Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System

dokumen-dokumen yang mirip
Analisa Performa Kolektor Surya Pelat Datar Bersirip dengan Aliran di Atas Pelat Penyerap

Analisis Performa Kolektor Surya Pelat Bersirip Dengan Variasi Luasan Permukaan Sirip

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpontensi. Kebutuhan energi di

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

SUDUT PASANG SOLAR WATER HEATER DALAM OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI DI DAERAH CILEGON

PENGARUH BENTUK PLAT ARBSORBER PADA SOLAR WATER HEATER TERHADAP EFISIENSI KOLEKTOR. Galuh Renggani Wilis ST.,MT. ABSTRAK

Performansi Kolektor Surya Pemanas Air dengan Penambahan External Helical Fins pada Pipa dengan Variasi Sudut Kemiringan Kolektor

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

Pengaruh Sudut Kemiringan Kolektor Surya Pelat Datar terhadap Efisiensi Termal dengan Penambahan Eksternal Annular Fin pada Pipa

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2015) ISSN: ( Print)

Pengaruh Tebal Plat Dan Jarak Antar Pipa Terhadap Performansi Kolektor Surya Plat Datar

OPTIMALISASI PENYERAPAN RADIASI MATAHARI PADA SOLAR WATER HEATER MENGGUNAKAN VARIASI SUDUT KEMIRINGAN

RANCANG BANGUN KONVERSI ENERGI SURYA MENJADI ENERGI LISTRIK DENGAN MODEL ELEVATED SOLAR TOWER

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PERUBAHAN DEBIT ALIRAN PADA EFISIENSI TERMAL SOLAR WATER HEATER DENGAN PENAMBAHAN FINNED TUBE

SISTEM PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNGAN. Fatmawati, Maksi Ginting, Walfred Tambunan

BAB I PENDAHULUAN. khatulistiwa, maka wilayah Indonesia akan selalu disinari matahari selama jam

Karakteristik Pengering Surya (Solar Dryer) Menggunakan Rak Bertingkat Jenis Pemanasan Langsung dengan Penyimpan Panas dan Tanpa Penyimpan Panas

Performansi Kolektor Surya Tubular Terkonsentrasi Dengan Pipa Penyerap Dibentuk Anulus Dengan Variasi Posisi Pipa Penyerap

Perbandingan Konfigurasi Pipa Paralel dan Unjuk Kerja Kolektor Surya Plat Datar

Analisa Performa Kolektor Surya Tipe Parabolic Trough Sebagai Pengganti Sumber Pemanas Pada Generator Sistem Pendingin Difusi Absorpsi

BAB IV. HASIL PENGUJIAN dan PENGOLAHAN DATA

PENENTUAN EFISIENSI KOLEKTOR PELAT DATAR DENGAN PENUTUP KACA PADA SISTEM PEMANAS AIR SURYA

Laporan Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

TEKNOLOGI PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR TIPE TRAPEZOIDAL BERPENUTUP DUA LAPIS

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskripsi Alat Pengering Yang Digunakan Deskripsi alat pengering yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

PENGARUH JUMLAH PIPA TERHADAP LAJU PELEPASAN KALOR PADA KOLEKTOR SURYA ABSORBER BATU GRANIT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Temperatur udara masuk kolektor (T in ). T in = 30 O C. 2. Temperatur udara keluar kolektor (T out ). T out = 70 O C.

Pengaruh variasi jenis pasir sebagai media penyimpan panas terhadap performansi kolektor suya tubular dengan pipa penyerap disusun secara seri

ANALISA KARAKTERISTIK ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR PALUNG PARABOLA


III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

PENGUJIAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR UNTUK PEMANAS AIR LAUT DENGAN MEMBANDINGKAN PERFORMANSI KACA SATU DENGAN KACA BERLAPIS KETEBALAN 5MM SKRIPSI

PENGOLAHAN AIR LAUT MENJADI AIR BERSIH DAN GARAM DENGAN DESTILASI TENAGA SURYA

ANALISA PERFORMA KOLEKTOR SURYA TIPE PARABOLIC TROUGH SEBAGAI PENGGANTI SUMBER PEMANAS PADA GENERATOR SISTEM PENDINGIN DIFUSI ABSORBSI

Analisis performansi kolektor surya terkonsentrasi menggunakan receiver berbentuk silinder

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

PEMBUATAN KOLEKTOR PELAT DATAR SEBAGAI PEMANAS AIR ENERGI SURYA DENGAN JUMLAH PENUTUP SATU LAPIS DAN DUA LAPIS

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

PENGARUH BESAR LAJU ALIRAN AIR TERHADAP SUHU YANG DIHASILKAN PADA PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN PIPA TEMBAGA MELINGKAR

