Vol. 19, No. 1, Januari Ketua Penyunting D.M. Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc.Ph.D.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING EKSENTRIS V-TERBALIK DENGAN L/H BERVARIASI. Alumni Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar 2

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

PENGARUH BENTUK PENAMPANG KOLOM TERHADAP KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG

ANALISIS PENGARUH SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL TERHADAP KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA GEDUNG BERATURAN

EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI

Vol. 19, No. 1, Januari Ketua Penyunting D.M. Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc.Ph.D.

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DAN TANPA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

PERBANDINGAN PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN SISTEM BREISING KONSENTRIK TIPE-X DAN SISTEM BREISING EKSENTRIK V-TERBALIK

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

PERBANDINGAN PERUBAHAN KINERJA STRUKTUR RANGKA STRUKTUR BETON BERTULANG DAN BAJA DENGAN DINDING PENGISI

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

Kajian Perilaku Struktur Portal Beton Bertulang Tipe SRPMK dan Tipe SRPMM

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR GEDUNG DENGAN COREWALL TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA RANGKA BETON BERTULANG DENGAN DAN TANPA BREISING KABEL CFC

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR

KINERJA STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING BAJA TIPE X

Harga : Rp ,-/exp

Cipta Adhi Prakasa dan Sjahril A. Rahim. ABSTRAK

Kajian Pemakaian Shear Wall dan Bracing pada Gedung Bertingkat

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN DINDING PENGISI DAN TANPA DINDING PENGISI

EVALUASI PERBANDINGAN KINERJA DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA

PENDAHULUAN Perencanaan gedung tahan gempa telah menjadi perhatian khusus mengingat telah banyak terjadi gempa cukup besar akhir-akhir ini. Perencanaa

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BALOK BERLUBANG

PEMODELAN STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN BREISING KONSENTRIK V-TERBALIK

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

PENGARUH RASIO KEKAKUAN LATERAL STRUKTUR TERHADAP PERILAKU DINAMIS STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG BERTINGKAT RENDAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan

PEMODELAN STRUKTUR BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT BETON BERTULANG RANGKA TERBUKA SIMETRIS DI DAERAH RAWAN GEMPA DENGAN METODA ANALISIS PUSHOVER

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BANGUNAN BAJA DENGAN MENGGUNAKAN PENGAKU EKSENTRIS (EBF) Ir. Torang Sitorus, MT.

KAJIAN KINERJA LINK YANG DAPAT DIGANTI PADA STRUKTUR RANGKA BAJA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE SPLIT-K

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

EVALUASI KINERJA INELASTIK STRUKTUR RANGKA BETON BERTULANG TERHADAP GEMPA DUA ARAH TUGAS AKHIR PESSY JUWITA

STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME

EVALUASI KINERJA GEDUNG BETON BERTULANG SISTEM GANDA DENGAN VARIASI GEOMETRI DINDING GESER PADA WILAYAH GEMPA KUAT

Harga : Rp ,-/exp

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

II. KAJIAN LITERATUR. tahan gempa apabila memenuhi kriteria berikut: tanpa terjadinya kerusakan pada elemen struktural.

BAB III METODE ANALISIS

EVALUASI BALOK DAN KOLOM PADA RUMAH SEDERHANA

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT PERSEMBAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR NOTASI

ABSTRAK. Kata Kunci : rangka beton bertulang, perkuatan, bresing baja eksternal tipe X, MF, BF. iii

BAB IV PERMODELAN STRUKTUR

STUDI KOMPARASI PERILAKU STRUKTUR SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE D TERHADAP SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN GEDUNG YANG MEMPUNYAI KOLOM MIRING DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

ANALISIS STATIK NON-LINER PUSHOVER PADA OPTIMALISASI DESAIN GEDUNG PENDIDIKAN BERSAMA FKUB DENGAN VARIASI KONFIGURASI BRESING BAJA

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

PERKUATAN SEISMIK STRUKTUR GEDUNG BETON BERTULANG MENGGUNAKAN BREISING BAJA TIPE-X TUGAS AKHIR

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

Concentrically Braced Frame adalah pengembangan

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

DAFTAR ISI Annisa Candra Wulan, 2016 Studi Kinerja Struktur Beton Bertulang dengan Analisis Pushover

UCAPAN TERIMA KASIH. Jimbaran, September Penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

Oleh : Irsyad Septian B. ( ) Dosen Pembimbing II : Budi Suswanto ST., MT., Ph.D. Hidayat Soegihardjo., Ir., MS., Dr.

STUDI MENENTUKAN PARAMETER DAKTILITAS STRUKTUR GEDUNG TIDAK BERATURAN DENGAN ANALISIS PUSHOVER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI. Nama Peneliti: Ir. Ida Bagus Dharma Giri, M.T.

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU RANGKA BERPENGAKU SENTRIS DAN RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS DENGAN KONFIGURASI V-TERBALIK AKIBAT BEBAN LATERAL GEMPA

JUDUL PENELITIAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP PADA STRUKTUR RANGKA TERBUKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUTAN BRESING BAJA

PERILAKU STRUKTUR BAJA TIPE MRF DENGAN BEBAN LATERAL BERDASARKAN SNI DAN METODE PERFORMANCE BASED PLASTIC DESIGN (PBPD)

BAB III PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

BEHAVIOR AND PERMORMANCE OF STEEL FRAME WITH INFILL WALL AND WITHOUT INFILL WALL

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI KEANDALAN STRUKTUR GEDUNG TINGGI TIDAK BERATURAN MENGGUNAKAN PUSHOVER ANALYSIS PADA TANAH MEDIUM

Studi Perilaku Non Linear Pushover Struktur Jack Up Sistem Eccentrically Braced Frames (EBF)

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

Transkripsi:

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL Vol. 19, No. 1, Januari 2015 Ketua Penyunting D.M. Priyantha Wedagama, ST., MT., MSc.Ph.D. Wakil Ketua Penyunting I Putu Gustave Suryantara P., ST., M.Eng. Penyunting Pelaksana Prof. Dr. Ir. I Made Alit Karyawan Salain., DEA Prof. Ir. I Nyoman Arya Thanaya, ME., Ph.D. Ir. Dharma Putra, MCE Penyunting Ahli Prof. Dr. Ir. I Gusti Putu Raka, DEA Prof. Ir. I Nyoman Norken, SU, Ph.D Prof. Ir. Wayan Redana, MASc, Ph.D Ir. Made Sukrawa, MSCE, Ph.D Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA I Ketut Sudarsana, ST, Ph.D Putu Alit Suthanaya, ST, MEngSc, Ph.D Tata Usaha I Ketut Suwastika, ST Alamat Penyunting dan Tata Usaha Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Badung Bali 80362 Telepon : +62 (361) 703385 Faksimil : +62 (361) 703385 E-mail : jits_unud@civil.unud.ac.id JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL diterbitkan oleh Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. TAHUN PERTAMA TERBIT : 1997 ISSN : 1411 1292 Penyunting menerima tulisan ilmiah dari berbagai kalangan seperti dosen, peneliti dan praktisi Teknik Sipil dari dalam dan luar Fakultas Teknik Universitas Udayana sesuai dengan pedoman penulisan dan pengiriman naskah pada halaman belakang. Harga : Rp 25.000,-/exp

