BAB IV ANALISIS DATA. analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut:

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut : A. Analisis Bimbingan dan Konseling Islam dengan pendekatan

BAB IV ANALISIS DATA 1. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. Pada bab ke empat ini peneliti akan menguraikan analisis dari data

BAB IV ANALISIS DATA A. ANALISIS TENTANG PENYEBAB-PENYEBAB SEORANG ANAK YANG. proses bimbingan dan konseling Islam menggunakan Non-Directive Permainan

BAB IV ANALISIS DATA. Setelah diperoleh data dari lapangan melalui wawancara, observasi, dan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG AYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Self Regulation Untuk Menurunkan Tingkat Kecanduan

BAB IV ANALISIS DATA. ketika melakukan observasi dan wawancara. dengan demikian dapat diketahui. untuk Menangani Anak Middle Child Syndrome. Tabel 4.

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI PERILAKU FIKSASI

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM MELALUI KONSELING KARIR DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR REMAJA DI KELURAHAN SIWALANKERTO SURABAYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI RENDAH DIRI SEORANG SANTRI

BAB IV ANALISIS TERAPI BEHAVIOR DENGAN TEKNIK MODELLING. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Pada dasarnya komunikasi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Teknik Modelling

BAB IV ANALISIS DATA. penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Setelah data diperoleh dari

BAB IV ANALISIS (BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENGATASI KEJENUHAN ISTRI MENGURUS

BAB IV ANALISIS DATA. keefektifan dalam bimbingan dan konseling islam dengan terapi reward berbasis hobi

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

2. Faktor pendidikan dan sekolah

A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan. Terapi Rasional Emotif dalam Menangani Trauma Seorang Remaja

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF DALAM MENANGANI SIKAP EGOIS PADA SEORANG REMAJA

BAB IV ANALISIS TERAPI RASIONAL EMOTIF DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KONFRONTASI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN SOSIAL ANAK KORBAN BULLYING

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data mengenai Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan. di Desa Pangkahkulon Ujungpangkah Gresik

BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TEKNIK BIBLIOTERAPI DALAM MENANGANI FRUSTRASI

BAB IV BKI DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF ANAK YANG TIDAK MENERIMA AYAH TIRINYA

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. dengan analisa deskriptif. Adapun datayang dianalisis sesuai dengan dua focus

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisa Proses Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup

BAB IV ANALISIS DATA. Belajar Siswa Di Mts Ma arif Driyorejo Gresik. lebih jelasnya lihat table di bawah ini:

BAB IV ANALISIS DATA. klien. Setelah data diperoleh dari lapangan dengan cara wawancara, observasi dan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Dan Konseling Islam Dengan

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI RASIONAL EMOTIF PADA SEORANG IBU YANG MEMPUNYAI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Faktor-faktor yang melatar belakangi post power syndrome. seorang pensiunan tentara di Kelurahan Kemasan Krian

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Konseling dengan Teknik Timing Of Event Models Untuk

BAB IV ANALISIS DATA. membandingkan kondisi klien sebelum dan sesudah dilakukannya proses konseling. Berikut ini

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam dengan Terapi Rasional. TNI di Desa Sambibulu Taman Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan BKI (Bimbingan dan Konseling Islam)

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis Tentang Proses Bimbingan dan Konseling Islam dengan Terapi

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Remaja Terkena. Narkoba Di Desa Kandangsemangkon Paciran Lamongan

Menangani Kecemasan pada Korban Perkosaan. membandingkan data teori dengan data yang ada di lapangan.