PENGARUH BENTUK DAN OPTIMASI LUASAN PERMUKAAN PELAT PENYERAP TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER ABSTRAK

ALAT PENGERING SINGKONG TENAGA SURYA TIPE KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

Peningkatan Efisiensi Absorbsi Radiasi Matahari pada Solar Water Heater dengan Pelapisan Warna Hitam

Eddy Elfiano 1, M. Natsir Darin 2, M. Nizar 3

PENENTUAN EFISIENSI DARI ALAT PENGERING SURYA TIPE KABINET BERPENUTUP KACA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jenis Energi Unit Total Exist

ANALISIS THERMAL KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR JENIS PLAT DATAR DENGAN PIPA SEJAJAR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SUDUT KEMIRINGAN TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA MODUL PHOTOVOLTAIC UNTUK MENINGKATKAN DAYA KELUARAN

PERANCANGAN TANGKI PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 60 LITER DAN INSULASI TERMALNYA

RANCANG BANGUN ALAT PENGUMPUL PANAS ENERGI MATAHARI DENGAN SISTEM TERMOSIFON [DESIGN OF SOLAR THERMAL COLLECTOR TOOL WITH THERMOSIFON SYSTEM]

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PEMANAS AIR TENAGA SURYA TIPE PLAT DATAR DENGAN SISTEM SINGLE DAN DOUBLE CUTOFF

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK MEMPRODUKSI GARAM DAN AIR TAWAR

PENGARUH JENIS KACA PENUTUP DENGAN VARIASI LAJU ALIRAN TERHADAP EFISIENSI SOLAR WATER HEATER SEDERHANA ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

collectors water heater menggunakan

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. LEMBAR PERNYATAAN... iii. ABSTRAK... iv. ABSTRACT... v. KATA PENGANTAR...

KARAKTERISTIK KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR DENGAN VARIASI JARAK (KAJIAN PUSTAKA)

ANALISIS KOLEKTOR SEDERHANA BERGELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER

ANALISIS PERPINDAHAN PANAS PADA KOLEKTOR PEMANAS AIR TENAGA SURYA DENGAN TURBULENCE ENHANCER

POTENSI PENGGUNAAN KOMPOR ENERGI SURYA UNTUK KEBUTUHAN RUMAH TANGGA

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

PENINGKATAN KAPASITAS PEMANAS AIR KOLEKTOR PEMANAS AIR SURYA PLAT DATAR DENGAN PENAMBAHAN BAHAN PENYIMPAN KALOR

Analisa Pengaruh Konfigurasi Pipa Pemanas Air Surya Terhadap Efisiensi

PENGARUH JARAK ANTAR PIPA PADA KOLEKTOR TERHADAP PANAS YANG DIHASILKAN SOLAR WATER HEATER (SWH)

Analisa Pengaruh Variasi Diameter Receiver Dan Intensitas Cahaya Terhadap Efisiensi Termal Model Kolektor Surya Tipe Linear Parabolic Concentrating

Kata kunci : pemanasan global, bahan dan warna atap, insulasi atap, plafon ruangan, kenyamanan

KONFIGURASI SERPENTINE-PARALEL DAN PARALEL-SERPENTINE PADA PIPA FLUIDA PEMANAS AIR SURYA SISTEM THERMOSIPHON

TEKNOLOGI ALAT PENGERING SURYA UNTUK HASIL PERTANIAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR BERPENUTUP MIRING

RANCANG BANGUN PEMANAS AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA

Studi Alat Destilasi Surya Tipe Basin Tunggal Menggunakan Kolektor Pemanas

PEMODELAN DAN SIMULASI PERPINDAHAN PANAS PADAKOLEKTOR SURYA PELAT DATAR

Jurnal Flywheel, Volume 2, Nomor 1, Juni 2009 ISSN :

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

Rancang Bangun Kolekor Surya Tipe Parabolic Trough untuk Menguapkan Air Laut berbahan Stainless dan Tembaga dengan Luas Tangkapan Cahaya 1 M 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KECEPATAN ANGIN DAN WARNA PELAT KOLEKTOR SURYA BERLUBANG TERHADAP EFISIENSI DI DALAM SEBUAH WIND TUNNEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. kehidupan di dalamnya dari hubungan energi dengan musim, pemenuhan

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Energi Matahari

PENGARUH PELAT PENYERAP GANDA MODEL GELOMBANG DENGAN PENAMBAHAN REFLECTOR TERHADAP KINERJA SOLAR WATER HEATER SEDERHANA Ismail N.

