB 1 PENDAHULUAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI BATANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / 5 TAHUN 2015

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 25 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 4.A TAHUN 2013 TENTANG

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 1 TAHUN 2015 LAMPIRAN : 13 (Tiga Belas)

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN KECAMATAN PREMBUN KEPALA DESA KABUARAN Jalan Wadaslintang Km 06 Desa Kabuaran Tlp

Regulasi Penugasan Pemerintah kepada Perum BULOG 1

BAB VIII RENCANA SISTEM MONITORING DAN EVALUASI

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU

BUPATI SUKOHARJO TENTANG

PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR / /2015 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN SUBSIDI BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN R E N D A H DI KABUPATEN BATANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 1 TAHUN 2016

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG KESEJAHTERAAN RAKYAT NOMOR 54 TAHUN 2014

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE KAJIAN

WALIKOTA PADANG PANJANG PROVINSI SUMATERA BARAT

WALIKOTA BANJARMASIN

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 26 TAHUN No. 26, 2016 NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak awal kemerdekaannya Bangsa Indonesia telah bercita-cita untuk

BUPATI KAYONG UTARA PERATURAN BUPATI KAYONG UTARA NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG

STUDI TENTANG PELAKSANAAN PROGRAM BERAS MISKIN (RASKIN) DI KELURAHAN SIMPANG PASIR KOTA SAMARINDA

BUPATI BENGKAYANG, PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN BUPATI BENGKAYANG NOMOR A I BPMPDPPKB/ TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB I PENDAHULUAN. menjadi salah satu faktor yang menentukan tingkatan kesejahteraan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 016 TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. rata-rata konsumsi beras sebesar 102kg/jiwa/tahun (BPS, 2013). Hal ini pula

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 95 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN : PROGRAM BERAS BAGI MASYARAKAT BERPENDAPATAN RENDAH TAHUN 2014 TAK TEPAT SASARAN. medanseru.co

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEDOMAN UMUM RASKIN 2014

BAB I PENDAHULUAN. agraris beras menjadi komoditas pangan yang paling pokok bagi sebagian besar

PETUNJUK TEKNIS PROGRAM RASTRA TAHUN ANGGARAN 2017 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PENANGGULANGAN KEMISKINAN

PELAKSANAAN DAN PENYALURAN PROGRAM RASKIN (EXISTING)

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2015 NOMOR 18

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. secara terpadu melibatkan berbagai sektor baik di tingkat pusat maupun daerah.

Materi Sosialisasi. Bantuan Sosial Beras Sejahtera (Bansos Rastra) 2018

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 43 TAHUN TAHUN 2011 TENTANG OPERASI PASAR MURAH KEBUTUHAN POKOK MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYALURAN CADANGAN PANGAN POKOK DAERAH

BUPATI BINTAN HASIL PERBAIKAN PAK JAROT

Transkripsi:

BAB V SISTEM DAN IMPLEMENTASI KONTROL PROGRAM RASKIN 5.1. Deskripsi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) 5.1.1. Prinsip Pengelolaan Raskin Prinsip pengelolaan Beras untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) adalah nilai dasar yang menjadi landasan atau acuan setiap pengambilan keputusan dalam pelaksanaan rangkaian kegiatan, yakni mampu mendorong terwujudnya program Raskin yang tepat guna dan berdaya guna dalam rangka mengurangi angka kemiskinan disetiap daerah. Sasaran dari program Raskin tersebut adalah Rumah Tangga Sasaran Penerimaa Manfaat (RTS-PM) yang dapat memperoleh beras kualitas baik, cukup sesuai dan terjangkau harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Pengelolaan program Raskin dituntut juga untuk transparansi yang berarti, bahwa program Raskin membuka akses informasi kepada pemangku kepentingan, terutama bagi masyarakat yang berhak menerima program tersebut. Masyarakat penerima program Raskin hendaknya memahami dan mengatahui berbagai informasi terhadap penyaluran beras dan dapat juga melakukan pengawasan secara mandiri terhadap penyaluran beras tersebut. Pengelolaan progran raskin juga melahirkan sikap partisipatif dari masyarakat terutama rumah tangga miskin yang berperan secara aktif dalam setiap tahapan pelaksaaan program Raskin, mulai dari tahapan perencanaan, sosialisasi, pelaksanaan dan pengendalian sehingga pelaksanaan program raskin tersebut menjadi tepat sasaran. Pengelolaan Raskin juga dilakukan secara akuntabilitas untuk mewujudkan rasa tanggung jawab kepada masyarakat, bagi elemen yang terlibat dalam proses perencanaan sampai pelaksaaan pada tingkat distribusi dari beras yang dibagikan kepada rumah tangga miskin. Untuk mewujudkan efektifitas pelaksanaan program Raskin, pemerintah membentuk Tim Koorrdinasi Raskin Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan sebagai pelaksana program Raskin. Penanggung jawab pelaksana program Raskin di Pusat adalah Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat; di Provinsi adalah Gubernur; di Kabupaten/Kota adalah Bupati/Walikota dan di Kecamatan penanggung jawabnya adalah Camat.

