PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN STRES KERJA DI INSTALASI RAWAT INAP RSU ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DENGAN GANGGUAN KESEHATAN PERAWAT DI IRD RSUP DR.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, yang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. mandiri untuk menangani kegawatan yang mengancam jiwa, sebelum dokter

BAB I PENDAHULUAN. melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan atau

BAB I. padat pakar dan padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

maupun sebagai masyarakat profesional (Nursalam, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi stres kerja yang dihadapinya. Berdasarkan hasil penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Darurat (IGD) rumah sakit mempunyai tugas menyelenggarakan pelayanan

STRATEGI COPING PERAWAT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA ( Fenomena pada Perawat di RSJD Surakarta )

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan perpanjangan masa rawat inap bagi penderita. Risiko infeksi di

BAB I PENDAHULUAN. harus terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat (Depkes, 1998).

BAB I PENDAHULUAN. Di era industrialisasi seperti sekarang ini, Rumah Sakit menjadi institusi

BAB I PENDAHULUAN. Morits (dalam Jayanti, 2009) mengatakan bahwa :

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia. Setiap kegiatan dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menyebabkan stres kerja pada perawat antara lain pola dan beban kerja,

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat. keperawatan sebagai tuntunan utama. Peran perawat professional dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagi perubahan kelangsungan hidup seseorang. Perubuhan-perubahan yang terjadi. diberbagai bidang termasuk bidang kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya dalam mewujudkan bangsa Indonesia yang sehat, kualitas pelayanan kesehatan dan jumlah pasien yang datang untuk

HUBUNGAN STRES KERJA DENGAN ADAPTASI PADA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesadaran masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit sebagai pusat pelayanan kesehatan harus memberikan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. mudah, terjangkau dan terukur kepada masyarakat dan pihak-pihak terkait.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan fungsinya ditandai. sumber daya manusia.(depkes,2002).

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penunjang. Rumah sakit dalam menjalankan fungsinya

BAB 1 PENDAHULUAN. karena menurunnya produktivitas sebagai efek stres karyawan. The Seventh

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB 1 PENDAHULUAN. dimana salah satu upaya yang dilakukan oleh rumah sakit adalah mendukung rujukan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit disamping penyembuhan dan pemulihan. segenap lapisan masyrakat. Sasaran dari program tersebut yakni tersedianya

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA DENGAN STRESS KERJA PADA PERAWAT DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan masyarakat. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) termaktub dalam UUD 1945 (Depkes RI, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia saat ini telah menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. wilayah. Sebuah Rumah Sakit akan memberikan pelayanan optimal jika didukung

BAB I PENDAHULUAN. advokat klien, edukator, koordinator, kolaborator, peneliti/pembaharu

keluarga. Disamping itu perawat juga dituntut untuk mencurahkan segala pengetahuan, pikiran dan perasaannya kepada pasien selama 24 jam serta

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang. memberikan pelayanan keperawatan dan menyelengarakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 PENDAHULUAN. Keberadaan profesi perawat sering dianggap biasa saja, walaupun pada

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa perawat merupakan back bone untuk mencapai targettarget

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. yang berbaring lama. Ulkus dekubitus sering disebut sebagai ischemic ulcer, pressure ulcer, pressure sore, bed sore.

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan Nasional.

STRES KERJA PADA PERAWAT UNIT GAWAT DARURAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan gawat darurat (Undang - Undang No 44 tahun 2009). Rumah sakit didirikan

BAB I PENDAHULUAN. pengelola, pendidik, dan peneliti (Asmadi, 2008). Perawat sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider) harus

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang

BAB I PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan. Salah satu program pemerintah dalam

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang sedang terjadi sekarang ini permasalahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Praktik klinik dalam keperawatanadalah kesempatan kepada semua. yang sesungguhnya(emilia, 2008). Pembelajaran klinik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. terhadap individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai masalah

BAB I PENDAHULUAN. keliru dan juga afek datar yang tidak sesuai serta gangguan aktivitas motorik

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban tenaga keperawatan profesional (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses. perawat Indonesia harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adanya mutu pelayanan prima rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perawat sebagai profesi dalam bidang kesehatan dituntut untuk

SKRIPSI. Disusun Oleh : Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Keperawatan. NAMA : Yusstanto NIM : J