DAFTAR ISI PENGANTAR... iii PENGARUH PENAMBAHAN FIBER TERHADAP PARAMETER DAYA DUKUNG TANAH LEMPUNG I Bagus Gede Baskara, I Nyoman Aribudiman, A.A.Ketut Ngurah Tjerita... 1 PEMILIHAN MODEL HUBUNGAN ANTARA VOLUME, KECEPATAN, DAN KERAPATAN JALAN DALAM KOTA (Studi kasus: Jalan Ahmad Yani, Denpasar) I Kadek Edy Wira Suryawan, I. N. Widana Negara, A.A.N.A. Jaya Wikrama... 9 ANALISIS PENGARUH SISTEM PENAHAN BEBAN LATERAL TERHADAP KINERJA STRUKTUR RANGKA BAJA GEDUNG BERATURAN I Ketut Sudarsana, Ida Bagus Dharma Giri, Putu Didik Sulistiana... 17 ANALISIS SALURAN DRAINASE PRIMER DAN SEKUNDER PADA SISTEM PEMBUANG UTAMA SUNGAI/TUKAD LOLOAN DI KOTA DENPASAR Intan Puspita Ardi, I Nyoman Norken, dan Gusti Ngurah Kerta Arsana... 27 ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING EKSENTRIS V-TERBALIK DENGAN L/H BERVARIASI A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana, Made Sukrawa, Ida Bagus Dharma Giri... 34 ANALISIS KEBUTUHAN FASILITAS TERMINAL PENUMPANG DOMESTIK BANDAR UDARA NGURAH RAI BALI Putu Yudhya Pratama, I Gusti Raka Purbanto, I Wayan Suweda... 42 EFISIENSI PERENCANAAN JEMBATAN PILE SLAB DENGAN BENTANG BERVARIASI (Studi Kasus: Jalan Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa) Gede Arya Wibawa, Made Sukrawa, I Nyoman Sutarja... 50 ANALISIS KINERJA RUAS JALAN AHMAD YANI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DI RUKO WAINGAPU SUMBA TIMUR, NTT Indasari Rambu Lubu, Dewa Made Priyantha Wedagama dan Putu Alit Suthanaya... 58 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali v

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 ANALISA KEBUTUHAN MODAL KERJA PADA PEMBANGUNAN PROYEK PERUMAHAN DENGAN METODE DISCOUNTED CASH FLOW (Studi Kasus : Proyek Perumahan Green Imperial Putra Residence) Made Adhi Krisnawan, I Putu Dharma Warsika, Mayun Nadiasa... 62 ANALISIS KARAKTERISTIK CAMPURAN ASPAL PANAS DENGAN MENGGUNAKAN CAMPURAN ASPAL REJECT I Wayan Gunawan, I Nyoman Arya Thanaya, I Gusti Raka Purbanto... 71 PEDOMAN PENULISAN DAN PENGIRIMAN NASKAH... 78 INFO BERLANGGANAN... 80 vi Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING EKSENTRIS V-TERBALIK DENGAN L/H BERVARIASI A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana 1, Made Sukrawa 2, Ida Bagus Dharma Giri 2 1 Alumni Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar 2 Dosen Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar e-mail: angga.pradhana@gmail.com Abstrak: Penelitian tentang perilaku dan kinerja struktur rangka bresing eksentris (SRBE) V-terbalik dengan L/H bervariasi dilakukan dengan memodel struktur gedung 10 lantai dalam SAP2000. Model dibuat dengan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, model SRBE dengan L/H bervariasi dari 1,25, 1,50, dan 1,75 dengan sambungan sederhana, dan model SRBE dengan sambungan kaku. Kelima model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI Baja 03-1729-2002.Setelah model struktur memenuhi ketentuan SNI terhadap kekakuan dan kekuatan, kemudian dilakukan analisis pushover untuk mendapatkan kinerja dari model struktur.perhatian khusus ditujukan pada SRBE untuk mengetahui pengaruh variasi L/H terhadap perilaku dan kinerja struktur. Dari penelitian ini didapatkan struktur SRBE L/H=1,75 memiliki kekakuan dan gaya geser dasar maksimal yang paling besar dibandingkan dengan struktur lainnya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan L/H pada SRBE tipe V- terbalik, terbukti dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun dilihat dari mekanisme terjadinya sendi plastis, SRBE L/H=1,75 tidak menunjukkan mekanisme keruntuhan yang baik, dimana terjadi sendi plastis pada kolom lantai dasar bagian atas. SRBE L/H=1,75 juga memiliki berat total struktur 11,34% lebih besar dibandingkan SRPM, sehingga menjadi kekurangan struktur tersebut. Penggunaan sambungan kaku pada struktur dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun peningkatan kekakuan struktur tidak signifikan. Kata kunci: rangka baja, rangka bresing, kekakuan, kinerja, analisis pushover. BEHAVIOR AND PERFORMANCE ANALYSIS OF INVERTED-V ECCENTRICALLY BRACED FRAMES WITH VARIATION OF L/H Abstract: Research of behavior and performance of inverted V eccentrically braced frame (EBF) with variation of L/H conducted with modeling 10-story building in SAP2000. Model structures were designed by special moment framewith rigid connection, a model of EBF with L / H varies from 1.25, 1.50, and 1.75 with flexible connection, and a model of EBF with rigid connections. All models of the structure are loaded and designed in accordance guidelines SNI 03-1729-2002. Once the model qualifysni criteria of stiffness and strength, then perform pushover analysis to obtain the performance of the model. Special attention is aimed to EBF to determine the effect of variations of L/H on the behavior and performance of the structure. From this study,ebf L/H = 1.75 has stiffness and maximum base shear force is larger than other structures. This shows an increase in the L / H on inverted V EBF, shown to increase stiffness of the structure, but from plastic hinge mechanism, EBF L/H = 1.75 does not show a good collapse mechanism, which occurs plastic hinge in the upper joint on lowest column. EBF L/H = 1.75 also has a 11.34% greater of total weight than SMF, so that the structure becomes deficient. The use of rigid connections on the structure can increase the structural rigidity, but there is not significant increase in the stiffness of the structure. Keywords: steel frame, braced frame, rigidity, performance level, pushover analysis PENDAHULUAN Salah satu bentuk struktur yang mampu menahan gaya lateral akibat gempa pada gedung tinggi, adalah penambahan pengaku lateral (bracing) pada elemen struktur rangka. Sistem struktur seperti ini sering disebut dengan Sistem Rangka Bresing (SRB), konfigurasi umum yang digunakan untuk sistem tersebut, yaitu Sistem Rangka Bresing Konsentris (SRBK), dan Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE). SRBE telah dikenal memiliki kelebihan dibandingkan dengan SRBK. SRBE memiliki tingkat daktilitas yang lebih tinggi dibandingkan SRBK, dikarenakan peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama sama meningkatkan kemampuan SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Penelitian tentang analisis pushover SRBE v- terbalik dengan panjang link bervariasi menunjukkan bahwa diantara struktur SRBE dan SRBK, struktur SRBE dengan link sepanjang 0,3m 34 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

