ADSORPSITIMBAL(II) MENGGUNAKANBIOMASSA AzollamicrophyllaDIESTERIFIKASIDENGANASAMSITRAT

dokumen-dokumen yang mirip
ADSORPSI SENG(II) OLEH BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN ASAM NITRAT ABSTRAK ABSTRACT

DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla- SITRAT MENGGUNAKAN LARUTAN HCl ABSTRAK ABSTRACT

Adsorpsi Seng(II) Menggunakan Biomassa Azolla microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Mega Dona Indriana, Danar Purwonugroho*, Darjito ABSTRAK

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN HNO 3 DAN WAKTU KONTAK TERHADAP DESORPSI KADMIUM(II) YANG TERIKAT PADA BIOMASSA Azolla microphylla-sitrat

ADSORPSI TEMBAGA(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla DIESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

DENGAN ASAM SITRAT: KAJIAN DESORPSI MENGGUNAKAN LARUTAN HCl. Ria Septiani Sinaga, Danar Purwonugroho*, Darjito

MODIFIKASI GUGUS AKTIF PERMUKAAN BIOMASSA Azolla microphylla MELALUI REAKSI ESTERIFIKASI DENGAN ASAM SITRAT ABSTRAK ABSTRACT

Yulia Nur Isnaini, Danar Purwonugroho*, Rachmat Triandi Tjahjanto.

ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI ION LOGAM Cu 2+ MENGGUNAKAN KITIN TERIKAT SILANG GLUTARALDEHID ABSTRAK ABSTRACT

BAB III METODE PENELITIAN

Pengaruh ph dan Waktu Kontak pada Adsorpsi Zn(II) Menggunakan Kitin Terikat Silang Glutaraldehid

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Cd(II) MENGGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Ide Penelitian. Studi Literatur. Persiapan Alat dan Bahan Penelitian. Pelaksanaan Penelitian.

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan

BAHAN DAN METODE Alat dan Bahan Metode Penelitian Pembuatan zeolit dari abu terbang batu bara (Musyoka et a l 2009).

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juli 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI Pb(II) PADA SILIKA GEL ABU SEKAM PADI. Adsorption Pb(II) on Silica Gel from Rice Husk Ash

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Mei sampai Juli 2013 di Laboratorium

MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+

ADSORPSI LOGAM KADMIUM (Cd) OLEH ARANG AKTIF DARI TEMPURUNG AREN (Arenga pinnata) DENGAN AKTIVATOR HCl

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari - Juni 2015 di Balai Besar

ADSORPSI ZAT WARNA PROCION MERAH PADA LIMBAH CAIR INDUSTRI SONGKET MENGGUNAKAN KITIN DAN KITOSAN

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

PENENTUAN MASSA DAN WAKTU KONTAK OPTIMUM ADSORPSI KARBON GRANULAR SEBAGAI ADSORBEN LOGAM BERAT Pb(II) DENGAN PESAING ION Na +

Pembuatan selulosa dari kulit singkong termodifikasi 2-merkaptobenzotiazol untuk pengendalian pencemaran logam kadmium (II)

LAMPIRAN I. LANGKAH KERJA PENELITIAN ADSORPSI Cu (II)

KARAKTERISTIK EKSTRAKSI FASA PADAT KOBALT(II) DAN NIKEL(II) MENGGUNAKAN BIOMASSA Azolla microphylla-silika DAN ELUEN LARUTAN HCl

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.

Adsorpsi Pb (II) oleh Lempung Alam Desa Talanai (Das Kampar): modifikasi NaOH ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel

PEMANFAATAN ARANG AKTIF DARI KULIT DURIAN (Durio zibethinus L.) SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM KADMIUM (II)

Bab III Metodologi III.1 Waktu dan Tempat Penelitian III.2. Alat dan Bahan III.2.1. Alat III.2.2 Bahan

ADSORPSI Pb (II) MENGGUNAKAN BIOMASSA GENJER (Limnocharis flava) ADSORPTION OF Pb (II) USING Limnocharis flava BIOMASS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH ph DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Pb(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Kapasitas Adsorpsi Arang Aktif dari Kulit Singkong terhadap Ion Logam Timbal