BAB I PENDAHULUAN. Energi merupakan kebutuhan pokok bagi kegiatan sehari-hari,

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

RANCANG BANGUN PROTOTIPE ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA SISTEM PIPA PANAS

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Self Dryer dengan kolektor terpisah. (sumber : L szl Imre, 2006).

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5 No. 2 (2016) ISSN: ( Print) B-575

Unjuk Kerja Pemanas Air Jenis Kolektor Surya Plat Datar dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

STUDI PERFORMANSI ALAT PEMANAS AIR DENGAN MENGGUNAKAN KOLEKTOR SURYA PLAT DATAR STUDY OF WATER HEATER PERFORMANCE USING FLAT PLAT SOLAR COLLECTOR

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XI (SNTTM XI) & Thermofluid IV Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta, Oktober 2012

PEMBUATAN PENGKONVERSI SINAR SURYA MENJADI PANAS GUNA PENYEDIAAN AIR PANAS DALAM RUMAH TANGGA. Suharto. Jurusan Fisika, Universitas Gadjah Mada

Volume 1. Nomor 2 Edisi Juli 2011 ISSN : X

PEMANFAATAN ENERGI SURYA UNTUK MEMANASKAN AIR MENGGUNAKAN KOLEKTOR PARABOLA MEMAKAI CERMIN SEBAGAI REFLEKTOR

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

Radiasi ekstraterestrial pada bidang horizontal untuk periode 1 jam

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

STUDI KELAYAKAN PENGGUNAAN SEL SILIKON SEBAGAI PENGUBAH ENERGI MATAHARI MENJADI ENERGI LISTRIK

KAJI EKSPERIMENTAL SISTEM PEMANAS AIR SURYA MENGGUNAKAN KOLEKTOR YANG DILENGKAPI MATERIAL PENYIMPAN PANAS

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

Transkripsi:

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. XI No.1 Mei 2011 Preparasi pengukuran suhu kolektor surya dan fluida kerja dengan Datapaq Easytrack2 System Handjoko Permana a, Hadi Nasbey a a Staf Pengajar Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta JL. Pemuda No. 10 Rawamangun, Jakarta 13220 Abstrak Indonesia adalah salah satu negaraterletak digaris katulistiwa pada 6 o LU dan 11 o LS. Tentunya sangat strategis ini dan menguntungkan Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi energi yang dimiliki matahari. Salah satu teknologi pemanfaatan energi matahari adalah kolektor surya yangmenggunakan prinsip dari sistem kolektor surya berplat datar yang terdiri dari tiga bagian yaitu, pelat absorber datar berwarna gelap, pipa kalor dan penutup transparan dari kaca atau plastik, Penutup pada kolektor surya berplat datar adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya cahaya panas matahari masuk kedalam sistem kolektor surya berplat datar. Peningkatan efisiensi kolektor dapat diketahui dengan melakukan pengukuran berbagai indikator suhu afluida kerja serta suhu pada sistem pengumpul surya. Dalam penelitian ini pengukuran berbagai indikator tersebut akan dilakukan menggunakan mikrokontroler ATmega8535 dan data logger. Kata kunci : Kolektor surya, kolektor surya berplat datar, penutup kolektor surya. 1. Pendahuluan Matahari adalah sumber energi tak terbatas dan sangat diharapkan dapat menjadi sumber energi pengganti yang sangat berpotensi.kebutuhan energi di Indonesia masih dipenuhi dengan energy berbahan bakar minyak bumi dan batubara yang bersifat polutif dan tidak dapat diperbaharui. Seiring dengan pertumbuhan penduduk, pengembangan wilayah, dan pembangunan dari tahun ke tahun, kebutuhan akan pemenuhan energi listrik dan juga bahan bakar secara nasional pun semakin besar. Maka tidak tertutup kemungkinan bahwa nantinya negara ini akan mengalami krisis energi. Maka dari itu dibutuhkan pola pikir para peneliti untuk mengembangkan potensi yang dimiliki matahari agar nantinya Indonesia tidak termasuk negara terkena dampak krisis energi global. Kolektor suryaadalah salah satu teknologi pemanfaatan energi matahari sebagai sistem pengumpul surya terdiri dari tiga bagian yaitu, pelat absorber berwarna gelap, pipa kalor dan penutup transparan dari kaca atau plastik, disebut juga glazing. Sinar matahari menembus penutup transparan dan mengenai pelat berwarna gelap, sehingga temperatur pelat naik dan panas ini diserap oleh fluida berada di dalam pipa / pipa kalor. Tipe ini pada umumnya bekerja pada temperatur di bawah 90 o C. Panas yang terserap oleh pelat diharapkan akan berpindah ke pipa, tetapi karena temperatur pelat lebih tinggi dari udara dalam kotak maka panas juga berpindah ke udara dengan cara konveksi. Secara umum temperatur sistem tinggi hingga mencapai 90 o C dan udara disekitar kotak yang lebih rendah akan menerima panas dari kotak [1]. Penutup pada pengumpul surya adalah salah satu variabel yang dapat mempengaruhi banyaknya cahaya panas matahari yang masuk kedalam sistem pengumpul surya. Hal ini dapat dipengaruhi oleh permukaan penutup yang digunakan. Peningkatan efisiensi kolektor surya dapat diketahui dengan melakukan pengukuran berbagai indikator yaitu suhu aliran fluida, suhu pada sistem pengumpul surya. Dalam penelitian ini pengukuran berbagai indikator tersebut akan dilakukan data logger. Kolektor surya dapat didefinisikan sebagai sistem perpindahan panas yang menghasilkan energi panas dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari sebagai sumber energi utama. Ketika cahaya matahari menimpa absorber pada kolektor surya, sebagian cahaya akan dipantulkan kembali ke lingkungan, sedangkan sebagian besarnya akan diserap dan dikonversi menjadi energi panas, lalu panas tersebut dipindahkan kepada fluida yang bersirkulasi di dalam kolektor surya untuk kemudian dimanfaatkan guna berbagai aplikasi. Kolektor surya yang pada umumnya memiliki komponen-komponen utama, yaitu [2]: 1) Cover, berfungsi untuk mengurangi rugi panas secara konveksi menuju lingkungan 2) Absorber, berfungsi untuk menyerap panas dari radiasi cahaya matahari. 3) Pipa kalor, berfungsi sebagai saluran transmisi fluida kerja. 4) Isolator, berfungsi meminimalisasi kehilangan panas secara konduksi dari absorber menuju lingkungan 16