42 5.1.2. Tujuan Program Raskin Program Raskin merupakan suatu kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam bentuk penjualan beras murah bagi masyarakat miskin. Sejak terjadinya krisis ekonomi tahun 1997, Bulog mendapat penugasan menyalurkan beras kepada rakyat yang tergolong ke dalam kelompok ekonomi lemah. Pada awalnya sasaran penyaluran adalah keluarga pra sejahtera yang selanjutnya, sejak tahun 1999 telah dipertegas dan difokuskan sebagai penyaluran beras kepada masyarakat miskin. (Warta Intra Bulog, 2004). Tujuan utama dari program Raskin adalah mengurangi biaya atau beban dari keluarga miskin, sehingga mereka memiliki kemampuan akan kebutuhan dasar atau pokok mereka. Kebutuhan pokok dari masyarakat Indonesia pada umumnya adalah beras, sehingga ditetapkan kebijakan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat miskin melalui penyalauran beras untuk masyarakat miskin (Raskin). Perkembangan dari pelaksanaan program raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, belum menunjukan hasil yang lebih baik dalam mengurangi jumlah rumah tangga miskin yang ada di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. Untuk itu diperlukan strategi yang dapat mewujudkan efektifitas dan efisiensi dalam pelakssanaan program Raskin yang sudah dan sedang bergulir di masyarakat. Upaya untuk menerapkan strategi dalam pelaksanaan kontrol berbasis komunitas dibuat melalui penguatan kelembagaan masyarakat yang mengatur pendistribusian raskin dalam bentuk kegiatan-kegiatan rutin yang telah sering dilakukan masyarakat serta telah mempunyai modal sosial yang kuat yang menyangkut pandangan umum atau norma (world view), kepercayaan (trust), pertukaran (reciprocity), pertukaran ekonomi dan informasi (informational and economic exchange), kelompok-kelompok formal dan informal (formal and informal groups), serta asosiasi-asosiasi yang melengkapi modal-modal lainnya(fisik, manusiawi, budaya) sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif, yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pembangunan, termasuk didalamnya kegiatan pendistribusian raskin yang pada akhirnya berperan dalam usaha pengentasan kemiskinan. Kelembagaan masyarakat yang

43 digunakan adalah kelompok arisan rutin RW 14 Kelurahan Rejosari yang kemudian dikoordinasikan dalam kelompok pengajian di tingkat RT. Penguatan kelembagaan sosial masyarakat dalam bentuk kelompok pengajian dapat dimanfaatkan melalui: a. Pertemuan rutin bulanan Pertemuan rutin ini dilakukan setelah kegiatan pengajian selesai dilaksanakan, pertemuan membahas tentang sistem kontrol pendistribusian raskin sehingga sasaran Rumah Tangga Miskin akan lebih tepat sasaran, karena mereka lebih mengetahui kondisi tetangganya. Pertemuan ini juga menentukan wakilwakil mereka yang dipercaya untuk mengawasi pelaksanaan pendistribusian raskin tersebut, peretemuan ini juga menentukan waktu pelaksanaan kegiatan, serta tugas dan kewenangan perwakilan dalam kegiatan tersebut. Pertemuan ini juga diharapkan dapat memberikan motivasi kepada anggota masyarakat untuk saling bertukar informasi yang tetap sehingga didapatkan data yang akurat mengenai masyarakat yang seharusnya menerima raskin. Sebagai kegiatan awal penguatan kelembagaan raskin ini diperlukan metode Participatory Rural Appraisal (PRA). Metode PRA yang dipakai dalam kajian ini adalah memfokuskan pada keikutsertaan seluruh elemen yang terlibat dalam pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, yaitu pihak pemerintahan (aparat kelurahan), tokoh masyarakat, tokoh agama dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Keterlibatan dari seluruh elemen tersebut dapat mewujudkan kontrol berbasis komunitas, sehingga tujuan dari pelaksanaan program Raskin akan menjadi tepat sasaran, dan diharapkan dapat memberdayakan masyarakat, khususnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya. 5.1.3. Manfaat Program Raskin Program Raskin secara umum memberikan manfaat bagi semua pihak, baik masyarakat miskin yang menjadi saran utama maupun bagi pihak pemerintah, dalam upaya menanggulangi masalah sosial dan mengurangi angka kemiskinan. Dari pengamatan peneliti dilapangan dapat diketahui beberapa