Analisis Perilaku Dan Kinerja Struktur Rangka Bresing Eksentris V-Terbalik... (Pradhana, Sukrawa dan Dharma) memiliki kinerja yang paling baik (Dwitama, 2013). Sedangkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Moestopo, et al, (2009) menunjukkan bahwa pada SRBE dengan panjang link yang sama, peningkatan kekuatan dan kekakuan SRBE akan diperoleh sejalan dengan peningkatan rasio L/H artinya, plastisifikasi atau kelelehan Link akan terjadi pada tingkat pembebanan lateral yang lebih tinggi untuk struktur yang tidak langsing (L/H yang besar). Namun demikian perlu dicermati juga perilaku dan kinerja struktur dalam menerima beban gempa, Karena belum tentu memenuhi kinerja struktur yang diharapkan.maka dari itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai kinerja Struktur Bresing Eksentrik dengan panjang link tetap dan berbagai ukuran panjang bentang (L) dengan tinggi (H), sebagai pembanding dimodelkan juga Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM). Dalam studi ini, dikaji perilaku dan kinerja dari SRBE pada gedung fiktif dengan kelas situs D. Gedung dimodel dengan ketinggian 10 lantai, dimana tinggi antar lantainya (H) sebesar 4 m, dengan panjang balok yang divariasikan dan panjang link tetap dengan tipe sambungan sederhana (flexible). Sebagai pembanding, dimodelkan juga Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan SRBE dengan tipe sambungan kaku (rigid). MATERI DAN METODE Perilaku keruntuhan struktur akibat beban lateral dapat diketahui melalui analisis statik pushover dengan memberikan suatu pola beban lateral sesuai moda struktur, yang kemudian secara bertahap beban lateral ditingkatkan sampai target perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai. Dari analisis ini dihasilkan kurva pushover, yang menggambarkan hubungan antara gaya geser dasar (V) dan perpindahan titik acuan (D). Sebelum analisis pushover dilakukan kelima struktur dimodel, dibebani, dan dianalisis untuk memenuhi semua kriteria perencanaan menurut SNI baja 2002 (DPU, 2002). Dimensi elemen struktur ditetapkan sedemikian rupa sehingga memenuhi ketentuan rasio tegangan maksimum kurang dari 1. Dengan demikian diperoleh lima model struktur yang sebanding untuk dibandingkan kinerjanya melalui analisis statik pushover. Untuk memperoleh kinerja struktur yang lebih baik maka dilakukan penyesuaian dimensi beberapa elemen struktur agar kelelehan pertama kali terjadi pada elemen link pada SRBE. Menurut FEMA 273 (1997) kinerja struktur (primary, P dan secondary, S) dapat dijelaskan dengan Gambar 1.Level kinerja (performance level) dibedakan atas Immediate Occupancy(IO) atau segera dapat dihuni, Life Safety (LS) atau keselamatan jiwa, dan Collapse Prevention (CP) atau pencegahan keruntuhan. Lima (5) titik acauanpada Gambar 1 meliputi titik awal atauorigin Point (A), titik leleh atauyield Point (B), runtuh atau Collapse (C), titik residu atau Residual point (D), dan titik gagal ataufailure Point (E) yang selanjutnya digunakan dalam mengevaluasi kinerja masing-masing struktur. Gambar 1 Kinerja struktur terhadap gaya geser danperpindahan Sumber : FEMA (2000) Penentuan sendi plastis pada masing-masing elemen struktur pada SAP2000merujuk pada tabel 5-6 FEMA 356 (FEMA, 2000).Dalam hal ini, elemen kolom menggunakan tipe sendi default- PMM untuk hubungan gaya aksial dengan momen. Untuk elemen balok menggunakan tipe sendi default-m3 dan default-v2 karena balok efektif menahan momen dalam arah sumbu kuat (sumbu-3), dan efektif menahan gaya geser pada sumbu 2. Perilaku nonlinier elemen bresing dimodel dengan anggapan sendi platis terjadi di tengah-tengah bentang. Penentuan sendi plastis pada balok link dilakukan secara manual berdasarkan tabel 5-6 FEMA 356 (FEMA, 2000). Obyek analisis dalam penelitian ini menggunakan struktur rangka baja beraturan 10 lantai dengan denah seperti Gambar 2 dengan model Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, model SRBE dengan L/H bervariasi dari 1,25, 1,50, dan 1,75 dengan sambungan sederhana, dan model SRBE dengan sambungan kaku. Gambar 2 Denah struktur Sumber :Hasil analisis (2014) Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali 35

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 Panjang link yang digunakan 0,3m untuk SRBE, tinggi antar lantai 4 m dengan tinggi total 40 m.pada model SRPM hubungan balok kolom dirancang sebagai sambungan kaku, sedangkan pada model rangka bresing, tiga model dirancang dengan sambungan sederhana, dan satu model dengan sambungan kaku. Komponen struktur kolom dan balok menggunakan baja WF dengan fy 250 MPa, fu 410 MPa, dan E 200.000 MPa Beban yang bekerja pada struktur meliputi berat sendiri struktur dihitung otomatis dengan program SAP2000, beban mati tambahan sebesar 121 Kg/m2 pada atap, dan 145 Kg/m2 pada lantai, serta beban hidup sebesar 100 Kg/m2 pada atap dan 250 Kg/m2 pada lantai. Beban gempa direncanakan menggunakan metode statik ekivalen mengacu pada SNI 03-1729-2012 sesuai daerah Denpasar dengan jenis tanah sedang (kelas situs D). Tabel 1. Beban gempa per-lantai pada model struktur Elevasi (m) Wx (Kg) Cvx (Kg) 0 0 0 0 4 164592 931072,95 1731 8 164592 2214477,16 4116 12 164592 3676082,76 6833 16 164592 5266944,00 9791 20 164592 6961394,04 12940 24 164592 8743247,55 16252 28 164592 10601230,12 19706 32 164592 12526974,56 23286 36 164592 14513990,97 26979 40 126684 12743735,73 23689 Jumlah 1.608.012 78179149,83 145324,08 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis struktur baja bangunan bertingkat dari gedung 10 lantai,bangunan bertingkat struktur baja ini dimodel sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPM), dan Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), SRPM dimodel dengan menggunakan tipe sambungan kaku (rigid), 3 model SRBE dengan tipe sambungan sederhana (flexible), dan 1 model SRBE dengan tipe sambungan kaku. didapatkan dimensi struktur sebagai berikut. Gambar 3Sressratio struktur 10 lantai dengan SRPM, dan SRBE L/H=1,25 36 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

Analisis Perilaku Dan Kinerja Struktur Rangka Bresing Eksentris V-Terbalik... (Pradhana, Sukrawa dan Dharma) Gambar 4Stressratio struktur 10 lantai dengan SRBE L/H=1,50, SRBE L/H=1,75, dan SRBE RIGID Sumber :Hasil analisis (2014) Gambar 3dan Gambar 4 menunjukkan stressratio (SR) hasil desain profil SRPM, dan SRBE yang sudah memenuhi persyaratan kekuatan struktur yaitu dengan nilai SR 1,00. Perhatian khusus diberikan pada model SRPM, SRBE Tabel 2 SR rata rata model Struktur pada portal tepi L/H=1,50dengan sambungan sederhana dan SRBE dengan sambungan kaku, untuk mendapatkan perilaku struktur akibat penambahan bresing dan penggunaan jenis sambungan pada model struktur, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Elemen Struktur Model Jenis Sambungan Kolom Balok Bresing Sumber :Hasil analisis (2014) SRPM Rigid 0,621 SRBE RIGID Rigid 0,556 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,561 SRPM Rigid 0,602 SRBE RIGID Rigid 0,646 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,753 SRPM Rigid - SRBE RIGID Rigid 0,302 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,382 Tabel 2 menunjukkan SR rata-rata pada portal tepi yang ada bresingnya dari tiga buah model struktur, dua model struktur yang lain tidak ditinjau karena adanya perbedaan bentang balok dan jenis profil yang digunakan. Pada Tabel 2 terlihat SRBE dengan sambungan kaku (rigid) memiliki rata rata SR yang lebih kecil pada semua elemen struktur jika dibandingkan dengan SRBE dengan sambungan sederhana (flexible).hal tersebut menunjukkan penggunaan sambungan kaku memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan dengan penggunaan sambungan sederhana ditinjau dari SR model struktur. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali 37