BAB IV ANALISIS DATA. yang diperoleh dari penyajian data adalah sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS DATA. dengan Teknik Biblioterapi Dalam Mengatasi Dekadensi Ke-Imanan

BAB IV ANALISIS DATA. dari lapangan berdasarkan fokus permasalahan yang diteliti. Berikut dibawah ini merupakan analisis data tentang faktor, proses

BAB IV ANALISIS PROSES DAN HASIL PELAKSANAAN TERAPI SABAR UNTUK MENGATASI STRES

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. Dalam penelitian ini peneliti menggunkan analisis deskriptif komparatif

Konsep Diri Rendah di SMP Khadijah Surabaya. baik di sekolah. Konseli mempunyai kebiasaan mengompol sejak kecil sampai

BAB IV ANALISIS DATA. Analisis dengan Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) didalam Menangani

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN RATIONAL EMOTIVE BEHAVIOR THERAPY DALAM MENGATASI KESENJANGAN KOMUNIKASI SEORANG ADIK TERHADAP

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis data tentangproses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis dari proses pelaksanaan Family Therapy dalam Menangani. Wilayah Perumnas Sukomulyo Lamongan

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi maka konselor/peneliti melakukan analisis data. Analisis data

BAB IV ANALISIS DATA. broken home di SMP Al Amanah Bilingual, maka analisis tersebut adalah

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Bimbingan Konseling Islam untuk Meningkatkan Motivasi

BAB IV ANALISIS KONSELING KELUARGA BAGI LANSIA YANG MENGALAMI EMPTY NEST SYNDROME DI DESA KATERBAN NGANJUK

BAB IV ANALISA DATA. 1. Analisis Tentang Faktor yang Mempengaruhi Seorang Siswa Pelaku. Bullying di Sekolah Al-Asyhar Sungonlegowo Bungah Gresik

BAB IV ANALISIS DATA. Dengan Teknik Token Economy Dalam Membentuk Disiplin Shalat

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor-Faktor Penyebab Anak Terkena Epilepsi di Gubeng

yang melihat bagaimana perilaku konseli secara langsung. Teknik analisa tingkah laku sebelum dan sesudah dilakukan proses bimbingan.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. konselor sekaligus peneliti. Analisa ini disajikan dalam bentuk penulisan analisa

BAB IV ANALISIS DATA. 1. Analisis tentang bentuk-bentuk Disharmoni Keluarga yang terjadi di. Desa Mojorejo Pungging Mojokerto

BAB IV ANALISA DATA. A. Analisis tentang Gejala Gejala Depresi Yang Di Tampakkan Seorang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Karir dalam

BAB IV ANALISIS DATA. data-data yang sudah diperoleh dan dijelaskan pada bab-bab sebelumnya. Analisis

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis proses dari pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dengan

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Data Tentang Proses Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling

BAB IV ANALISIS TERAPI REALITAS UNTUK MEMBANTU PENYESUAIAN DIRI SANTRI MADRASAH DINIYAH

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Tentang Proses Konseling Keluarga Dalam Mengatasi Perilaku

BAB IV ANALISIS DATA TERAPI GROWTH MINDSET ( CAROL S. DWECK, PH.D.) DAN KETERAMPILAN ADAPTASI DIRI

BAB IV ANALISIS DATA. observasi yang disajikan pada awal bab, adapun data yang di analisis. sesuai dengan fokus penelitian yaitu sebagai berikut:

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. belajar siswa. Data ini berdasarkan hasil observasi, interview, angket kecanduan

BAB III METODE PENELITIAN. Penggunaan metode merupakan hal yang sangat penting, apalagi dalam

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Faktor yang menyebabkan perilaku maladaptif di TPA Baitul Hamid

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISA DATA. Kecamatan Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. klien, ditemukan bahwa klien di usia yang ke- 60 sudah mengalami

BAB IV ANALISIS DATA. C. Analisis Proses Pelaksanaan Bimbingan Konseling Islam dengan. Pemuda di Desa Putat Kec Kebomas Kab. Gresik).

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Pelaksanaan Terapi ISHAS (Istighfar, Sholawat,

BAB IV ANALISIS DATA. dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab yang telah dipaparkan oleh

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KOMUNIKASI SISTEM ISYARAT BAHASA

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Metode konseling karier Nur Cita Qomariyah Membina Skill. Mahasiswa di IQMA IAIN Sunan Ampel Surabaya.

BAB IV ANALISIS DATA. peneliti, maka peneliti menganalisis dengan analisis deskriptif komparatif.