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Mita Rilyanti, Buhani dan Fitriyah. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Lampung Jl. S. Brodjonegoro No.1 Gedong Meneng Bandar Lampung 35145

OF ADSORPTION A TECHNICAL BENTONITE AS AN ADSORBENT OF HEAVY METAL

Adsorpsi Pb 2+ dan Cu 2+ Menggunakan Kitosan-Silika dari Abu Sekam Padi

BAB III METODE PENELITIAN

3 Percobaan. Untuk menentukan berat jenis zeolit digunakan larutan benzena (C 6 H 6 ).

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1 Pembuatan Larutan Methylene Blue

PENGARUH ph DAN LAMA KONTAK PADA ADSORPSI Ca 2+ MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

LAMPIRAN. Lampiran I Langkah kerja percobaan adsorpsi logam Cadmium (Cd 2+ ) Mempersiapkan lumpur PDAM

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

KAPASITAS ADSORPSI KOMPOSIT BESI OKSIDA KITOSAN TERHADAP ION LOGAM Pb(II) DALAM MEDIUM CAIR

III. BAHAN DAN METODA 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di laboratorium Kimia Analitik Fakultas matematika dan Ilmu

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1 Pola Difraksi Sinar-X Pasir Vulkanik Merapi Sebelum Aktivasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BIOARANG LIMBAH DAUN KETAPANG (Terminalia catappa L.) SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENJERAPAN KATION Pb(II) DALAM AIR: KINETIKA ADSORPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,

KAJIAN AKTIVASI ARANG AKTIF BIJI ASAM JAWA (Tamarindus indica Linn.) MENGGUNAKAN AKTIVATOR H 3 PO 4 PADA PENYERAPAN LOGAM TIMBAL

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi Journal of Scientific and Applied Chemistry

ISOTERMA DAN TERMODINAMIKA ADSORPSI KATION PLUMBUM(II) PADA LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

KAPASITAS ADSORPSI METILEN BIRU OLEH LEMPUNG CENGAR TERAKTIVASI ASAM SULFAT

ADSORPSI PEWARNA METHYLENE BLUE MENGGUNAKAN PASIR VULKANIK GUNUNG MERAPI SKRIPSI

KARAKTERISASI KEASAMAN DAN LUAS PERMUKAAN TEMPURUNG KELAPA HIJAU (Cocos nucifera) DAN PEMANFAATANNYA SEBAGAI BIOSORBEN ION Cd 2+

LAMPIRAN 1 DATA HASIL PERCOBAAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pengujian dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Instrumen Jurusan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober

HASIL DAN PEMBAHASAN. nm. Setelah itu, dihitung nilai efisiensi adsorpsi dan kapasitas adsorpsinya.

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian,

Pengaruh ph Awal dan Konsentrasi Awal Larutan Metilen Biru pada Degradasi Larutan Metilen Biru menggunakan Fotokatalis TiO 2 bentonit

HASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).

BAB I PENDAHULUAN. Proporsi Protein kasar limbah (%) (% BK) Palabilitas. Limbah jagung Kadar air (%)

Indo. J. Chem. Sci. 4 (3) (2015) Indonesian Journal of Chemical Science

III. METODOLOGI PENELITIAN di Laboratorium Kimia Analitik dan Kimia Anorganik Jurusan Kimia

Herinda Sensustania, Rachmat Triandi Tjahjanto*, Danar Purwonugroho ABSTRAK ABSTRACT

3 Percobaan. 3.1 Bahan Penelitian. 3.2 Peralatan

Indonesian Journal of Chemical Science

DAYA SERAP KULIT KACANG TANAH TERAKTIVASI ASAM BASA DALAM MENYERAP ION FOSFAT SECARA BATH DENGAN METODE BATH

Jurnal MIPA 37 (1): (2014) Jurnal MIPA.