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 Elevasi (m) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 Simpangan (mm) Gambar 5 menunjukkan SRPM memiliki simpangan yang lebih besar dibandingkan SRBE, hal tersebut dikarenakan efek penambahan bresing pada struktur SRBE, sehingga memberikan kekakuan yang lebih besar. SRBE L/H=1,75 memiliki simpangan struktur terkecil dibandingkan dengan SRBE L/H=1,50 dan SRBE L/H=1,25. Hal tersebut menunjukkan peningkatan rasio L/H pada SRBE V-terbalik dapat meningkatkan kekakuan Gambar 5 Simpangan per-lantai masing-masing model Sumber :Hasil analisis (2014) SRPM SRBE L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID struktur.gambar 5 juga menunjukkan bahwa SRBE dengan tipe sambungan kaku (rigid) memiliki simpangan yang lebih kecil dibandingkan dengan SRBE tipe sambungan sendi (flexible). Hal tersebut menunjukkan penggunaan sambungan kaku pada struktur dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun dari Gambar 5, peningkatan kekakuan struktur tidak signifikan. Gaya Geser dasar (KN) 9000 8000 7000 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Perpindahan (mm) Dari Gambar 6 terlihat perbedaan kurva pushover dari kelima model yang ditinjau beserta titik leleh dan titik batas masing-masing model. Titik leleh merupakan kondisi dimana struktur mengalami kelelehan pertama kali, sedangkan titik batas merupakan kondisi saat struktur mencapai gaya geser dasar maksimalnya. Kurva pushover untuk SRPM memlikiki kekakuan yang terkecil Gambar 6 Kurva Pushover kelima model struktur Sumber :Hasil analisis (2014) SRPM SRBE L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID Titik Leleh Titik Batas dibandingkan dengan yang lain, dan SRBE L/H=1,75 memiliki gayageserdasar maksimal yang lebih besar dalam menahan beban gempa dibandingkan dengan model lain Besarnya gaya geser dasar ultimite dan perpindahannya pada kurva pushover model SRPM adalah 5975,72 KN dan 1328 mm, model SRBE L/H=1,25 adalah 4583,39 KN dan 401,82 mm, model SRBE L/H=1,50 adalah 6248,06 KN dan 408,49 mm, model SRBE 38 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

Analisis Perilaku Dan Kinerja Struktur Rangka Bresing Eksentris V-Terbalik... (Pradhana, Sukrawa dan Dharma) L/H=1,75 adalah 7631,11 KN dan 363,77 mm, dan model SRBE RIGID adalah 7323,286 KN dan 303,044 mm. Gambar 6 juga menunjukkan penggunaan sambungan kaku tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap gaya geser dasar dan perpindahan pada kurva kapasitas pushover dibandingkan struktur dengan sambungan sederhana. Dua metode yang digunakan untuk menentukan target perpindahan yaitu metode koefisien perpindahan (FEMA 356) dan metode capacity spectrum (ATC 40).Metode koefisien perpindahan (FEMA 356) dimulai dengan menentukan faktor koefisien C 0, C 1, C 2, dan C 3 dari tabel FEMA 356. Nilai target perpindahan t, juga tergantung dari akselerasi respons spectrum (Sa), waktu getar alami Tabel 3 Nilai parameter target perpindahan efektif (Te) dan gravitasi (g) sesuai persamaan berikut. 2 Te t C0C1 C 2C3S a g 2 (1) Performance point juga dapat ditentukan dengan metode capacity spectrum ATC 40 yang sudah built-in pada program SAP 2000. Performance point diperoleh dengan mengkonversi kurva kapasitas dan kurva demand respons spectrum ke dalam format ADRS (acceleration displacement response spectrum). Nilai Ca (percepatan puncak muka tanah) dan Cv (Faktor respon gempa pada spektrum respon gempa rencana) digunakan 0,32 dan 0,5 sesuai dengan SNI 03-1726-2002. Metode Parameter SRPM SRBE L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID FEMA 356 t (mm) 552,65 439,48 399,69 345,00 317,56 Vt (KN) 4622,31 1472,26 6130,68 7255,62 5.523,34 ATC-40 t (mm) 440,396 289,822 251,374 217,069 256,953 Sumber :Hasil analisis (2014) Vt (KN) 3822,139 3313,236 3873,575 4608,183 6218,21 Struktur dievaluasi pada kondisi dimana target perpindahan tercapai. Kriteria evaluasi kinerja didasarkan pada gaya dan deformasi yang terjadi. Level kinerja bangunan terhadap gempa mengacu pada perilaku kurva pushover (Gambar 6) yang diidealisasi adalah titik pada kurva sebagai berikut :A: Origin Point (titik awal), B: Yield Point (titik leleh), IO:Immediate Occupancy(penggunaan sedang), LS: Life Safety(aman untuk dihuni), CP: Collapse Prevention (pencegahan keruntuhan), C: Ultimate Point (titik batas), D: Residual Point (titik sisa), dan E: Failure Point (titik keruntuhan). (a) SRPM (b) SRBE L/H=1,25 (c) SRBE L/H=1,50 (d) SRBE L/H=1,75 Gambar 7 Sendi Plastis pada kondisi batas masing-masing model struktur Sumber : Hasil analisis (2014) Pada model SRPM, kelelehan pertama kali terjadi pada balok lantai 3 step 3, dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 3841,118 KN dan 442,583 mm. Pada kondisi batas, sebagian (e)srbe RIGID besar elemen struktur balok telah mencapai level kinerja CP (pencegahan keruntuhan). Sedangkan elemen kolom, sebagian besar telah mencapai level kinerja IO (penggunaan sedang) dengan gaya geser Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali 39

JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 5975,725 KN dan 1328,93 mm. Dari penyebaran sendi plastis pada elemen struktur, terlihat pola keruntuhan model SRPM sesuai dengan konsep balok lemah kolom kuat, dimana sendi sendi plastis terbentuk pada balok-balok dari struktur bangunan, akibat penggunaan kolom kolom yang kuat. Pada model SRBE L/H=1,25 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 3 step 5 dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 3652,616 KN dan 319,509 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 3 telah mencapai level kinerja D (titik sisa) sedangkan elemen struktur balok dan kolom belum terjadi sendi plastis sama sekali dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 4583,388 KN dan 401,817 mm. Dari penyebaran sendi plastis pada elemen struktur, terlihat pola keruntuhan model SRBE L/H=1,25 sesuai dengan pola perilaku keruntuhan untuk struktur SRBE, dimanan diharapkan kerusakan pertama terjadi pada elemen link, untuk menjaga agar tidak terjadinya kegagalan pada elemen bresing, balok, maupun kolom. Dengan rusaknya link akibat beban gempa ini, penggunaan struktur SRBE menjadi lebih ekonomis, karena apabila link yang telah rusak dapat diganti tanpa mengganti komponen struktur lainnya (balok, kolom, bresing) yang masih tetap elastik memikul beban gravitasi. Pada SRBE L/H=1,50 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 2 step dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 4987,957 KN dan 323,691 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 2 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen Tabel 4 Jumlah terjadinya sendi plastis masing-masing model struktur struktur balok belum terjadi sendi plastis sama sekali. Pada kolom lantai 1 elemen struktur telah mencapai level kinerja IO (penggunaan sedang)pada bagian dasar, dan level kinerja B (titik leleh), sehingga hal ini tidak sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan maksimal yang terjadi sebesar 6248,064 KN dan 408,485mm. Pada SRBE L/H=1,75 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 3 step 5 dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 6089,765 KN dan 286,859 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 3 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen struktur balok belum terjadi sendi plastis sama sekali. Pada kolom lantai 1 elemen struktur telah mencapai level kinerja LS (aman untuk dihuni), sehingga hal ini tidak sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 7631,114 KN dan 363,771 mm. Model SRBE RIGID menunjukan kinerja struktur telah mencapai E (titik keruntuhan), dengan kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 2 step dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 5836,042 KN dan 241,013 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 2 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen struktur balok kolom, dan bresing belum terjadi sendi plastis sama sekali. Hal ini sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan maksimal yang terjadi sebesar 7323,286 KN dan 303,044 mm. Model Kondisi BtoIO IOtoLS LStoCP CPtoC CtoD DtoE BeyondE SRPM 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,25 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,50 Titik Leleh 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,75 1 0 0 0 0 0 0 SRBE RIGID 2 0 0 0 0 0 0 SRPM 644 31 118 49 29 19 0 SRBE L/H=1,25 0 6 2 0 2 0 0 SRBE L/H=1,50 Titik Batas 2 8 2 0 2 0 0 SRBE L/H=1,75 2 4 7 0 1 0 0 SRBE RIGID 0 4 2 0 2 0 0 Sumber :Hasil analisis (2014) Tabel 4 menunjukkan jumlah sendi plastis elemen struktur yang terjadi saat kelelehan pertama kali terjadi (titik leleh) dan ambang batas keruntuhan (titik batas). Pada tabel tersebut, model SRBE L/H=1,75 terjadi sendi plastis yang paling sedikit pada saat mencapai kelelehan pertama kali dibandingkan dengan ketiga model lainnya. Saat model mencapai ambang batas keruntuhan, model SRBE RIGID mengalami sendi plastis yang paling sedikit, sedangkan SRBE L/H=1,25 mengalami sendi plastis lebih sedikit dibandingkan SRBE dengan sambungan sederhana yang lain. 40 Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali

Analisis Perilaku Dan Kinerja Struktur Rangka Bresing Eksentris V-Terbalik... (Pradhana, Sukrawa dan Dharma) Perbandingan berat total struktur baja masing- masing model struktur dapat dilihat pada Tabel 6 Tabel 5 Berat total masing-masing model struktur Model SRPM SRBE L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID Berat Total (Ton) 255,51 270,79 271,30 284,48 271,30 Prosentase 100,00% 105,98% 106,18% 111,34% 106,18% Sumber :Hasil analisis (2014) Tabel 5 menunjukkan perbandingan berat total struktur dari masing-masing model. Model SRBE L/H=1,75 memiliki total berat yang paling besar dibandingkan dengan model lainnya, jika dibandingkan dengan model SRPM, model SRBE L/H=1,25 memiliki prosentase berat 5,98% lebih berat, SRBE L/H=1,50 dan SRBE RIGID memiliki prosentase berat 6,18% lebih berat, dan SRBE L/H=1,75 memiliki prosentase berat 11,34% lebih berat. Hal itu disebabkan karena adanya penambahan bresing pada model SRBE serta perbedaan dimensi balok dan kolom yang digunakan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penelitian ini membandingkan hasil analisis statik linear dan pushover pada Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, dan Struktur Rangka Bresing Eksentris (SRBE) dengan sambungan sederhana dengan variasi L/H yaitu SRBE L/H=1,25, SRBE L/H=1,50, SRBE L/H=1,75, dan model SRBE dengan sambungan kaku (rigid). Dari hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa SRBE dengan L/H=1,75 memiliki kekakuan dan gaya geser dasar maksimal yang paling besar dibandingkan dengan struktur lainnya. Namun dilihat dari mekanisme terjadinya sendi plastis, SRBE dengan L/H=1,75 tidak menunjukkan mekanisme keruntuhan yang baik dimana terjadi sendi plastis pada kolom lantai dasar bagian atas. SRBE L/H=1,75 juga memiliki berat total struktur 11,34% lebih besar dibandingkan SRPM, sehingga menjadi salah satu kekurangan struktur tersebut. Penggunaan sambungan kaku pada model struktur terbukti menghasilkan struktur yang lebih kaku dibandingkan dengan struktur sederhana, namun perbedaan simpangan dan gaya geser dasar tersebut tidak signifikan. Saran 1. Dalam perencanaan suatu gedung struktur baja 10 lantai dengan bresing V-terbalik, sebaiknya digunakan pemilihan Struktur Rangka Bresing Eksentris (SRBE) dengan rasio L/H lebih besar dari 1,25 karena memiliki gaya geser dasar yang lebih besar dibandingkan SRPM. 2. Diperlukan adanya program bantu yang bisa mendefinisikan elemen link sebagai sendi plastis, sehingga dapat memberikan perilaku yang medekati kenyataan. 3. Sehubungan peningkatan rasio L/H masih menunjukkan peningkatan kekakuan dan gaya geser dasar, maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga didapatkan ratio L/H yang optimal DAFTAR PUSTAKA AISC, INC. 2002.Seismic Provisions for Structural Steel Buildings. Chicago: AISC. BSN. 2002. Standar Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002). Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. BSN. 2012. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI 03-1726-2012). Badan Standardisasi Nasional. Jakarta. Computers and Structures, Inc. 2009. Analysis Reference Manuals. 1995 University Avenue Berkeley, California 94704 USA Dep. Pekerjaan Umum 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung SNI (SNI 03-1729-2002). Dewobroto, W. 2005.Evaluasi Kinerja Struktur Baja Tahan Gempa dengan Analisis Pushover. Semarang: Unika Soegijapranata Dwitama, A. 2013.Analisis Pushover Struktur Rangka Bresing V-Terbalik Eksentris Dengan Panjang Link Bervariasi. (Tugas Akhir yang tidak dipublikasikan, Jurusan Teknik Sipil Universitas Udayana, 2013). FEMA. 2000. Prestandard And Commentary For The Seismic Rehabilitation Of Buildings (FEMA 356). Washington, D.C: Federal Emergency Management Agency. Moestopo, M., Yudi, H., & Ben, B. N. (2009). Kajian Kinerja Link Yang Dapat Diganti Pada Struktur Rangka Baja Berpengaku Eksentrik Tipe Split-K. 1-12. Tumilar, S. 2013. Perencanaan Struktur Beton akibat gempa menurut SNI 1726-2012 dibandingkan dengan SNI 03-1726-2002.Prosiding Shortcourse HAKI.14 Desember 2013, Hotel The Atanaya, Denpasar, 2013. Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali 41

Turnitin Originality Report analisis perilaku by Angga Pradana From paper (Jurnal) Processed on 29-Jan-2016 21:03 WIB ID: 625361196 Word Count: 4021 Similarity Index 13% Similarity by Source Internet Sources: 12% Publications: 2% Student Papers: 4% sources: 1 5% match (Internet from 23-Feb-2014) http://wiryanto.files.wordpress.com/2009/08/21-muslinang-moestopo-yudi-herdiansah-ben-navarromak.pdf 2% match (Internet from 16-Feb-2011) http://staff.unud.ac.id/~arya_thanaya/?p=92 2 1% match (student papers from 06-Jan-2016) Submitted to Udayana University on 2016-01-06 3 1% match (Internet from 08-Jan-2016) http://www.readbag.com/sipil-uph-tripod-wiryanto-di-soegijapranata 4 1% match (Internet from 08-Jan-2016) http://e-journal.uajy.ac.id/961/3/2ts13153.pdf 5