Terapi Cerita Bergambar Untuk Mengurangi Kesulitan Dalam Berkomunikasi Pada Seorang Remaja di Desa Wedoro Kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo

BAB IV ANALISIS DATA. bimbingan dan konseling Islam yang terjadi di lapangan dengan teori yang

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Komunikasi Koseling Islam dengan Analisis Ego State. Remaja pada Teks di Beranda Media Sosial Facebook

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seakan tidak pernah. berhenti menghasilkan produk produk teknologi yang tidak terhitung

BAB IV ANALISIS BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM MELALUI ISLAMIC STORYTELLING DALAM MENANGANI PERILAKU MALADAPTIF

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, dan (6) teknik analisis data.

BAB III ASSESSMENT DAN DIAGNOSA PSIKOLOGIS PADA REMAJA YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

BAB IV PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III BIMBINGAN KONSELING ISLAM DENGAN TERAPI REALITAS DALAM MENANGANI KECEMASAN SEORANG REMAJA AKIBAT PERCERAIAN ORANG TUA

Bab 5 PENUTUP. 1. Faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya kebencian Hd. a. Ayah Hd melakukan poligami. contoh yang baik bagi anaknya.

BAB IV ANALISIS DATA

BAB III PENERAPAN TEKNIK TOKEN ECONOMY DALAM MENGATASI PERILAKU TERLAMBAT

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Proses Terapi Reward dan Punishment untuk Menangani. Perilaku Bullying Di Sekolah MI DARUL ULUM Tambakrejo Waru

BAB V PENUTUP. Adalah kondisi dimana siswa X mengalami suatu mood atau perasaan yang

BAB V PENUTUP. 1. Proses pelaksanaan Bimbingan dan Konseling Islam dengan cognitive

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS DATA Berbagai data yang diperoleh dari lapangan, yang berupa wawancara, observasi dan dokumentasi yang disajikan pada awal bab, maka peneliti pada bab ini akan menganalisi data tersebut dengan analisis deskriptif. Adapun data yang di analisis sesuai dengan fokus penelitian kali ini yaitu sebagai berikut: A. Analisis Data Proses Terapi Behavior Untuk menangani Kecanduan Media Televisi Seorang Anak Remaja Di Kelurahan Ketintang Surabaya. Analisa data dalam proses konseling ini menggunakan analisis deskriptif komperatif sehingga peneliti membandingkan data teori dengan data yang terjadi di lapangan ketika melakukan wawancara. Melalui cara ini, bisa diketahui komparasi antara konsep terapi behavior konseling dengan fakta empiris di lapangan. Berikut perbandingan data teori dengan data empiris yang ditemukan di lapangan.. Langkah pertama yang diambil konselor adalah identifikasi masalah yakni cara untuk mengetahui gejala yang tampak pada klien yaitu klien hanya ingin untuk melihat televisi selama seharian penuh dan tidak memperdulikan tanggng jawabnya sebagai anak. Tanggung jawab yang ditinggalkan mencakup tanggung jawab sebagai anak kepada orang tua, tanggung jawab pelajar, dan tanggung jawab reliigius. Klien tahu apa yang dia lakukan adalah perbuatan yang salah, akan tetapi klien ini enggan meninggalkan aktivitas 113

114 melihat televisi dan menggantinya dengan aktivitas yang lain karena malas.. Selain itu, klien kerap meninggalkan tanggung jawabnya karena asyik meliha televisi, ketiduran dan malas. Menurut gejala-gejala tersebut, konselor melakukan diagnosa dengan menetapkan masalah yang dihadapi klien yaitu kecanduan media televisi dan membuatnya menjadi lupa akan tanggung jawabnya. Masalah ini muncul karena klien merasa dirinya nyaman dan menyukai media televsi. Kesukaan klien terhadapmedia televisi dimulai saat kelas 3 SD yang mendapatkan kebebasan meihat televisi. Kecanduan yang dialami oleh klien terjadi karena dari kecil klien sering melihat televisi selama 2 jam dan semakin bertambah. Rasa ingin mlihat televisi semakin bertambah dikarenakan klien hanya mendapatkan sedikit tugas rumah dan berlanjut hingga remaja. Klien menjadi malas melakukan tanggung jawabnya dirumah karena menurutnya dirinya masih remaja dan waktunya untuk bermain serta bukan untuk mlakukan aktivtas rumah. Selanjutnya konselor menetapkan jenis bantuan atau prognosa yaitu dengan menggunakan trapi Behaioral dalam menangani keanduan Media Televisi. Karena dari masalah tersebut muncul perilaku-perilaku yang menandakan sifat kecandan yang membuat diri klien meinggalkan tanggung jawab sebagai seorang remaja. Melalui terapi behavioral yang berfokus merubah perilaku maladaptif menjadi adaptif dengan menekankan pada perubahan perilaku sekarang, maka konselor merasa terapi behavioral cocok dengan perubahan perilaku yang dinginkan.