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang utuh untuk kualitas hidup setiap orang dengan menyimak dari segi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI INTRINSIK DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pelayanan kesehatan merupakan bagian penting dalam

BAB l PENDAHULUAN. peningkatan jumlah anak di Indonesia. Hal ini memberi konsekuensi

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup tinggi diantara rumah sakit baik rumah sakit swasta maupun pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar spesialistik dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK FISIOTERAPIS TERHADAP PASIEN RAWAT JALAN DI POLIKLINIK FISIOTERAPI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diselenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam menangani pasien dengan berbagai macam tingkat. kegawatdaruratan (Keputusan Menteri Kesehatan RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

I.PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehingga, perawat sebagai profesi dibidang pelayanan sosial rentan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan jasa kesehatan. Keberhasilan sebuah rumah sakit dinilai dari mutu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN TINDAKAN KEPERAWATAN DALAM PENANGANAN FAJR DAN AL-HAJJI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan yang memadai sangat dibutuhkan. Di Indonesia, puskesmas dan rumah

BAB I PENDAHULUAN. terakhir ini diketahui bahwa terdapatnya kecendrungan masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. yang penting, sarat dengan tugas, beban, masalah dan harapan yang. memiliki kemampuan dalam menghubungkan aspek-aspek kemanusiaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

Transkripsi:

PERBEDAAN TINGKAT STRES KERJA ANTARA PERAWAT KRITIS DAN PERAWAT GAWAT DARURAT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh: WIDODO J 210.060.026 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan memiliki peran yang sangat strategis dalam upaya mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia. Salah satu profesi yang mempunyai peran penting di rumah sakit adalah perawat. Perawat adalah salah satu profesi di rumah sakit yang berperan penting dalam penyelenggaraan upaya menjaga mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu dijelaskan bahwa pelayanan keperawatan menjamin adanya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi dengan terus-menerus melibatkan diri dalam program pengendalian mutu di rumah sakit (Aditama, 2004). Perawat merupakan sumber daya manusia terpenting di rumah sakit karena selain jumlahnya yang dominan (55-65%) juga merupakan profesi yang memberikan pelayanan yang konstan dan terus menerus 24 jam kepada pasien setiap hari. Oleh karena itu pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan jelas mempunyai kontribusi yang sangat menentukan kualitas pelayanan di rumah sakit. Sehingga setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit harus juga disertai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan (Yani, 2007). 1

2 Perawat sebagai anggota membawa perfektif yang unik dalam interdisiplin tim. Perawat memfasilitasi dan membantu pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari praktek profesi kesehatan lain. Perawat berperan sebagai penghubung penting antara pasien dan pemberi pelayanan kesehatan. Perawat mempunyai peran yang sangat penting dalam suatu rumah sakit salah contohnya perawat kritis dan perawat IGD. Mereka harus mempunyai kemahiran dalam melakukan tindakan asuhan keperawan, baik di bidang keperawatan gawat darurat maupun dalam keperawatan kritis. Perawat perawatan kritis adalah bahwa dalam perawatan khusus yang berhubungan dengan manusia secara khusus tanggapan terhadap masalah-masalah yang mengancam nyawa. Seorang perawat perawatan kritis adalah perawat profesional berlisensi yang bertanggung jawab untuk memastikan bahwa sakit akut dan kritis pasien dan keluarga mereka menerima perawatan yang optimal (Viejo cit American Association of Critical-Care Nurses, 2008). Perawat instalasi gawat darurat (IGD) perawat bekerja di suatu daerah staf dan dilengkapi untuk penerimaan dan perawatan orang dengan kondisi yang membutuhkan perawatan medis segera, termasuk penyakit serius dan trauma. Perawat IGD Perawat IGD merupakan suatu pekerjaan yang memiliki peran dan kondisi tertentu (Rahardjo, 2007). Pelayanan dan pertolongan pada pasien kritis dan pasien gawat darurat di Rumah Sakit semakin meningkat jumlahnya, maka diharapkan