5) Frame, berfungsi sebagai struktur pembentuk dan penahan beban kolektor 2. Kolektor surya berplat datar Kolektor surya merupakan sebuah alat yang digunakan untuk memanaskan fluida kerja yang mengalir kedalamnya dengan mengkonversikan energy radiasi matahari menjadi panas. Fluida yang dipanaskan berupa cairan minyak, oli, dan udara kolektor surya plat datar mempunyai temperatur keluaran dibawah 95 C. dalam aplikasinya kolektor plat datar digunakan untuk memanaskan udara dan air. Kaca penutup berfungsi untuk meneruskan radiasi surya yang berupa gelombang pendek dan mencegah panas yang keluar dari kolektor ke lingkungan pada bagian atas. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut maka kaca penutup harus memiliki sifat: Transmisivitas tinggi (τ) Absorptifitas rendah (α) Refleksifitas rendah (ρ) Tahan panas Hubungan radiasi yang terjadi pada kaca dapat dilihat pada gambar 1. Q = τ. E glob (1) Dimana Q adalah besar energy termal yang melalui kaca kolektor, τ adalah factor transmisivitas kaca, dan E glob adalah intensitas radiasi matahari yaitu sebesar 1000 W/m 2. Kemampuan sistem kolektor surya untuk menyerap radiasi matahari yang menjadi panas dipengaruhi oleh besar transmisivitas bahan penutup (kaca), dan absorptivitas pelat absorbernya. Faktor transmisivitas (τ) dan absorptivitas (α) disebut dengan transmittanceabsorptance product (τα). Ruangan kolektor dibuat serba hitam dan diletakan pipa yang berbentuk mengular, dengan harapan panas matahari akan diserap sebanyak banyaknya serta dengan bantuan udara yang terperangkap akan menambah naiknya suhu dalam ruang kolektor. 3. Bahan dan metode penelitian 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan pada penelitian kali ini adalah sistem solar water heater sederhana yang terdiri dari kolektor surya berplat datar, sistem perpipaan dan tangki penyimpanan. Dimana kolektor surya berplat datar terdiri atas: 1. Pelat absorber yang berbahan aluminium dicat hitam 2. Kaca penutup kolektor dengan jenis kaca polos dan kaca es dengan tebal 5mm. 3. Pipa kalor dengan bahan tembaga yang berdiameter 5/8 cm. 4. Sistem rangka dari besi dengan luas 102 x 60 cm 2. 5. Sistem insolasi dari gabus dengan tebal 3 cm. Dan pada saat pengukuran termperature kolektor digunakan 6 probe thermocouple Datapaq Easytrack2 System dan data akan didownload dengan Datapaq Insight EasyTrack. 3.2 Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan 6 probe thermocopel sebagai alat untuk mencatat temperatur dengan di masukan ke dalam data logger yang dapat merekam 6000 data point. Pengukuran disebarkan dalam 5 titik berbeda, dua diletakan pada bagian dalam atas kolektor dengan posisi satu pada bagian pipa dan satu pada bagian bodi, satu diletakan pada bagian tengah bodi serta dua pada bagian bawah ruang kolektor satu pada pipa satu pada bodi bagian bawah.data dikondisikan dengan perhitungan pengambilan data setiap 8 detik sekali selama 12 jam dari jam 6 pagi singga jam 6 sore untuk didown load. Gambar 1. Radiasi yang terjadi pada kaca penutup 17