KAJIAN AWAL ADSORBEN DARI LIMBAH PADAT LUMPUR AKTIF. INDUSTRI CRUMB RUBBER PADA PENYERAPAN LOGAM Cr

PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI KARBON AKTIF DARI TEMPURUNG KELUWAK (Pangium edule) DENGAN AKTIVATOR H 3 PO 4

Adsorpsi Pb 2+ dan Zn 2+ pada Biomassa Imperata cylindrica

ADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

Metodologi Penelitian

BIOSORPSI ION LOGAM BERAT Cu 2+ MENGGUNAKAN SELULOSA DARI LIMBAH KUBIS (Brassica oleracea var. capitata L.) TERAKTIVASI NaOH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN

Ind. J. Chem. Res, 2015, 3, INTERCALATION OF CLAY BY SURFACTANT AND ITS APPLICATION AS ADSORBENT OF LEAD ION (Pb 2+ )

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai dengan Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN

ADSORPSI IOM LOGAM Cr (TOTAL) DENGAN ADSORBEN TONGKOL JAGUNG (Zea Mays L.) KOMBINASI KULIT KACANG TANAH (Arachis Hypogeal L.) MENGGUNAKAN METODE KOLOM

PENGARUH ph, DAN WAKTU KONTAK PADA ADSORPSI Co(II) MENGGUNAKAN ADSORBEN KITIN TERFOSFORILASI DARI LIMBAH CANGKANG BEKICOT (Achatina fulica) ABSTRAK

Pemanfaatan Biomaterial Berbasis Selulosa (TKS dan Serbuk Gergaji) Sebagai Adsorben Untuk Penyisihan Ion Krom dan Tembaga Dalam Air

BABrV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN LAMPIRAN I LANGKAH KERJA PENELITIAN BIOSORBEN BAGLOG. Mempersiapkan bahan. Mengumpulkan limbah Baglog jamur yang akan digunakan

Transkripsi:

KIMIA.STUDENTJOURNAL, Vol. 2, No. 2, pp. 541-547, UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Received 3 November 2014, Accepted 3 November 2014, Published online 3 November 2014 ADSORPSITIMBAL(II) MENGGUNAKANBIOMASSA AzollamicrophyllaDIESTERIFIKASIDENGANASAMSITRAT Firdania Firdaus Rosyida, Danar Purwonugroho*, Rachmat Triandi Tjahjanto Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Brawijaya Jl. Veteran Malang 65145 *Alamat korespondensi, Tel : +62-341-575838, Fax : +62-341-575835 Email: danar@ub.ac.id ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan biomassa A. microphylla yang diesterifikasi dengan asam sitrat terhadap adsorpsi timbal(ii). Esterifikasi dilakukan dengan cara menambahkan 5 g biomassa ke dalam 50 ml asam sitrat 0,8 M, kemudian dipanaskan dalam oven pada temperatur 60 o C selama 24 jam dilanjutkan dengan pemanasan pada temperatur 120 o C selama 3,5 jam. Percobaan adsorpsi timbal(ii) pada biomassa yang telah diesterifikasi dilakukan pada varisi ph 3-6, variasi waktu kontak 30; 45; 60; 75; 90; 120 menit, dan variasi konsentrasi timbal(ii) 75 mg/l; 100 mg/l; 125 mg/l; dan 200 mg/l.konsentrasi timbal(ii) setelah proses adsorpsi ditentukan menggunakan spektrofotometer serapan atom. Keberadaan timbal(ii) yang terikat oleh biomassa ditentukan menggunakan SEM-EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum adsorpsi timbal(ii) pada biomassa yang telah diesterifikasi dengan asam sitrat terjadi pada ph 5 dengan waktu kontak 60 menit. Berdasarkan persamaan adsorpsi isotermis Langmuir diperoleh informasi bahwa kapasitas adsorpsi (Q max ) biomassa A. micropyllasetelah diesterifikasi adalah 39,84 mg/g, sedikit lebih kecil dari kapasitas adsorpsi biomassa A. microphylla yang tidak diesterifikasi yaitu sebesar 42,74 mg/g. Kata kunci : adsorpsi, Azolla microphylla, esterifikasi, timbal(ii), asam sitrat. ABSTRACT This research was conducted to determine the adsorption ability of biomass of A. microphylla esterified with citric acid toward lead(ii). Esterification was done by adding 5 g of biomass into 50 ml of 0.8 M citric acid, then heated in an oven at 60 C for 24 hours followed by heating at a temperature of 120 C for 3.5 hours. Experiments of lead(ii) adsorption by esterified biomass were performed at various ph of 3-6, various contact time of 30; 45; 60; 75; 90; 120 minutes, and various lead(ii) concentration of 75 mg / L; 100 mg / L; 125 mg / L; and 200 mg / L. The concentration of lead(ii) after adsorption were determined using atomic absorption spectrophotometer. The presence of lead(ii) bound by the biomass was determined using SEM-EDX. The results showed that the optimum conditions for the adsorption of lead (II) by biomass that has been esterified with citric acid occurred at ph 5 with a contact time of 60 minutes. Based on the Langmuir isotherm adsorption equation it was obtained that the adsorption capacity (Q max ) of esterified A.micropyllabiomass was 39.84 mg/g, slightly smaller than that of non esterified biomassin the amount of 42.74 mg/g. Keywords: Adsorption, Azolla microphylla, Esterification, Lead(II), Citric Acid. PENDAHULUAN Timbal (Pb) merupakan logam berat golongan IV-A, dengan nomor atom 82 dan massa atom 207,2. Kontaminasi timbal merupakan salah satu ancaman bagi kesehatan lingkungan. Berdasarkan fakta bahwa paparan ion timbal(ii) telah dikaitkan dengan kematian dan penyakit pada makhluk hidup [1]. Efek toksikologi timbal pada manusia meliputi penghambatan pembentukan hemoglobin (anemia), kemandulan, hipertensi, kerusakan ginjal, 541