3 setiap perawat diharuskan mempunyai ketrampilan khusus dalam keperawatan. Misalnya perawat-perawat kritis yang bekerja di ICU, ICCU, PICU, NICU dan perawat IGD. Oleh kerena itu perawat kritis dan perawat IGD mempunyai peran masing-masing dalam melakukan pelayanan maupun pertolongan pada pasien baik pasien kritis maupun pasien gawat darurat. Perawat kritis mereka berkaitan dengan masalah perawatan pasien yang kompleks. Kegiatan mereka meliputi penilaian risiko, interpretasi tes diagnostik dan memberikan pengobatan, yang mungkin termasuk resep obat. Sedangkan perawat IGD mereka harus tanggap dan cepat dalam menangani pesien-pasien gawat darurat seperti korban bencana, kecelakaan, perawatan medis segera dan lainnya. Situasi inilah yang sering memicu terjadinya stres kerja (Jacinta, 2008). Stres merupakan ketidakmampuan mengatasi ancaman yang dihadapi oleh mental, fisik, emosional dan spiritual manusia yang pada suatu saat dapat mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. Menurut Sheward cit Yani (2007) mengatakan bahwa perawat yang bekerja lembur terus menerus atau bekerja tanpa dukungan yang memadai cenderung untuk banyak tidak masuk kerja dan kondisi kesehatan yang buruk. Menurut hasil penelitian Andreas (2009), menunjukkan kemampuan individu dalam mengambil sikap di tempat kerja memberi pengaruh yang cukup besar sebagai penyebab stres kerja. Faktor sikap kerja merupakan faktor yang dominan dalam menyebabkan stres pada perawat mungkin disebabkan karena kondisiyang dihadapi individu dalam

4 kehidupansehari-hari, baik yang berkaitan dengan pekerjaan maupun kehidupan pribadi. Penelitian dari National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH) menetapkan perawat sebagai profesi yang beresiko sangat tinggi terhadap stress menunjukkan alasan mengapa profesi perawat mempunyai resiko yang sangat tinggi terpapar oleh stres adalah karena perawat memiliki tugas dan tanggungjawab yang sangat tinggi terhadap keselamatan nyawa manusia. Selain itu ia juga mengungkapkan pekerjaan perawat mempunyai beberapa karakteristik yang dapat menciptakan tuntutan kerja yang tinggi dan menekan. Karakteristik tersebut adalah otoritas bertingkat ganda, heterogenitas personalia, ketergantungan dalam pekerjaan dan spesialisasi, budaya kompetitif di rumah sakit, jadwal kerja yang ketat dan harus siap kerja setiap saat. Serta tekanan tekanan dari teman sejawat. Schultz dan Schultz cit Basuki, (2009). Hasil dari penelitian Tyas (2006) menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap RSUD kota yogyakarta. Berdasarkan hasil riset PPNI (2006) bahwa 50,9% perawat Indonesia yang bekerja di empat provinsi mengalami stres kerja sering pusing, lelah, tidak ada istirahat karena beban kerja terlalu tinggi dan menyita waktu, gaji rendah dan insentif yang tidak memadai. Berdasarkan hasil studi pendahuluan berupa observasi kepada perawat kritis di ruang ICU, ICCU, PICU/ NICU menunjukkan bahwa adanya perawat harus selalu siaga memantau perkembangan kesehatan

5 penyakit pasien. Jika terjadi sesuatu pada pasien, perawat kritis segera menangani tindakan baik dibantu oleh dokter ataupun rekan sekerja sesama perawat. Gambaran tersebut mengharuskan perawat dalam keadaan sehat dan sigap, sementara pada saat bersamaan terdapat perawat kritis yang dalam keadaan kurang sehat. Hasil observasi ini juga didukung dari hasil wawancara dari dua perawat kritis yang menyatakan bahwa kondisi pasien yang tidak kunjung sehat dapat memicu kejenuhan dalam perawatan yang pada akhirnya perawat dapat menjadi stress. Hal serupa terjadi pada perawat gawat darurat, hasil wawancara kepada 10 perawat gawat darurat secara garis besar mengatakan bahwa beban kerja yang tinggi sebanyak (40%), rasio antara tenaga perawat gawat daruruat dengan jumlah pasien yang tidak seimbang (20%), sedangkan sisanya karena masalah fisik atau kelelahan sebanyak (40%). Maka perawat gawat darurat dituntut harus siap baik secara fisik maupun secara mental dalam menangani pasien berkaitan dengan pesien yang banyak datang dengan kondisi berbagai macam, baik korban kecelakaan maupun dengan kondisi yang lainnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan data yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penting untuk diteliti Apakah Ada Perbedaan Tingkat Stress Kerja Antara Perawat Kritis Dan Perawat Gawar Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta?