115 Langkah selanjutnya adalah proses treatment untuk menangani perilaku negatif klien. Perilaku negatif yang dilakukan klien adalah dengan selalu meihat televis secara terus menerus dan tidakmengerjakan tanggung jaab yag diberikan kepadanya. Karena itu, konselor ingin merubah Klien menjadi manusia yang lebih adaptif lagi dari seelumnya dan menjadikan klien memiliki rasa tanggung jawab terhadap apa yang telah diberikan kepadanya.konselor juga memberikan reward dan punishment jika klien mampu untuk tidak menjadi seorang remaha yang maladaptif. Konselor mengajak klien untuk merenungkan apa yang telah dilakukannya dan mengajak klien untuk banyak melakukan shalat shalat sunnah serta shaat wajib agar menghidarkan klien dari perasaan kecanduan yang selalu emosi dan bernafsu tinggi. Karena dengan begitu klien akan terkurangi rasa malas untuk melakukan tanggung jawabnya dan berkurang juga perasaan dirinya untuk ingi melihat televis secara terus menerus. Dengan pada tahap awal pemberlakuan penguatan, klien diharapkan mampu untuk merubah dirinya menjadi lebih baik lagi. Selain itu, klien kerap meninggalkan tanggung jawabnya dengan melihat televisi karena lupa. Karena sebab itu konselor ingin merubah klien menjadi remaja yang berbakti kepada orang tua, menjalankan tanggung jawabnya dengan baik, dan lebih menghargai waktu, karena kalau tidak sekarang kapan lagi unuk merubah diri menjadi lebih baik, karena waktu itu

116 berjalan sangat cepat. Membuat klien tidak selalu melakukan aktivitas yang diakukan dengan secara tepat. Selanjutnya untuk langkah yang terakhir konselor mengevaluasi (follow up) yaitu menindaklanjuti perkembangan yang terjadi setelah konseling dan kemudian mengevaluasi. Selama proses Bimbingan Konseling Islam dilakukan oleh konselor, dalam kasus ini seperti yang dijelaskan diatas yakni dengan menggunakan langkah-langkah identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, terapi atau treatment, dan evaluasi atau follow up. Analisa tersebut dilakukan oleh koselor dengan membandingkan data teori dan data yang terjadi di lapangan. Untuk lebih singkatnya bisa dilihat di tabel 4.1 dibawah ini: Tabel 4.1 Perbandingan Proses Pelaksanaan Di Lapangan Dengan Teori Konseling No Data Teori Data Empiris 1. Identifikasi masalah: Langkah yang digunakan untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber yang berfungsi untuk mengenal kasus beserta gejala-gejala yang nampak pada klien Konselor mengumpulkan data yang diperoleh dari berbagai sumber data, konselor memulai dari teman sekolahnya yang bernama Dina dan teman rumah yang bernama sofi yang kebetulan mereka sama-sama dekat dengan klien, selain dari kedua temannya, konselor mencari data lain dari salah satu keluarganya yang rumahnya dekat dengan rumah klien. Dari hasil wawancara dan observasi, ternyata klien ini mengalami kecanduan terhadap media televisi secara terus menerus dan meninggalkan tanggung jawabnya. Adapun alasan utamanya karena klien menganggap bahwa dirinya