1% match (Internet from 03-Dec-2015) http://ojs.unud.ac.id/index.php/jieits/article/download/5093/3880 6 1% match (Internet from 17-Nov-2014) http://atpw.files.wordpress.com/2013/03/a-struktur.pdf 7 < 1% match (Internet from 19-Jun-2011) http://dsd.utcb.ro/teze/pdf/rez_voiculescuemil.pdf 8 < 1% match (Internet from 22-Dec-2015) http://eprints.undip.ac.id/34398/5/2147_chapter_ii.pdf 9 < 1% match (Internet from 07-Jul-2015) http://digilib.its.ac.id/public/its-paper-28414-3107100117-paper-leksono.pdf 10 11 < 1% match (Internet from 18-Jun-2014) http://eprints.unika.ac.id/784/1/01.12.0024_cecilia_pertiwi_r.a_%2b_01.12.0038_winduwati.pdf < 1% match (Internet from 27-Feb-2013) http://digilib.its.ac.id/public/its-master-12533-bibliography.pdf 12 < 1% match (Internet from 26-Jun-2015) http://skripsibagus.com/sipil/kumpulan-623-contoh-judul-skripsi-teknik-sipil-terbaik 13 < 1% match (Internet from 03-Apr-2010) http://wwwcivil.eng.buffalo.edu/~bruneau/asce%202008a%20berman%20bruneau.pdf 14 < 1% match (Internet from 20-Jun-2010) 15

http://www.dist.unina.it/doc/tesidott/phd2009.elefante.pdf < 1% match (Internet from 10-Jun-2015) http://library.um.ac.id/free-contents/new-karyailmiah/index.php/231.php paper text: 16 ANALISIS PERILAKU DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING EKSENTRIS V-TERBALIK DENGAN L/H BERVARIASI A.A. Ngurah Agung Angga Pradhana1, Made Sukrawa2, Ida Bagus Dharma Giri2 1Alumni 6Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar 2Dosen Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar e-mail: angga.pradhana @gmail.com Abstrak: Penelitian tentang perilaku dan kinerja struktur rangka bresing eksentris (SRBE) V- terbalik dengan L/H bervariasi dilakukan dengan memodel struktur gedung 10 lantai dalam SAP2000. Model dibuat dengan Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, model SRBE dengan L/H bervariasi dari 1,25, 1,50, dan 1,75 dengan sambungan sederhana, dan model SRBE dengan sambungan kaku. Kelima model struktur dibebani dan dirancang berdasarkan pedoman perencanaan SNI Baja 03-1729-2002.Setelah model struktur memenuhi ketentuan SNI terhadap kekakuan dan kekuatan, kemudian dilakukan analisis pushover untuk mendapatkan kinerja dari model struktur.perhatian khusus ditujukan pada SRBE untuk mengetahui pengaruh variasi L/H terhadap perilaku dan kinerja struktur. Dari penelitian ini didapatkan struktur SRBE L/H=1,75 memiliki kekakuan dan gaya geser dasar maksimal yang paling besar dibandingkan dengan struktur lainnya. Hal tersebut menunjukkan peningkatan L/H pada SRBE tipe V- terbalik, terbukti dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun dilihat dari mekanisme terjadinya sendi plastis, SRBE L/H=1,75 tidak menunjukkan mekanisme keruntuhan yang baik, dimana terjadi sendi plastis pada kolom lantai dasar bagian atas. SRBE L/H=1,75 juga memiliki berat total struktur 11,34% lebih besar dibandingkan SRPM, sehingga menjadi kekurangan struktur tersebut. Penggunaan sambungan kaku pada struktur dapat meningkatkan kekakuan struktur, namun peningkatan kekakuan struktur tidak signifikan. Kata kunci: rangka baja, rangka bresing, kekakuan, kinerja, analisis pushover. BEHAVIOR AND PERFORMANCE ANALYSIS OF INVERTED-V ECCENTRICALLY BRACED FRAMES WITH VARIATION OF L/H Abstract: Research of behavior and performance of inverted V eccentrically braced frame (EBF) with variation of L/H conducted with modeling 10-story building in SAP2000. Model structures were designed by special moment framewith rigid connection, a model

of EBF with L / H varies from 1.25, 1.50, and 1.75 with flexible connection, and a model of EBF with rigid connections. All models of the structure are loaded and designed in accordance guidelines SNI 03-1729-2002. Once the model qualifysni criteria of stiffness and strength, then perform pushover analysis to obtain the performance of the model. Special attention is aimed to EBF to determine the effect of variations of L/H on the behavior and performance of the structure. From this study,ebf L/H = 1.75 has stiffness and maximum base shear force is larger than other structures. This shows an increase in the L / H on inverted V EBF, shown to increase stiffness of the structure, but from plastic hinge mechanism, EBF L/H = 1.75 does not show a good collapse mechanism, which occurs plastic hinge in the upper joint on lowest column. EBF L/H = 1.75 also has a 11.34% greater of total weight than SMF, so that the structure becomes deficient. The use of rigid connections on the structure can increase the structural rigidity, but 15there is not significant increase in the stiffness of the structure. Keywords: steel frame, braced frame, rigidity, performance level, pushover analysis PENDAHULUAN Salah satu bentuk struktur yang mampu menahan gaya lateral akibat gempa pada gedung tinggi, adalah penambahan pengaku lateral (bracing) pada elemen struktur rangka. Sistem struktur seperti ini sering disebut dengan Sistem Rangka Bresing (SRB), konfigurasi umum yang digunakan untuk sistem tersebut, yaitu Sistem Rangka Bresing Konsentris (SRBK), dan Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE). SRBE telah dikenal memiliki kelebihan dibandingkan dengan SRBK. SRBE memiliki tingkat 1daktilitas yang lebih tinggi dibandingkan SRBK, dikarenakan peran bresing sebagai pengaku dan link yang daktail sebagai penyerap energi gempa yang efektif, secara bersama sama meningkatkan kemampuan SRBE sebagai struktur baja tahan gempa. Penelitian tentang analisis pushover SRBE v- terbalik dengan panjang link bervariasi menunjukkan bahwa diantara struktur SRBE dan SRBK, struktur SRBE dengan link sepanjang 0,3m memiliki kinerja yang paling baik (Dwitama, 2013). Sedangkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Moestopo, et al, (2009) menunjukkan bahwa pada SRBE dengan 1panjang link yang sama, peningkatan kekuatan dan kekakuan SRBE akan diperoleh sejalan dengan peningkatan rasio

L/H artinya, plastisifikasi atau kelelehan Link akan terjadi pada tingkat pembebanan lateral yang lebih tinggi untuk struktur yang tidak langsing (L/H yang besar). Namun demikian perlu dicermati juga perilaku dan kinerja struktur dalam menerima beban gempa, Karena belum tentu memenuhi kinerja struktur yang diharapkan.maka dari itu perlu dilakukan kajian lebih lanjut mengenai kinerja Struktur Bresing Eksentrik dengan panjang link tetap dan berbagai ukuran panjang bentang (L) dengan tinggi (H), sebagai pembanding dimodelkan juga Struktur Rangka Pemikul Momen (SRPM). Dalam studi ini, dikaji perilaku dan kinerja dari SRBE pada gedung fiktif dengan kelas situs D. Gedung dimodel dengan ketinggian 10 lantai, dimana tinggi antar lantainya (H) sebesar 4 m, dengan panjang balok yang divariasikan dan panjang link tetap dengan tipe sambungan sederhana (flexible). Sebagai pembanding, dimodelkan juga Struktur Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPMK) dan SRBE dengan tipe sambungan kaku (rigid). MATERI DAN METODE Perilaku keruntuhan struktur akibat beban lateral dapat diketahui melalui analisis statik pushover 4dengan memberikan suatu pola beban lateral sesuai moda struktur, yang kemudian secara bertahap beban lateral ditingkatkan sampai target perpindahan lateral dari suatu titik acuan tercapai. Dari analisis ini dihasilkan 10kurva pushover, yang menggambarkan hubungan antara gaya geser dasar (V) dan perpindahan titik acuan (D). Sebelum analisis pushover dilakukan kelima struktur dimodel, dibebani, dan dianalisis untuk memenuhi semua kriteria perencanaan menurut SNI baja 2002 (DPU, 2002). Dimensi elemen struktur ditetapkan sedemikian rupa sehingga memenuhi ketentuan rasio tegangan maksimum kurang dari 1. Dengan demikian diperoleh lima model struktur yang sebanding untuk dibandingkan kinerjanya melalui analisis statik pushover. Untuk memperoleh kinerja struktur yang lebih baik maka dilakukan penyesuaian dimensi beberapa elemen struktur agar kelelehan pertama kali terjadi pada elemen link pada SRBE. Menurut FEMA 273 (1997) kinerja struktur (primary, P dan secondary, S) dapat dijelaskan dengan Gambar 1.Level kinerja (performance level) dibedakan atas Immediate Occupancy(IO) atau segera dapat dihuni, Life Safety (LS) atau keselamatan jiwa, dan Collapse Prevention (CP) atau pencegahan keruntuhan. Lima (5)