6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan tingkat stress kerja antara perawat kritis dan perawat Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui tingkat stres kerja perawat kritis di RSUD DR. Moewardi Surakarta. b. Untuk mengetahui tingkat stres kerja perawat Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. c. Untuk menganalisis tingkat stres kerja perawat kritis dan perawat Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Institusi Rumah Sakit a. Memberikan masukan kepada rumah sakit selaku pemberi pelayanan kesehatan (yang didalamnya terdiri dari salah satu komponen karyawan terbesar yaitu perawat, untuk melakukan kebijakan dalam pengelolaan stres kerja terhadap perawat. b. Memberikan masukan kepada rumah sakit sebagai penetap kebijakan untuk memperhatikan dan merencanakan sumber daya manusia kesehatan secara komprehensif.

7 2. Bagi Profesi Perawat a. Membantu profesi perawat dalam mempelajari sekaligus mengenali bahwa pekerjaan perawat adalah sebuah pekerjaan yang beresiko terhadap kondisi kesehatan. b. Nantinya dapat memberikan stimuli bagi profesi perawat agar dapat mengantisipasi dan dapat melakukan managemen stres secara efektif dan efisien. c. Nantinya dapat memberikan masukan kepada organisasi profesi agar dapat melakukan suatu kajian-kajian keilmuan terkait dengan managemen stress bagi perawat di wilayah kerjanya. 3. Bagi Penulis a. Belajar mengasah kemampuan meneliti dan peduli terhadap profesi perawat. b. Mendorong penulis untuk memulai dan terus mampu mengembangkan diri, berpandangan luas dan bersikap professional. E. Keaslian Penelitian Penelitian ini dititik beratkan pada perbedaan tingkat stress kerja antara perawat kritis dan perawat Gawat Darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Penelitian yang sama sepengetahuan peneliti belum pernah dilakukan oleh peneliti laen, namun ada beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti antara lain. Penelitian lain yang berhubungan dengan stres kerja antara lain :

8 1. Rini, W, A (2007). Hubungan antara stres kerja perawat dengan pendokumentasian proses keperawatan di Irna Ashifa RSUI kustati Surakarta. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian asosiatif Data tingkat stres kerja responden dikumpulkan dengan kuesioner. Subyek penelitian berjumlah 19 orang perawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur tingkat stress kerja. 2. Tyas, K (2004). Hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap RSUD kota Yogyakarta, jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Hasil dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres kerja dengan tingkat empati pada perawat di instalasi rawat inap dengan koefisien rank spearman r = 0,511 (hubungan negatif) sampelnya 30 perawat yang bekerja di instalasi rawat inap RSUD kota yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada lokasi, populasi, sample dan instrument yang digunakan.

9 Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner, untuk mengukur tingkat stress kerja. 3. Basuki, (2009). Hubungan antara stres kerja dengan gangguan kesehatan kerja perawat di Instalasi Rawat Darurat RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik korelasi dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode cross sectional. Data tingkat kecerdasan emosional dan tingkat stres kerja responden dikumpulkan dengan kuesioner. Subyek penelitian berjumlah 20 orang perawat Instalasi Rawat darurat dengan kriteria : tidak sedang dalam masa cuti atau mendapat tugas belajar, bersedia menjadi responden, dan bukan kepala ruang. Penelitian dilakukan mulai tanggal 3 April 2008 sampai 10 April 2008. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD Dr.

10 Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner untuk mengukur tingkat stress kerja. 4. Andreas (2009) Faktor-faktor Penyebab Stres Kerja pada perawat ICU Rumah Sakit Tipe C di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel menggunakan proporsional random sampling dengan sampel 51 perawat. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada jumlah variabel, lokasi, sample dan instrument yang dipergunakan. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif non eksperimental menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel yang diteliti adalah perawat kritis dan perawat gawat darurat di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Menggunakan kuesioner sebagai alat ukur yang bersifat tertutup dan lagsung dalam bentuk kuesioner untuk mengukur tingkat stress kerja.