117 bisa melakukantanggung jawab itu kapan saja karena masih memiliki bayak waktu. Klien juga merasa bahwa dirinya sudah terlanjur nyaman dengan melihat televisi dan tidak ingin untuk meninggalkan televisi jika tidak melakukan hal yang penting bagi dirinya. 2 Diagnosa: Menetapkan masalah yang dihadapi klien beserta latar belakang masalahnya. 3. Prognosa: Menentukan jenis bantuan atau terapi yang sesuai dengan permasalahan klien. Langkah ini ditetapkan berdasarkan Jika dilihat dari dijelaskan permasalahan yang di hadapi klien adalah kecanduan dalam melihat televisi dan tidak melaksanakan tanggung jawabnya. Masalah ini muncul karena klien merasa dirinya nyaman dan menyukai media televsi serta jarang mendapat larangan Kesukaan klien terhadap media televisi dimulai saat kelas 3 SD yang mendapatkan kebebasan meihat televisi. Kecanduan yang dialami oleh klien terjadi karena dari kecil klien sering melihat televisi selama 2 jam dan semakin bertambah. Rasa ingin mlihat televisi semakin bertambah dikarenakan klien hanya mendapatkan sedikit tugas rumah dan berlanjut hingga remaja. Klien menjadi malas melakukan tanggung jawabnya dirumah karena menurutnya dirinya masih remaja dan waktunya untuk bermain serta bukan untuk mlakukan aktivtas rumah Konselor menetapkan jenis bantuan berdasarkan diagnosa, yaitu dengan terapi behavioral. Karena dari masalah tersebut muncul perilakuperilaku yang menandakan sifat kecanduan terhadap media televisi.

118 diagnosis Dengan terapi behavioral yang berfokus pada merubah tingkah laku seseorang lebih baik lagi, dalam terapi behavioral menggunakan teknik pengutan, teknik ini dipilih untuk mengupayakan agar konseli tidak terlalu kembali mengikuti hawa nafsunya dalam hal melihat televisi. Keinginan klien untuk melihat televisi didasari karena dari dulunya klien sudah selalu melihta televisi secara lama. 4. Terapi atau treatmen: Proses pemberian bantuan terhadap klien berdasarkan prognosis. Adapun terapi yang digunakan adalah Teknik penguatan, sehingga dalam memberikan treatment mengikuti proses terapiutik yang di atur oleh Teknik penguatan. Proses terapi ini, ada 5 tahap yang digunakan oleh konselor, yaitu sebagai berikut: 1. Awalnya konselor mendengarkan cerita klien, apa saja yang menjadi sebab dan faktor dia melakukan kecanduan. Klien diminta untuk menuliskan keadaannya sebelum melakukan terapi ini. 2. Konselor memberikan pengertian tentang kecanduan itu seperti apa dan pentingnya melakukan tanggung jawab yang sudah diberikan kepada dirinya 3. Tahap selanjutnya menentukan penguatan positif yang bermakna dengan melihat dari hasil assesment awal yang sudah dilakukan. Penatapan yang dilakukan dengan melihat aspek klien. 4. Membuat jadwal pemberian penguatan(reinforcement). Pemberian jadwal disini

119 bermaksud untuk memberikan penguatan secara terjadwal yang diberikan kepada klien. 5. Proses pemberian penguatan pada klien dilakukan pada tiga tahap yaitu : a. tahap awal dengan menggunakan teknik penguatan. b. Tahap untuk memberikan penyadaran akan tanggung jawab klien c. Tahap pemberia terapi islam dengan shoat untuk menangani permaslahan yang dialami oleh klien. 6. Konselor meminta kepada klien sehari setelah diadakannya treatment untuk melaporkan setiap harinya berapa kali dalam sehari melihat televisi. 5. Evaluasi/Follow Up: Mengetahui sejauh mana langkah terapi yang dilakukan dalam mencapai hasil yang diharapkan, termasuk konselor selalu mengontrol perkembangan klien. Melihat perubahan pada klien setelah dilakukan proses terapi behavioral dengan teknik penguatan, perilaku klien menampakkan perubahan kearah yang lebih baik dari yang kemarin sebelum mendapatkan proses konseling diantaranya, tidak malas, agak bersemangat dalam mengerjakan segala hal, sudah bisa meninggalkan melihat televisi dengan intenstas lama. Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui dari identifikasi masalah yaitu kondisi kecanduan dalam media televisi terlihat sekali dari seringnya melihat televisi dan adanya rasa malas dalam melaksanakan tanggung