titik acauanpada Gambar 1 meliputi titik awal atauorigin Point (A), titik leleh atauyield Point (B), runtuh atau Collapse (C), titik residu atau Residual point (D), dan titik gagal ataufailure Point (E) yang selanjutnya digunakan dalam mengevaluasi kinerja masing-masing struktur. Gambar 1 Kinerja struktur terhadap gaya geser danperpindahan Sumber : FEMA (2000) Penentuan sendi plastis pada masing-masing elemen struktur pada SAP2000merujuk pada tabel 5-6 FEMA 356 (FEMA, 2000).Dalam hal 5ini, elemen kolom menggunakan tipe sendi default- PMM untuk hubungan gaya aksial dengan momen. 5Untuk elemen balok menggunakan tipe sendi default-m3 dan default-v2 karena 5balok efektif menahan momen dalam arah sumbu kuat (sumbu-3), dan efektif menahan gaya geser pada sumbu 2. Perilaku nonlinier elemen bresing dimodel dengan anggapan sendi platis terjadi di tengah-tengah bentang. Penentuan sendi plastis pada balok link dilakukan secara manual berdasarkan tabel 5-6 FEMA 356 (FEMA, 2000). Obyek analisis dalam penelitian ini menggunakan struktur rangka baja beraturan 10 lantai dengan denah seperti Gambar 2 dengan model Sistem Rangka Pemikul Momen (SRPM) dengan sambungan kaku, model SRBE dengan L/H bervariasi dari 1,25, 1,50, dan 1,75 dengan sambungan sederhana, dan model SRBE dengan sambungan kaku. Gambar 2 Denah struktur Sumber :Hasil analisis (2014) JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 Panjang link yang digunakan 0,3m untuk SRBE, tinggi antar lantai 4 m dengan tinggi total 40 m.pada model SRPM hubungan balok kolom dirancang sebagai sambungan kaku, sedangkan pada model rangka bresing, tiga model dirancang dengan sambungan sederhana, dan satu model dengan sambungan kaku. Komponen struktur kolom dan balok menggunakan baja WF dengan fy 250 MPa, fu 410 MPa, dan E 200.000 MPa Beban yang bekerja pada struktur meliputi berat sendiri struktur dihitung otomatis dengan program SAP2000, 3beban mati tambahan sebesar 121 Kg/m2 pada atap, dan 145 Kg/m2 pada lantai, serta beban hidup sebesar 100 3Kg/m2 pada atap dan 250 Kg/m2 pada lantai. Beban gempa direncanakan menggunakan metode statik ekivalen mengacu pada SNI 03-1729-2012 sesuai daerah Denpasar dengan jenis tanah sedang (kelas situs D). Tabel 1. Beban gempa per-lantai pada model struktur Elevasi (m) Wx (Kg)?????? Cvx (Kg) 0 0

0 0 4 164592 931072,95 1731 8 164592 2214477,16 4116 12 164592 3676082,76 6833 16 164592 5266944,00 9791 20 164592 6961394,04 12940 24 164592 8743247,55 16252 28 164592 10601230,12 19706 32 164592 12526974,56 23286 36 164592 14513990,97 26979 40 126684 12743735,73 23689 Jumlah 1.608.012 78179149,83 145324,08 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis struktur baja bangunan bertingkat dari gedung 10 lantai,bangunan bertingkat struktur baja ini dimodel 13sebagai Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (SRPM), dan Sistem Rangka Bresing Eksentris (SRBE), SRPM dimodel dengan menggunakan tipe sambungan kaku (rigid), 3 model SRBE dengan tipe sambungan sederhana (flexible), dan 1 model SRBE dengan tipe sambungan kaku. didapatkan dimensi struktur sebagai berikut.? Gambar 3Sressratio struktur 10 lantai dengan SRPM, dan SRBE L/H=1,25? Gambar 4Stressratio struktur 10 lantai dengan SRBE 1L/H=1,50, SRBE L/H=1,75, dan SRBE RIGID Sumber :Hasil analisis (2014) Gambar 3dan Gambar 4 menunjukkan stressratio (SR) hasil desain profil SRPM, dan SRBE yang sudah memenuhi persyaratan kekuatan struktur yaitu dengan nilai SR? 1,00. Perhatian khusus diberikan pada model SRPM, SRBE Tabel 2 SR rata rata model Struktur pada portal tepi L/H=1,50dengan sambungan sederhana dan SRBE dengan sambungan kaku, untuk mendapatkan perilaku struktur akibat penambahan bresing dan penggunaan jenis sambungan pada model struktur, seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Elemen Struktur Model Jenis Sambungan?????? SRPM Rigid 0,621 Kolom SRBE RIGID Rigid 0,556 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,561 SRPM Rigid 0,602 Balok SRBE RIGID Rigid 0,646 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,753 SRPM Rigid - Bresing SRBE RIGID Rigid 0,302 SRBE L/H=1,50 Flexible 0,382 Sumber :Hasil analisis (2014) Tabel 2 menunjukkan SR rata-rata pada portal tepi yang ada bresingnya dari tiga buah model struktur, dua model struktur yang lain tidak ditinjau karena adanya perbedaan bentang balok dan jenis profil yang digunakan. Pada Tabel 2 terlihat SRBE dengan sambungan kaku (rigid) memiliki rata rata SR yang lebih kecil pada semua elemen struktur jika dibandingkan dengan SRBE dengan sambungan sederhana (flexible).hal tersebut menunjukkan penggunaan sambungan kaku memiliki kekuatan lebih besar dibandingkan dengan penggunaan sambungan sederhana ditinjau dari SR model struktur. JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 Elevasi?(m) 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0 25 50 75 100 125 150 175 200 225 250 Simpangan?(mm) SRPM SRBE 1L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID Gambar 5 Simpangan per-lantai masing-masing model Sumber