44 manfaat dari program Raskin, khususnya di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru, yakni; a. Adanya pengurangi beban biaya yang ditanggung oleh keluarga miskin terhadap pemenuhan kebutuhan pokok mereka dalam hal ini kebutuhan akan beras. b. Terpenuhinya konsumsi kalori bagi masyarakat miskin, dimana kalori terbesar diperoleh dari kebutuhan pokok yakni beras, dengan demikian manfaat dari program raskin tersebut dapat meningkatkan kalori masyarakat miskin, sehingga program tersebut juga dapat mengurangi masalah gizi buruk terutama bagi masyarakat miskin. c. Manfaat laainnya adalah terwujudnya kondisi sosial yang relatif baik, sehingga program raskin bermanfaat juga dalam mengurangi berbagai masalah sosial dalam kehidupan masyarakat. 5.1.4. Tim Koordinasi Raskin Pembentukan Tim Koordinasi dari program Raskin terdiri dari, Tim Koordinasi Raskin Pusat, Tim Koordinasi Raskin Provinsi, Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota, dan Tim Koordinasi ditingkat Kecamatan. Untuk mengetahui peranserta dari tim koordinasi tersebut, maka dijabarkan kedudukan, tugas, dan Fungsi yang akan dijabarkan dalam uraian berikut ini; a. Tim Koordinasi Raskin Pusat Tim Koordinasi Raskin Pusat beranggotakan unsur dari Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Departemen Keuangan, Departemen Dalam Negeri, Departemen Sosial, Departemen Pertanian, Kementerian Negara BUMN, Badan Pusat Statistik, Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dan Perum Bulog. Tim Koordinasi Raskin Pusat berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat. Tugasnya adalah, melaksanakan koordinasi kebijakan perencanaan anggaran, pelaksanaan dan distribusi, fasilitasi, monitoring dan evaluasi, serta menerima pengaduan dari

45 masyarakat tentang pelaksanaan program Raskin. Fungsi dari Tim Koordinasi Pusat adalah, mengkoordinasikan dan merumuskan kebijakan Raskin sebagai bagian dari kebijakan penanggulangan kesmiskinan. b. Tim Koordinasi Raskin Provinsi Tim Koordinasi Raskin Provinsi adalah pelaksana program Raskin di Provinsi, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Gubernur. Tim Koordinasi Raskin Provinsi terdiri dari, Setda (Biro Ekonomi), Bappeda, Badan/Dinas/Kantor/Lembaga yang berwenang dalam pemberdayaan masyarakat, Dinas Sosial, Badan Pusat Statistik, Dinas Ketahanan Pangan, Perwakilan BPKP, Divisi Regional Perum Bulog dan lembaga lain yang sesuai dengan kebutuhan. Tim Koordinasi Raskin Provinsi, mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, evaluasi dan melaporkan pelaksanaan program Raskin di wilayah Provinsi. Dalam melaksanakan Tugas Tim Koordinasi Raskin Provinsi mempunyai fungsi; 1) Koordinasi perencanaan Program Raskin di Provinsi; 2) Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi program Raskin; 3) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota; 4) Pemantauan dan pelaksanaan program Raskin di Kabupaten/Kota. c. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota terdiri dari penanggung jawab, ketua, sekretaris, dan beberapa bidang antara lain; perencana, pelaksanan distribusi, monev dan pengaduan masyarakat, yang ditetapkan dengan keputusan Bupati/Walikota. Keanggotaan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota terdiri dari unsur terkait ditingkat Kabupaten/Kota antara lain Setda, Bappeda, Badan/Dinas/Kantor yang berwenang dalam pemberdayaan masyarakat, dinas sosial, Badan Pusat Statistik, Dinas Ketahanan Pangan, Sub Divisi Regional Perum Bulog dan lembaga lain yang sesuai dengan koordinasi dan kebutuhan. Kedudukan Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota di Kabupaten/Kota, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati/Walikota,