dan keterbelakangan mental. Mayoritas pencemaran timbal berasal dari limbah industri [2]. Sehingga diperlukan suatu metode untuk menurunkan konsentrasi ion logam. Dalam pemisahan logam berat terdapat beberapa metode diantaranya, presipitasi, oksidasi kimia atau reduksi, pertukaran ion, reverse osmosis, membran pemisahan, dan penguapan. Namun, metode tersebut sangat mahal dan kurang efektif dalam penggunaanya. Maka, diperlukanya metode baru atau biomaterial untuk pemisahan logam berat. Dalam hal ini metode alternatif yang digunakan adalah metode adsorpsi, karena metode tersebut memiliki beberapa keuntungan diantaranya, biaya yang murah, kapasitas dalam mengikat logam lebih tinggi, dan ramah lingkungan [2]. Metode adsorpsi dapat terjadi dengan adanya adsorben dan adsorbat. Dalam penelitianini adsorben yang digunakan adalah tanaman paku air A. microphylla. Tanaman tersebut mampu menyerap ion logam dan memiliki kandungan protein cukup tinggi (24-30%). Sedangkan adsorbat yang digunakan adalah ion logam timbal(ii) [3]. Kemampuan biomassa A. microphylla dalam mengadsorpsi ion logam rendah, sehingga diperlukannya modifikasi untuk meningkatkan kapasitas adsorpsi. Pada modifikasi ini menggunakan asam sitrat. Modifikasi tersebut dinamakan esterifikasi. Dalam modifikasi ini ditinjau dari penelitian Dwi [4]yang menunjukkan keberhasilan ion logam cadmium(ii) dalam mengadsorpsi biomassa A.microphylla dengan menggunakan proses esterifikasi. Proses esterifikasi pada biomassa akan membentuk gugus karboksilat tambahan untuk mengikat kontaminan kationik [5-6]. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas adsorpsi dari adsorben terhadap ion logam timbal(ii) berdasarkan persamaan adsorpsi isotermis Langmuir. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah tanaman A. microphylla, Pb(NO 3 ) 2.2H 2 O, HNO 3 (65 %, bj = 1,41 g/ml), NaOH, dan HCl (37 %, bj = 1,19 g/ml), asam sitrat, indikator phenolphtalein, akuades, ph indikator, kertas saring, alumunium foil, dan kertas. Alat-alat yang digunakan seperangkat alat gelas, blender, ayakan 120 mesh, ayakan 150 mesh, loyang, oven Fisher Scientific 655 F, pengaduk magnetik Thermo Scientific SP131320-33Q, pengocok listrik (shaker) Wiseshake SHO-2D, sentrifuge Fisher Scientific, timbangan Ohauss 542