Gambar 2. Pengukuran suhu kolektor surya dengan penutup kaca es dengan menggunakan 6 probe thermocouple. Gambar 3.Pengukuran suhu kolektor surya dengan penutup kaca transparant dengan menggunakan 6 probe thermocouple. 4. Hasil dan diskusi Pengujian awal kolektor dilakukan untuk mengetahui kinerja kolektor.pengujian kolektor surya ini dilakukan dengan memvariasikan jenis kaca penutup. Pengukuran temperatur pada sistem kolektor surya dilakukan dengan menggunakan EasyTrack2 Sistem by Datapaq dari pukul 06.00 sampai 18.00 WIB.Hasil pengujian kolektor surya seperti pada gambar 2 dan 3. Dilihat pada gambar bahwa kolektor surya dengan jenis kaca penutup transparant tidak dapat menyimpan kalor dengan baik. Karena dapat terlihat dari grambar bahwa saat pengujian terjadi hujan dan menyebabkan kolektor dengan penutup transparan langsung mengalami penurunan temperatur. Sedangkan pada kolektor berpenutup kaca es mampu menyimpan kalor di kolektor. Walaupun termperature yang diukur pada kaca polos pada probe ditengah kolektor mendapatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kolektor berpenutup kaca es. 18

Gambar 4. Hasil pengukuran temperatur terhadap waktu pada kolektor surya jenis penutup kaca es. Gmabar 5. Waktu pencapaian temperatur max/min pada kolektor surya jenis penutup kaca es. Gambar 6. Hasil pengukuran temperatur terhadap waktu pada kolektor surya jenis penutup kaca polos. Gambar 7. Waktu pencapaian temperatur max/min pada kolektor surya jenis penutup kaca transparant. 19

5. Kesimpulan Kesimpulan sementara dari pengujian awal kolektor surya ini adalah pada kolektor surya dengan penutup kaca es mendapatkan temperatur puncak 79.1 o C pada jam 13.00 WIB sedangkan kolektor surya berpenutup kaca transparant mendapatkan temperatur puncak 91,8 o C pada jam 12.00 WIB. Sejauh pengujian awal ini, kolektor surya dengan penutup kaca es memiliki kemampuan menyimpan kalor yang lebih baik dibandingkan dengan kolektor kalor dengan penutup kaca transparan. Untuk penelitian selanjutnya akan dilakukan pengukuran suhu aliran dengan mikrokontroler ATmega8535 dengan menggunakan sensor suhu LM35. Daftar Pustaka [1] Nugroho Gama Yoga,dkk. (2010). Kaji Ekperimental Pemggunaan Pipa Kalor Dalam Kolektor Surya Sebagai Penyerap Energi Termal Surya Umtuk Penyuplai Pompa Kkalor Temperatur Tinggi. Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9 Palembang, 13-15 Oktober 2010. [2] Duffie, J.A. dan Beckman, W.A. (1991). Solar Engineering of Thermal Processes, John Willey and Sons Inc, Wisconsin. [3] A.A.M. Sayigh. (1977). Solar Energy Engineering, Publisher City: Academy Press, Inc, pp. 105-135. [4] German Solar Energy Society. (2010). Planning and Installing Solar Thermal System, Publiher City: Earthscan Publication, 2010. [5] Hewiit, G.F., Shires, Bott (2000). Process HeatTransfer, Begell House Inc, New York USA. [6] Incropera F.P., DE WITT D.P. (1990). Funamentalsof Mass and Heat Transfer 3rd ed, John Wiley and Sons Inc. 20