120 jawabnya dan banyak menghabiskan waktu di kamar melihat televisi. Sehingga bisa dibilang konseli juga tidak bisa memanfaatkan waktu dengan baik. Jadi berdasarkan perbandingan antara data dari teori dan data yang berada di lapangan menunjukkan kesesuaian atau persamaan yang mengacu pada Bimbingan Dan Konseling Islam. B. Analisis Hasil Pelaksanaan Terapi Behavior Untuk menangani Kecanduan Media Televisi Seorang Anak Remaja Di Kelurahan Ketintang Surabaya. Perilaku negatif klien yang suka melihat te;evisi dan malas melakukan altivitas yang lain serta tanggung jawabnya. Hal itu disebabkan karena pada sat masih kecil klien tidak diberikan tanggun jawab dengan banyak namun hanya diberikan sedikir saja dan jarang menerima teguran jika terlalu lama melihat televisi. Hal itu menjadikan klien di usia remaja menjadi malas melakukan aktivitas dan tanggung jawabnya serta bergantung pada keluarganya. Klien hanya akan meninggalkan televisi jika dirasa perlu untuk melakukan aktivitas yang lain dan atas perintah orang tuaya. Karena terlalu lama menunggu hati yang sadar tak kunjung datang, dia malah menjadi terbiasa untuk tidak melakukan aktivitas rumah dan tanggung jawabnya yang telah diberikan kepadanya. Maka dari itu, pada tahap treatment diberikan tentang hukuman dan dampak buruk apa saja yang akan diperoleh klien jika terlalu lama melihat televisi dan memberikan ayat alquran untuk penyadaran akan tanggung

121 jawabnya. Perubahan yang dialami klien sendiri yakni klien sudah memiliki kesadaran hati untuk meninggalkan media televisi dan mengerjakan tugas sekolah dengan baik, maupun tugas-tugas yang lain. Selain itu rasa malas klien juga sudah berkurang sedikit demi sedikit, dan sekarang jika dia sudah mendapatkan amanah dari orang tua dan mengetahui ada yang tidak beres maka dia mulai bergerak untuk membereskannya walaupun jarang dilakukan. Pada hasil akhir untuk lebih jelasnya dalam pelaksanaan bimbingan dankonseling islam yang dilakukan dari awal hingga akhir pelaksanaan konseling maka dipaparkanlah tabel antara kondisi sebelum dan sesudah proses konseling. Apakah ada perubahan antara kondisi konseli sebelum dan sesudah proses konseling dilakukan. Adapun gambaran hasil proses pelaksanaan bimbingan dan konseling islam dapat dilihat pada table berikut: Tabel 4.2 Gejala yang nampak pada diri klien sebelum dan sesudah konseling No Sebelum konseling Sesudah konseling 1 Malas Setelah dilakukan proses terapi behavioral dengan menggunakan teknik penguatan, saat ini klien sedikit terkurangi kemalasannya ditandai dengan mau mengerjakan aktivitas lain sedikit demi sedikit. 2 Tidak tergerak hatinya Sekarang, hatinya menjadi lebih tenang ketika melaksanakan aktivitas dirumah dan tidak pernah emosi jika channel televisi rumah dignati. 3 Sering meninggalkan tanggung jawab karena Seiring dengan waktu klien sudah melaksanakan tanggung jawabnya dengan

122 malas. baik. Dan sekarang dia lebih baik karena dia sudah melaksanakan tanggung jawabnya, tidak seperti biasanya yang memilih menunda dan tidak melaksanakannya. Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa setelah mendapatkan bimbingan dan konseling Islam tersebut terjadi perubahan pada perilaku klien, hal ini dapat dibuktikan dengan klien yang pada mulanya malas mengerjakan tugasnya sebagai seorang remaja dirumah dan melaksanakan tanggung jawabnya dengan baik, sekarang mau melaksanakannya dengan tepat waktu serta tanpa paksaan dari siapapun.