PA214, pengaduk magnet, Scanning Electron Microscopy (SEM), dan Spektrofotometer Serapan Atom (SSA). Prosedur Modifikasi biomassa A. microphylla diesterifikasi dengan asam sitrat Bubuk biomassa A. microphylla ditimbangsebanyak 5 g ditambah dengan 50 ml larutan asam sitrat (C 6 H 8 O 7 ) 0,8 M dan diaduk selama 2 jam pada temperatur ruang (±25 o C). Suspensi biomassa-sitrat dikeringkan pada temperatur 60 o C selama 24 jam. Kemudian 120 o C selama 3,5 jam, lalu dicuci beberapa kali dengan akuades hingga ph filtrat sama dengan ph akuades. Biomassa yang telah dicuci dikeringkan dalam oven pada temperatur 60 o C sampai berat konstan, disimpan dalam desikator sebagai adsorben biomassa teresterifikasi yang akan digunakan untuk penelitian pada tahap selanjutnya. Pengaruh ph Adsorben biomassa yang diesterifikasi ditimbang sebanyak 0,1 g dimasukkan dalam erlenmeyer 100 ml, ditambah larutan timbal(ii) 100 mg/l dengan ph 3 sebanyak 25 ml. Larutan tersebut dikocok 125 rpm selama 60 menit. Suspensi yang terbentuk disentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. Supernatan yang diperoleh diencerkan dengan HNO 3 0,01 M, dan dimasukkan dalam botol sampel. Konsentrasi timbal(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk larutan timbal(ii)ph 4; 5; dan 6.Percobaan ini dilakukan dengan dua kali pengulangan. Pengaruh waktu kontak Adsorben biomassa teresterifikasi sebanyak 0,1g dan larutan timbal(ii) 100 mg/lph 5sebanyak 25 ml. Dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Larutantersebut dikocok, dan suspensi yang terbentuk dipisahkan secara disentrifugasi. Supernatan yang diperoleh diencerkan dengan HNO 3 0,01 M dan dimasukkanke dalam botol sampel. Konsentrasi timbal(ii) dalam supernatan ditentukan menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk waktu pengocokan 45 menit; 75 menit; 90 menit; dan 120 menit. Percobaan dilakukan dengan dua kali pengulangan. Pengaruh konsentrasi Pb(II) Adsorben biomassa esterifikasi ditimbang sebanyak 0,1 g dan larutantimbal(ii) 75 mg/l dengan ph 5 sebanyak 25 ml, dimasukkan ke dalam erlenmeyer selama60 menit. Suspensi yang terbentuk dipisahkan dengan disentrifugasi. Supernatan yang diperoleh diencerkan dengan HNO 3 0,01 M dan konsentrasi timbal(ii)dalam supernatan ditentukan 543