46 yang mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, evaluasi dan melaporkan pelaksanaan program Raskin di wilayah Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota mempunyai fungsi; 1) Merumuskan perencanaan program Raskin di Kabupaten/Kota; 2) Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi Program Raskin di Kabupaten/Kota; 3) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Koordinasi Raskin Kecamatan dan pelaksanaan distribusi di desa/kelurahan; 4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program Raskin di Kecamatan, desa/kelurahan. d. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Tim Koordinasi Raskin Kecamatan terdiri dari penanggung jawab, yaitu Camat, ketua yaitu Sekretaris Kecamatan, Kasi Kesejahteraan Sosial dan anggota terdiri dari aparat kecamatan, Koordinator Statistik Kecamatan (KSK), anggota Satker Raskin dan pihak terkait yang dipandang perlu. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan adalah pelaksana tugas program Raskin di Kecamatan, yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Camat. Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengendalikan, sosialisasi, monitoring, dan evaluasi pelaksanaan program Raskin serta melaporkan hasilnya kepada Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota. Dalam melaksanakan tugasnya, Tim Koordinasi Raskin Kecamatan mempunyai fungsi; 1) Merumuskan perencanaan program Raskin di Kecamatan; 2) Fasilitasi lintas pelaku, komunikasi interaktif, dan penyebarluasan informasi program Raskin di Kecamatan; 3) Pembinaan terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi pelaksanaan distribusi desa/kelurahan; 4) Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program raskin di desa/kelurahan. Pelaksanaan koordinasi program Raskin, hanya sampai pada tingkat Kecamatan, dengan demikian koordinasi ditingkat kelurahan dalam rangka pelaksanaan program Raskin hanya berbentuk pembuatan laporan atau membuat

47 berita acara serah terima Raskin yang akan di distribusikan kepada masyarakat. Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan yang terjadi di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, dimana koordinasi antara pihak Kecamatan Tenayan Raya dengan pihak yang terkait dengan program Raskin di Kelurahan Rejosari tidak berjalan secara lkomunikatif. Artinya pihak Kecamatan Tenayan Raya hanya sekedar sebagai pendistribusian Raskin ke tingkat kelurahan. Jika Raskin yang sudah di distribusikan maka koordinasi tidak berjalan, sehingga permasalahan yang dihadapi oleh pihak Kelurahan Rejosasri baik dalam pendistribusian maupun dalam pemantauan Raskin hanya diselesaikan ditingkat kelurahan. Hal ini menunjukan bahwa koordinasi yang dilakukan hanya sebatas pelaksana tanggung jawab tanpa adanya umpan balik terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah terhadap program Raskin yang diberikan kepada masyarakat atau Ramah Tangga Miskin. 5.2. Sosialisasi Program Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Sosialisasi program Raskin adalah kegiatan penunjang program untuk memberikan informasi yang lengkap sekaligus pemahaman yang sama dan benar kepada seluruh pemangku kepentingan terutama kepada pelaksana, Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat (RTS-PM) dan masyarakat umum. Informasi dan pemahaman yang sama dan benar dimaksud meliputi latar belakang, kebijakan pemerintah, tujuan, sasaran, pengelolaan, pengorganisasian, pengawasan dan pelaporan serta hak dan kewajiban masing-masing (Pedoman Umum Raskin, 2009). Sosialisasi program Raskin dapat dilakukan melalui berbagai cara yang efektif antara lain sebagai berikut; 1) Rapat Koordinasi. Rapat koordinasi diselenggarakan oleh Tim Koordinasi Raskin secara berjenjang diseluruh tingkat mulai dari Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan sampai Desa/Kelurahan. Sosialisasi di tingkat Desa/Kelurahan dilaksanakan oleh Kepala Desa/Lurah melalui forum musyawarah desa/kelurahan yang telah ada, sebagai forum interaksi antara pelaksana dan masyarakat. Materi sosialisasi meliputi hak dan kewajiban RTS-PM dan tata cara pelaksanaan distribusi Raskin kepada RTS-PM di tingkat desa/kelurahan