:Hasil analisis (2014) Gambar 5 menunjukkan SRPM memiliki struktur.gambar 5 juga menunjukkan bahwa SRBE simpangan yang lebih besar dibandingkan SRBE, dengan tipe sambungan kaku (rigid) memiliki hal tersebut dikarenakan efek penambahan bresing simpangan yang lebih kecil dibandingkan dengan pada struktur SRBE, sehingga memberikan SRBE tipe sambungan sendi (flexible). Hal tersebut kekakuan yang lebih besar. SRBE L/H=1,75 menunjukkan penggunaan sambungan kaku pada memiliki simpangan struktur terkecil dibandingkan struktur dapat meningkatkan kekakuan struktur, dengan SRBE L/H=1,50 dan SRBE L/H=1,25. Hal namun dari Gambar 5, peningkatan kekakuan tersebut menunjukkan peningkatan rasio L/H pada struktur tidak signifikan. SRBE V-terbalik dapat meningkatkan kekakuan 9000 8000 Gaya?Geser?dasar?(KN) 7000 SRPM 6000 SRBE 1L/H=1,25 5000 SRBE L/H=1,50 4000 SRBE L/H=1,75 3000 SRBE RIGID 2000 Titik Leleh 1000 Titik Batas 0 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 Perpindahan?(mm) Gambar 6 Kurva Pushover kelima model struktur Sumber :Hasil analisis (2014) Dari Gambar 6 terlihat perbedaan kurva dibandingkan dengan yang lain, dan SRBE pushover dari kelima model yang ditinjau beserta L/H=1,75 memiliki gayageserdasar maksimal yang titik leleh dan titik batas masing-masing model. lebih besar dalam menahan beban gempa Titik leleh merupakan kondisi dimana struktur dibandingkan dengan model lain Besarnya gaya mengalami kelelehan pertama kali, sedangkan titik geser dasar ultimite dan perpindahannya pada kurva batas merupakan kondisi saat struktur mencapai pushover model SRPM adalah 5975,72 KN dan gaya geser dasar maksimalnya. Kurva pushover 1328 mm, model SRBE L/H=1,25 adalah 4583,39 untuk SRPM memlikiki kekakuan yang terkecil KN dan 401,82 mm, model SRBE L/H=1,50 adalah 6248,06 KN dan 408,49 mm, model SRBE L/H=1,75 adalah 7631,11 KN dan 363,77 mm, dan model SRBE RIGID adalah 7323,286 KN dan 303,044 mm. Gambar 6 juga menunjukkan penggunaan sambungan kaku tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap gaya geser dasar dan perpindahan pada kurva kapasitas pushover dibandingkan struktur dengan sambungan sederhana. Dua metode yang digunakan untuk menentukan target perpindahan 4yaitu metode koefisien perpindahan (FEMA 356) dan metode capacity spectrum (ATC 40). Metode koefisien perpindahan (FEMA 356) dimulai dengan menentukan faktor koefisien C0, C1, C2, dan C3 dari tabel FEMA 356. Nilai target perpindahan?t, juga tergantung dari akselerasi respons spectrum (Sa), waktu getar alami Tabel 3 Nilai parameter target perpindahan efektif (Te) dan gravitasi (g) sesuai persamaan berikut.?t?c0c1c2c3sa???2t?e??2g? (1) Performance point juga dapat ditentukan dengan metode capacity spectrum ATC 40 yang sudah built-in pada program

SAP 2000. Performance point diperoleh dengan mengkonversi kurva kapasitas dan kurva demand respons spectrum ke dalam format ADRS (acceleration displacement response spectrum). Nilai Ca (percepatan puncak muka tanah) dan Cv (Faktor respon gempa pada spektrum respon gempa rencana) digunakan 0,32 dan 0,5 sesuai dengan SNI 03-1726-2002. Metode Parameter SRPM SRBE 1L/H=1,25 SRBE L/H=1,50 SRBE L/H=1,75 SRBE RIGID FEMA 356?t (mm) 552,65 439,48 399,69 345,00 317,56 Vt (KN) 4622,31 1472,26 6130,68 7255,62 5.523,34 ATC-40?t (mm) 440,396 289,822 251,374 217,069 256,953 Vt (KN) 3822,139 3313,236 3873,575 4608,183 6218,21 Sumber :Hasil analisis (2014) :A: Origin Point (titik awal), B: Yield Point (titik Struktur dievaluasi pada kondisi dimana target leleh), IO:Immediate Occupancy(penggunaan perpindahan tercapai. Kriteria evaluasi kinerja sedang), LS: Life Safety(aman untuk dihuni), CP: didasarkan pada gaya dan deformasi yang terjadi. Collapse Prevention (pencegahan keruntuhan), C: Level kinerja bangunan terhadap gempa mengacu Ultimate Point (titik batas), D: Residual Point (titik pada perilaku kurva pushover (Gambar 6) yang sisa), dan E: Failure Point (titik keruntuhan). diidealisasi adalah titik pada kurva sebagai berikut (a) SRPM (b) SRBE (c) SRBE (d) SRBE 1L/H=1,25 L/H=1,50 L/H=1,75 Gambar 7 Sendi Plastis pada kondisi batas masing-masing model struktur Sumber : Hasil analisis (2014) Pada model SRPM, kelelehan pertama kali terjadi pada balok lantai 3 step 3, dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 3841,118 KN dan 442,583 mm. Pada kondisi batas, sebagian (e)srbe RIGID besar elemen struktur balok telah mencapai level kinerja CP (pencegahan keruntuhan). Sedangkan elemen kolom, sebagian besar telah mencapai level kinerja IO (penggunaan sedang) dengan gaya geser JURNAL ILMIAH TEKNIK SIPIL A SCIENTIFIC JOURNAL OF CIVIL ENGINEERING Vol. 19 No. 1 Januari 2015 ISSN : 1411 1292 dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 5975,725 KN dan 1328,93 mm. Dari penyebaran sendi plastis pada elemen struktur, terlihat pola keruntuhan model SRPM sesuai dengan konsep balok lemah kolom kuat, dimana 9sendi sendi plastis terbentuk pada balok-balok dari struktur bangunan, akibat penggunaan kolom kolom yang kuat. Pada model SRBE L/H=1,25 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 3 step 5 dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 3652,616 KN dan 319,509 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 3 telah mencapai level kinerja D (titik sisa) sedangkan elemen struktur balok dan kolom belum terjadi sendi plastis sama sekali dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 4583,388 KN dan 401,817 mm. Dari penyebaran sendi plastis pada elemen

struktur, terlihat pola keruntuhan model SRBE L/H=1,25 sesuai dengan pola perilaku keruntuhan untuk struktur SRBE, dimanan diharapkan kerusakan pertama terjadi pada elemen link, untuk menjaga agar tidak terjadinya kegagalan pada elemen bresing, balok, maupun kolom. Dengan rusaknya link akibat beban gempa ini, penggunaan struktur SRBE 1menjadi lebih ekonomis, karena apabila link yang telah rusak dapat diganti tanpa mengganti komponen struktur lainnya (balok, kolom, bresing) yang masih tetap elastik memikul beban gravitasi. Pada SRBE L/H=1,50 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 2 step dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 4987,957 KN dan 323,691 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 2 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen struktur balok belum terjadi sendi plastis sama sekali. Pada kolom lantai 1 elemen struktur telah mencapai level kinerja IO (penggunaan sedang)pada bagian dasar, dan level kinerja B (titik leleh), sehingga hal ini tidak sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan maksimal yang terjadi sebesar 6248,064 KN dan 408,485mm. Pada SRBE L/H=1,75 kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 3 step 5 dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 6089,765 KN dan 286,859 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 3 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen struktur balok belum terjadi sendi plastis sama sekali. Pada kolom lantai 1 elemen struktur telah mencapai level kinerja LS (aman untuk dihuni), sehingga hal ini tidak sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 7631,114 KN dan 363,771 mm. Model SRBE RIGID menunjukan kinerja struktur telah mencapai E (titik keruntuhan), dengan kondisi leleh pertama kali terjadi pada elemen link lantai 2 step dengan gaya geser dasar dan perpindahan yang terjadi sebesar 5836,042 KN dan 241,013 mm. Pada kondisi batas, elemen link lantai 2 telah mencapai level kinerja D (titik sisa), sedangkan elemen struktur balok kolom, dan bresing belum terjadi sendi plastis sama sekali. Hal ini sesuai dengan pola perilaku keruntuhan yang diharapkan untuk struktur SRBE, dengan gaya geser dasar dan perpindahan maksimal yang terjadi sebesar 7323,286 KN dan 303,044 mm. Tabel 4 Jumlah terjadinya sendi plastis masing-m asing model st ruktur Model Kondisi BtoIO IOtoLS LStoCP CPtoC CtoD DtoE BeyondE SRPM 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,25 Titik 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,50 Leleh 2 0 0 0 0 0 0 SRBE L/H=1,75 1 0 0 0 0 0 0 SRBE RIGID 2 0 0 0 0 0 0 SRPM 644 31 118 49 29 19 0 SRBE L/H=1,25 Titik 0 6 2 0 2 0 0 SRBE L/H=1,50 Batas 2 8 2 0 2 0 0 SRBE L/H=1,75 2 4 7 0 1 0 0 SRBE RIGID 0 4 2 0 2 0 0 Sumber :Hasil analisis (2014) Tabel 4