menggunakan SSA. Perlakuan yang sama dilakukan untuk konsentrasi larutan timbal(ii) 100mg/L; 125 mg/l; 150 mg/l; 175 mg/l; dan 200 mg/l.dilakukan dengan dua kali pengulangan. Percobaan ini dilakukan juga untuk biomassa non esterifikasi HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ph Hasil penenelitian tentang pengaruhph terhadap biomassa yang telah diesterifikasi dan didapatkan Gambar 1. Pada Gambar 1 menunjukkan % adsorpsi timbal(ii) dengan biomassa esterifikasi meningkat tajam dari ph 3 sampai ph 5. Sedangkan % adsorpsi pada ph 6 sedikit menurun. Berdasarkan uji ANOVA (α = 0,05) diketahui bahwa ph berpengaruh terhadap adsorpsi timbal(ii) oleh biomassa esterifikasi. Peningkatan % adsorpsi pada ph 3 sampai ph 5 dikarenakan asam karboksilat mengalami deprotonasi menjadi bermuatan negatif sehingga lebih mudah untuk mengikat timbal(ii), sedangkan % adsorpsi pada ph 6 mengalami sedikit penurunan karena telah terjadi pengendapan, hal tersebut terjadi karena Pb(II) membentuk Pb(OH) 2 yang sulit untuk diadsorpsi pada biomassa A.microphylla esterifikasi. Menurut hasil uji BNT (α = 0,05), menunjukkan bahwa % adsorpsi ph 6 dengan ph 5 tidak berbeda nyata sehingga dapat disimpulkan bahwa ph optimumnya adalah ph 5. Gambar 1. Grafik Pengaruh Adsorpsi pada Timbal(II) terhadap A. microphylla Pengaruh Waktu Kontak Hasil penelitian tentang pengaruh waktu kontak terhadap biomassa yang telah diesterifikasi dapat dilihat pada gambar 2. Gambar 2 menunjukkan % adsorpsi timbal(ii) pada biomassa meningkat dari waktu kontak 30 menit sampai 60 menit. Sedangkan % adsorpsi pada waktu kontak ke 75 menit sampai 120 menit mengalami penurunan. Berdasarkan uji ANOVA (α = 0,05) diketahui bahwa waktu kontak berpengaruh terhadap adsorpsi timbal(ii) oleh biomassa esterifikasi. Peningkatan % adsorpsi dari waktu kontak 30 menit sampai 60 menit. Sedangkan % adsorpsi terjadi penurunan pada waktu kontak 75 menit sampai 120 544

menit karena diperkirakan kapasitas biomassa telah mengalami titik jenuh. Menurut hasil uji BNT pada taraf nyata 5% ditunjukkan dengan % adsorpsi mencapai optimum waktu k ontak pada 60 menit. Gambar 2.Kurva hubungan antara waktu kontak dan adsorpsi timbal(ii) oleh biomassa A. microphylla Penentuan kapasitas adsorpsi terhadap timbal(ii) Penentuan kapasitas adsorpsi larutan timbal(ii) pada biomassa menggunakan beberapa variasi konsentrasi pada larutan timbal(ii) pada ph 5 dengan waktu kontak 60 menit. Penentuan kapasitas adsorpsi biomassa teresterifikasi dilakukan dengan menggunakan persamaan Isotermis Langmuir. Berdasarkan Gambar 3 dan Gambar 4 menunjukkan kapasitas adsorpsi dari biomassa yang menggunakanpersamaan isotermis Langmuir. Dari persamaan tersebut didapatkan parameter adsorpsi, yang dapat dilihat pada Tabel 1. Gambar 3. Grafik Adsorpsi Isotermis Langmuir Timbal(II) oleh Biomassa A. microphylla Esterifikasi Tabel 1. ParameterAdsorpsi Isotermis Langmuir Gambar 4. Grafik Adsorpsi Isotermis Langmuir Timbal(II) oleh Biomassa A. microphylla NonEsterifikasi A. microphyllaesterifikasi Q max 39,8406 K L 0,0392 R 2 0,9591 A. microphyllanon Esterifikasi Q max 42,7350 K L 0,0671 R 2 0,9357 545