48 2) Media Massa. Sosialisasi melalui media massa dimaksudkan untuk mempercepat dan memperluas jangkauan sasaran sosialisasi. Sosialisasi melalui media massa dilakuakn dengan menggunakan media cetak seperti koran, majalah dan menggunakan media elektronik seperti televisi dan internet, baik di tingkat Pusat maupun di tingkat Provinsi dan Kabupaten/Kota. 3) Media Lainnya. Sosialisasi juga dapat dilaksanakan dengan memanfaatkan media lainnya antara lain poster, buklet, brosur, stiker, spanduk maupun forum keagamaan, budaya, arisasn dan lain-lain yang dikembangkan dalam bahasa lokal maupun bahasa nasional. Sosialisasi program Raskin di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, dilaksanakan sesuai dengan petunjuk teknis dan petunjuk pelaksanaan yang diarahkan oleh Tim Koordinasi Raskin Kecamatan Tenayan Raya. Namun sosialisasi yang dilakukan hanya sekedar pendataan keluarga miskin, dimana setiap rumah tangga miskin yang terdaftar, akan mendapatkan jatah Beras untuk Masyarakat Miskin (Raskin) sebanyak 15 Kg / KK. Sosialisasi yang dilakukan selama ini di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, lebih banyak dilakukan oleh pihak RT yang ada, setelah adanya pendataan rumah tangga miskin oleh pihak Kelurahan. RT akan mengunjungi setiap rumah tangga yang terdaftar sebagai penerima Raskin dan memberikan informasi yang menyangkut prosedur penerimaan Raskin tersebut. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa sosialisasi yang dilakukan kepada masyarakat di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, lebih bersifat sosialisasi rumah kerumah (door to door) oleh petugas RT dan RW yang ada dilingkungan Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya. 5.3. Mekanisme Perencanaan dan Pelaksanaan Raskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Kegiatan perencanaan meliputi penetapan pagu Raskin Nasional sampai dengan tingkat Desa/Kelurahan berdasarkan data Rumah Tangga Sasaran dari BPS. Penetapan Rumah Tangga Sasaran Penerima Manfaat berdasarkan kesepakatan musyawarah Desa/Kelurahan dan rencana pendistribusian Raskin

49 tersebut. Adapun mekanisme perencanaan dan pelaksanaan Program Raskin tersebut, adalah 1. Pagu Raskin. Tim Koordinasi Raskin Pusat mengalokasikan pagu Raskin untuk masing-masing Provinsi berdasarkan data Rumah Tangga Sasaran dari BPS dan kuantum Pagu Raskin Nasional, sesuai dengan Undang- Undang No. 41 Tahun 2009 tentang APBN 2009. Tim Koordinasi Raskin Provinsi menetapkan Pagu Raskin Kabupaten/Kota yang dituangkan dalam Keputusan Gubernur. Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota menetapkan pagu Raskin Kecamatan dan Desa/Kelurahan melalui Keputusan Bupati/Walikota. 2. Penetapan Rumah Tangga Sasaran Pnerima Manfaat. Penetapan rumah tangga miskin berdasarkan musyawarah ditingkat desa/kelurahan, hasil musyawarah tersebut merekap jumlah rumah tangga miskin dan dilaporkan kepada pihak kecamatan. Pihak kecamatan akan membuat rekap rumah tangga miskin berdasarkan desa/kelurahaan untuk dilaporkan kepada pihak kabupaten/kota 3. Rencana Distribusi. Distribusi Raskin pada prinsipnya dilaksanakan setiap bulan selama 12 bulan dengan alokasi 15 Kg/RTS-PM/bulan, namun Tim Koordinasi Raskin Kabupaten/Kota dalam menyusun rencana distribusi mempertimbangkan hal-hal yang menyangkut kondisi objektif daerah (geografis, infrastruktur dan transportasi) dan kebutuhan beras RTS-PM (musim panen dan hari besar keagamaan. 4. Mekanisme pembayaran dan administrasi. Pembayaran Harga Penjualan Beras (HPB) Raskin dari RTS-PM kepada pelaksana distribusi pada prinsipnya dilakukan secara tunai Rp. 1.600/Kg Netto. Uang tersebut diserahkan kepada Satker Raskin atau disetor langsung kerekening HPB Bulog melalui Bank setempat oleh pelaksana distribusi. Mekanisme perencanaan dan pelaksanaan program Raskin di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, tidak jauh berbeda dengan mekanisme yang ditetapkan dalam pedoman umum raskin tahun 2009. Beras yang disalurkan untuk masyarakat miskin yang ada di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, dilakukan oleh Koordinator Lapangan Satker Raskin Pekanbaru dan diterima oleh

50 Petugas Raskin Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya. Petugas Raskin Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya membagikan kepada masyarakat pada Kantor Lurah Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, dengan melihat daftar rumah tangga miskin yang telah ditetapkan dalam hasil musyawarah Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya tentang penetapan rumah tangga miskin. Sistem kontrol yang dilakukan berbasis komunitas yang dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan sampai kepada tahap monitoring dan evaluasi, yang dikontrol oleh seluruh stakeholder, seperti pada gambar 2. PEMERINTAH Sasaran Harga Waktu Jumlah Kualitas KOMUNITAS STAKEHOLDER Gambar 2. Sistem Kontrol Berbasis Komunitas 5.4. Pelaksanaan Program Raskin Kaitannya dalam Mengurangi Pengeluaran Angka Miskin di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Pelaksanaan program raskin yang dijalankan di Kelurahan Rejosari Kecamatan Tenayan Raya, berdasarkan data yang ada pada data plafond dan realisasi Raskin APBN tahun 2009 Kota Pekanbaru, mengalami peningkatan jumlah rumah tangga miskin. Hal ini terlihat dari perkembangan distribusi beras dan jumlah rumah tangga miskin berdasarkan data tahun 2007 hingga tahun 2009, dapat dilihat pada tabel berikut ini;

51 Tabel 9 Jumlah Rumah Tangga Miskin dan Jumlah Distribusi Beras Perbulan dan dalam Satu Tahun di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya periode 2007-2009 (kg) No. Tahun Jumlah RTM Beras Perbulan Distribusi Beras dalam Stahun 1. 2007 587 5.870 64.570 2. 2008 625 9.375 109.375 3. 2009 821 12.315 139.650 Sumber: Data Plafond dan Realisasi Raskin APBN tahun 2009 Kota Pekanbaru Gambaran tabel tersebut di atas dapat diketahui bahwa jumlah rumah tangga miskin sebagai penerima program Raskin di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, mengalami peningkatan setiap tahunnya. Kondisi ini menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat melalui program Raskin, bukanlah menjadi salah satu upaya untuk mengurangi angka kemiskinan. Menurut peneliti program Raskin tersebut, melahirkan sebuah stimulasi hidup yang kurang mandiri bagi masyarakat, sehingga masyarakat lebih banyak mengharapkan bantuan pemerintah melalui bantuan yang ditetapkan dalam program Raskin yang disubsidi oleh Pemerintah. Munculnya jumlah rumah tangga miskin sebagai rumah tangga sasaran yang meningkat setiap tahunnya di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya, berdasarkan pengamatan peneliti dilapangan dapat diketahui bahwa, adanya jumlah rumah tangga yang datang ke Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya setiap tahunnya dengan sumber mata pencaharian mereka yanng tidak tetap atau sebahagian mereka hanya sebagai buruh pada pabrik batu bata yang ada di Kelurahan Rejosasri Kecamatan Tenayan Raya. Kemudian peneliti juga menemukan adanya rumah tangga miskin yang tidak layak menerima beras raskin, namun mereka tetap didaftarkan oleh RT dan RW sebagai rumah tangga miskin sebagai penerima program Raskin.