Tabel 1 dapat diamati bahwa kapasitas adsorpsi (Q max ) biomassa esterifikasi lebih kecil jika dibandingkan dengan kapasitas adsorpsi pada biomassa non esterifikasi. Hal ini dikarenakan ion logam Pb 2+ merupakan boderline yang bersifat asam lemah sedangkan pada biomassa A. microphylla merupakan basa keras. Ion logam Pb 2+ yang bersifat asam lemah sulit untuk berpasangan dengan biomassa yang bersifat basa keras. Maka dapat disimpulkan bahwa biomassa kurang efektif untuk mengadsorpsi larutan ion logam Pb 2+ dibandingkan dengan biomasa sebelum diesterifikasi. Karakterisasi Biomassa A. microphylla menggunakan SEM - EDX SEM digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan biomassa, adapun EDX menunjukkan unsur yang terdapat pada biomassa. Didapatkan hasil dari SEM-EDX bahwa biomassa A. microphylla sebelum esterifikasi dan setelah teradsorpsi oleh logam timbal(ii) yang dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6 didapatkan morfologi permukaan biomassa non esterifikasi dan Biomassa yang teradsorpsi oleh timbal(ii) menunjukkan adanya perbedaan morfologi pada permukaan biomassa tersebut. Pada biomassa yang telah teradsorpsi oleh timbal(ii) terdapat beberapa lingkaran kecil berwarna merah yang menunjukkan adanya ion logam Pb pada permukaan biomassa. Hal ini dapat ditinjau dengan EDX. Dari hasil EDX didapatkan Gambar 7 dan Gambar 8 menunjukkan beberapa kandungan unsur pada morfologi permukaan biomassa. Unsur-unsur yang terkandung untuk biomassa non ester adalah unsur C dan O namun kandunganya lebih sedikit dibandingkan biomassa yang telah teradsorpsi oleh timbal(ii). Sehingga dapat dipastikan bahwa biomassa yang telah mengalami adsorpsi oleh timbal(ii) memiliki gugus karboksilat (COO - ) yang dapat mengikat timbal(ii). sehingga pada permukaan biomassa yang telah teradsorpsi oleh timbal(ii) terdapat kandungan unsur Pb. Gambar 5. SEM dari Biomassa A. Microphylla NonEsterifikasi Perbesaran 2000X Gambar 6. SEM dari BiomassaA. microphylla yang telah Teradsorpsi oleh Timbal(II) Perbesaran 2000X 546

Gambar 6. Spektara EDX dari biomassa A. microphylla Non Esterifikasi Gambar 7. Spektara EDX dari Biomassa A. microphylla yang Teradsorpsi oleh KESIMPULAN Berdasarkan penelitian menunjukkan kondisi optimum adsorpsi timbal(ii) pada biomassa teresterifikasi terjadi pada ph 5 dan waktu kontak 60 menit. Berdasarkan persamaan adsorpsi isotermis Langmuir didapatkan hasil kapasitas adsorpsi (Q max ) dari biomassa teresterifikasi sebesar (39,8406 mg/g) lebih kecil jika dibandingkan dengan (Q max )biomassa sebelum diesterifikasi (42,7350 mg/g). DAFTAR PUSTAKA 1. Solener, M., Sibel, T., A. Safa, O., Adnan, O., dan Tevfik, G. 2008. Adsorption characteristics of lead(ii) ions onto the clay/poly(methoxyethyl)acrylamide (PMEA) composite from aqueous solutions. Department of Chemical Engineering, Faculty of Engineering, Eskisfehir Osmangazi University, vol. 223, pp 308-332 2. Tabaraki, R., Ashraf, N., dan Salman, A. 2014. Biosorption of lead (II) ions on Sargassum ilicifolium: Application of response surface methodology. International Biodeterioration & Biodegradation, Vol.93, pp 145-152 3. Asharaf, M. A., Karamat, M., dan Abdul, W. 2011. Study Of Low Cost Biosorbent for Biosorption of Heavy Metals.International Conference on Food Engineering and Biotechnology, IPCBEE, vol.9, pp 60-68 4. Dwi, L. 2014. Adsorpsi Kadmium(II) Menggunakan Biomassa Azolla Microphylla Diesterifikasi dengan Asam Sitrat. Universitas Brawijaya. Malang 5. Mao, J., Sung, W. W., Sun. B. C., Min. W.L., dan Yeung. S.Y. 2009. Surface Modification of The Corynebacterium Glutamicum Biomass to Increase Carboxyl Binding Site for Basic Dye Molecules.Biochemical Engineering Journal 46, pp 1 6 6. Yunita, T. 2013. AdsorpsiTembaga(II) menggunakanbiomassa Azolla microphylla diesterifikasidengan Asam Sitrat,Skripsi. Jurusan Kimia Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya. Malang 547